mengembangkan PS Magister Manajemen MM. Selanjutnya, pada tahun 2002 Program Studi MM tersebut diajukan ijin ke Dirjen Dikti. Setelah menunggu
cukup lama, maka terbitlah ijin prinsip penyelenggaraan program setingkat S2, yang disebut dengan Advanced Courses Program ACP. Pada saat Dikti tidak
langsung mengijinkan Fekon UT menyelenggarakan Program MM, tetapi Fekon UT diminta menyelenggarakan perkuliahan mata kuliah setingkat S2 terlebih
dahulu dan Dikti akan mengevaluasi pelaksanaan perkuliahan tersebut selama 2 semester. Setelah dua 2 semester Program ACP berjalan dan dinilai layak oleh
Dikti, maka dikeluarkan ijin penyelenggaraan Program MM berdasarkan SK Dirjen Dikti Nomor 3507DT2004, tanggal 31 Agustus 2004. Pada awal
operasinya, Program Studi MM hanya dibuka pada beberapa UPBJJ, yakni Jakarta dan Medan. Selanjutnya menyusul UPBJJ lain, diantaranya adalah Kupang dan
Pontianak. Untuk efektivitas pengelolaan, akhirnya Program Studi MM dikelola oleh unit Program Pascasarjana PPs.
Berdasarkan Keputusan Dirjen Dikti Depdiknas Republik Indonesia Nomor: 163DIKTIKEP2007 tentang Penataan dan Kodifikasi PS pada
Perguruan Tinggi, nama PS Manajemen jenjang S2 tidak berubah, yaitu tetap dengan nama PS S2 Manajemen dengan nomor kode 61-101.
Program Studi S1 Akuntansi
Sebenarnya keinginan untuk membuka PS Akuntansi di Fekon UT sudah cukup lama, bahkan jauh sebelum Program MM diusulkan ke Dikti. Berbagai
persiapan untuk membuka PS tersebut telah dilakukan oleh tim satuan tugas satgas Fekon sejak tahun 1999. Namun baru pada pada tanggal 30 Juni 2005,
melalui SK Dirjen Dikti No. 2054DT2005 izin operasional PS Akuntansi diperoleh dan secara resmi pada masa registrasi 2006.1 mulai menerima
mahasiswa. Meskipun masih baru, PS ini mempunyai jumlah mahasiswa semakin meningkat. Pada awal pembukaan tahun 2006 jumlah mahasiswa baru 69 orang
dan pada tahun 2008.1 jumlah mahasiswa sudah mencapai 1.115 orang. Peningkatan mahasiswa ini sejalan dengan telah diberlakukannya sistem alih
kredit dengan sistem blok transfer yang memberikan kesempatan bagi calon
mahasiswa yang telah lulus di jenjang D2 hingga D4 untuk alih kredit ke PS S1 Akuntansi.
Berdasarkan Keputusan Dirjen Depdiknas Republik Indonesia Nomor: 163DIKTIKEP2007 tentang Penataan dan Kodifikasi Program Studi Pada
Perguruan Tinggi, nama PS Akuntansi jenjang S1 tidak berubah, yaitu tetap dengan nama PS S1 Akuntansi dengan nomor kode 62-201.
4.1.6. Struktur Organisasi Fekon UT
Gambar 4 Menunjukkan Struktur Organisasi Fekon UT. Berdasarkan Kemendiknas RI Nomor: 123O2004, Tugas Pokok dan Fungsi Fekon UT adalah:
1. Tugas Pokok Fakultas: Melaksanakan pendidikan akademik, profesidanvokasi dalam salah satu, atau
seperangkat cabang ilmu pengetahuan, teknologi, dankesenian tertentu berdasarkan sistem belajar jarak jauh.
