33
Total 20 739 665 030.00
100.00 Sumber: Laporan Profil Kelurahan dan Desa Tingkat Kecamatan Cigugur 2011
5.3 Keadaan Peternakan di Wilayah Penelitian
Tabel 5 Populasi Ternak di Kecamatan Cigugur pada tahun 2012 No.
Jenis ternak Jumlah ekor
1 Sapi perah
6918 2
Sapi potong 12
3 Kerbau
33 4
Babi 1900
5 Domba
2715 6
Ayam buras 12479
7 Ayam ras pedaging
90100 8
Ayam ras petelur 21000
9 Itik
1469 Sumber: UPTD BP3K Kecamatan Cigugur Kabupaten Kuningan 2012
Jenis ternak yang dibudidayakan oleh penduduk adalah sapi perah, sapi potong, kerbau, kuda, domba, ayam buras, ayam ras pedaging, ayam ras petelur,
itik, dan kelinci. Budidaya ayam buras, itik, kelinci, domba, dan kerbau yang dilakukan oleh penduduk sebagai alternatif pemanfaatan hasil sampingan dari
tanaman pertanian yang dibudidayakan dan pemanfaatan waktu senggang pada saat waktu luang dalam kegiatan budidaya tanaman dan ternak kerbau
dimanfaatkan untuk ternak kerja dalam pengolahan lahan pertanian. Ternak sapi perah, sapi potong, ayam ras pedaging, ayam ras petelur dibudidayakan secara
intensif oleh penduduk yang dijadikan sumber penerimaan. Populasi ternak di Kecamatan Cigugur dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 6 Komposisi Rata-Rata Populasi Sapi Perah Peternak Responden
No. Kriterian sapi perah
Rata-rata jumlah satuan ternak Persentase
Peternak kredit
Peternak mandiri
Total 1
Laktasi kosong 2.03
1.20 1.62
44.14 2
Laktasi bunting 1.43
1.07 1.25
34.13 3
Laktasi kering 0.27
0.17 0.22
5.92 4
Jantan dewasa 0.00
0.00 0.00
0.00 5
Jantan dara 0.03
0.03 0.03
0.91 6
Betina dara kosong 0.00
0.17 0.08
2.28 7
Betina dara bunting 0.00
0.10 0.05
1.37 8
Pedet betina lepas sapih 0.20
0.17 0.18
5.01 9
Pedet jantan lepas sapih 0.67
0.67 0.67
18.20 10
Pedet betina sapih 1.13
0.87 1.00
27.30 11
Pedet jantan sapih 0.17
0.03 0.10
2.73 Jumlah
4.29 3.03
3.66 100.00
34
Berdasakan gambaran dari Tabel 6 tersebut dapat dilihat rata-rata peternak memiliki sapi perah sebanyak 3.66 satuan ternak. Rata-rata sapi laktasi yang
berproduksi sebesar 78.27 persen dan rata-rata ketersediaan bakal calon pengganti induk yaitu betina dara kosong dan betina dara bunting sebesar 3.65 persen.
Jumlah rata-rata pemilikan sapi bakal pengganti induk sebesar 3.65 persen berada dibawah batas ideal jumlah sapi bakal calon pengganti induk yaitu sebesar 14.29
persen Sudono 1983. Kejadian tersebut dikarenakan peternak dalam menambah sapi produksi dengan membeli sapi yang sudah berproduksi langsung dari
peternak atau pedagang. Sumber dana yang digunakan peternak untuk membeli sapi yang sudah berproduksi tersebut berasal dari bantuan pemerintah, pinjaman
kredit bunga ringan dari bank komersil melalui koperasi dan dengan modal sendiri atau penjualan aset tetap yang dimiliki peternak.
5.4 Karakteristik Peternak
Karakteristik responden memberikan gambaran tentang latar belakang peternak yang berhubungan dengan keterlibatan dalam mengelola usahanya.
Karakteristik tersebut meliputi umur peternak, tingkat pendidikan, pengalaman beternak, jumlah sapi produktif, produksi susu dan orientasi dalam usaha ternak
sapi perah. Hasil penelitian terhadap enam puluh peternak di Kecamatan Cigugur dapat dilihat pada Table 7.
Tabel 7 Karakteristik Peternak Sapi Perah Responden No. Karakteristik Peternak
Kategori Jumlah
Persentase 1
Umur 15-35 tahun
19 31.67
36-55 tahun 35
58.33 55 tahun
6 10.00
2 Pendidikan
SD 30
50.00 SLTP
22 36.67
SLTA 7
11.67 D III
1 1.67
S1 0.00
3 Pengalaman beternak
1-10 tahun 35
58.33 11-20 tahun
17 28.33
20 tahun 8
13.33 4
Orientasi usaha utama
49 81.67
Sampingan 11
18.33 5
Jumlah sapi produktif 3 satuan ternak
30 50.00
3-5 satuan ternak 17
28.33 5 satuan ternak
13 21.67
6 Produktivitas susu
8 literharist 15
25.00 8-10 literharist
18 30.00
10 literharist 27
45.00