Formula Sediaan Gel .1 Karbopol 940

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta b. Panaskan air, kurang lebih sekitar 90 C c. Tambahkan air ke minyak, aduk terus. Hindari pengadukan kuat karena hal ini akan menimbulkan gelembung Marriott et al., 2010. Fungsi gel menurut Lachman et al. 1989 yaitu gel dapat digunakan untuk pemberian oral, sediaan obat long-acting yang diinjeksikan secara intramuskular, bahan pengikat pada granulasi tablet, bahan pelindung koloid pada suspensi, bahan pengental pada sediaan cairan per oral dan basis supositoria. Selain itu gel juga dapat digunakan untuk obat yang diberikan secara setengah padat non steril atau dimasukan ke dalam lubang tubuh atau mata steril dan telah digunakan dalam prosuk kosmetik. 2.5.1 Formula Sediaan Gel 2.5.1.1 Karbopol 940 Karbopol merupakan polimer sintetis dengan BM tinggi dari asam akrilat yang dicampur dengan alil sukrosa lain atau eter alil dari pentaeritriol. Karbopol mengandung antara 56-68 asam karboksilat COOH terhitung dengan basis kering. Karbopol berwarna putih, halus, bersifat asam, higroskopis, sebuk dengan bau sedikit khas. Fungsi karbopol yaitu sebagai agen bioadhesif, agen pengemulsi, agen pelepasan termodifikasi, agen pensuspensi, pengikat tablet dan agen peningkat viskositas. Karbopol larut dalam air dan setelah dinetralisasi dapat larut dalam etanol 95 dan gliserin. Meskipun karbopol larut dalam air, tetapi tidak terdisolusi melainkan hanya mengembang Rowe et al., 2006. Karbopol memiliki pH yang sangat asam yaitu 2,7-3,5 dalam 0,5 bv disperse dalam air dan 2,5-3,0 dalam 1 bv dalam air, oleh karena itu pada tahap pembuatannya sebagai basis gel, seringkali ditambahkan NaOH atau golongan amin untuk menyesuaikan pH sediaan hingga mendekati pH kulit. Titik leleh karbopol, terdekomposisi pada suhu 260 C selama 30 menit. Karbopol merupakan senyawa yang stabil, yang dapat dipanaskan dibawah suhu 104 C hingga 2 jam tanpa mempengaruhi efisiensinya. Bagaimanapun, paparan temperatur yang sangat tinggi dapat menyebabkan perubahan warna dan penurunan stabilitas. Bentuk serbuk kering dari karbopol tidak akan adanya pertumbuhan dari mikroba dan fungi. Sebaliknya mikroorganisme dapat tumbuh dengan baik dalam dispersi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta air tanpa adanya pengawet, pengawet antimikroba yang dapat ditambahkan seperti 0,1 bv klorokresol, 0,18 bv metil paraben – 0,02 bv propil paraben atau 0,1 bv timerosal Rowe et al., 2006. Pada suhu ruang, dispersi karbopol dapat mempertahankan viskositasnya selama penyimpanan dalam periode berkepanjangan. Demikian pula, viskositas dispersi terjaga atau sedikit terjadi penurunan pada suhu penyimpanan yang tinggi jika terdapat antioksidan didalamnya atau jika dispersi tersebut disimpan terlidung oleh cahaya. Paparan cahaya menyebabkan oksidasi dan penurunan viskositas dispersi. Serbuk karbopol harus disimpan dalam ruang kedap udara, wadah tahan korosi, disimpan di tempat kering. Dan penggunaan kaca, plastik atau wadah resin berlapis dianjurkan untuk menyimpan formula dengan kandungan karbopol. Karbopol akan berubah warna apabila adanya resorsinol dan inkompatibel dengan fenol, polimer kationik, asam kuat dan elektrolit level tinggi Rowe et al., 2006.

2.5.1.2 Propilen glikol

Propilen glikol merupakan cairan kental, jernih, praktis tidak berbau dengan rasa sedikit manis pedas mirip gliserin. Larut dengan aseton, kloroform, etanol 95, gliserin dan air. Larut pada 1 dari 6 bagian dari eter, tidak larut dengan minyak mineral ringan atau minyak tetap, tetapi akan memisah pada beberapa minyak esensial. Fungsi propilen glikol yaitu sebagai pengawet antimikroba, disinfektan, humektan, plasticizer, pelarut, stabilizer untuk vitamin, pelarut campur dengan air. Pada suhu dingin, propilen glikol stabil di wadah tertutup, tetapi pada suhu tinggi, di tempat terbuka, cenderung mudah teroksidasi, menghasilkan produk seperti propionaldehid, asam laktat, asam piruvat dan asam asetat. Propilen glikol stabil bila dicampur dengan etanol 95, gliserin atau air. Larutan mengandung air dapat disterilkan dengan cara autoklaf. Propilen glikol inkompatibel dengan reagen oksidasi seperti kalium permanganat. Propilen glikol higroskopis dan harus disimpan dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya, di tempat sejuk dan kering Rowe et al., 2006. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.5.1.3 Metil Paraben dan Propil Paraben

