Larutan Pembersih Agen Topikal

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang bebas secara lokal dan autokoid histamin, serotonin dan leukotrin. Jika prostaglandin tidak dihambat maka akan terjadi proses peradangan yang menyebabkan terjadinya inflamasi pada jaringan Masjoer, 2003.

2. Pembalut Luka

Pembalut luka bertujuan untuk mengabsorbsi eksudat dan melindungi luka dari kontaminasi eksogen. Penggunaan balutan juga harus disesuaikan dengan karakteristik luka. Adapun jenis-jenis balutan luka antara lain: 1. Balutan kering yaitu untuk luka dengan kulit kering yang masih utuh atau tepi kulit yang dipertautkan mempunyai permukaan yang kering sehingga balutan tidak akan melekat. Bahan yang dapat digunakan untuk balutan kering seperti kasa dengan jala-jala yang lebar untuk melindungi luka dan memungkinkan sirkulasi udara yang baik melalui balutan luka. 2. Balutan basah kering yaitu balutan kasa yang terbuat dari tenunan dan serat non tenunan, rayon, poliester atau kombinasi lainnya 3. Balutan modern merupakan hasil teknologi tinggi yang mampu mengontrol kelembapan disekitar luka. Bahan balutan luka ini disesuaikan dengan jenis luka dan eksudat yang menyertainya. Bahan yang digunakan untuk balutan luka modern seperti alginat, hidrogel, foam silikon lunak, hidrokoloid, hidrofiber

3. Larutan Pembersih

Tujuan pemberian larutan pembersih yaitu untuk mengeluarkan debris organik maupun anorganik sebelum menggunakan pembalut luka untuk mempertahankan lingkungan yang optimum pada tempat luka untuk proses penyembuhan. Menurut pedoman AHCPR 1994, cairan pembersih yang diajurkan adalah sodium klorida Sinaga, 2012. Sodium klorida atau natrium klorida tersusun atas Na dan Cl yang sama seperti plasma. Larutan ini tidak mempunyai sel darah merah. Sodium klorida tersedia dalam beberapa konsentrasi, yang paling sering adalah sodium klorida 0,90 merupakan konsentrasi normal dari sadium klorida disebut juga normal salin yang merupakan larutan isotonis yang aman untuk tubuh, tidak iritan, melindungi granulasi jaringan dari kondisi kering, menjaga UIN Syarif Hidayatullah Jakarta kelembapan disekitar luka, membantu luka menjalani proses penyembuhan serta mudah didapat dan harga relatif lebih murah Sinaga, 2012.

4. Agen Topikal

Agen topikal terdiri dari antiseptik dan antibakteri. Antiseptik adalah bahan kimia yang dioleskan pada kulit atau jaringan yang hidup untuk menghambat dan membunuh mikroorganisme dengan demikian akan mengurangi jumlah total bakteri yang ada pada luka. Pemakaian povidone iodine hanya digunakan pada luka-luka akut dan kronik, sedangkan untuk luka terbuka tidak disarankan untuk menggunakannya. Povidone iodine juga digunakan untuk mensterilkan alat dan permukaan kulit yang utuh yang akan dioperasi. Sehingga untuk mencegah kerusakan jaringan baru, WHO tidak menyarankan untuk menggunakan antiseptik pada luka bersih, tetapi menggunakan larutan normal salin sebagai agen pembersih WHO, 2010.

2.5 Sediaan Gel

Gel adalah sediaan semisolid yang terdiri dari dispersi molekul kecil atau molekul besar dalam fase cair dengan menggunakan gelling agent agen pembentuk gel Ansel et al., 2011. Fase cair dari gel dapat dipertahankan dalam tiga dimensi matriks polimer. Obat diendapkan dalam matriks atau dilarutkan dalam fase cair Marriott et al., 2010. Polimer-polimer yang biasa digunakan untuk membuat gel-gel farmasetik meliputi gom alam tragakan, pektin, alginat, gelatin, clays, PVA, serta bahan-bahan sintetis dan semisintetis seperti derivat selulosa carbopol Marriott et al., 2010. Gel dapat digunakan dengan berbagai macam rute administrasi, seperti pemberian pada kulit, mata, hidung, vagina dan rektum Ansel et al., 2011. Kelebihan dari sediaan gel yaitu penyimpanannya stabil dalam jangka waktu lama, memiliki penampilan yang baik, pembawa yang baik untuk diaplikasikan pada kulit dan selaput lendir, pelepasan obat yang tinggi serta absorpsi penyerapan yang cepat Marriott et al., 2010. Metode pembuatan gel secara umum, diantaranya: a. Panaskan semua komponen gel terkecuali dengan air, kurang lebih sekitar 90 C

Dokumen yang terkait

Pengaruh Hormon Testosteron Undekanoat (TU) Dan Medroksiprogesteron Asetat (MPA) Terhadap Konsentrasi Spermatozoa dan Histologi Spermatogenesis Tikus Jantan (Rattus Novergicus L) Galur Sprague Dawley

4 46 157

Uji Efek Antifertilitas Serbuk Bawang Putih (Allium Sativum L.) Pada Tikus Jantan (Rattus Novergicus) Galur Sprague Dawley Secara In Vivo Dan In Vitro

3 25 115

Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 96% Daun Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees) Terhadap Kualitas Sperma Pada Tikus Jantan Galur Sprague- Dawley Secara In Vivo dan Aktivitas Spermisidal Secara In Vitro

0 15 104

Uji Aktivitas Penyembuhan Luka Bakar Ekstrak Etanol Umbi Talas Jepang (Colocasia esculenta (L.) Schott var. antiquorum) Pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Jantan Galur Sprague Dawley

4 21 107

Uji Aktivitas Ekstrak Etanol Umbi Talas Jepang (Colocasia esculenta (L.) Schott var. antiquorum) terhadap Penyembuhan Luka Terbuka pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Jantan Galur Sprague Dawley

0 35 120

Uji Aktivitas Hepatoprotektif Ekstrak Air Sarang Burung Walet Putih (Collocalia fuciphaga Thunberg, 1821). Terhadap Aktivitas SGPT & SGOT Pada Tikus Putih Jantan Galur Sprague-Dawley

0 23 107

Pengaruh Yogurt Terhadap Penyembuhan Luka Pencabutan Gigi Pada Tikus Putih Galur Sprague Dawley

0 5 39

Uji Aktivitas Gel Isolat Katekin Gambir (Uncaria Gambir Roxb.) terhadap Penyembuhan Luka Bakar pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Jantan Galur Sprague Dawley

2 6 96

Uji Aktivitas Gel Isolat Katekin Gambir (Uncaria Gambir Roxb.) terhadap Penyembuhan Luka Bakar pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Jantan Galur Sprague Dawley

0 3 96

Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 90% Daun Kelor (Moringa Oleifera Lam) Terhadap Konsentrasi Spermatozoa, Morfologi Spermatozoa, Dan Diameter Tubulus Seminiferus Pada Tikus Jantan Galur Sprague-Dawley

4 34 116