179 skenario I ataupun skenario II menyebabkan usaha ini tidak layak. Pada
skenario I, harga pasar minimal adalah Rp 556,4 sedangkan pada skenario II adalah Rp 576,8.
7.2 Saran
Dari hasil peneleitian ini, maka saran yang bisa direkomendasikan sebagai berikut :
1. Perusahaan sebaiknya memperbaiki aspek-aspek usaha yang menyebabkan
perkembangan usaha ini menjadi terkendala. Dari aspek teknis yang harus diperbaiki adalah uji mutu produk dan penanganan bahan baku dan produk
jadi. Sedangkan dalam aspek hukum, yang perlu diperbaiki adalah bentuk badan usaha dan status kepemilikan usaha. Sebaiknya Poktan Bhineka I
membentuk badan usaha sendiri untuk usaha pupuk organik bila kedepannya usaha ini dikembangkan.
2. Pemerintah sebaiknya meninjau kembali penetapan harga eceran pupuk
untuk wilayah Subang. Penetapan harga eceran ini menyebabkan industri pupuk yang sudah cukup berkembang di Kabupaten Subang menjadi
gulung tikar. Selain itu, sebaiknya pemerintah memberikan subsidi pupuk organik tidak hanya kepada produsen yang ditunjuk pupuk nasional
tetapi kepada industri kecil juga.
180
DAFTAR PUSTAKA
Djaja W. 2008. Langkah Jitu Membuat Kompos dari Kotoran Ternak dan Sampah. Jakarta : PT Agro Media Pustaka.
Gittinger J P. 1985. Analisa Ekonomi Proyek-Proyek Pertanian. Jakarta : UI- Press.
Gray C, Simanjuntak P, Sabur LK, Maspaitella PFL, Varley RCG. 1992. Pengantar Evaluasi Proyek. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum.
Husnan S dan Suwarsono. 2000. Studi Kelayakan Proyek. Yogyakarta : Unit Penerbit dan Pencetak AMP YPKN.
Isroi. 2009.
Pupuk Organik
Granul. Sebuah
Petunjuk Praktis.
http:isroi.wordpress.com. [2 Juli 2009] Iqbal M dan Simanjuntak KMM. 2004. Solusi Jitu Bagi Pengusaha Kecil dan
Menengah. Jakarta: PT. Elek Media Komputindo. Kadariah. 2001. Evaluasi Proyek Analisis Ekonomi. Jakarta: Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Keown AJ, Scott DF, Martin JD and Petty JW. 2002. Financial Management.
Singapore : Simon and Schuster Asia Pte. Ltd. Khadaffy M. 2009. Analisis kelayakan usaha pupuk organik di CV Saung
Wira Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor [Skripsi]. Bogor : Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
Kottler P. 2005. Manajemen Pemasaran Jilid 1. Jakarta : PT Indeks Kottler P. 2005. Manajemen Pemasaran Jilid 2. Jakarta : PT Indeks
Mujiati. 2004. Analisis kelayakan finansial usaha pengomposan di Kawasan Peternakan Sapi Perah Pondok Ranggon [Skripsi]. Bogor : Fakultas
Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Manalu P. 2006. Analisis kelayakan finanisal Usaha Kompos Limbah Ternak
Sapi Perah Studi Kasus di CV. Cisarua Integrated Farminng [Skripsi]. Bogor : Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
Nurmalina R, Sarianti T, Karyadi A. 2009. Modul Pembelajaran Studi Kelayakan Bisnis. Bogor: Lembaga Penerbit Departemen Agribisnis,
Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Siagian D dan Sugiarto. 2000. Metode Statistika untuk Ekonomi dan Bisnis.
Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Simanungkalit RDM. 2006. Prospek Pupuk hayati dan Pupuk Organik di
Indonesia.http:balitan.litbang.deptan.go.iddokumentasi...pupukp upuk13.pdf. [22 Agustus 2009].
Soeharto I. 2002. Studi Kelayakan Proyek Industri. Jakarta : Erlangga
181 Subagyo A. 2007. Studi Kelayakan Teori dan Aplikasi. Jakarta : PT Elex
Media Komputindo. Sudarsono. 1995. Pengantar Ekonomi Mikro. Edisi 8. Jakarta : PT Pustaka
LP3ES Indonesia Suriadikarta DA dan Styorini D. 2005. Laporan Hasil Penelitian Standar Mutu
Pupuk Organik. http:balittanah.litbang.deptan.go.iddokumentasi pupuk20organik. [2 Juli 2009]
Sutanto R. 2002. Penerapan Pertanian Organik. Pemasyarakatan dan Pengembangannya. Yogyakarta : Kanisius
Sutanto R. 2002. Pertanian Organik. Menuju Alternatif dan Berkelanjutan. Yogyakarta : Kansisius
Husein U. 2003. Studi Kelayakan Bisnis. Edisi Kedua. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Rusastra W, Saptana dan Djulin A. 2005. Road Map Pengembangan Pupuk Organik Dalam Mendukung Pembangunan Pertanian di Indonesia.
http:pse.litbang.deptan.go.idindpdffilesAnjak_2005_VI_05.pdf.c om [8 Juli 2009].
