3.3.7 Uji aktivitas antioksidan dengan Metode DPPH Salazar-Aranda et al.
2009
Ekstrak kasar lamun dari hasil ekstraksi tunggal menggunakan pelarut metanol polar, etil asetat semipolar dan n-heksana nonpolar dilarutkan dalam
etanol dengan konsentrasi yang berbeda. Pelarut metanol dan etil asetat dilarutkan dalam etanol dengan konsentrasi 31,25; 62,5; 125; 250 dan 500 ppm. Pelarut
n-heksana dilarutkan dalam etanol dengan konsentrasi 600, 700,750, 800, 850 dan 900 ppm. Antioksidan sintetik BHT digunakan sebagai pembanding dan kontrol
positif. BHT dibuat dengan cara dilarutkan dalam pelarut etanol dengan konsentrasi 0,24; 0,48; 0,97; 1,95; 3,90; 7,81 dan 15,625 ppm. Larutan DPPH
yang akan digunakan, dibuat dengan melarutkan kristal DPPH dalam pelarut etanol dengan konsentrasi 1 mM.
Uji aktivitas antioksidan dilakukan berdasarkan kemampuan sampel yang digunakan dalam mereduksi radikal bebas stabil DPPH. 1 mg ekstrak kasar dan
BHT sebagai kontrol positif ditimbang lalu ditambahkan etanol dengan perbandingan 1:1000. Selanjutnya 1,3 mg DPPH diencerkan dengan 25 ml etanol.
1 µl etanol diisikan ke dalam microwell plate yang telah disiapkan. Setelah itu, dilakukan pengisian ekstrak dengan beberapa konsentrasi dan penambahan larutan
DPPH. Campuran dihomogenkan dan diinkubasi pada suhu 37
o
C selama 30 menit. Serapan yang dihasilkan diukur dengan elisa reader pada panjang
gelombang 517 nm. Persentase penghambatan aktivitas radikal bebas diperoleh dari nilai
absorbansi sampel. Persamaan regresi diperoleh dari hubungan antara konsentrasi sampel dan presentase pengahambatan aktivitas radikal bebas. Nilai konsentrasi
penghambatan aktivitas radikal bebas sebanyak 50 IC
50
dihitung dengan menggunakan persamaan regresi. Nilai IC
50
diperoleh dengan memasukkan Y=50 serta nilai A dan B yang telah diketahui. Nilai x sebagai IC
50
dapat dihitung dengan persamaan :
y = A + B Lnx Keterangan :
y = persen inhibisi A = slope
B = intercept x = konsentrasi sampel mgl
3.4 Rancangan percobaan dan Analisis Data