Pelaksanaan Mata Pelajaran Pelaksanaan Pembelajaran Pada Komunitas Homeschooling Kak Seto Pusat Tingkat SMA
“Kalau kita SKL masih mengacu pada pemerintah sesuai standar nasional pendidikan Cuma bedanya SKL itu ada yang formal dan
nonformal kalau kita pakai yang SKL kesetaraan walaupun sebenarnya itu isinya sama itu bisa dilihat buku tentang KTSP
karangan E Mulyasa disitu ada
”.
28
Hasil wawancara dengan kak Dimas lebih lengkap terdapat pada lampiran 4.
Jadi SKL di HSKS merujuk ke peraturan menteri pendidikan
nasional nomor 23 tahun 2006 tentang SKL sesuai jenjang pendidikan yang sedang ditempuh SD, SMP, SMA.
Tidak hanya di sekolah formal di HSKS tutor sebelum mengajar pun membuat silabus dan RPP berikut hasil wawancara dengan kak Lilis
tutor bahasa Indonesia silabus buat di awal tahun ajaran baru kalau RPP juga buat.
29
Selanjutnya hasil wawancara dengan kak Imas mengatakan “silabus disusun bersama-sama oleh staf ahli dan tutor di tahun 2014,
tahun-tahun selanjutnya tutor modifikasi RPP dengan dasar silabus itu. Silabus juga diperbaharui jika ada perubahan SKKD, tapi pasti
melibatkan tutor”.
30
Kemudian hasil wawancara dengan kak Dhika bagian kurikulum mengatakan
“Silabus itu kan memang komponen-komponen nya juga ada SKKD tinggal kita lihat aja kompetensi apa yang memang perlu
dicapai, karena yang menyusun silabus kan tutor ya disini yang langsung terlibat dalam pembelajaran itu kita bikin apa namanya
bikin kaya semacam pertemuan untuk menyusun silabus nah di silabus itu yaudah kita lengkapi komponen-komponen nya dan itu
kalau silabus itu kan memang 2 semester ya itu di bikin 2 semester
berdasarkan KD nya”.
31
Hasil wawancara dengan kak Dhika lebih lengkap terdapat pada lampiran 4.
Dari hasil wawancara di atas dapat penulis pahami HSKS membuat silabus pada tahun 2014, tahun selanjutnya tinggal di modifikasi jika ada
pembaharuan dari SKKD nya. Yang membuat silabus itu staf ahli dan
28
Hasil wawancara dengan kak Dimas, Direktur HSKS Pusat pada tanggal 09 Juni 2016, di HSKS
29
Hasil wawancara dengan kak Lilis, Tutor bahasa Indonesia HSKS Pusat pada tanggal 09 juni 2016, di HSKS
30
Hasil wawancara dengan kak Imas, kepala bagian pelayanan dan informasi HSKS Pusat pada tanggal 10 November 2016, di HSKS
31
Hasil wawancara dengan kak Dhika, kepala bagian pengembangan kurikulum HSKS Pusat pada tanggal 25 Agustus 2016, di HSKS
tutor sementara bagian kurikulum hanya menyelenggarakan dan memantau proses pembuatan silabus. Berikut contoh silabus HSKS
Sumber: gambar diambil oleh penulis pada saat pengumpulan data
Gambar 4.6 Contoh silabus SMA jurusan IPS HSKS Pusat
Gambar di atas merupakan contoh silabus mata pelajaran ekonomi kelas XI, Silabus HSKS masih merujuk pada kurikulum tingkat satuan
pendidikan KTSP Dari hasil studi dokumen komponen-komponen silabus RPP hampir sama seperti di sekolah formal ada SKKD, alokasi
waktu, kegiatan belajar, domain kompetensi, indikator pencapaian kompetensi, teknik penilaian, bentuk instrumen, contoh instrumen, sumber
bahanalat tetapi ada tambahan komponennya yaitu outingFriday class. Untuk lebih jelasnya contoh silabus terdapat dalam lampiran 8.
Untuk RPP pun HSKS baru menerapkannya sekitar 3 tahun yang lalu. Sesuai dengan data hasil wawancara dengan kak Ambi tutor Ekonomi
“Mulai 3 tahun yang lalu 20132014 udah mulai diwajibkan setiap masuk pertemuan itu harus ada RPP. Formatnya dari hsks gak jauh
beda lah dari yang di formal isinya sama ada KD, KI, tujuan kemudian ada indikator ada metode, ada kesimpulan ada penilaian
kaya gitu hampir sama”.