Metil paraben dengan nama lain nipagin, merupakan serbuk hablur halus, putih, hampir tidak berbau, tidak mempunyai rasa, agak membakar diikuti rasa tebal. Larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air mendidih, dalam 3,5 bagian etanol 95 dan dalam 3 bagian aseton, larut dalam 60 bagian gliserol panas dan dalam 40 bagian minyak lemak nabati panas. Fungsi metil paraben sebagai pengawet antimikroba. Inkompatibilitas dengan zat lain seperti bentonit, magnesium trisilikat, talk, tragakan, sodium alginat, minyak esensial, sorbitol dan atropin. Larutan berair metilparaben pada pH 3-6 dapat disterilkan dengan cara autoklaf pada suhu 120 selama 20 menit, tanpa terjadinya dekomposisi. Larutan berair pada pH 3-6 stabil kurang dari 10 dekomposisi sampai sekitar 4 tahun pada suhu kamar, sedangkan larutan air pada pH 8 atau di atas tunduk pada hidrolisis yang cepat 10 atau lebih setelah sekitar 60 hari penyimpanan pada suhu kamar Rowe et al., 2006. Propil paraben dengan nama lain yaitu nipasol merupakan serbuk hablur putih, kristalin, tidak berbau, tidak berasa. Sangat sukar larut dalam air, larut dalam 3,5 bagian etanol 95, dalam 140 bagian gliserol dan dalam 40 bagian minyak lemak, mudah larut dalam larutan alkali hidroksida. Propil paraben berubah warna dengan adanya besi dan dihidrolisis oleh alkali lemah dan asam kuat. Larutan propil paraben pada pH 3-6 dapat disterilkan dengan cara autoklaf, tanpa dekomposisi. Pada pH 3-6 larutan stabil kurang dari 10 dekomposisi sampai sekitar 4 tahun pada suhu kamar. Penyimpanan dalam wadah tertutup baik Rowe et al., 2006.

2.5.1.4 Trietanolamin

Trietanolamin biasa disingkat dengan TEA merupakan cairan kental, tidak berwarna hingga kuning pucat, bau lemah mirip amoniak, higroskopik. TEA mudah larut dalam air dan dalam etanol 95, larut dalam kloroform. Trietanolamin akan bereaksi dengan tembaga untuk membentuk garam kompleks. TEA dapat berubah warna menjadi cokelat pada paparan udara dan cahaya. 85 TEA cenderung stratifikasi dibawah 15 O C, dapat homogen dengan pemanasan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta kembali sebelum digunakan untuk pencampuran. Penyimpanan dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya Rowe et al., 2006.

2.5.1.5 Natrium Metabisulfit

Natrium metabisulfit memiliki rumus empiris Na 2 S 2 O 5 dengan bobot molekul 190, 15. Natrium metabisulfit berupa kristal prisma tidak berwarna atau putih krem-putih, bubuk kristal yang memiliki bau sulfur dioksida dan asam, rasa seperti garam. Penggunaan natrium metabisulfit digunakan sebagai antioksidan tetapi dapat pula sebagai pengawet dalam beberapa sediaan farmasi. Natrium metabisulfit larut dalam etanol 95, sangat larut dalam gliserin, larut dalam 1 bagian dalam 1,9 bagian air dan larut 1 bagian dalam 1,2 bagian air mendidih 100 C Rowe et al., 2006. Pada paparan udara dan kelembaban, natrium metabisulfit perlahan teroksidasi menjadi natrium sulfat dengan disintegrasi kristal. penambahan asam kuat membebaskan sulfur dioksida. Di dalam air, natrium metabisulfit segera di konversi menjadi ion natrium dan ion bisulfit. cairan natrium metabisulfit juga terurai di udara, terutama dengan adanya pemanasan. Cairan yang akan di sterilkan dengan cara autoklaf harus masukkan kedalam wadah yang berisi gas inert seperti nitrogen. Penyimpanan natrium metabisulfit ditempatkan pada wadah tertutup, terlindung dari cahaya, ditempat sejuk dan kering Rowe et al., 2006. Natrium metabisulfit bereaksi dengan simpatomimetik dan obat derivat alkohol lainnya. Obat-obat dapat terinaktivasi adalah epinefrin adrenalin dan turunannya. Selain itu, natrium metabisulfit inkompatibel dengan kloramfenikol karena reaksi yang lebih kompleks, juga menginaktivasi cisplatin dalam larutan. Natrium metabisulfit inkompatibel dengan fenilmerkuri asetat ketika di autoklaf dalam preparasi sediaan tetes mata. Natrium metabisulfit bereaksi dengan tutup karet botol dosis ganda Rowe et al., 2006.

