Pelaksanaan Mata Pelajaran Pelaksanaan Pembelajaran Pada Komunitas Homeschooling Kak Seto Pusat Tingkat SMA

“Kalau kita SKL masih mengacu pada pemerintah sesuai standar nasional pendidikan Cuma bedanya SKL itu ada yang formal dan nonformal kalau kita pakai yang SKL kesetaraan walaupun sebenarnya itu isinya sama itu bisa dilihat buku tentang KTSP karangan E Mulyasa disitu ada ”. 28 Hasil wawancara dengan kak Dimas lebih lengkap terdapat pada lampiran 4. Jadi SKL di HSKS merujuk ke peraturan menteri pendidikan nasional nomor 23 tahun 2006 tentang SKL sesuai jenjang pendidikan yang sedang ditempuh SD, SMP, SMA. Tidak hanya di sekolah formal di HSKS tutor sebelum mengajar pun membuat silabus dan RPP berikut hasil wawancara dengan kak Lilis tutor bahasa Indonesia silabus buat di awal tahun ajaran baru kalau RPP juga buat. 29 Selanjutnya hasil wawancara dengan kak Imas mengatakan “silabus disusun bersama-sama oleh staf ahli dan tutor di tahun 2014, tahun-tahun selanjutnya tutor modifikasi RPP dengan dasar silabus itu. Silabus juga diperbaharui jika ada perubahan SKKD, tapi pasti melibatkan tutor”. 30 Kemudian hasil wawancara dengan kak Dhika bagian kurikulum mengatakan “Silabus itu kan memang komponen-komponen nya juga ada SKKD tinggal kita lihat aja kompetensi apa yang memang perlu dicapai, karena yang menyusun silabus kan tutor ya disini yang langsung terlibat dalam pembelajaran itu kita bikin apa namanya bikin kaya semacam pertemuan untuk menyusun silabus nah di silabus itu yaudah kita lengkapi komponen-komponen nya dan itu kalau silabus itu kan memang 2 semester ya itu di bikin 2 semester berdasarkan KD nya”. 31 Hasil wawancara dengan kak Dhika lebih lengkap terdapat pada lampiran 4. Dari hasil wawancara di atas dapat penulis pahami HSKS membuat silabus pada tahun 2014, tahun selanjutnya tinggal di modifikasi jika ada pembaharuan dari SKKD nya. Yang membuat silabus itu staf ahli dan 28 Hasil wawancara dengan kak Dimas, Direktur HSKS Pusat pada tanggal 09 Juni 2016, di HSKS 29 Hasil wawancara dengan kak Lilis, Tutor bahasa Indonesia HSKS Pusat pada tanggal 09 juni 2016, di HSKS 30 Hasil wawancara dengan kak Imas, kepala bagian pelayanan dan informasi HSKS Pusat pada tanggal 10 November 2016, di HSKS 31 Hasil wawancara dengan kak Dhika, kepala bagian pengembangan kurikulum HSKS Pusat pada tanggal 25 Agustus 2016, di HSKS tutor sementara bagian kurikulum hanya menyelenggarakan dan memantau proses pembuatan silabus. Berikut contoh silabus HSKS Sumber: gambar diambil oleh penulis pada saat pengumpulan data Gambar 4.6 Contoh silabus SMA jurusan IPS HSKS Pusat Gambar di atas merupakan contoh silabus mata pelajaran ekonomi kelas XI, Silabus HSKS masih merujuk pada kurikulum tingkat satuan pendidikan KTSP Dari hasil studi dokumen komponen-komponen silabus RPP hampir sama seperti di sekolah formal ada SKKD, alokasi waktu, kegiatan belajar, domain kompetensi, indikator pencapaian kompetensi, teknik penilaian, bentuk instrumen, contoh instrumen, sumber bahanalat tetapi ada tambahan komponennya yaitu outingFriday class. Untuk lebih jelasnya contoh silabus terdapat dalam lampiran 8. Untuk RPP pun HSKS baru menerapkannya sekitar 3 tahun yang lalu. Sesuai dengan data hasil wawancara dengan kak Ambi tutor Ekonomi “Mulai 3 tahun yang lalu 20132014 udah mulai diwajibkan setiap masuk pertemuan itu harus ada RPP. Formatnya dari hsks gak jauh beda lah dari yang di formal isinya sama ada KD, KI, tujuan kemudian ada indikator ada metode, ada kesimpulan ada penilaian kaya gitu hampir sama”. 