Analisis Perkembangan Kinerja Peternak
43
berakibat pada penurunan potensi genetik produktivitas susu sapi perah. Selain itu, produktivitas susu sapi perah juga ditentukan oleh tatalaksana pemeliharaan
serta kualitas dan kuantitas pakan konsentrat dan pakan hijauan yang diberikan.
6.2 Analisis Penerimaan Usaha Ternak Sapi Perah 6.2.1 Struktur Penerimaan Usaha Ternak Sapi Perah
Usaha ternak sapi perah memiliki beberapa karakteristik. Pertama, sumberdaya yang dikelola oleh peternak adalah sumberdaya ternak untuk kegiatan
produksi susu. Dalam melakukan pemeliharaan sapi perah untuk kegiatan produksi susu, peternak dapat memprediksi ouput yang dihasilkan melalui
pengontrolan input seperti pakan konsentrat, pakan hijauan dan pemberian air, sehingga peternak dapat mengurangi atau melebihkan input produksi untuk
mendapatkan produksi susu yang diinginkan.
Kedua, sumberdaya ternak sapi perah yang terdapat di peternak anggota KSU Karya Nugraha merupakan private proverty right, dimana hak kepemilikan
ternak terdefinisi dengan jelas melalui transaksi jual beli yang dilakukan peternak. Ternak sapi perah merupakan faktor produksi yang penting bagi peternak,
sehingga kepemilikan ternak sapi perah property right menjadi sangat penting. Property right juga sangat menentukan alokasi sumberdaya. Sumberdaya ternak
bersifat private property memberikan hak bagi peternak untuk mengakses to access, mengelola to manage, dan memanen to harvest hasil dari sumberdaya
ternak tersebut. Peternak juga memiliki hak untuk melarang to exclude pihak lain yang ingin mengambil manfaat dari sumberdaya yang dimilikinya. Peternak
juga berhak untuk memindahkan hak milik sumberdaya ternaknya kepada peternak lain to alternate melalui proses transaksi dengan pihak lain. Oleh
karena itu, semakin jelas hak kepemilikan seseorang terhadap suatu sumberdaya ternak akan semakin efisien alokasi sumberdaya tersebut.
Status kepemilikan ternak sapi perah peternak di KSU Karya Nugraha diperoleh dari pembelian sapi perah dengan modal sendiri atau mandiri dan
melalui kredit ternak dari perbankkan. Sekitar 19.93 persen peternak mengelola ternak sapi perah yang sebagian ternaknya berasal dari kerdit ternak dan 80.07
persen peternak mengelola usaha sapi perahnya dari modal sendiri atau tanpa melalui kredit ternak. Rata-rata kepemilikan sapi perah peternak di KSU Karya
Nugraha relatif masih kecil yaitu sekitar 5 ekor, sehingga skala usahanya masih belum efisien. Hal ini menyebabkan sebagian peternak berusaha mendapatkan
akses permodalan berupa kredit ternak untuk mengembangkan populasi ternak sapi perah yang diusahakan dan meningkatkan skala usahanya.
Jumlah ternak sapi perah yang dikelola oleh peternak bervariasi. Persentase peternak yang memiliki skala usaha kecil rata-rata sebesar 41.19
persen, skala usaha menengah sebesar 43.82 persen dan 14.99 persen skala usaha besar. Peternak yang mengikuti kredit ternak sebagian besar merupakan peternak
skala usaha menengah, yaitu sebesar 58.68 persen, sedangkan pada kelompok peternak mandiri sebagian besar merupakan peternak skala usaha kecil dengan
persentase 46.50 persen. Berdasarkan jumlah sapi perah yang dimilki peternak di KSU Karya Nugraha Kuningan, dapat dikatakan bahwa peternak mengikuti kredit
44
ternak dengan tujuan untuk mengambangkan skala usahanya agar berada pada skala ekonomis dan sebagian besar peternak di wilayah ini merupakan peternak
skala usaha kecil dan menengah. Hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 17.
Tabel 17 Persentase Skala Usaha Peternak Sapi Perah Responden Skala Usaha
Kredit ternak Mandiri
Rata-rata Kecil = 1-3 ekor
19.83 46.50
41.19 Menengah = 4-7 ekor
58.68 40.12
43.82 Besar = 7 ekor
21.49 13.37
14.99 Sumber penerimaan usaha peternak sapi perah terdiri dari penerimaan
tunai dan penerimaan tidak tunai. Sumber penerimaan tunai di dapat dari penjualan susu ke koperasi, penjualan ternak, dan penjualan produk sampingan.
Produk sampingan yang menjadi sumber penerimaan tunai merupakan hasil penjualan pupuk kandang dan penjualan karung bekas. Sedangkan penerimaan
tidak tunai terdiri dari penjualan susu keluar koperasi atau nilai susu untuk konsumsi pedet dan konsumsi keluarga, nilai pemakaian pupuk yang digunakan
sendiri untuk lahan pertanian peternak, termasuk nilai karung bekas yang digunakan untuk mencari rumput atau tempat penampung pupuk kandang.