32
Hasil wawancara dengan kak Ambi lebih lengkap terdapat pada lampiran 4.
Dari hasil wawancara tersebut HSKS baru mewajibkan setiap tutor membuat RPP pada 3 tahun terakhir komponen-komponennya pun sama
seperti sekolah formal dan di indikatornya pun dikembangkan lagi, hal ini sesuai wawancara dengan kak Mujalisin tutor PKN
32
Hasil wawancara dengan kak Ambi, Tutor Ekonomi HSKS Pusat pada tanggal 09 Juni 2016, di HSKS
“…Kita pengembangan di indikator jadi kan SKKD kan udah ada jadi bentuk format nya udah ada Cuma kita bentuk
pengembangannya di indikatornya mau seperti apa, metode pembelajarannya seperti apa, dari mulai pengenalan sampai apa ya
eksplorasi ya terus elaborasi dan konfirmasi ya itu tinggal di
pengembangan itu aja formatnya seperti itu sih gak jauh beda…”
33
Hasil wawancara dengan kak Mujalisin lebih lengkap terdapat pada lampiran 4.
Selanjutnya kak Dhika mengatakan mengenai pembuatan RPP di HSKS yaitu “kalau RPP tidak langsung buat setahun tidak kita buat
misalnya seminggu sebelum pertemuan gitu kita buat RPP nya”.
34
Dari hasil wawancara dengan kak Mujal dan kak Dhika HSKS membuat RPP berdasarkan SKKD yang sudah ada dari pemerintah
selanjutnya tutor tinggal mengembangkan RPP di indikatornya menyesuaikan dengan waktu belajar yang hanya 3 kali dalam seminggu.
dan RPP dibuat seminggu sebelum tutor mengajar di kelas. RPP yang dibuat oleh tutor masih menggunakan format RPP KTSP.
Hasil pengamatan penulis proses pembelajaran di HSKS laykanya sekolah formal pada umunya siswa datang ke HSKS lalu belajar dalam
ruang kelas yang nyaman dan fasilitas yang mendukung. Cuma yang membedakan dari persiapan mengajar, Sebelum mulai mengajar tutor
melakukan briefing dengan kepala akademik serta tutor yang akan mengajar hari itu. Sesuai hasil wawancara dengan kak Mujalisin tutor
PKN. “Briefing setiap pagi kalau disini jam 8.30 briefing sampai selesai
kan mulai pembelajarannya siang kalau yang SMA kadang sampai jam 9.30 kadang sampai jam 10.00 tergantung nanti situasi apa
yang mau dibahas. Selesai mengajar evaluasi ya jam 16.00 sampai 16.30
”.
35
hasil wawancara dengan kak Mujalisin lebih lengkap terdapat pada lampiran 4.
33
Hasil wawancara dengan kak Mujalisin, Tutor PKN HSKS Pusat pada tanggal 09 Juni 2016, di HSKS
34
Hasil wawancara dengan kak Dhika, kepala bagian pengembangan kurikulum HSKS Pusat pada tanggal 25 Agustus 2016, di HSKS
35
Hasil wawancara dengan kak Mujalisin, Tutor PKN HSKS Pusat pada tanggal 09 Juni 2016, di HSKS
Hasil wawancara selanjutnya dengan kak Ambi tutor ekonomi melengkapi hasil wawancara sebelumnya
“Sebelum mengajar setiap hari kita ada briefing ada evaluasi di hari yang sama gitu jadi sebelum mengajar kita briefing
kita ceritakan kita mau ngapaian aja di kelas gitu anak mau diajak apa aja kaya gitu nah selesai mengajar nanti ada evaluasi, apa yang
di evaluasi ya anak tadi gimana metodenya lancarkah nah terus RPP nya sesuaikah kaya gitu dengan yang ditulis dengan di praktik
lapangan kalau gak sesuai RPP nya ya kita edit kenapa kendala-
kendalanya apa”.
36
Hasil wawancara dengan kak Ambi lebih lengkap terdapat pada lampiran 4.