32 Hasil wawancara dengan kak Ambi lebih lengkap terdapat pada lampiran 4. Dari hasil wawancara tersebut HSKS baru mewajibkan setiap tutor membuat RPP pada 3 tahun terakhir komponen-komponennya pun sama seperti sekolah formal dan di indikatornya pun dikembangkan lagi, hal ini sesuai wawancara dengan kak Mujalisin tutor PKN 32 Hasil wawancara dengan kak Ambi, Tutor Ekonomi HSKS Pusat pada tanggal 09 Juni 2016, di HSKS “…Kita pengembangan di indikator jadi kan SKKD kan udah ada jadi bentuk format nya udah ada Cuma kita bentuk pengembangannya di indikatornya mau seperti apa, metode pembelajarannya seperti apa, dari mulai pengenalan sampai apa ya eksplorasi ya terus elaborasi dan konfirmasi ya itu tinggal di pengembangan itu aja formatnya seperti itu sih gak jauh beda…” 33 Hasil wawancara dengan kak Mujalisin lebih lengkap terdapat pada lampiran 4. Selanjutnya kak Dhika mengatakan mengenai pembuatan RPP di HSKS yaitu “kalau RPP tidak langsung buat setahun tidak kita buat misalnya seminggu sebelum pertemuan gitu kita buat RPP nya”. 34 Dari hasil wawancara dengan kak Mujal dan kak Dhika HSKS membuat RPP berdasarkan SKKD yang sudah ada dari pemerintah selanjutnya tutor tinggal mengembangkan RPP di indikatornya menyesuaikan dengan waktu belajar yang hanya 3 kali dalam seminggu. dan RPP dibuat seminggu sebelum tutor mengajar di kelas. RPP yang dibuat oleh tutor masih menggunakan format RPP KTSP. Hasil pengamatan penulis proses pembelajaran di HSKS laykanya sekolah formal pada umunya siswa datang ke HSKS lalu belajar dalam ruang kelas yang nyaman dan fasilitas yang mendukung. Cuma yang membedakan dari persiapan mengajar, Sebelum mulai mengajar tutor melakukan briefing dengan kepala akademik serta tutor yang akan mengajar hari itu. Sesuai hasil wawancara dengan kak Mujalisin tutor PKN. “Briefing setiap pagi kalau disini jam 8.30 briefing sampai selesai kan mulai pembelajarannya siang kalau yang SMA kadang sampai jam 9.30 kadang sampai jam 10.00 tergantung nanti situasi apa yang mau dibahas. Selesai mengajar evaluasi ya jam 16.00 sampai 16.30 ”. 35 hasil wawancara dengan kak Mujalisin lebih lengkap terdapat pada lampiran 4. 33 Hasil wawancara dengan kak Mujalisin, Tutor PKN HSKS Pusat pada tanggal 09 Juni 2016, di HSKS 34 Hasil wawancara dengan kak Dhika, kepala bagian pengembangan kurikulum HSKS Pusat pada tanggal 25 Agustus 2016, di HSKS 35 Hasil wawancara dengan kak Mujalisin, Tutor PKN HSKS Pusat pada tanggal 09 Juni 2016, di HSKS Hasil wawancara selanjutnya dengan kak Ambi tutor ekonomi melengkapi hasil wawancara sebelumnya “Sebelum mengajar setiap hari kita ada briefing ada evaluasi di hari yang sama gitu jadi sebelum mengajar kita briefing kita ceritakan kita mau ngapaian aja di kelas gitu anak mau diajak apa aja kaya gitu nah selesai mengajar nanti ada evaluasi, apa yang di evaluasi ya anak tadi gimana metodenya lancarkah nah terus RPP nya sesuaikah kaya gitu dengan yang ditulis dengan di praktik lapangan kalau gak sesuai RPP nya ya kita edit kenapa kendala- kendalanya apa”. 