Evaluasi Sediaan Gel HASIL DAN PEMBAHASAN

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sampel pada pengujian ini dikarenakan etil p-metoksisinamat memiliki kelarutan tertinggi pada pelarut tersebut. Identitas senyawa etil p-metoksisinamat ditunjukkan oleh waktu retensi, bobot molekul dan fragmentasi massa. Hasil interpretasi GCMS menunjukkan bahwa senyawa isolat kencur muncul pada waktu 9,892 menit, berat molekul 206,1 dengan fragmentasi massa pada 161; 134; 117; 89; 63 dan 39. Sedangkan standar etil p-metoksisinamat muncul pada waktu 9,90 menit, berat molekul 206,4 serta memiliki fragmentasi massa pada 161; 134; 118; 103; 69; 63 dan 39 Umar et al., 2012. Kedua hasil tersebut sesuai dengan Diani 2014 yang menyatakan bahwa senyawa etil p-metoksisinamat muncul pada waktu retensi 9,9 menit, bobot molekul 206,4 serta memiliki 4 puncak fragmentasi massa yang sesuai, yaitu 161, 134,63 dan 39, yang dapat dianalisis berdasarkan data base MS. Sedangkan 3 puncak yang lainnya 69, 103 dan 118 belum dapat dianalisis karena memiliki nilai kemiripan rendah dengan data base library MS, sehingga diperlukan beberapa identifikasi lanjutan seperti H-NMR dan C-NMR Diani, 2014. Parameter kemurnian ditunjukkan dari hasil nilai puncak kristal etil p-metoksisinamat, yaitu pada puncak fragmentasi 161, yang menunjukkan bahwa pada puncak tersebut merupakan senyawa etil p- metoksisinamat Umar et al., 2012. Berdasarkan hasil pengujian, menunjukkan bahwa kadar senyawa etil p-metoksisinamat adalah murni 100 lampiran 12.

4.5 Evaluasi Sediaan Gel

Senyawa etil p-metoksisinamat yang telah dilakukan uji kemurnian kemudian dibuat ke dalam suatu sediaan semi solid yaitu gel, agar dapat diaplikasikan pada luka. Hasil evalusi gel etil p-metoksisinamat dapat dilihat pada tabel 4.2. Tabel 4.2 Hasil Evaluasi Gel Etil p-metoksisinamat Karakteristik Hasil Gel EPMS 1 Gel EPMS 3 Gel EPMS 5 Organoleptis Gel Warna Putih transparan Putih Putih Bentuk Setengah padat Setengah padat Setengah padat Bau Aroma Khas EPMS Aroma Khas EPMS Aroma Khas EPMS Homogenitas Gel Homogen Terdispersi Homogen Terdispersi Homogen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Sediaan gel dipilih karena berdasarkan penelitian Prabawati, 2015 yaitu sediaan gel memiliki daya penetrasi ke dalam barrier kulit yang lebih cepat dan kadar etil p-metoksisinamat yang didapat lebih besar nilainya dibanding sediaan krim dan salep. Kemudian sediaan gel mempunyai keuntungan lain yaitu penyimpanannya stabil dalam jangka waktu lama, memiliki penampilan yang baik, pembawa yang baik untuk diaplikasikan pada kulit dan selaput lendir, pelepasan obat yang tinggi serta absorpsi penyerapan yang cepat Marriott et al., 2010. Pengujian organoleptik meliputi bentuk, warna dan bau. Gel yang dihasilkan memiliki bentuk setengah padat yang merupakan karakteristik dari sediaan gel itu sendiri. Warna putih yang dihasilkan dari warna kristal etil p-metoksisinamat serta merupakan warna dari masing-masing eksipien gel, sifat transparant yang dimiliki oleh gel itu sendiri didapat dari gelling agent yang digunakan Karbopol 940 selain memberikan sifat transparant, karbopol 940 memberikan sifat mengembang pada sediaan gel. Pada beberapa konsentrasi gel, memiliki perubahan warna yang berwarna transparan menjadi warna putih. Semakin tinggi konsentrasi senyawa yang terkandung, maka warna yang dihasilkan akan semakin putih. Begitu pula halnya dengan aroma khas dari senyawa etil p-metoksisinamat dari gel dengan konsentrasi 1, 3 dan 5. Semakin tinggi konsentrasi senyawa, maka semakin tercium aroma khas senyawa etil p-metoksisinamat dalam sediaan gel. Pengujian homogenitas merupakan pengujian terhadap ketercampuran eksipien sediaan gel yang menunjukkan susunan yang homogen. Hasil dilakukan terhadap basis gel serta gel dengan konsentrasi 1, 3 dan 5. Hasil pengujian gel konsentrasi 1 menunjukkan susunan yang homogen dan tidak terlihat adanya butiran halus, sedangkan pada pengujian gel konsentrasi 3 dan 5 menunjukkan bahwa sediaan gel terdispersi homogen, dispersi padatan dan stabil. Hal tersebut menurut Mose 2014 termasuk ke dalam sistem koloid dengan karakteristik seperti: sediaan tampak homogen, dispersi padatan serta umumnya stabil.

4.6 Komisi Etik Penelitian

Dokumen yang terkait

Pengaruh Hormon Testosteron Undekanoat (TU) Dan Medroksiprogesteron Asetat (MPA) Terhadap Konsentrasi Spermatozoa dan Histologi Spermatogenesis Tikus Jantan (Rattus Novergicus L) Galur Sprague Dawley

4 46 157

Uji Efek Antifertilitas Serbuk Bawang Putih (Allium Sativum L.) Pada Tikus Jantan (Rattus Novergicus) Galur Sprague Dawley Secara In Vivo Dan In Vitro

3 25 115

Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 96% Daun Sambiloto (Andrographis paniculata (Burm.f.) Nees) Terhadap Kualitas Sperma Pada Tikus Jantan Galur Sprague- Dawley Secara In Vivo dan Aktivitas Spermisidal Secara In Vitro

0 15 104

Uji Aktivitas Penyembuhan Luka Bakar Ekstrak Etanol Umbi Talas Jepang (Colocasia esculenta (L.) Schott var. antiquorum) Pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Jantan Galur Sprague Dawley

4 21 107

Uji Aktivitas Ekstrak Etanol Umbi Talas Jepang (Colocasia esculenta (L.) Schott var. antiquorum) terhadap Penyembuhan Luka Terbuka pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Jantan Galur Sprague Dawley

0 35 120

Uji Aktivitas Hepatoprotektif Ekstrak Air Sarang Burung Walet Putih (Collocalia fuciphaga Thunberg, 1821). Terhadap Aktivitas SGPT & SGOT Pada Tikus Putih Jantan Galur Sprague-Dawley

0 23 107

Pengaruh Yogurt Terhadap Penyembuhan Luka Pencabutan Gigi Pada Tikus Putih Galur Sprague Dawley

0 5 39

Uji Aktivitas Gel Isolat Katekin Gambir (Uncaria Gambir Roxb.) terhadap Penyembuhan Luka Bakar pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Jantan Galur Sprague Dawley

2 6 96

Uji Aktivitas Gel Isolat Katekin Gambir (Uncaria Gambir Roxb.) terhadap Penyembuhan Luka Bakar pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Jantan Galur Sprague Dawley

0 3 96

Uji Aktivitas Ekstrak Etanol 90% Daun Kelor (Moringa Oleifera Lam) Terhadap Konsentrasi Spermatozoa, Morfologi Spermatozoa, Dan Diameter Tubulus Seminiferus Pada Tikus Jantan Galur Sprague-Dawley

4 34 116