37 baku BTP diracik sesuai dengan varian rasa bumbu yang akan diproduksi
sesaat sebelum produksi oleh seorang juru racik. Jumlah bahan racikan jauh lebih sedikit dibandingkan bahan baku utama. Terkait dengan
kebutuhannya dalam jumlah yang sedikit, bahan racikan melalui proses penimbangan menggunakan neraca digital. Racikan dijadikan paket dalam
kantong plastik yang siap untuk digunakan. Seluruh bahan baku yang digunakan berupa bubuk kering dengan
karakterisik fisik yang beragam antara jenis bahan baku yang satu dengan yang lainnya. Variasi ukuran partikel mulai dari relatif besar dan kasar
garam dan gula sampai relatif kecil dan halus flavor dan anti kempal. Hanya terdapat satu bahan baku yang berwujud cair saat digunakan yaitu
lemak nabati. Lemak nabati yang digunakan adalah fraksi stearin minyak sawit yang memiliki titik leleh 50°C. Lemak nabati dari tangki
penampungan utama dialirkan ke dalam ruang produksi dan ditampung dalam drum berpemanas listrik. Suhu lemak nabati dalam drum
dipertahankan 80-90°C. Jumlah lemak nabati panas fase cair ini ditakar menggunakan kaleng yang telah ditandai batas ketinggiannya.
Zat anti kempal SiO
2
digunakan untuk produksi bumbu varian Sapi sesuai dengan formulasi. Zat anti kempal juga digunakan sesuai dengan
formulasi untuk semua varian bumbu yang dikemas dalam kemasan JAR. Kategori kemasan JAR adalah produk bumbu pelezat serbaguna dengan
kemasan 50, 100, 200, dan 1000 gram. Kemasan kategori JAR ini tidak dikemas menggunakan mesin pengemas namun dikemas secara manual.
2. Mesin Produksi
a. Mixer
Terdapat sebuah mixer berkapasitas 400 kg dan dua unit berkapasitas 800 kg. Jenis mixer yang digunakan adalah jenis plow
mixer yang dilengkapi sepasang chopper. Mixer juga dilengkapi dengan sepasang nozzle yang berada tepat di atas chopper. Nozzle sebenarnya
dapat berfungsi untuk memasukkan cairan dalam proses mixing dalam bentuk tetesan sehingga cairan dapat terdistribusi dengan baik dalam
campuran bahan. Selama ini nozzle tersebut tidak digunakan untuk
38 memasukkan lemak nabati cair ke dalam mixer karena pertimbangan
lemak nabati yang mudah membeku. Sesuai menurut Manjunath et al. 2004, jenis plow mixer cocok digunakan untuk unit operasi khusus
yaitu spray nozzle untuk aglomerasi dan highspeed choppers untuk menghancurkan gumpalan bahan baku atau campuran.
Gambar 18. Plow Mixer
Sumber: Manjunath et al. 2004
b. Hopper Feeder
Hopper feeder berguna untuk menampung bumbu yang siap dikemas menggunakan mesin pengemas. Masing-masing hopper feeder
dilengkapi ayakan 8 Mesh dan scraper untuk pengayakan bumbu. Setiap hopper feeder terhubung dengan filling unit mesin pengemas
pada lantai 1. Hopper feeder dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu
bagian hopper dan bagian feeder. Desain bentuk hopper adalah pyramidal dengan sudut 18-20
o
dari sisi vertikal. Desain screw adalah desain konvensional dengan jarak dan diameter pitch seragam. Gerakan
screw akan mengalirkan sejumlah bumbu ke filling unit mesin pengemas di lantai 1. Skema Hopper Feeder dapat dilihat pada Gambar
19.
39
Gambar 19. Skema Hopper Feeder
c. Mesin Pengemas
Produk kemasan sachet dikemas menggunakan mesin pengemas jenis VFFS Vertical Form Fill Seal. Mesin pengemas membentuk
kemasan dari lembaran bahan baku kemasan, menakar dan mengisi sejumlah bumbu, kemudian sekaligus menyegel kemasan yang telah
berisi bumbu. Filling unit adalah bagian dari mesin pengemas yang berfungsi
untuk mendorong keluar sejumlah bumbu memasuki sachet yang sudah dibentuk sebelumnya oleh bagian pembentuk sachet. Terdapat dua
sistem mekanis di dalam filling unit mesin pengemas yang bekerja secara terpisah yaitu sistem agitasi dan sistem penakaran. Bagian-
bagian filling unit dapat dilihat pada Gambar 20. Agitasi terjadi karena mekanisme agitator dengan impeller berbentuk cangkul yang terus
berotasi. Mekanis penakaran berupa sistem auger yang terdiri dari auger dan prefit. Filling unit selalu terisi sejumlah bumbu pada tingkat
ketinggian tertentu. Ketinggian bumbu tersebut diatur oleh sebuah
Ayakan 8 mesh
Hopper Scraper
Feeder Vibrator
Screw
40 sensor proximity. Ketika ketinggian bumbu mencapai batas bawah
maka sensor akan mengaktifkan screw feeder pada hopper feeder di lantai 2. Sejumlah bumbu dialirakan feeder jatuh masuk dari bagian atas
filling unit sampai sensor proximity mendeteksi ketinggian bumbu sudah mencukupi.
Gambar 20. Skema Filling Unit Mesin Pengemas
3. Aliran Proses Produksi