1.1 Latar Belakang
Lamun seagrass adalah tumbuhan berbunga angiospermae yang sudah sepenuhnya menyesuaikan diri hidup terbenam di dalam laut. Lamun yang
terdapat di Indonesia terdapat 12 jenis yaitu Cymodocea serrulata, C. rotundata, Enhalus acoroides, Halodule uninervis, H. pinifolia, Halophila minor, H. ovalis,
H. decipiens, H. spinulosa, Thalassia hemprichii, Syringodium isoetifolium dan Thalassodendron ciliatun Dahuri 2003. Lamun dapat tumbuh dalam berbagai
jenis sedimen Terrados 1999. Lamun memiliki fungsi yang sangat penting bagi ekologi laut terluar yang dekat garis pantai. Lamun juga berfungsi sebagai
produsen utama, tempat tinggal dan penyedia makanan bagi kelompok ikan, penyu serta inverterbrata. Selain itu, lamun juga memiliki beberapa fungsi lain
yaitu sebagai area pemijahan dan habitat epifit bagi ketiga hewan tersebut Helgmeier dan Zidorn 2010.
Produktivitas lamun di laut dapat melebihi produktivitas dari beberapa tanaman darat misalnya gandum, jagung, beras dan tebu. Produktivitas yang
tinggi dari lamun ini, belum diimbangi dengan pemanfaatannya secara optimal Montano et al. 1999. Penelitian tentang lamun dan ekosistem laut selama ini
banyak difokuskan terhadap aktivitas eksplorasi, budidaya dan pariwisata, namun penelitian tentang pemanfaatan lamun bagi manusia terutama komponen
bioaktifnya masih sangat sedikit dipelajari Lioret 2010. Lamun seperti organisme yang lain, memproduksi metabolit primer dan
sekunder, sehingga berpotensi digunakan sebagai sumber obat-obatan dan sebagai makanan kesehatan Heilgmeier dan Zirdorn 2010. Heilgmeier dan Zirdorn
2010 telah meneliti adanya kandungan metabolit primer dan sekunder pada lamun dari kawasan Mediterania yaitu Posedonia oceanica. Hal ini menunjukkan
bahwa lamun berpotensi memiliki kandungan bioaktif dan sumber antioksidan alami. Sureda et al. 2008 dan Kannan et al. 2010 juga telah meneliti adanya
kandungan antioksidan pada lamun jenis Posidonia oceanica dan jenis Enhalus acoroides.
Antioksidan alami banyak terdapat pada sayur, buah dan rempah-rempah. Antioksidan alami tidak hanya terdapat pada tanaman darat, tetapi juga tanaman
laut termasuk lamun. Bahkan bagian buah dari lamun Enhalus acoroides ini sudah
dikonsumsi oleh masyarakat di kawasan Pulau Pramuka. Antioksidan bekerja sebagai free radical scavengers, mencegah dan memperbaiki kerusakan yang
disebabkan oleh radikal bebas sehingga kerusakan sel akan dihambat Winarsi 2007. Aktivitas antioksidan pada lamun Enhalus acoroides telah diuji
Kannan et al. 2010 dengan menggunakan pelarut etanol polar, namun informasi mengenai aktivitas antioksidan pada lamun Enhalus acoroides dengan
menggunakan berbagai jenis pelarut masih belum ada. Oleh karena itu, pada penelitian ini digunakan tiga jenis pelarut berbeda yaitu metanol polar, etil asetat
semipolar dan n-heksana nonpolar untuk lebih mengetahui perbedaan hasilnya. Ekstraksi dengan kepolaran berbeda biasanya menggunakan sampel yang
telah dikeringkan Colegate dan Molyneux 2008. Pengeringan merupakan metode pengawetan yang penting untuk bahan baku tumbuhan karena dapat
menghambat degradasi enzimatik dan limit pertumbuhan mikroba saat ekstraksi Harbourne et al. 2009. Beberapa penelitian pada tumbuhan mengenai aktivitas
antioksidan dan kandungan fenol juga banyak menggunakan sampel kering misalnya pada daun gambir Susanti 2008, herba meniran Rivai et al. 2011,
bunga rosela Usman 2010 dan anggur Muscadine pomace Vashiths et al. 2011. Harbourne et al. 2009 menyatakan bahwa suhu pengeringan antara 40-70
o
C tidak akan mempengaruhi total fenol dalam teh honeybush.
1.2 Tujuan