Wibowo S. 1999. Petunjuk Mendirikan Usaha Kecil. Jakarta : PT. Penebar Swadaya
Wibowo S. 2002. Pedoman Mengelola Perusahaan Kecil. Edisi Revisi. Jakarta : PT. Penebar Swadaya
Widiastuti W. 2008. Studi kelayakan usaha pupuk organik cair Kasus PT Mulyo Tani, Salatiga, Jawa tengah [Skripsi]. Bogor : Fakultas
Ekonomi Dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. [BPP Purwadadi Subang]. Badan penyuluhan Pertanian Purwadadi. 2007.
Program Penyuluhan Desa Blendung, Purwadadi-Subang. Subang : BPP Purwadadi
[BPP Purwadadi]. Badan penyuluhan Pertanian Kecamatan Purwadadi- Subang. 2007. Program Penyuluhan pertanian Kecamatan Purwadadi
Kabupaten Subang. Subang : BPP Purwadadi [Dinas Pertanian Subang]. 2007. Profil Pertanian Kabupaten Subang. Subang
: Dinas Pertanian Subang.
182
Lampiran 1. Komposisi Unsur Hara Kotoran Ternak dari Beberapa Jenis Ternak
Jenis ternak
Kadar Hara Keterangan
Nitrogen Fosfor
Kalium Air
Kuda Pupuk panas
-Padat 0,55
0,30 0,40
75 -Cair
1,40 0,22
1,60 90
Sapi Pupuk dingin
-Padat 0,40
0,20 0,10
85 -Cair
1,00 0,50
1,50 92
Kerbau Pupuk dingin
-Padat 0,60
0,30 0,34
85 -Cair
1,00 0,15
1,50 92
Kambing Pupuk dingin
-Padat 0,60
0,30 0,17
60 -Cair
1,35 0,05
2,10 85
Domba Pupuk panas
-Padat 0,75
0,50 0,45
60 -Cair
1,35 0,05
2,10 85
Babi Pupuk panas
-Padat 0,95
0,35 0,40
80 -Cair
0,40 0,10
0,45 87
Ayam Pupuk dingin
-Padat 1,00
0,80 0,40
55 -Cair
1,00 0,80
0,40 55
183
Lampiran 2. Komposisi dan Aplikasi Bahan Aditif untuk Memperbaiki
Kondisi Proses Dekomposisi dan Kualitas Kompos
Bahan Aditif Komposisi dan Aplikasi
Kompos standar Kaya akan mikroorganisme untuk inokulasi
pematangan bahan dasar
Kapur alginik Berasal dari alga yang hidup di permukaan batu
kapur Mengandung hara dan bakteri
Sangat cocok untuk menetralisir keasaman
tanah gambut dan kulit kayu Makanan alga
Karakter hampir mirip dengan kapur alginik tetapi kandungan kalsium lebih rendah
Darah kental Bahan pupuk nitrogen organic
Gerusan batu halus, basalt, kalsium bentonit,
granulasi lempung Mengandung hara dan mineral
Memperbaiki stabilisasi biologi bahan yang
dikomposisi Kapur pertanian
Digunakan bila terjadi kekahatan kalsium atau pH bahan dasar atau tanah terlalu rendah
Serbuk tulang Mengandung kapur fosfor yang bersifat asam
Berguna untuk meningkatkan kandungan fosfor
dan kalsium Batuan fosfat Fosfat
alam Batuan sedimen alami dalam bentuk gerusan
Kandungan fosfat larut air sangat rendah tetapi
dapat ditingkatkan dengan mikroorganisme
Pasir Mengandung asam silikat dan digunakan dalam
