Metode Pengumpulan Data METODOLOGI PENELITIAN

51 pembuktian model yang diusulkan tersebut, melainkan hanya mengkonfirmasi sebagai salah satu model dari beberapa model dapat diterima. 2 Competing model strategy, yaitu strategi pemodelan yang bertujuan mengevaluasi beberapa model alternatif yang diusulkan peneliti berdasarkan kajian teoritis yang telah dilakukan. Masing-masing model alternatif merepresentasikan hipotesis hubungan struktural yang cukup berbeda. Selanjutnya, masing-masing model diidentifikasi berdasarkan uji-uji yang ditentukan dan dievaluasi sesuai dengan kerangka konseptual yang dibangun. 3 Model development strategy, yaitu strategi pemodelan yang bertujuan untuk memperbaiki suatu model dasar melalui modifikasi model pengukuran atau model struktural atau kedua-duanya yang diistilahkan sebagai respesifikasi model. Pengembangan model SEM dengan menggunakan strategi ini, teori diposisikan sebagai titik awal untuk pengembangan model yang memiliki justifikasi secara teoritis dan didukung data empirik. Tahapan penting yang dilakukan dalam mengembangkan SEM menurut Hair et al. 2006, meliputi: 1 mendefinisikan konstruk-konstruk secara individual, 2 mengembangkan keseluruhan model pengukuran, 3 mendesain penelitian untuk memperoleh hasil secara empiris 4 melakukan validasi model pengukuran, 5 melakukan spesifikasi model struktural, 6 melakukan validasi model pengukuran. Tahap pertama, yaitu mendefinisikan konstruk-konstruk individual yang terlibat dalam model yang dikembangkan berdasarkan teori-teori yang dipilih. Konstrukvariabel laten merupakan konsep yang memiliki pijakan teoritis yang cukup untuk menjelaskan berbagai bentuk hubungan. Konstrukvariabel laten dalam SEM dikelompokkan menjadi dua, yaitu konstruk eksogen dan konstruk endogen. Konstruk eksogen memiliki kedudukan seperti variabel independen dalam persamaan regresi. Konstrukvariabel eksogen digunakan untuk memprediksi satu atau beberapa konstrukvariabel lain namun tidak diprediksi oleh konstrukvariabel lain dalam model. Kontrukvariabel endogen adalah konstruk yang diprediksi oleh satu atau beberapa konstrukvariabel lain. Kontruk endogen dapat memprediksi satu atau beberapa konstruk endogen lainnya. Tahap ini, peneliti juga menetapkan operasionalisasi 52 konstruk dengan memilih skala pengukuran yang digunakan untuk masing-masing konstruk tersebut. Tahap kedua, yaitu mengembangkan dan menspesifikasi model pengukuran. Pada tahap ini, peneliti mengidentifikasi setiap konstruk variabel laten yang tergabung dalam model dan menentukan variabel-variabel indikator dari masing- masing konstruk tersebut. Variabel-variabel indikator inilah yang nantinya akan menghubungkan variabel-variabel laten dengan data lapangan. Pada dasarnya model pengukuran memuat informasi mengenai operasionalisasi variabel-variabel teoritis. Model pengukuran terdiri atas dua macam persamaan, yaitu persamaan variabel laten eksogen dan persamaan variabel laten endogen yang dinotasikan sebagai berikut: Y n =   y + n  X n =   x + n  Di mana: Y n = indikator ke-n dari variabel laten endogen y  = koefisien model pengukuran konstruk y  = peubah laten endogen n  = kesalahan pengukuran untuk y X n = indikator ke-n dari variabel laten eksogen x  = koefisien model pengukuran konstruk x  = peubah laten eksogen n  = kesalahan pengukuran untuk x Tahap ketiga, yaitu merancang penelitian untuk memperoleh hasil secara empiris. Dengan basis model yang spesifik, peneliti harus menentukan beberapa hal yang terkait dengan rancangan penelitian, antaral lain: tipe data yang dianalisis, pengaruh missing data dan ukuran contoh yang diambil. Tahap keempat, yaitu validasi model pengukuran. Validasi model dilakukan dengan beberapa kriteria Good-of-fit GOF yang mengindikasikan derajat kesesuaian antara model yang dihipotesiskan dan data yang diperoleh. Secara umum, GOF dikelompokkan menjadi tiga, yaitu: 1 Absolute fit measures kecocokan absolut, yang hanya mengkaji model secara keseluruhan model struktural dan model pengukuran secara bersama- sama, tanpa penyesuaian derajat ‘overfitting’ yang mungkin