40
Tabel 14 Rata-Rata Pemberian Hijauan Sapi Perah Produktif dan Tidak Produktif Peternak Responden
Peternak Skala
usaha Pemberian hijauan kgharist
Produksi susu
literhari Produktivitas
susu literharist
Sapi produktif
Sapi tidak produktif
Kredit Kecil
12.00 12.00
15.22 8.91
Menengah 12.90
23.70 27.10
8.59 Besar
9.71 34.86
77.57 10.83
Rata-rata 12.01
24.36 36.90
9.17 Mandiri
Kecil 9.17
19.17 12.64
10.11 Menengah
11.81 33.43
22.78 8.88
Besar 27.29
42.92 62.93
11.55 Rata-rata
49.24 14.39
24.08 9.73
Rata-rata total 48.46
13.20 30.49
9.45
Tabel 15 Rata-Rata Jumlah Pemberian Konsentrat dan Hijauan Peternak Sapi Perah Responden
Peternak Skala usaha
Pakan sapi produktif kgharist Produktivitas
susu literharist
Konsentrat Hijauan
Jumlah Kredit
Kecil 12.00
47.00 59.00
8.91 Menengah
11.71 47.69
59.40 8.59
Besar 12.48
48.14 60.63
10.83 Rata-rata
11.94 47.68
59.62 9.17
Mandiri Kecil
16.67 49.58
66.25 10.11
Menengah 11.65
48.43 60.08
8.88 Besar
16.86 51.07
67.92 11.55
Rata-rata 14.35
49.24 63.59
9.73 Rata-rata total
13.14 48.46
61.61 9.45
Peternak Skala usaha
Pakan sapi tidak produktif kgharist Konsentrat
Hijauan Jumlah
Kredit Kecil
3.47 12.00
15.47 Menengah
6.68 23.70
30.38 Besar
8.50 34.86
43.35 Rata-rata
6.57 24.36
30.92 Mandiri
Kecil 7.11
19.17 26.28
Menengah 6.09
33.43 39.52
Besar 7.24
42.92 50.15
Rata-rata 6.65
28.99 35.64
Rata-rata total 6.61
26.67 33.28
41
Kombinasi jumlah pemberian pakan konsentrat dan pakan hijauan, selain akan berpengaruh terhadap produksi susu juga akan berpengaruh terhadap
besarnya biaya pakan yang dikeluarkan. Untuk mengurangi besarnya biaya pakan dengan menjaga produksi susu tetap baik dapat dilakukan dengan meningkatkan
jumlah pemberian hijauan dan mengurangi jumlah pemberian pakan konsentrat. Hal tersebut dapat dilakukan karena jumlah pemberian pakan konsentrat dan
pakan hijauan berpengaruh positif dan nyata terhadap produktivitas sapi perah di tingkat peternak. Jumlah pemberian pakan konsentrat dan pakan hijauan yang
diberikan peternak untuk sapi yang berproduksi dan tidak berproduksi dapat dilihat pada Tabel 15.
Pemberian pakan konsentrat dan pakan hijauan ini dilakukan oleh peternak dua kali dalam sehari, yaitu pagi dan sore. Pakan hijauan yang digunakan oleh
sekitar 95 persen peternak diperoleh dengan cara mencari sendiri dan 5 persen peternak memperoleh hijauan dengan cara membeli. Jenis hijauan yang digunakan
oleh peternak terdiri dari jerami padi, rumput gajah, dan rumput lapangan. Selain memberikan pakan konsentrat dan pakan hijauan, peternak memberikan air
minum untuk ternaknya secara rutin. Pemberian air minum ini dilakukan sebagian besar peternak dengan selalu menyediakan air minum secara adlibitum di bak atau
ember khusus. Aktivitas harian yang dilakukan oleh peternak setelah membersihkan kandang, lantai dan pemberian pakan konsentrat, peternak
melakukan pemerahan. Pemerahan dilakukan dua kali dalam sehari, yaitu pagi dan sore hari. Rentang waktu mulai pemerahan pada pagi hari yaitu berkisar
antara pukul 5:30 WIB sampai 07:00 WIB dan rentang waktu selesai pemerahan berkisar antara pukul 06:00 WIB sampai 07:30 WIB. Pemerahan sore mulai
dilakukan oleh peternak dengan kisaran waktu antara pukul 15:00 WIB sampai pukul 16:15 WIB dan rentang waktu selesai pemerahan pukul 15:30 WIB sampai
pukul 17:00 WIB. Sebelum dilakukan pemerahan ambing susu terlebih dahulu dibersihkan begitu pula setelah pemerahan. Waktu penyetoran susu ke tempat
penerimaan susu TPS berkisar 5-15 menit setelah pemerahan. Susu yang ditampung di TPS dilakukan penyampelan dan pengukuran jumlah susu yang
disetorkan. Kemudian susu tersebut akan di tampung di koperasi pada unit pendingin susu cooling unit yang selanjutnya akan dikirim ke industri
pengolahan susu IPS.
