Konsep Pengetahuan TINJAUAN PUSTAKA
13
13 Lanjutan Tabel 1
Rentang Tahun
Pendapat Penting
1991-1995 Integrasi Manajemen Pengetahuan, Teknologi dan
Budaya 1. Dengan kemampuan organisasi memproduksi format data
yang berbeda, seperti bitmap, ikon, teks, video untuk melengkapi alfanumerik, kebutuhan sistem manajemen
pengetahuan makin meningkat untuk membedakan dengan format data dan informasi Stonebraker
Kemnitz 1991.
2. Teknologi Manajemen Pengetahuan, sistem manajemen basis data dan teknologi komunikasi telah terintegrasi
dengan berbagai model untuk tujuan yang berbeda Ram et al. 1992.
3. Manajemen pengetahuan merupakan proses yang terus- menerus harus dilakukan oleh perusahaan, sehingga
proses tersebut akan menjadi suatu budaya organisasi yang akan membentuk organisasi berbasis pengetahuan
Nonaka Takeuchi 1995.
1996 – 1999
Manajemen Pengetahuan dalam Perspektif Sosial
Ekonomi
1. Aset intelektual diberi penghargaan yang makin luas dalam
strategi Manajemen
Pengetahuan, karena
penghargaan yang luas terhadap aset intelektual merupakan kunci kesuksesan Lioyd 1996; Mullin 1996.
2. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi membawa konsekuensi
penting yang
mendorong semakin
dibutuhkannya Manajemen Pengetahuan bagi setiap organisasi bisnis untuk mempertahankan keunggulan
bersaingnya. Perusahaan hendaknya mengelola informasi dalam tiga arena, yaitu sense making, knowledge creating
dan decision making Choo 1998.
3. Pada era ekonomi global, pengetahuan merupakan sumber keunggulan
berkelanjutan. Kapitalaset
intelektual berperan penting untuk mengkonversi pengetahuan
menjadi profit Davenport Prusak 1998. 4. Pengetahuan sebagai sistem sosial dan merupakan
intangible assets Tuomi 1999.
14 Lanjutan Tabel 1
Rentang Tahun
Pendapat Penting
2000 - 2008 Manajemen Pengetahuan dalam Konteks Strategi
Organisasi 1. Manajamen Pengetahuan dapat dipandang sebagai proses
penciptaan keunggulan bersaing berkelanjutan melalui inovasi Meso Smith 2000.
2. Keberhasilan implementasi Manajemen Pengetahuan sangat dipengaruhi proses organisasi dan faktor manusia
yang mencapai 80 persen, sedangkan faktor teknologi hanya 20 persen Probst et al. 2000.
3. Pengukuran kinerja manajemen pengetahuan dapat dilakukan dengan dua pendekatan, yaitu dengan kerangka
kerja kinerja berbasis pendekatan balanced scorecard dan kerangka kerja perilaku yang mengidentifikasi level
praktek individual Gooijer 2000.
4. Ruang lingkup Manajemen Pengetahuan adalah proses mengumpulkan dan menyimpan pengetahuan individu
menjadi pengetahuan organisasi dan memanfaatkannya untuk mencapai tujuan organisasi. Weber Kaplan
2003.
5. Strategi generik yang digunakan dalam strategi manajemen pengetahuan untuk meningkatkan kinerja
organisasi, yaitu: strategi penciptaan pengetahuan knowledge creation strategy dan strategi kodifikasi
knowledge codification strategy. Strategi penciptaan pengetahuan fokus pada penyebaran pengetahuan tacit
untuk menghasilkan inovasi, sedangkan strategi kodifikasi pengetahuan
melibatkan pengetahuan
yang dapat
disimpan dalam basis data sehingga dapat diakses dan digunakan dengan mudah oleh siapa saja dalam
organisasi. Penggunaan
strategi ini
menjadikan pengetahuan dapat disimpan dan digunakan kembali Al-
Hawari 2004. 6. Penciptaan pengetahuan adalah inti dari Manajemen
Pengetahuan. Pengetahuan diciptakan melalui interaksi yang dinamis antara subyektifitas dan obyektivitas, serta
merupakan sintesis pemikiran dan aksi individual yang saling berinteraksi dalam lingkup organisasi Nonaka
Toyama 2005.
7. Terdapat hubungan yang signifikan antara tacit knowledge index suatu perusahaan dan kinerja inovasinya Harlow
2008.
15
15 Arti penting Manajemen Pengetahuan ini semakin besar ketika lingkungan
industri semakin dinamis, persaingan global semakin meningkat, perubahan teknologi dan teknologi informasi semakin cepat, serta tuntutan masyarakat yang
semakin beragam dan cepat berubah. Secara garis besar dapat diungkapkan bahwa Manajemen pengetahuan adalah usaha mengumpulkan, mengorganisasi,
menciptakan pengetahuan
baru, menyebarkannya
ke organisasi
dan memanfaatkan pengetahuan tersebut dalam teknologi baru, produk baru dan
manajemen baru. Hal ini akan mendukung pencapaian kinerja organisasi sehingga memiliki keunggulan bersaing.
Choo 1998 mengungkapkan bahwa dalam kerangka Manajemen Pengetahuan, suatu organisasi bisnis hendaknya mengelola informasi dalam tiga
arena, yaitu sense making, knowledge creating dan decision making. Sense making pemaknaan berkaitan dengan bagaimana organisasi menafsirkan informasi
dalam rangka mengkonstruksi makna tentang apa yang terjadi dalam dan apa yang sedang dilakukan oleh organisasi. Knowledge creating penciptaan pengetahuan
berkenaan dengan bagaimana organisasi mengembangkan pengetahuan, sedangkan decision making pengambilan keputusan merupakan aktivitas tentang
bagaimana organisasi memproses dan menganalisis informasi guna memilih tindakan yang tepat.
Dikemukakan lebih lanjut bahwa proses penciptaan pengetahuan merupakan inti Manajemen Pengetahuan yang mampu mendukung pencapaian kinerja
organisasi sehingga memiliki keunggulan bersaing. Selanjutnya akan diuraikan mengenai konsep knowledge creation penciptaan pengetahuan.