36 Hasil wawancara dengan kak Ambi lebih lengkap terdapat pada lampiran 4. Dari hasil wawancara di atas penulis dapat menggambarkan bahwa sebelum tutor mengajar di kelas, pagi nya ada briefing bersama kepala akademik dan tutor yang mengajar pada hari itu yang intinya menceritakan kegiatan apa saja yang akan dilakukan di kelas nanti. Setelah briefing sore hari setelah mengajar di kelas tutor mengadakan evaluasi yang intinya bagaimana keadaan di kelas tadi apakah ada kendala lalu RPP yang dibuat sebelum mengajar apakah sudah sesuai atau belum, jika ada yang berubah misalnya dari metode pembelajarannya bisa di edit lagi disesuaikan dengan keadaan di kelas tadi. Manfaat briefing dan evaluasi ini setiap tutor jadi mengetahui metode atau pendekatan apa yang harus dipakai jika masuk ke kelas A, B dan C. Berikut ini hasil wawancara dengan kak Mujalisin dan kak Linda mengenai persiapan tutor sebelum mengajar di kelas. “…Ya persiapannya pertama RPP udah pasti ya terus metode pembelajaran misal kakak mau buat match mencocokan atau menjodohkan membuat soal nya jawabannya kita print terus apalagi misalnya presentasi butuh kertas karton atau apa tergantung metodenya tadi menyesuaikan…” 37 hasil wawancara dengan kak Mujalisin lebih lengkap terdapat pada lampiran 4. 36 Hasil wawancara dengan kak Ambi, Tutor Ekonomi HSKS Pusat pada tanggal 09 Juni 2016, di HSKS 37 Hasil wawancara dengan kak Mujalisin, Tutor PKN di HSKS Pusat pada tanggal 09 Juni 2016, di HSKS Selanjutnya hasil wawancara dengan kak Linda mengenai persiapan tutor sebelum mengajar di kelas. “…Materi yang kedua sih lebih ke metode setiap kelas pasti beda- beda kan gitu, jangan biarkan mereka mendengarkan ceramah kita karena mereka akan bete jadi metode tuh yang harus di pikirkan karena setiap kelas beda-beda terus sama apa ya itu penampilan ya kita tutor pengajar lebih ke busana juga kaya kita mengajar harus make up juga terus ya segar lah di lihat sama siswa gitu jadi engga kucel itu pengaruh juga… 38 hasil wawancara dengan kak Linda lebih lengkap terdapat pada lampiran 4. Jadi, dari kedua hasil wawancara di atas tutor sebelum mengajar melakukan persiapan yaitu RPP, materi yang akan diajarkan, media pembelajaran yang akan digunakan, metode pembelajaran karena tidak semua kelas tutor bisa menggunakan metode yang sama. Dan terakhir penampilan tutor yang segar, rapih, bersih, dan wangi. Untuk penggunaan media pembelajaran setiap tutor berbeda-beda karena disesuaikan dengan materi pelajaran pada hari itu. Sesuai hasil wawancara dengan kak Ambi yaitu: “Aku sendiri karena ekonomi terkadang aku ada beberapa media biasanya slide power point yang biasa yang standar kemudian ada namanya kartu akutansi ada kartu akulasi jadi kaya kartu remi gitu bentuknya tapi akuntansi ”. 39 Dari wawancara di atas dapat penulis jelaskan media yang digunakan seperti biasa power point dengan alat bantu laptop dan infokus. Tetapi penggunaan power point tidak selalu dipakai setiap kali pertemuan agar tidak menimbulkan kejenuhan dalam belajar dan media pembelajaran yang digunakan disesuaikan dengan materi pelajaran. Selanjutnya metode pembelajaran yang biasa digunakan tutor yaitu “presentasi salah satu metodenya, terus tutor sebaya, discovery learning juga bisa”. 