Prinsip ekstraksi menggunakan pelarut organik adalah bahan yang akan diekstrak dikontakkan dengan pelarut selama selang waktu tertentu, sehingga
komponen yang akan diekstrak akan terlarut dalam pelarut. Kelebihan dari ekstraksi menggunakan pelarut organik adalah mendapatkan senyawa yang lebih
terkonsentrasi dan memiliki aroma yang hampir sama dengan bahan alami awal Malthaputri 2007. Jenis dan mutu pelarut yang digunakan menentukan
keberhasilan proses ekstraksi. Pelarut yang digunakan harus dapat melarutkan zat yang diinginkannya, mempunyai titik didih yang rendah, murah, tidak toksik, dan
mudah terbakar Ketaren 1986
.
Pada penelitian ini ekstraksi dilakukan secara berturut-turut menggunakan n-heksana, etil asetat dan metanol. Hasil ekstraksi
akan mengandung senyawa nonpolar, semipolar dan polar. Harborne 1987 mengelompokkan metode ekstraksi menjadi dua, yaitu
ekstraksi sederhana dan ekstraksi khusus. Ekstraksi sederhana terdiri atas:
1. Maserasi, yaitu metode ekstraksi dengan cara meredam sampel dalam pelarut dengan atau tanpa pengadukan;
2. Perkolasi, yaitu metode ekstraksi secara berkesinambungan; 3. Reperkolasi, yaitu perkolasi dimana hasil perkolasi digunakan untuk
melarutkan sampel di dalam perkulator sampai senyawa kimianya terlarut; 4. Diakolasi, yaitu perkolasi dengan penambahan tekanan udara.
Ekstraksi khusus terdiri atas: 1. Sokletasi, yaitu metode ekstraksi secara berkesinambungan untuk
melarutkan sampel kering dengan menggunakan pelarut bervariasi; 2. Arus balik, yaitu metode ekstraksi secara berkesinambungan dimana
sampel dan pelarut saling bertemu melalui gerakan aliran yang berlawanan;
3. Ultrasonik, yaitu metode ekstraksi dengan menggunakan alat yang menghasilkan frekuensi bunyi atau getaran antara 25-100 KHz.
2.3 Radikal Bebas
Radikal bebas adalah atom atau molekul yang tidak stabil dan sangat reaktif karena mengandung satu atau lebih elektron tidak berpasangan pada orbital
terluarnya. Untuk mencapai kestabilan atom atau molekul, radikal bebas akan bereaksi dengan molekul disekitarnya untuk memperoleh pasangan elektron.
Reaksi ini akan berlangsung terus-menerus dalam tubuh dan bila tidak dihentikan akan menimbulkan berbagai penyakit antara lain kanker, jantung, katarak,
penuaan dini serta penyakit degeneratif lainnya, oleh karena itu tubuh memerlukan suatu substansi penting yaitu antioksidan yang mampu menangkal
radikal bebas tersebut sehingga tidak dapat menginduksi suatu penyakit Andayani et al. 2008.
Menurut Hariyatmi 2004, yang dimaksud radikal bebas adalah sekelompok zat kimia yang sangat reaktif karena memiliki satu atau lebih elektron
yang tidak berpasangan. Radikal bebas juga merupakan sekelompok zat kimia yang sangat reaktif karena memiliki satu atau lebih elektron ganjil tidak
berpasangan dan memiliki dua sifat yaitu reaktif cenderung untuk menarik elektron dan dapat mengubah molekul menjadi suatu radikal. Adanya elektron
yang tidak berpasangan ini menyebabkan senyawa tersebut sangat reaktif mencari pasangan, dengan cara menyerang dan mengikat elektron molekul yang berada di
sekitarnya. Serangan radikal bebas terhadap molekul sekelilingnya akan menyebabkan terjadinya reaksi berantai yang kemudian menghasilkan senyawa
radikal baru. Dampak reaktivitas senyawa radikal bebas bermacam-macam, mulai dari kerusakan sel atau jaringan, penyakit autoimun, penyakit degeneratif hingga
kanker Winarsi 2007. Radikal bebas dapat terbentuk melalui dua cara yaitu secara endogen
sebagai respon normal proses biokimia intrasel maupun ekstrasel dan secara eksogen berasal dari polusi, makanan, serta injeksi ataupun absorpsi melalui
kulit Winarsi 2007. Secara umum, tahapan reaksi pembentukan reaksi radikal bebas melaui tiga tahapan reaksi yaitu inisiasi, propagasi dan terminasi. Tahap
inisiasi merupakan awal pembentukan radikal bebas, tahap propagasi merupakan pemanjangan rantai dan tahap terminasi merupakan bereaksinya senyawa radikal
dengan radikal lain atau dengan penangkap radikal sehingga potensi propagasinya rendah Winarsi 2007. Reaksi tahapan pembentukan radikal bebas dapat dilihat
pada Gambar 2. Tahap inisiasi:
Fe
++
+ H
2
O
2
Fe
++
+ H
2
O
2
R
1
-H +
●
OH R
1 ●
+ H
2
O Tahap propagasi:
R
2
-H + R
1 ●
R
2 ●
+ R
1
-H R
3
-H + R
2 ●
R
3 ●
+ R
2
-H Tahap terminasi:
R
1 ●
+ R
1 ●
R
1
-R
1
R
1 ●
+ R
1 ●
R
1
-R
1
R
1 ●
+ R
1 ●
R
1
-R
1
Gambar 2 Reaksi pembentukan radikal bebas
Sumber Winarsi 2007
2.4 Antioksidan