Dari hasil wawancara di atas penulis dapat menggambarkan bahwa
sebelum tutor mengajar di kelas, pagi nya ada briefing bersama kepala akademik dan tutor yang mengajar pada hari itu yang intinya menceritakan
kegiatan apa saja yang akan dilakukan di kelas nanti. Setelah briefing sore hari setelah mengajar di kelas tutor mengadakan evaluasi yang intinya
bagaimana keadaan di kelas tadi apakah ada kendala lalu RPP yang dibuat sebelum mengajar apakah sudah sesuai atau belum, jika ada yang berubah
misalnya dari metode pembelajarannya bisa di edit lagi disesuaikan dengan keadaan di kelas tadi. Manfaat briefing dan evaluasi ini setiap tutor
jadi mengetahui metode atau pendekatan apa yang harus dipakai jika masuk ke kelas A, B dan C.
Berikut ini hasil wawancara dengan kak Mujalisin dan kak Linda mengenai persiapan tutor sebelum mengajar di kelas.
“…Ya persiapannya pertama RPP udah pasti ya terus metode pembelajaran misal kakak mau buat match mencocokan atau
menjodohkan membuat soal nya jawabannya kita print terus apalagi misalnya presentasi butuh kertas karton atau apa tergantung
metodenya tadi menyesuaikan…”
37
hasil wawancara dengan kak Mujalisin lebih lengkap terdapat pada lampiran 4.
36
Hasil wawancara dengan kak Ambi, Tutor Ekonomi HSKS Pusat pada tanggal 09 Juni 2016, di HSKS
37
Hasil wawancara dengan kak Mujalisin, Tutor PKN di HSKS Pusat pada tanggal 09 Juni 2016, di HSKS
Selanjutnya hasil wawancara dengan kak Linda mengenai persiapan tutor sebelum mengajar di kelas.
“…Materi yang kedua sih lebih ke metode setiap kelas pasti beda- beda kan gitu, jangan biarkan mereka mendengarkan ceramah kita
karena mereka akan bete jadi metode tuh yang harus di pikirkan karena setiap kelas beda-beda terus sama apa ya itu penampilan ya
kita tutor pengajar lebih ke busana juga kaya kita mengajar harus make up juga terus ya segar lah di lihat sama siswa gitu jadi engga
kucel itu pengaruh juga…
38
hasil wawancara dengan kak Linda lebih lengkap terdapat pada lampiran 4.
Jadi, dari kedua hasil wawancara di atas tutor sebelum mengajar
melakukan persiapan yaitu RPP, materi yang akan diajarkan, media pembelajaran yang akan digunakan, metode pembelajaran karena tidak
semua kelas tutor bisa menggunakan metode yang sama. Dan terakhir penampilan tutor yang segar, rapih, bersih, dan wangi.
Untuk penggunaan media pembelajaran setiap tutor berbeda-beda karena disesuaikan dengan materi pelajaran pada hari itu. Sesuai hasil
wawancara dengan kak Ambi yaitu: “Aku sendiri karena ekonomi
terkadang aku ada beberapa media biasanya slide power point yang biasa yang standar kemudian ada namanya kartu akutansi ada kartu akulasi jadi
kaya kartu remi gitu bentuknya tapi akuntansi ”.
39
Dari wawancara di atas dapat penulis jelaskan media yang digunakan seperti biasa power point dengan alat bantu laptop dan infokus.
Tetapi penggunaan power point tidak selalu dipakai setiap kali pertemuan agar tidak menimbulkan kejenuhan dalam belajar dan media pembelajaran
yang digunakan disesuaikan dengan materi pelajaran. Selanjutnya metode pembelajaran yang biasa digunakan tutor yaitu
“presentasi salah satu metodenya, terus tutor sebaya, discovery learning juga bisa”.
40
Dari hasil observasi penulis pada kegiatan pembelajaran di
38
Hasil wawancara dengan kak Linda, Tutor biologi SMA HSKS Pusat pada tanggal 20 Oktober 2016, di HSKS
39
Hasil wawancara dengan kak Ambi, Tutor Ekonomi di HSKS Pusat pada tanggal 09 Juni 2016, di HSKS
40
Hasil wawancara dengan kak Lilis, Tutor bahasa Indonesia di HSKS Pusat pada tanggal 09 Juni 2016, di HSKS
kelas tutor menggunakan metode ceramah dan diskusi terkait tema yang telah ditentukan setelah itu siswai diberi tugas untuk melihat profesi yang
sesuai dengan tema public speaking kemudian menebak nama profesi tersebut di kertas yang telah dibagikan.