40 Dari hasil observasi penulis pada kegiatan pembelajaran di 38 Hasil wawancara dengan kak Linda, Tutor biologi SMA HSKS Pusat pada tanggal 20 Oktober 2016, di HSKS 39 Hasil wawancara dengan kak Ambi, Tutor Ekonomi di HSKS Pusat pada tanggal 09 Juni 2016, di HSKS 40 Hasil wawancara dengan kak Lilis, Tutor bahasa Indonesia di HSKS Pusat pada tanggal 09 Juni 2016, di HSKS kelas tutor menggunakan metode ceramah dan diskusi terkait tema yang telah ditentukan setelah itu siswai diberi tugas untuk melihat profesi yang sesuai dengan tema public speaking kemudian menebak nama profesi tersebut di kertas yang telah dibagikan. Karena di HSKS untuk tingkat SMA nya anak berkebutuhan khusus ABK dan anak normal kelasnya disatukan pasti penanganannya berbeda berikut hasil wawancara penulis dengan kak Linda mengenai cara tutor menangani ABK “…Kita bukan jurusan yang sekolah luar biasa ya jadi gak punya metode khusus yang ada panduannya gitu engga tapi kita lebih melihat kenyamanan anak itu dan jangan sampai dia tergores hatinya kaya gitu terus kita juga kalau dia punya pertanyaan kita kasih kesempatan dia kalaupun misalkan ada anak-anak yang agak sedikit begitu saya akan tegur anak itu…” 41 hasil wawancara dengan kak Linda lebih lengkap terdapat pada lampiran 4. Hasil wawancara di atas menggambarkan tutor tetap memberi kesempatan kepada ABK untuk bertanya dan membuat mereka nyaman di kelas jika ada anak lain yang mengganggu siswa tersebut akan di tegur halus oleh tutor. Disini ditemukan maksud dari belajar yang ramah anak itu tutor memperhatikan kenyamanan anak ABK jangan sampai tutor mengeluarkan kata ABK dan memberikan kesempatan anak ABK untuk bertanya. Anak ABK SMA di HSKS masih bisa diarahkan karena sebelum masuk komunitas sudah melalui assessment bahwa anak ABK ini bisa mengikuti kelas komunitas hal ini sesuai wawancara dengan kak Ambi diuraikan sebagai berikut “…Untuk tutor sendiri ya gitu jadi karena emang tingkatan ABK nya gak terlalu yang berat banget jadi bisalah diarahkan biasanya dikasih soal gitu mereka suruh mengerjakan bahkan ya itu biasanya yang lebih cepat selesai. Terkadang ada jawabannya yang benar ada yang jawabannya ya gitu apa adanya jadi kita paham kondisinya 41 Hasil wawancara dengan kak Linda, Tutor Biologi SMA HSKS Pusat pada tanggal 20 Oktober 2016, di HSKS kaya gitu …” 42 Hasil wawancara lebih lengkap dengan kak Ambi terdapat pada lampiran 4. Salah satu cara menangani anak ABK Kak Ambi memberikan soal agar anak ABK nya tidak jenuh dan tidak berjalan-jalan. Anak ABK yang penulis amati di HSKS masih dalam tahap yang tidak terlalu berat seperti slow learner, suka berkeliling kelas dan mengulangi ucapan tutor. Dalam kegiatan pembelajaran di komunitas HSKS, dari hasil observasi penulis di kelas pada tanggal 26 Oktober 2016 kegiatan belajar di HSKS terdiri dari 3 kegiatan yaitu kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Waktu Pelaksanaan proses pembelajaran di HSKS disesuaikan dengan kemampuan peserta didik. Hal tersebut disebabkan karena setiap kelas komunitas tingkat SMA anak berkebutuhan khusus ABK dan anak normal kelasnya disatukan dengan catatan jumlah siswa normal lebih banyak daripada ABK nya, hal tersebut merupakan hasil wawancara dengan kak Dimas, hasil wawancaranya adalah sebagai berikut: “itu kita menyebutnya sih program inklusi gitu jadi menggabungkan antara reguler dengan berkebutuhan khusus dengan kapasitas maksimal per kelas itu hanya 2 yang berkebutuhan khususnya sisanya itu yang reguler”. 