2. Fungsi Fakultas: a. Pengembangan program pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada
masyarakat b. Pengembangan ilmu pengetahuan
c. Pembinaan dan pengembangan dosen dan tenaga kependidikan d. Pembinaan mahasiswa dan alumni
e. Ketatausahaan Fakultas
4.1.7. Pendidikan Jarak Jauh
Pendidikan Jarak JauhSuparman, 2004 dapat dideskripsikan sebagai berikut:
1. Pendidikan Jarak Jauh PJJ ditandai dengan jauhnya orang yang belajar, baik dengan pengajar, maupun dengan pusat pengelola pendidikan. Jauhnya jarak
tersebut bersifat relatif karena tidak dapat ditentukan dengan kilometer, atau mil. Walaupun jarak fisik antara pengajar, atau pengelola pendidikan dengan
siswa hanya beberapa kilometer, tapi keduanya tidak dapat berada dalam kelas secara bersama, maka proses pendidikan tersebut memenuhi salah satu ciri
pokok PJJ.
2. PJJ lebih banyak menggunakan dan mengandalkan pada penggunaan media, baik media cetak, media audiovisual, atau media elektronik daripada
menggunakan pengajaran tatap muka. Dalam media tersebut tertuang isi pendidikan yang telah didesain khusus untuk PJJ. Interaksi dilakukan pula
melalui media antara mahasiswa dengan pengelola pendidikan. 3. Siswa tidak selalu berada dalam bimbingan pengajar, tetapi lebih banyak
belajar mandiri. Ini berarti bila ada suatu lembaga PJJ, namun melaksanakan pertemuan tatap muka lebih banyak daripada belajar mandiri siswa, maka PJJ
yang diselenggarakannya telah menyimpang dari ciri pokoknya. 4. Siswa dapat belajar dimana saja, kapan saja dan dapat memilih program studi
menurut kebutuhannya sendiri. 5. PJJ menawarkan program-program yang jenis dan tujuannya sama seperti
pendidikan biasa pada umumnya, walaupun strategi penyelenggaraan proses instruksionalnya menggunakan media dan mengandalkan belajar mandiri
siswa berbeda dengan strategi pengajaran tatap muka pada pendidikan biasa. Oleh karena itu pengukuran terhadap mutu lulusan PJJ tidak berbeda dengan
pengukuran terhadap lulusan program pendidikan biasa. 6. PJJ menjadi area penyebaran keahlian dalam sistem instruksional secara luas,
karena prinsip-prinsip belajar dan prinsip instruksional yang digunakan dalam bahan ajar jarak jauh sama dengan prinsip-prinsip pengajaran tatap muka.
Penyebaran keahlian tersebut biasanya berlangsung melalui pelaksanaan pelatihan penulisan bahan ajar dan tes yang diselenggarakan oleh lembaga PJJ
bagi penulis-penulis yang berasal dari lembaga pendidikan biasa. Disamping itu penyebaran keahlian tersebut berlangsung pula dengan cara penggunaan
atau pemanfaatan bahan ajar produk lembaga PJJ oleh lembaga pendidikan biasa.
7. Pengelolaan PJJ beroperasi seperti industri karena berbagai subsistem didalamnya memang merupakan kegiatan industri, seperti subsistem produksi
dan reproduksi bahan ajar, subsistem distribusi bahan ajar dan bahan registrasi, serta subsistem jaringan komunikasi baik untuk kebutuhan
administrasi, maupun akademik.
Gambar 5 Struktur Organisasi Fakultas Ekonomi Universitas Terbuka
4.1.8. Pendidikan Terbuka
Pendidikan terbuka dapat dilakukan, baik dengan sistem PJJ maupun dengan sistem pendidikan tatap muka Suparman, 2004 sebagai berikut:
1. Terbuka bagi siapa saja yang ingin mengikuti program pendidikan itu tanpa batas usia, pekerjaan, dan bahkan pada lembaga PJJ tertentu tanpa
batas, jenis atau tingkat ijazah yang pernah dimiliki sebelumnya. Untuk UT, misalnya, penerimaan menjadi mahasiswa tidak dibatasi oleh jenis
dan lulusan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas SLTA.