Karena di HSKS untuk tingkat SMA nya anak berkebutuhan khusus ABK dan anak normal kelasnya disatukan pasti penanganannya berbeda
berikut hasil wawancara penulis dengan kak Linda mengenai cara tutor menangani ABK
“…Kita bukan jurusan yang sekolah luar biasa ya jadi gak punya metode khusus yang ada panduannya gitu engga tapi kita lebih
melihat kenyamanan anak itu dan jangan sampai dia tergores hatinya kaya gitu terus kita juga kalau dia punya pertanyaan kita
kasih kesempatan dia kalaupun misalkan ada anak-anak yang agak
sedikit begitu saya akan tegur anak itu…”
41
hasil wawancara dengan kak Linda lebih lengkap terdapat pada lampiran 4.
Hasil wawancara di atas menggambarkan tutor tetap memberi
kesempatan kepada ABK untuk bertanya dan membuat mereka nyaman di kelas jika ada anak lain yang mengganggu siswa tersebut akan di tegur
halus oleh tutor. Disini ditemukan maksud dari belajar yang ramah anak itu tutor memperhatikan kenyamanan anak ABK jangan sampai tutor
mengeluarkan kata ABK dan memberikan kesempatan anak ABK untuk bertanya.
Anak ABK SMA di HSKS masih bisa diarahkan karena sebelum masuk komunitas sudah melalui assessment bahwa anak ABK ini bisa
mengikuti kelas komunitas hal ini sesuai wawancara dengan kak Ambi diuraikan sebagai berikut
“…Untuk tutor sendiri ya gitu jadi karena emang tingkatan ABK nya gak terlalu yang berat banget jadi bisalah diarahkan biasanya
dikasih soal gitu mereka suruh mengerjakan bahkan ya itu biasanya yang lebih cepat selesai. Terkadang ada jawabannya yang benar ada
yang jawabannya ya gitu apa adanya jadi kita paham kondisinya
41
Hasil wawancara dengan kak Linda, Tutor Biologi SMA HSKS Pusat pada tanggal 20 Oktober 2016, di HSKS
kaya gitu …”
42
Hasil wawancara lebih lengkap dengan kak Ambi terdapat pada lampiran 4.
Salah satu cara menangani anak ABK Kak Ambi memberikan soal agar anak ABK nya tidak jenuh dan tidak berjalan-jalan. Anak ABK yang
penulis amati di HSKS masih dalam tahap yang tidak terlalu berat seperti slow learner, suka berkeliling kelas dan mengulangi ucapan tutor.
Dalam kegiatan pembelajaran di komunitas HSKS, dari hasil observasi penulis di kelas pada tanggal 26 Oktober 2016 kegiatan belajar
di HSKS terdiri dari 3 kegiatan yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Waktu Pelaksanaan proses pembelajaran di HSKS
disesuaikan dengan kemampuan peserta didik. Hal tersebut disebabkan karena setiap kelas komunitas tingkat SMA anak berkebutuhan khusus
ABK dan anak normal kelasnya disatukan dengan catatan jumlah siswa normal lebih banyak daripada ABK nya, hal tersebut merupakan hasil
wawancara dengan kak Dimas, hasil wawancaranya adalah sebagai berikut: “itu kita menyebutnya sih program inklusi gitu jadi
menggabungkan antara reguler dengan berkebutuhan khusus dengan kapasitas maksimal per kelas itu hanya 2 yang berkebutuhan khususnya
sisanya itu yang reguler”.
43
Dari wawancara tersebut dapat penulis simpulkan HSKS Pusat SMA ada program inklusi dimana anak yang normal kelasnya disatukan dengan
ABK. sejauh dari hasil observasi penulis di kelas anak ABK tidak mengganggu anak normal justru sebaliknya walaupun sedikit ada interaksi
antara anak ABK dan anak normal di kelas. Untuk tutornya mungkin ada sedikit hambatan karena anak ABK yang di kelas itu tergolong slow
learner atau sulit memahami pelajaran dengan siswa pada umumnya. Sehingga bisa jadi pelaksanan pembelajaran tidak sesuai dengan
perencanaan yang telah dibuat.
42
Hasil wawancara dengan kak Ambi, Tutor Ekonomi di HSKS Pusat pada tanggal 09 Juni 2016, di HSKS
43
Hasil wawancara dengan kak Dimas, Direktur HSKS Pusat pada tanggal 20 Oktober 2016, di HSKS