43 Dari wawancara tersebut dapat penulis simpulkan HSKS Pusat SMA ada program inklusi dimana anak yang normal kelasnya disatukan dengan ABK. sejauh dari hasil observasi penulis di kelas anak ABK tidak mengganggu anak normal justru sebaliknya walaupun sedikit ada interaksi antara anak ABK dan anak normal di kelas. Untuk tutornya mungkin ada sedikit hambatan karena anak ABK yang di kelas itu tergolong slow learner atau sulit memahami pelajaran dengan siswa pada umumnya. Sehingga bisa jadi pelaksanan pembelajaran tidak sesuai dengan perencanaan yang telah dibuat. 42 Hasil wawancara dengan kak Ambi, Tutor Ekonomi di HSKS Pusat pada tanggal 09 Juni 2016, di HSKS 43 Hasil wawancara dengan kak Dimas, Direktur HSKS Pusat pada tanggal 20 Oktober 2016, di HSKS

3. Pelaksanaan Muatan Lokal

Tidak hanya di sekolah formal di HSKS pun ada muatan lokal nya seperti yang dikatakan kak Dimas “di kita muatan lokalnya itu ada teknologi informasi dan komunikasi TIK kemudian ada seni budaya Itu belajar di rumah”. 44 Data hasil wawancara di atas di lengkapi kembali oleh kak Linda tutor biologi HSKS “…Portofolio itu kalau kita di sekolah formal seperti muatan lokal kaya agama sebenarnya agama kan di rapor ada ya nah kita kan gak ada pembelajaran agama di dalam kelas tapi ada dalam Friday class gitu atau dalam portofolio tadi, jadi kalau Friday class itu tiap hari jumat lagi kelas agama nih berarti temanya agama, lagi kelas hasta karya berarti kita bikin hasta karya, lagi ada pengembangan diri kita bikin seminar pelatihan-pelatihan apa kaya gitu, jadi itu yang dikembangin disini, kalau portofolio disini tuh sejarah, kita kan gak belajar tuh tapi mereka searching gitu loh di internet, terus juga itu dikumpulkan per 3 bulan terus 3 bulan lagi kan semester tuh 6 bulan ya 3 bulan 3 bulan terus ada TIK, kemudian seni budaya, kemudian 1 lagi penjaskes”. 45 Dari data hasil wawancara tersebut dapat penulis jelaskan di HSKS ada mata pelajaran muatan lokal nya yaitu seni budaya, TIK, Penjaskes, agama, dan sejarah. Mapel tersebut dipelajari di rumah dalam bentuk tugas mandiri dan dikumpulkan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Berikut contoh gambar portofolio siswa 44 Hasil wawancara dengan kak Dimas, Direktur HSKS Pusat pada tanggal 20 Oktober 2016, di HSKS 45 Hasil wawancara dengan kak Linda, Tutor biologi SMA HSKS Pusat pada tanggal 09 juni 2016, di HSKS Sumber: Gambar di ambil oleh penulis pada saat pengumpulan data Gambar 4.7 Contoh hasil tugas siswa dalam bentuk makalah Gambar di atas merupakan tugas mandiri siswa berbentuk makalah dalam makalah tersebut di dalamnya terdapat kumpulan tugas agama, TIK, seni budaya dan sejarah yang dikumpulkan per 3 bulan. Rata-rata tugas mandiri siswa mencari di internet. Tidak hanya tugas mandiri berbentuk makalah saja, tetapi ada praktiknya juga misalnya agama tadi praktik wudhu, shalat atau memandikan jenazah. Hal ini sesuai wawancara dengan kak Linda tutor Biologi, yaitu: “ya itu tadi yang 5 tadi kan selama ini kan kita bikin portofolio mereka praktek agama shalat wudhu, terus kalau yang seni budaya gambar nyanyi gitu terus terus olahraga apa nih gerakan gerakan olahraga”. 46 Portofolio di HSKS sama seperti muatan lokal di sekolah formal dalam bentuk tugas mandiri. Pembelajarannya tidak tatap muka tetapi belajar di rumah, nantinya tugas mandiri tersebut dikumpulkan 1 bulan sekali dan maksimal 3 bulan ke wali kelas.