2.5.1.6 Alkohol 96

Alkohol 96 atau disebut juga etanol memiliki rumus empiris C 2 H 6 O dan bobot molekul 46,07. Alkohol adalah cairan bening, tidak berwarna, mudah menguap dengan cepat, bau yang khas dan rasa terbakar. Alkohol memliki fungsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai pengawet antimikroba, disinfektan, penetrasi kulit dan pelarut. Penggunaannya sebagai pelarut dalam sediaan topikal sebanyak 60-90, sedangkan sebagai pengawet penggunaannya ≥ 10. Alkohol 96 memiliki titik didih 78,15 C. Larut dalam kloroform, eter, gliserin, dan air dengan rise temperature dan kontraksi volume. Larutan alkohol dapat disterilisasi dengan cara autoklaf atau penyaringan dan harus disimpan dalam wadah kedap udara dan ditempat sejuk. Pada kondisi asam, larutan alkohol dapat bereaksi keras dengan bahan pengoksidasi. Campuran dengan alkali dapat menggelapkan warna karena reaksi dengan jumlah sisa aldehida. Garam organik atau akasia dapat diendapkan dari larutan berair atau dispersi. Garam organik atau akasia dapat diendapkan dari larutan berair atau dispersi. Larutan alkohol juga tidak sesuai dengan wadah aluminium dan dapat bereaksi dengan beberapa obat Rowe et al., 2006.

2.6 Bioplacenton

Dokumen yang terkait

Pengaruh Hormon Testosteron Undekanoat (TU) Dan Medroksiprogesteron Asetat (MPA) Terhadap Konsentrasi Spermatozoa dan Histologi Spermatogenesis Tikus Jantan (Rattus Novergicus L) Galur Sprague Dawley

4 46 157

Uji Efek Antifertilitas Serbuk Bawang Putih (Allium Sativum L.) Pada Tikus Jantan (Rattus Novergicus) Galur Sprague Dawley Secara In Vivo Dan In Vitro

3 25 115

Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 96% Daun Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees) Terhadap Kualitas Sperma Pada Tikus Jantan Galur Sprague- Dawley Secara In Vivo dan Aktivitas Spermisidal Secara In Vitro

0 15 104

Uji Aktivitas Penyembuhan Luka Bakar Ekstrak Etanol Umbi Talas Jepang (Colocasia esculenta (L.) Schott var. antiquorum) Pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Jantan Galur Sprague Dawley

4 21 107

Uji Aktivitas Ekstrak Etanol Umbi Talas Jepang (Colocasia esculenta (L.) Schott var. antiquorum) terhadap Penyembuhan Luka Terbuka pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Jantan Galur Sprague Dawley

0 35 120

Uji Aktivitas Hepatoprotektif Ekstrak Air Sarang Burung Walet Putih (Collocalia fuciphaga Thunberg, 1821). Terhadap Aktivitas SGPT & SGOT Pada Tikus Putih Jantan Galur Sprague-Dawley

0 23 107

Pengaruh Yogurt Terhadap Penyembuhan Luka Pencabutan Gigi Pada Tikus Putih Galur Sprague Dawley

0 5 39

Uji Aktivitas Gel Isolat Katekin Gambir (Uncaria Gambir Roxb.) terhadap Penyembuhan Luka Bakar pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Jantan Galur Sprague Dawley

2 6 96

Uji Aktivitas Gel Isolat Katekin Gambir (Uncaria Gambir Roxb.) terhadap Penyembuhan Luka Bakar pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Jantan Galur Sprague Dawley

0 3 96

Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 90% Daun Kelor (Moringa Oleifera Lam) Terhadap Konsentrasi Spermatozoa, Morfologi Spermatozoa, Dan Diameter Tubulus Seminiferus Pada Tikus Jantan Galur Sprague-Dawley

4 34 116