Manfaat Penelitian Analisys of Dairy Farmers’ Transactions Costs: A Case Study of Cooperative Member in Kuningan West Java.
8
dan distribusi produk yang dilakukan, serta pembelian barang dalam jumlah yang besar karena ukuran usaha yang meningkat. Sedangkan ekonomi riil berkaitan
dengan pengurangan jumlah input, bahan baku, tenaga kerja serta berbagai jenis modal modal tetap dan modal bergulir. Modal bergulir berkaitan langsung
dengan biaya produksi yang terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah semua biaya yang ditimbulkan dari kegiatan usahatani yang sifatnya tidak
berubah meskipun terjadi perubahan jumlah output Cramer dan Jenses 1991. Sebaliknya biaya variabel adalah semua biaya yang mempengaruhi operasional
kegiatan pertanian dan akan mengalami peningkatan atau penurunan tergantung output yang dihasilkan.
Koutsoyiannis 1979 membagi ekonomi riil dibagi menjadi beberapa tipe, yaitu: 1 ekonomi produksi production economies, 2 ekonomi pemasaran
selling or marketing economies, 3 ekonomi manajemen managerial economies, dan 4 ekonomi transportasi dan penyimpanan transport and storage
economies Koutsoyiannis 1979. Ekonomi produksi muncul dari faktor : 1 tenaga kerja, 2 modal, dan 3 kebutuhan inventaris dari rumah tangga produksi.
Pertama, efisiensi tenaga kerja menurut Koutsoyiannis 1979 akan tercapai bila output yang dihasilkan meningkat dan faktor-faktor yang mendukung efisiensi
tersebut adalah : keahlian tenaga kerja, penghematan waktu, proses produksi yang menggunakan sistem otomatis, dan volume kumulatif baik input maupun output.
Skala usaha yang besar pun memungkinkan terciptanya pembagian kerja dan spesialisasi tenaga kerja dan dapat mendorong peningkatan produksi sehingga
biaya produksi rata-rata pun dapat diturunkan.
Kedua, faktor modal dalam ekonomi produksi berkaitan dengan modal tetap fixed capital yang mencakup mesin dan peralatan. Bagi peternakan sapi
perah yang menjadi modal tetap adalah ternak sapi perah, lahan, kandang, dan peralatan. Koutsoyiannis 1979, penghematan modal dapat tercapai melalui: 1
spesialisasi modal dan tidak terjadinya pembagian modal specialisation and indivisibilities of capital, 2 biaya-biaya pengadaan set-up cost, 3 biaya-biaya
tetap awal inicial fixed cost, 4 volume teknis, dan 5 kebutuhan kapasitas cadangan reserve capacity requirement. Ketiga, inventaris atau stochastic
economies. Kadangkala perusahaan dan rumah tangga produksi mengalami perubahan input atau output dalam kegiatan produksi. Biasanya stok bahan baku
akan ikut meningkat sesuai dengan peningkatan skala usaha namun tidak secara proporsional.
Faktor modal sangat berkaitan dengan teknologi yang digunakan dalam proses produksi. Menurut Varian 1996, teknologi dalam meningkatkan
increasing, menurunkan decreasing atau mempertahakan constant return to scale. Implikasi dari incresing return to scale adalah bila perusahaan atau rumah
tangga produksi meningkatkan input sebesar dua kali lipat, maka akan menghasilkan output sebesar dua kali lipat pula. Teknologi dapat meningkatkan
produksi lebih cepat more rapidly, cepat equal rapidly atau kurang cepat less rapidly dari skala operasi perusahaan atau rumah tangga produksi pada berbagai
level produksi Varian 1996. Sama halnya dengan fungsi biaya bisa meningkat secara kurang cepat less rapidly, cepat equal rapidly dan lebih cepat more
rapidly dari output pada berbagai level produksi.
9
Biaya produksi dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu biaya-biaya yang berupa uang tunai dan bukan tunai. Dalam jangka pendek dijumpai biaya tetap
dan biaya variabel, namun dalam jangka panjang semua biaya itu bersifat variabel Mubyarto 1982. Biaya tetap yaitu biaya yang besarnya tidak tergantung dari
jumlah produksi. Sementara biaya variabel yang dikeluarkan tergantung dari besarnya jumlah ouput yang diproduksi.
Hernanto 1989 mengungkapkan bahwa biaya produksi dalam usahatani dapat dibedakan menjadi :
1 Berdasarkan jumlah output yang dihasilkan terdiri dari: Biaya tetap adalah biaya yang besar kecilnya tidak tergantung pada besar
kecilnya produksi. Biaya variabel adalah biaya yang berhubungan langsung dengan jumlah
produksi. 2 Berdasarkan yang langsung dikeluarkan dan diperhitungkan terdiri dari:
Biaya tunai adalah biaya tetap dan biaya variabel yang dibayar tunai. Biaya tidak tunai diperhitungkan adalah biaya penyusutan alat-alat
pertanian, sewa lahan milik sendiri biaya tetap dan tenaga dalam keluarga biaya variabel. Biaya tidak tunai untuk melihat bagaimana manajemen
suatu usahatani. Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya biaya dan pendapatan menurut
Suratiyah 2008 dikatakan sangat kompleks. Faktor tersebut dapat dibagi dalam dua golongan yaitu: 1 faktor internal umur, pendidikan, pengetahuan,
pengalaman, dan ketrampilan, jumlah tenaga kerja keluarga, luas lahan, modal dan faktor ekternal input: ketersediaan, harga; dan output: permintaan, harga,
dan 2 faktor manajemen. Faktor internal dan faktor ekternal akan mempengaruhi biaya dan pendapatan usahatani.
Faktor eksternal dari faktor produksi input terbagi dalam dua hal yaitu ketersediaan dan harga. Dimana faktor produksi dan harga sangat berpengaruh
pada biaya, produktivitas dan pendapatan dari usahatani. Dari segi produksi output, jika permintaan akan produksi tinggi maka harga ditingkat petani tinggi
pula sehingga dengan biaya yang sama petani akan memperoleh pendapatan yang tinggi, sebaliknya jika produksi meningkat tetapi harga rendah maka pendapatan
juga akan turun. Faktor manajemen sangat menentukan dimana petani sebagai manajer harus dapat mengambil keputusan dengan berbagai pertimbangan
ekonomis sehingga memberikan hasil pendapatan yang maksimal.
Hernanto 1993 mengatakan bahwa tingkat keuntungan relatif dari kegiatan usahatani berdasarkan perhitungan finansial dapat diketahui dengan melakukan
analisis imbangan penerimaan revenue dan biaya costs. Nilai RC rasio total menunjukkan pendapatan kotor yang diterima untuk setiap rupiah yang
dikeluarkan untuk berproduksi. Nilai RC yang lebih besar dari satu menunjukkan bahwa penambahan satu rupiah biaya akan menghasilkan tambahan penerimaan
yang lebih besar dari satu. Semakin besar nilai RC maka semakin baik kedudukan ekonomi usahatani. Kedudukan ekonomi penting karena dapat
dijadikan penilaian dalam mengambil keputusan dalam aktivitas usahatani.