Tabel 18 Rata-Rata Penerimaan Tunai Harian Peternak Sapi Perah Responden
Peternak Skala usaha
Sumber Penerimaan Tunai Rpharist Penjualan
susu Penjualan
sapi Penjualan
karung Jumlah
Kredit Kecil
25678.15 0.00
63.52 25741.67
Menengah 20761.29
4069.30 56.33
24886.91 Besar
29829.26 4849.04
72.98 34751.28
Rata-rata 23696.63
3573.02 61.41
27331.06 Persentase
86.70 13.07
0.22 100.00
Mandiri Kecil
25467.88 6697.53
99.96 32265.38
Menengah 19546.98
2992.85 44.79
22584.62 Besar
30246.56 4628.78
58.26 34933.60
Rata-rata 23341.95
4692.85 68.65
28103.45 Persentase
83.06 16.70
0.24 100.00
Rata-rata total 23519.29
4132.93 65.03
27717.26 Persentase total
84.85 14.91
0.23 100.00
Rata-rata produksi susu yang dihasilkan peternak sebanyak 30.49 literhari dari 3.08 satuan ternak sapi perah yang sedang laktasi atau 3.66 satuan ternak
5.20 ekor sapi perah yang dipelihara. Produktivitas susu sapi perah laktasi sebesar 9.45 literhari atau sebesar 7.76 literhari setiap satuan ternak populasi.
Produksi susu yang disetorkan ke koperasi sebanyak 6.96 literharist populasi 8.43 literhariekor atau 27.66 literhari sehingga dengan rata-rata harga susu
Rp3 380.08 per liter maka rata-rata penerimaan tunai dari penjualan susu ke koperasi adalah Rp23 519.29harist. Rata-rata penerimaan tunai peternak dari
45
penjualan sapi sebesar Rp4 132.93harist dan rata-rata penerimaan dari penjualan karung bekas sebesar Rp65.03harist. Total penerimaan tunai peternak rata-rata
per hari setiap satuan ternak sebesar Rp27 717.26. Penerimaan tunai peternak sapi perah berdasarkan modal usaha dan skala usaha dapat dilihat pada Tabel 18.
Jumlah susu yang digunakan untuk konsumsi pedet dan dikonsumsi sendiri rata-rata sebanyak 0.74 literharist populasi 2.63 literhariekor dan 0.06
literharist populasi 0.19 literhariekor dengan rata-rata harga susu Rp3 380.08liter maka penerimaan tidak tunai dari penjualan susu untuk konsumsi
pedet sebesar Rp2 521.78hari dan untuk konsumsi sendiri sebesar Rp210.04hari. Rata-rata penerimaan tidak tunai dari nilai pemakaian karung per hari sebesar
Rp74.66hari dan nilai penggunaan pupuk kandang sebesar Rp753.02hari. Total rata-rata penerimaan tidak tunai peternak sapi perah per hari setiap satuan ternak
sebesar Rp3 559.49 seperti tercantum pada Tabel 19.
Tabel 19 Rata-Rata Penerimaan Tidak Tunai Harian Peternak Sapi Perah Responden
Peternak Skala
usaha Sumber penerimaan tidak tunai Rpharist
Susu konsumsi
pedet Susu
konsumsi keluarga
Nilai karung
Nilai pupuk
kandang Jumlah
Kredit Kecil
2395.56 261.13
71.56 754.22
3482.46 Menengah
3034.00 244.65
69.94 758.67
4107.27 Besar
2451.32 129.10
62.35 755.23
3398.01 Rata-rata
2791.63 220.44
68.44 757.13
3837.64 Persentase
72.74 5.74
1.78 19.73
100.00 Mandiri
Kecil 1138.76
220.58 75.31
740.52 2175.17
Menengah 3199.94
225.77 75.33
754.72 4255.76
Besar 2273.34
45.31 116.95
753.71 3189.32
Rata-rata 2251.92
199.64 80.87
748.90 3281.33
Persentase 68.63
6.08 2.46
22.82 100.00
Rata-rata total 2521.78
210.04 74.66
753.02 3559.49
Persentase total 70.85
5.90 2.10
21.16 100.00
Tabel 20 menunjukkan bahwa sebesar 88.62 persen penerimaan total peternak sapi perah bersumber dari penerimaan tunai sedangkan sisanya 11.38
persen berasal dari penerimaan tidak tunai. Penjualan susu ke koperasi menyumbang 75.20 persen terhadap penerimaan total dan penjualan sapi sebesar
13.21 persen. Hal tersebut menunjukan bahwa produktivitas susu sapi perah masih rendah sehingga peternak berusaha mempertahankan keberlangsungan usaha
ternaknya dengan mencari penerimaan dari penjualan sapi yang biasanya berupa sapi yang tidak produksi seperti sapi jantan pedetdara dan jantan dewasa.