Tahapan Penelitian METODOLOGI PENELITIAN

49

3.5 Structural Equation Modeling

Structural Equation Modeling SEM atau Model Persamaan Struktural merupakan model yang memiliki berbagai nama, diantaranya adalah analisis struktur kovarian covariance structure analysis, analisis variabel laten latent variable analysis, analisis faktor konfirmatori confirmatory factor analysis, dan sering juga disebut sebagai analisis LISREL Linear Structural Relationship yang juga merupakan salah satu software statistik yang banyak digunakan untuk mengolah data menjadi model SEM. Dihasilkan dari sebuah evolusi dari multiequation modeling yang dikembangkan dengan prinsip ekonometrik dan digabungkan dengan prinsip-prinsip pengukuran dalam psikologi dan sosiologi, SEM telah dimunculkan sebagai sebuah alat integral antara manajerial dan riset akademis, yang mungkin diharapkan menjadi sebuah teknik yang dapat digunakan dengan jangkauan yang luas dan diterapkan pada berbagai macam aplikasi Hair et al. 1998. Lebih lanjut dijelaskan bahwa SEM merupakan metode analisis data untuk melihat pengaruh hubungan sebab akibat antara variabel bebas dengan variabel terikat dalam rangka mencari penjelasan dari korelasi yang teramati dengan membuat hubungan sebab akibat antar variabel. Formulasi SEM dalam bentuk persamaan adalah sebagai berikut: Y 1 = X 11 + X 12 + X 13 + . . . + X 1n Y 2 = X 21 + X 22 + X 23 + . . . + X 2n Y 3 = X 31 + X 32 + X 33 + . . . + X 3n . . . Y m = X m1 + X m2 + X m3 + . . . + X mn  metrik metrik, non metrik Lebih lanjut dijelaskan bahwa SEM ini telah digunakan di berbagai bidang studi, antara lain bidang manajemen, perilaku organisasi, pendidikan, pemasaran, psikologi, sosiologi, kesehatan, demografi, biologi dan bahkan genetika. Ada dua hal alasan ketertarikan penggunaan penggunaan SEM dalam berbagai bidang tersebut, yaitu: 1. Memberikan metode yang mudah dipahami berkenaan dengan hubungan berganda secara simultan sambil memberikan efisiensi secara statistik. 50 2. Kemampuannya untuk mengakses hubungan secara komprehensif dan memberikan transisi dari analisis eksplanatori ke analisis konfirmatori. Transisi ini sesuai dengan semakin besarnya upaya dalam semua bidang studi menuju pengembangan ke suatu pandangan yang sistematis dan holistik terhadap pemecahan masalah. Upaya demikian ini memerlukan kemampuan menguji suatu seri hubungan yang terdiri atas suatu model berskala besar, melibatkan puluhan bahkan ratusan variabel dengan puluhan persamaan, suatu set prinsip mendasar atau teori secara keseluruhan. Teknik SEM dapat dibedakan berdasarkan dua karakteristik, yaitu: 1 estimasi hubungan dependensi berganda dan saling terkait dan 2 kemampuan untuk menggambarkan konsep tak teramati dalam hubungan-hubungan tersebut dan memperhitungkan pengukuran kesalahan dalam proses estimasi Hair et al. 1998. Teknik SEM memiliki tiga karakteristik, yaitu: 1 melakukan estimasi untuk serangkaian persamaan regresi berganda yang terpisah tetapi saling bergantung, 2 merepresentasikan keterhubungan konsep-konsep tidak teramati unobserved concept dan mengkoreksi kesalahan pengukuran measurement error dalam proses estimasi tersebut, dan 3 mendefinisikan keterkaitan sejumlah variabel dalam sebuah model tunggal Hair et al. 2006. Dengan menggunakan SEM, peneliti dapat mendefinisikan variabel dependen dalam suatu persamaan dapat menjadi variabel independen dalam persamaan lain. Di samping itu, SEM juga memiliki kemampuan untuk memasukkan variabel laten ke dalam analisis. Variabel laten adalah konsep yang dihipotesiskan dan tidak teramati, yang hanya dapat diestimasikan oleh variabel yang teramati dan terukur. Variabel teramati yang diperoleh dari responden disebut sebagai variabel manifes atau variabel indikator. Terdapat tiga alternatif strategi pengembangan model yang disarankan oleh Hair et al. 2006, yaitu: 1 Confirmatory modeling strategy, yaitu strategi pemodelan yang bertujuan menguji tingkat signifikansi model tunggal. Jika model yang diusulkan dapat diterima atau sesuai dengan kriteria tertentu, peneliti tidak melakukan 51 pembuktian model yang diusulkan tersebut, melainkan hanya mengkonfirmasi sebagai salah satu model dari beberapa model dapat diterima. 2 Competing model strategy, yaitu strategi pemodelan yang bertujuan mengevaluasi beberapa model alternatif yang diusulkan peneliti berdasarkan kajian teoritis yang telah dilakukan. Masing-masing model alternatif merepresentasikan hipotesis hubungan struktural yang cukup berbeda. Selanjutnya, masing-masing model diidentifikasi berdasarkan uji-uji yang ditentukan dan dievaluasi sesuai dengan kerangka konseptual yang dibangun. 3 Model development strategy, yaitu strategi pemodelan yang bertujuan untuk memperbaiki suatu model dasar melalui modifikasi model pengukuran atau model struktural atau kedua-duanya yang diistilahkan sebagai respesifikasi model. Pengembangan model SEM dengan menggunakan strategi ini, teori diposisikan sebagai titik awal untuk pengembangan model yang memiliki justifikasi secara teoritis dan didukung data empirik. Tahapan penting yang dilakukan dalam mengembangkan SEM menurut Hair et al. 2006, meliputi: 1 mendefinisikan konstruk-konstruk secara individual, 2 mengembangkan keseluruhan model pengukuran, 3 mendesain penelitian untuk memperoleh hasil secara empiris 4 melakukan validasi model pengukuran, 5 melakukan spesifikasi model struktural, 6 melakukan validasi model pengukuran. Tahap pertama, yaitu mendefinisikan konstruk-konstruk individual yang terlibat dalam model yang dikembangkan berdasarkan teori-teori yang dipilih. Konstrukvariabel laten merupakan konsep yang memiliki pijakan teoritis yang cukup untuk menjelaskan berbagai bentuk hubungan. Konstrukvariabel laten dalam SEM dikelompokkan menjadi dua, yaitu konstruk eksogen dan konstruk endogen. Konstruk eksogen memiliki kedudukan seperti variabel independen dalam persamaan regresi. Konstrukvariabel eksogen digunakan untuk memprediksi satu atau beberapa konstrukvariabel lain namun tidak diprediksi oleh konstrukvariabel lain dalam model. Kontrukvariabel endogen adalah konstruk yang diprediksi oleh satu atau beberapa konstrukvariabel lain. Kontruk endogen dapat memprediksi satu atau beberapa konstruk endogen lainnya. Tahap ini, peneliti juga menetapkan operasionalisasi