6 HASIL PENELITIAN
6.1 Analisis Perkembangan Kinerja Peternak
Perkembangan kinerja peternak sapi perah anggota koperasi di KSU Karya Nugraha Kuningan dapat dilihat melalui perubahan jumlah peternak, kepemilikan
modal usaha ternak sapi perah, jumlah sapi perah dan produksi susu. Jumlah peternak sapi perah anggota KSU Karya Nugraha pada tahun 2008 sebanyak 788
peternak dan pada tahun 2011 berkurang menjadi 746 peternak sehingga terjadi penurunan jumlah peternak rata-rata sebesar 1.78 setiap tahunnya. Sementara
itu jumlah sapi perah pada tahun 2008 sebanyak 2157 ekor yang mencakup sapi
42
laktasi sebanyak 1238 ekor dengan produktivitas susu sebesar 8.13 liter per hari dan pada tahun 2011 meningkat menjadi 3044 ekor yang berarti terjadi kenaikan
jumlah populasi sapi perah rata-rata 9.71 per tahunnya dan produksi susu meningkat rata-rata 10.93 per tahun dari tahun 2008 sebanyak 3672158 liter.
Namun persentase jumlah sapi laktasi dari tahun ke tahun semakin menurun rata- rata 1.55 dengan produktivitas susu sapi perah yang semakin menurun juga
yaitu rata-rata 6.26 per tahun mulai tahun 2009 9.51 liter per hari dan masih relatif di bawah standar kurang dari 13 liter per hari. Sedangkan, jumlah
peternak kredit cenderung meningkat rata-rata 6.67 setiap tahunnya dari tahun 2008 yang berjumlah 20 peternak.
Produktivitas susu sapi perah yang masih rendah dan persentase jumlah sapi laktasi yang semakin menurun menunjukkan kinerja peternak sapi perah
anggota koperasi belum optimal. Produktivitas susu yang masih rendah menunjukkan tatalaksana pemeliharaan sapi perah yang masih perlu diperbaiki
dan penurunan persentase jumlah sapi laktasi menunjukan masih kurangnya perhatian terhadap pentingnya manajemen pengaturan rasio jumlah sapi laktasi
dan sapi tidak berproduksi, manajemen reproduksi ternak sapi perah dan manajemen replacement stock induk pengganti.
Tabel 16 Perkembangan Kinerja Peternak Sapi Perah Anggota Koperasi di KSU Karya Nugraha
Kinerja Koperasi Tahun
2008 2009
2010 2011
Jumlah peternak 788
658 732
746 Peternak kredit
20 23
50 24
Peternak mandiri 768
635 682
722 Populasi sapi perah ekor
2157 2414
2801 3044
Populasi sapi laktasi ekor 1238
57.39 1359
56.30 1483
52.95 1605
52.73 Produksi susu litertahun
3672158 4717553
5126493 4875984
Produktivitas sapi perah literharist 8.13
9.51 9.47
8.32
Berdasarkan Tabel 16, perkembangan jumlah peternak anggota KSU Karya Nugraha cenderung semakin menurun tetapi jumlah sapi perah yang
dipelihara semakin meningkat. Peningkatan jumlah populasi sapi perah berpengaruh positif terhadap peningkatan jumlah produksi susu yang dihasilkan
meskipun tidak diimbangi oleh peningkatan produktivitas sapi perah yang dipelihara karena produktivitasnya masih relatif di bawah standar potensi genetik
sapi perah fries holland yang dipelihara. Sedangkan jumlah peternak yang mengakses kredit ternak cenderung meningkat jumlahnya. Hal tersebut dilakukan
oleh peternak untuk mengembangkan skala usahanya sehingga mencapai skala usaha ekonomis.
