Optimasi Proses Aging ANALISIS LANGKAH PERBAIKAN

85 kecepatan agitator mixer, dan waktu mixing yang optimal untuk mendapatkan kondisi proses yang mampu menghasilkan kualitas dan kecepatan produksi yang tinggi. Walaupun demikian parameter proses waktu mixing yang terkendali merupakan syarat utama sebelum melakukan optimasi parameter proses mixing lainnya. Proses mixing yang memuaskan harus menghasilkan campuran yang seragam dalam waktu, tenaga, dan biaya yang sekecil-kecilnya Barbosa-Cánovas et al., 2005. Durasi waktu proses mixing yang diperlukan untuk mencapai tingkat kehomogenan yang baik mungkin saja menimbulkan masalah teknis seperti durasi waktu mixing yang terlalu panjang atau suhu bumbu pada akhir proses yang terlalu tinggi sehingga memicu ketidaksesuaian karakteristik sensori. Salah satu alternatif adalah penggantian mixer menggunakan jenis Forberg Mixer, telah dijelaskan oleh Manjunath et al. 2004 bahwa lebih efisien dibandingkan plow mixer dalam hal kualitas pencampuran dan durasi waktu mixing.

3. Optimasi Proses Aging

Proses aging aktual masih belum optimal dan belum mampu memastikan tercapainya tujuan proses yaitu kristalisasi lemak nabati di dalam campuran bumbu. Pengamatan mengidentifikasi bahwa parameter waktu proses aging tidak konsisten antar-batch. Proses aging aktual juga belum dapat menghasilkan laju penurunan suhu yang seragam antar- kantong bumbu. Laju penurunan suhu kantong pada bagian tengah tumpukan relatif lebih rendah dibandingkan kantong pada bagian pinggir tumpukan. Metode proses aging secara keseluruhan belum efektif mengendalikan proses kristalisasi dengan baik. Proses aging diharapkan sudah selesai dalam waktu 15 menit, namun pengamatan menunjukkan bahkan setelah dilakukan proses aging pada kondisi aktual selama 120 menit, flowability bumbu pada kantong di bagian tengah tumpukan masih tergolong kategori “VERY POOR” menurut metode Hausner dan Carr. Walaupun hanya dalam jumlah yang sedikit, keberadan bumbu kohesif tersebut dapat memicu caking dan gangguan aliran bumbu di dalam sistem penakaran. 86 Parameter kritis proses kristalisasi lemak nabati adalah waktu dan suhu pendinginan pada proses aging. Kombinasi yang tepat dari waktu dan suhu pendinginan diharapkan mampu menghasilkan struktur kristal lemak nabati yang cukup stabil dan seragam di dalam campuan bumbu setelah proses aging. Dengan tercapainya kristalisasi lemak nabati yang baik, dapat dipastikan terjadi penurunan tingkat kelengketan cohesiveness bumbu sehingga dapat menghilangkan masalah aliran bumbu di dalam sistem penakaran. Bumbu yang tidak kohesif juga dapat memperkecil peluang terjadinya caking di sekitar sistem penakaran sehingga sebagian besar penyebab masalah inkonsistensi proses penakaran dapat teratasi. Terowongan pendingin yang dapat diatur suhu dan waktunya dapat diaplikasikan sebagai alternatif perbaikan proses aging. Kombinasi suhu dan waktu yang tepat dapat mengakomodir harapan pencapaian kristalisasi lemak nabati di dalam campuran bumbu yang memiliki pengaruh yang besar terhadap karakteristik kelengketan bumbu dan sekaligus mendukung kebutuhan waktu proses aging yang singkat. Pengendalian suhu dan kelembaban udara di dalam terowongan tersebut relatif lebih mudah daripada mengendalikan seluruh ruang produksi. Penelitian parameter waktu dan suhu yang optimal perlu dilakukan lebih lanjut baik sebelum dan setelah pergantian metode proses aging.

4. Modifikasi Desain Hopper Feeder