jumlah kecil Berperan dalam pertumbuhan tanaman
184
Lampiran 3. Alokasi Penggunaan Lahan Desa Blendung Tahun 2007 Alokasi Penggunaan
Luas
1.Tanah Sawah - Sawah tadah hujan
50,600 ha 2.Tanah kering
- Pemukiman 92,340 ha
- Pekarangan 73,247 ha
3.Tanah Basah - Tanah GG
0,1 ha 4.Tanah Perkebunan
- Tanah perkebunan perorangan 334,937 ha
5.Tanah Fasilitas Umum - Prasarana Umum lainnya
1,884 ha - Lapangan Olahraga
1,951 ha - Perkantoran Pemerintah
0,864 ha - Tempat pemakaman
desaumum 2,800 ha
- Bangunan Sekolah 3,908 ha
- Usaha Perikanan 4,687 ha
Total Luas Lahan 567,318
ha
185 Gambar 1 : Tumpukan Kohe
Gambar 4 : Molase Gambar 3 : Arang Sekam
Gambar 5: Dekomposer 1 Liter Merek Super farm
Gambar 6 : Zeolit Gambar 2. Tempat Penumpukan
Jerami di Bawah Pohon
Lampiran 4. Gambar Bahan Baku Pupuk Organik
186 Gambar 1: Proses Pengomposan
Pupuk Organik
Lampiran 5. Gambar Proses Produksi
Gambar 5A : Tempat Penjemuran pupuk organik Poktan Bhineka I
Tidak berlantai beralas terpal Gambar 4 : Pengemasan Pupuk Organik
Gambar 3: Penimbangan Pupuk Organik Gambar 2: Penjemuran Pupuk Organik
Gambar 5B : Tempat Penjemuran yang dianjurkan Usaha Pupuk
Organik Poktan Mekarsari Gambar 3. Penimbanagn Pupuk Organik
187 Gambar 6A : Tempat
Penyimpanan Pupuk Organik Poktan Bhineka I Diluar Tidak
Beratap Gambar 6B : Tempat
penyimpanan pupuk organik yang dianjurkan
Gambar 7A: Pupuk organik dalam kemasan yang
dianjurkan Gambar 7B: Pupuk organik
dalam kemasan yang melampirkan komposisi
pupuk dan merek
Lanjutan Lampiran 5. Gambar Proses Produksi
88
Lampiran 6. Diagram Grant Siklus Usaha dan Produksi Poktan Bhineka I
Siklus Usaha Tahun 2008
Siklus Usaha Tahun 2009 Tahun ke-2
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
Pengurusan administrasi usaha Pembangunan tempat pengomposan
Penyediaan Peralatan Penyediaan bahan baku
Produksi Penjualan
Tahun ke-1` 1
2 3
4 5
6 7
8 9
10 11
12
Pengurusan administrasi usaha Pembangunan tempat pengomposan
Penyediaan Peralatan Penyediaan bahan baku
Produksi Penjualan
89 Lanjutan Lampiran 6
Siklus Produksi per Bulan
Aktivitas Hari ke-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Penyediaan Bahan
Baku Kohe
Limbah Jamur Arang sekam
Bahan Tambahan Membuat Tumpukan
Kompos Tumpukan 1
Tumpukan 2 Tumpukan 3
2 Tumpukan 4
Tumpukan 5 Pengomposan
Tumpukan 1 Tumpukan 2
Tumpukan 3 Tumpukan 4
Tumpukan 5 Pemanenan dan
Penjemuran Tumpukan 1
Tumpukan 2 Tumpukan 3
Tumpukan 4 Tumpukan 5
Pengemasan
90
Lampiran 7. Layout Usaha Pupuk Organik Bhineka I.