Peternak di KSU Karya Nugraha biasanya membeli ternak induk sapi perah dari peternak lain atau melalui bandar sapi perah yang tidak diketahui jelas
kemurnian potensi genetik produksi susu dan silsilah keturunannya. Hal tersebut menyebabkan menurunnya kualitas genetik sapi perah secara populasi yang
43
berakibat pada penurunan potensi genetik produktivitas susu sapi perah. Selain itu, produktivitas susu sapi perah juga ditentukan oleh tatalaksana pemeliharaan
serta kualitas dan kuantitas pakan konsentrat dan pakan hijauan yang diberikan.
6.2 Analisis Penerimaan Usaha Ternak Sapi Perah 6.2.1 Struktur Penerimaan Usaha Ternak Sapi Perah
Usaha ternak sapi perah memiliki beberapa karakteristik. Pertama, sumberdaya yang dikelola oleh peternak adalah sumberdaya ternak untuk kegiatan
produksi susu. Dalam melakukan pemeliharaan sapi perah untuk kegiatan produksi susu, peternak dapat memprediksi ouput yang dihasilkan melalui
pengontrolan input seperti pakan konsentrat, pakan hijauan dan pemberian air, sehingga peternak dapat mengurangi atau melebihkan input produksi untuk
mendapatkan produksi susu yang diinginkan.
Kedua, sumberdaya ternak sapi perah yang terdapat di peternak anggota KSU Karya Nugraha merupakan private proverty right, dimana hak kepemilikan
ternak terdefinisi dengan jelas melalui transaksi jual beli yang dilakukan peternak. Ternak sapi perah merupakan faktor produksi yang penting bagi peternak,
sehingga kepemilikan ternak sapi perah property right menjadi sangat penting. Property right juga sangat menentukan alokasi sumberdaya. Sumberdaya ternak
bersifat private property memberikan hak bagi peternak untuk mengakses to access, mengelola to manage, dan memanen to harvest hasil dari sumberdaya
ternak tersebut. Peternak juga memiliki hak untuk melarang to exclude pihak lain yang ingin mengambil manfaat dari sumberdaya yang dimilikinya. Peternak
juga berhak untuk memindahkan hak milik sumberdaya ternaknya kepada peternak lain to alternate melalui proses transaksi dengan pihak lain. Oleh
karena itu, semakin jelas hak kepemilikan seseorang terhadap suatu sumberdaya ternak akan semakin efisien alokasi sumberdaya tersebut.
Status kepemilikan ternak sapi perah peternak di KSU Karya Nugraha diperoleh dari pembelian sapi perah dengan modal sendiri atau mandiri dan
melalui kredit ternak dari perbankkan. Sekitar 19.93 persen peternak mengelola ternak sapi perah yang sebagian ternaknya berasal dari kerdit ternak dan 80.07
persen peternak mengelola usaha sapi perahnya dari modal sendiri atau tanpa melalui kredit ternak. Rata-rata kepemilikan sapi perah peternak di KSU Karya
Nugraha relatif masih kecil yaitu sekitar 5 ekor, sehingga skala usahanya masih belum efisien. Hal ini menyebabkan sebagian peternak berusaha mendapatkan
akses permodalan berupa kredit ternak untuk mengembangkan populasi ternak sapi perah yang diusahakan dan meningkatkan skala usahanya.
Jumlah ternak sapi perah yang dikelola oleh peternak bervariasi. Persentase peternak yang memiliki skala usaha kecil rata-rata sebesar 41.19
persen, skala usaha menengah sebesar 43.82 persen dan 14.99 persen skala usaha besar. Peternak yang mengikuti kredit ternak sebagian besar merupakan peternak
skala usaha menengah, yaitu sebesar 58.68 persen, sedangkan pada kelompok peternak mandiri sebagian besar merupakan peternak skala usaha kecil dengan
persentase 46.50 persen. Berdasarkan jumlah sapi perah yang dimilki peternak di KSU Karya Nugraha Kuningan, dapat dikatakan bahwa peternak mengikuti kredit