Persyaratan Siswa Baru HSKS
komunitas …”.
17
hasil wawancara dengan Kak Dhika lebih lengkap terdapat pada lampiran 4.
Pada wawancara selanjutnya dengan kak Imas dan kak Nina dijelaskan bahwa sebelum masuk komunitas tahapannya siswa placement
test kemudian di assessment terlebih dahulu untuk mengetahui siswa tersebut memerlukan penanganan khusus atau tidak kemudian ada
wawancara dengan konselor. Berikut hasil kutipan wawancara dengan kak Imas dan kak Nina
“…Ketika mereka masuk selain ada placement test, kalau yang teridentifikasi berkebutuhan khusus dia ada asessment, asessment
itu untuk menilai dia butuh terapi apa aja sih gitu dan sejauh mana sih dia bisa menangkap mapel akademis gitu selain itu kita ada juga
wawancara dengan konselor wawancara itu ini bukan buat ngorek segala hal tapi lebih kepada penyebab kenapa dia memilih
homeschooling
…”
18
hasil wawancara dengan kak Imas lebih lengkap tedapat pada lampiran 4.
“…Lihat hasil asessment nya gimana ternyata dia gak bisa nih karena faktor misalkan dia gak bisa fokus kalau dalam keramaian
atau justru dia yang akan membuat tidak fokus temen-temennya yang lain gitu kan nah itu tidak bisa berarti di kelas komunitas jadi
dia di distance learning kan atau dia belajar kita punya therapis jadi dia datang ke sekolah tetep cuma masuknya kelas therapis nanti di
bantu sama kaka-kaka therapisnya gitu tapi dia tetap ada
pembelajarannya, jadi ada yang dipisah ada yang tidak…”
19
hasil wawancara dengan kak Dhika lebih lengkap terdapat pada
lampiran 4.
Kedua hasil wawancara tersebut dapat di jelaskan bahwa siswa di HSKS bisa memilih program pembelajaran yang paling cocok sesuai
dengan kondisi masing-masing siswa, namun HSKS lebih mengarahkan ke komunitas terlebih dahulu agar anak-anak bisa bersosialisasi dengan
teman-teman sebayanya. Misalnya jika siswa tersebut ternyata anak berkebutuhan khusus ABK yang tidak bisa mengikuti proses
17
hasil wawancara dengan kak Dhika, kepala bagian pengembangan kurikulum HSKS Pusat pada tanggal 25 Agustus 2016, di HSKS
18
Hasil wawancara dengan kak Imas, kepala bagian pelayanan dan informasi HSKS Pusat pada tanggal 16 Maret 2016, di HSKS
19
Hasil wawancara dengan kak Nina, kepala akademik SMA HSKS Pusat pada tanggal 16 Maret 2016, di HSKS
pembelajaran biasanya memilih program distance learning dan mengikuti kelas therapi. Proses masuk ke komunitas HSKS siswa melakukan
placement test untuk mengetahui kemampuan akademiknya kemudian di assessment untuk mengetahui sejauh mana potensi dan kekurangan atau
hambatan yang dimiliki siswa, terakhir wawancara dengan konselor. Di HSKS tidak hanya ada pembelajaran akademik saja tetapi ada
pembelajaran non akademik atau kegiatan pengembangan diri hal ini sesuai wawancara dengan kak Nina yaitu
“…Ada pembelajaran non akademiknya atau kegiatan pengembangan diri di HSKS biasanya disebut dengan kelas Friday
class . “jadi kita itu tidak cuma belajar tapi ada kegiatan lain gitu ya
nah pembelajaran itu kita cuma di hari dalam seminggu itu cuma 2 kali, sebenarnya 3 kali kalau pembelajarannya yang 1 kali di luar
akademis namanya Friday class…”.
20
Hasil wawancara dengan kak Nina lebih lengkap terdapat pada lampiran 4.
Dari penjelasan hasil wawancara di atas, HSKS tidak hanya belajar akademik saja tetapi ada pembelajaran non akademiknya juga, ini menjadi
salah satu keunggulan homeschooling dibandingkan dengan sekolah formal yang lebih mengutamakan akademiknya saja padahal tidak semua
siswa berbakat di bidang akademik.