Pembibitan
Longyam Bapak Dedi Sobandi
Tempat Penumpukan
Kohe dan Limbah Jamur
Penyimpanan Alat dan
Saung Istirahat
Tempat Penjemuran
Sawah Warga
Jalan Desa Ruang Kompos
91
Lampiran 8. Rincian Biaya Investasi dan Reinvestasi Skenario I
Jenis Investasi Jumlah
Harga satuan
Umur Ekonomi
Investasi 1
2 3
4 5
6 7
8 9
10 Tanah
1500m2 22,500,000
Bangunan 7x20m
38,000,000 10
38,000,000 Alas bambu
1 500,000
1 500,000
500,000 500,000
500,000 500,000
500,000 500,000
500,000 500,000
500,000 Mesin giling
1 3,000,000
5 3,000,000
3,000,000 Mesin kemas
1 650,000
5 650,000
650,000 Timbangan gantung
100 kg 1
300,000 5
300,000 300,000
Timbangan duduk 500 kg
1 500,000
7 500,000
500,000 Terpal
1 Rol 500,000
2 500,000
500,000 500,000
500,000 500,000
Cangkul 4
30,000 2
120,000 120,000
120,000 120,000
120,000 Sekop
3 40,000
2 120,000
120,000 120,000
120,000 120,000
Ayakan 1
10,000 2
10,000 10,000
10,000 10,000
10,000 Ember+ gayung
2 20,000
1 40,000
40,000 40,000
40,000 40,000
Garu 1
15,000 2
15,000 15,000
15,000 15,000
15,000 Embratpenyiram
1 20,000
2 20,000
20,000 20,000
20,000 20,000
Sepatu boot 2
pasang 50,000
2 100,000
100,000 100,000
100,000 100,000
Drum 2
100,000 2
200,000 200,000
200,000 200,000
200,000 Total
66,575,000 500,000
1,625,000 500,000
1,625,000 4,450,000
1,625,000 1,000,000
1,625,000 500,000
Total Reinvestasi 36,250,000
92
Lampiran 9. Rincian Biaya Penyusutan Skenario I
Jenis Investasi Jumlah
Harga satuan
Umur Ekonomi
Nilai Investasi
Penyusutan per tahun
Tanah 1500m2
22,500,000 Bangunan
7x20m 38,000,000 10
38,000,000 3,800,000
Alas bambu 1
500,000 1
500,000 500,000
Mesin giling 1
3,000,000 5
3,000,000 600,000
Mesin kemas 1
650,000 5
650,000 130,000
Timbangan gantung 100 kg
1 300,000
5 300,000
60,000 Timbangan duduk 500
kg 1
500,000 7
500,000 71,429
Terpal 1 Rol
500,000 2
500,000 250,000
Cangkul 4
30,000 2
120,000 60,000
Sekop 3
40,000 2
120,000 60,000
Ayakan 1
10,000 2
10,000 5,000
Ember+ gayung 2
20,000 1
40,000 40,000
Garu 1
15,000 2
15,000 7,500
Embratpenyiram 1
20,000 2
20,000 10,000
Sepatu boot 2
pasang 50,000
2 100,000
50,000 Drum
2 100,000
2 200,000
100,000 Total Penyusutan
66,575,000 5,743,929
93
Lampiran 10. Cashflow Usaha Pupuk Organik Bhineka I Skenario I
Uraian Tahun
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
INFLOW
1. Penjualan 78,000,000
195,000,000 195,000,000
195,000,000 195,000,000
195,000,000 195,000,000
195,000,000 195,000,000
195,000,000 2. Nilai Sisa
22,700,000
Total Inflow 78,000,000
195,000,000 195,000,000
195,000,000 195,000,000
195,000,000 195,000,000
195,000,000 195,000,000
217,700,000 OUTFLOW
1. Biaya Investasi
Tanah 22,500,000
Bangunan dan instalasi listrik
38,000,000 Alas bambu
500,000 500,000
500,000 500,000
500,000 500,000
500,000 500,000
500,000 500,000
Mesin giling 3,000,000
3,000,000 Mesin kemas
650,000 650,000
Timbangan gantung 100 kg 300,000
300,000 Timbangan duduk 500 kg
500,000 500,000
Terpal 500,000
500,000 500,000
500,000 500,000
Cangkul 120,000
120,000 120,000
120,000 120,000
Sekop 120,000
120,000 120,000
120,000 120,000
Ayakan 10,000
10,000 10,000
10,000 10,000
Ember+ gayung 40,000
40,000 40,000
40,000 40,000
Garu 15,000
15,000 15,000
15,000 15,000
EmbratPenyiram 20,000
20,000 20,000
20,000 20,000
Sepatu boot 100,000
100,000 100,000
100,000 100,000
94
Uraian Tahun
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
Drum 200,000
200,000 200,000
200,000 200,000
2. Biaya Operasional a. Biaya Variabel
Bahan baku 44,136,000
129,840,000 129,840,000
129,840,000 129,840,000
129,840,000 129,840,000
129,840,000 129,840,000
129,840,000 Karung
2,400,000 9000000
9000000 9000000
9000000 9000000
9000000 9000000
9000000 9000000
Benang 240,000
600,000 600,000
600,000 600,000
600,000 600,000
600,000 600,000
600,000 Tenaga kerja produksi
4,500,000 13,500,000
13,500,000 13,500,000
13,500,000 13,500,000
13,500,000 13,500,000
13,500,000 13,500,000
Upah kemas 2,400,000
9,000,000 9,000,000
9,000,000 9,000,000
9,000,000 9,000,000
9,000,000 9,000,000
9,000,000
b. Biaya Tetap