Angka-angka pada diagram batang yang diikuti huruf a,b menunjukkan jenis pelarut memberikan pengaruh berbeda nyata p0,05 terhadap rendemen
Gambar 5 Rendemen ekstrak metanol, etil asetat dan n-heksana Hasil analisis ragam terhadap rendemen ekstrak lamun berdasarkan jenis
pelarut Lampiran 4a menunjukkan bahwa perbedaan jenis pelarut memberikan pengaruh berbeda nyata p0,05 terhadap rendemen ekstrak Enhalus acoroides
yang dihasilkan. Uji lanjut Duncan Lampiran 4b menunjukkan bahwa pelarut metanol menghasilkan rendemen ekstrak tertinggi dan berbeda nyata dengan
pelarut lainnya. Berdasarkan hasil ini juga dapat diketahui bahwa semakin polar suatu ekstrak, maka rendemennya juga semakin banyak.
Metanol memiliki rendemen ekstrak yang paling tinggi yaitu sebesar 6,14, kemudian diikuti rendemen ekstrak etil asetat sebesar 0,41. Rendemen ekstrak
n-heksana paling kecil yaitu sebesar 0,09. Nilai rendemen yang dihasilkan oleh ketiga ekstrak lamun ini tidak berbeda jauh dengan rendemen dari ekstrak rumput
laut jenis Caulerpa lentilifera yang juga menghasilkan rendemen tertinggi pada ekstrak metanol. Besarnya nilai rendemen ekstrak metanol disebabkan karena
pelarut metanol yang bersifat polar sehingga dapat melarutkan hampir semua senyawa organik yang ada pada sampel, baik senyawa polar maupun nonpolar
Andayani et al. 2008. Metanol mudah menguap sehingga mudah dibebaskan dari ekstrak Andayani et al. 2008.
4.4 Kandungan Total Fenol Ekstrak Enhalus acoroides
Fenol meliputi berbagai senyawa yang berasal dari tumbuhan dan mempunyai ciri sama yaitu cincin aromatik yang mengandung satu atau dua gugus
hidroksil. Pengukuran total fenol dilakukan dengan metode Folin-Ciocalteau yang didasarkan pada reaksi oksidasi-reduksi. Reagen folin terdiri dari asam
fosfomolibdat dan asam fosfotungsat akan tereduksi oleh senyawa polifenol menjadi malibdenum-tungsen. Reaksi ini membentuk kompleks warna biru.
Semakin tinggi kadar fenol pada sampel, semakin banyak molekul kromagen biru yang terbentuk akibatnya nilai absornasi akan meningkat. Senyawa-
senyawa fenol ditemukan pada berbagai organisme mulai dari mikroorganisme sampai tumbuhan tingkat tinggi dan hewan Lenny 2006.
Senyawa-senyawa fenolat dapat menangkap radikal-radikal peroksida dan dapat
mengkelat logam
besi yang
mengkatalisa peroksida
lemak Andayani et al. 2008. Berdasarkan hal diatas maka dilakukan penelitian ini
untuk menentukan kandungan fenol total dari lamun. Penentuan kadar fenol total digunakan metode Folin-Ciocalteu dan sebagai pembanding digunakan asam galat
Yangthong et al. 2009; Andayani et al. 2008. Konsentrasi larutan sampel dapat ditentukan dengan menggunakan kurva
kalibrasi dengan cara mengukur absorban sampel kemudian kadar total fenol dihitung dengan menggunakan persamaan regresi linier. Perhitungan nilai total
fenol dapat dilihat pada Lampiran 5. Kandungan total fenol dalam ekstrak kasar metanol, etil asetat dan n-heksana dapat dilihat pada Gambar 6.
Angka-angka pada diagram batang yang diikuti huruf a,b,c menunjukkan jenis pelarut memberikan pengaruh berbeda nyata p0,05 terhadap kandungan total fenol
Gambar 6 Kandungan total fenol ekstrak metanol, etil asetat dan n-heksana
Hasil analisis ragam terhadap kandungan total fenol pada lamun Enhalus acoroides berdasarkan pelarut Lampiran 5a menunjukkan bahwa
perbedaan jenis pelarut memberikan pengaruh berbeda nyata p0,05 terhadap kandungan total fenol yang dihasilkan. Uji lanjut Duncan Lampiran 5b
menunjukkan hasil bahwa ekstrak metanol polar memiliki kandungan total fenol paling tinggi yaitu sebesar 542,56 mg GAE1000 g sampel, diikuti oleh ekstrak
etil asetat semipolar sebesar 66,95 mg GAE1000 g sampel dan ekstrak n-heksana nonpolar sebesar 2,90 mg GAE1000 g sampel. Nilai ini sesuai
dengan penelitian Febrianti 2010 yang menunjukkan bahwa ekstrak buah pedada paling tinggi adalah ekstrak metanol polar sebesar 29,18 mg TAEg sampel
diikuti oleh ekstrak etil asetat semipolar sebesar 14,89 mg TAEg sampel dan ekstrak kloroform nonpolar sebesar 5,87 mg TAEg sampel.
Kandungan total fenol yang tinggi pada ekstrak metanol ini menunjukkan bahwa senyawa fenol cenderung larut dalam pelarut polar. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Harborne 1987 bahwa senyawa fenol cenderung larut dalam pelarut polar. Kandungan senyawa fenol pada bahan berperan menentukan adanya
kandungan antioksidan pada bahan tersebut Susanti 2008. Kandungan senyawa fenol yang terdapat dalam lamun Enhalus acoroides meliputi flavonoid, fenol
hidrokuinon dan tanin. Hasil penelitian Dumay et al. 2004, konsentrasi senyawa fenol pada lamun jenis Posidonia oseanica akan berkurang seiring dengan umur
daun. Senyawa fenol biasanya terkonsentrasi di bagian pertumbuhan lamun yang memiliki metabolisme tinggi Dumay et al. 2004.
4.5 Senyawa Fitokimia Ekstrak Enhalus acoroides