4. Pelaksanaan Penjurusan

Homeschooling kak Seto HSKS tingkat SMA hanya menetapkan dua jurusan yang di programkan yaitu jurusan ilmu pengetahuan alam IPA dan ilmu pengetahuan sosial IPS yang ditentukan pada akhir semester genap kelas X dan dilaksanakan pada semester ganjil kelas XI. 46 Hasil wawancara dengan kak Linda, Tutor biologi SMA HSKS Pusat pada tanggal 09 juni 2016, di HSKS Kriteria penjurusan berdasarkan minat siswai, hasil psikotes, dan nilai akademik. 47 Untuk masuk jurusan IPA dan IPS nilai akademik terutama untuk jurusan IPA nilai mata pelajaran IPA harus melampaui KKM yang telah ditetapkan dan hasil psikotes menunjukan kalau siswai tersebut masuk jurusan IPA sementara ketika ada kondisi nilai IPA di kelas X kurang bagus tetapi minat nya ingin masuk IPA itu tetap tidak bisa hal ini sesuai data hasil wawancara dengan kak Nina yaitu: “kalau pakai tes psikotes itu yang dia misalnya nilainya tidak bagus hasil psikotesnya juga IPS tapi dia minat nya IPA itu tetap tidak bisa jadi ada 3 point itu minimal 2 point yang dia sudah dapat ya itu bisa”. 48

5. Kalender Akademik Homeschooling Kak Seto Pusat

Proses penyusunan kalender akademik menurut hasil wawancara dengan kak Nina adalah sebagai berikut: “…Biasanya ya ini kita kan disini ada SD, SMP dan SMA ya jadi kepala akademik SD, SMP, SMA dan kepala bidang pendidikan itu kita akan rapat untuk menghitung hari efektif yang ada di kita gitu kan untuk 1 semester dulu penjadwalan itu, kita kan sudah punya hari masing-masing nih khususnya kalau di SMA kita seminggu 3 kali hari-harinya sudah ada gitu kan terus seminggu itu 2 kali untuk hari akademik 1 hari untuk non akademik nah kita punya program- program, program wajib yang memang sudah jadi kegiatan program pembelajaran untuk yang masuk proses pembelajaran di rapor ditambah mungkin nanti ada program-program baru nah itu disusun di kalender akademik nanti…” 49 Dari hasil wawancara tersebut dapat penulis pahami bahwa kalender akademik antara jenjang SD-SMA di gabung tetapi dibuat oleh masing-masing kepala akademik SD-SMA karena masih 1 lingkungan jadi setiap jenjang harus mengetahui kegiatan apa saja yang ada pada hari itu agar jadwal kegiatan dan ruangan yang dipakai tidak terbentur. Kalender 47 Hasil studi dokumentasi, ketentuan akademik siswai HSKS Pusat tahun 2016 48 Hasil wawancara dengan kak Nina, Kepala akademik SMA HSKS Pusat pada tanggal 13 Desember 2016, di HSKS 49 Hasil wawancara dengan kak Nina, Kepala akademik SMA HSKS Pusat pada tanggal 13 Desember 2016, di HSKS akademik dibagi jadi 2 kalender akademik ganjil dan kalender akademik genap. “…Biasanya akan disesuaikan dengan kalender akademik yang dari Diknas nanti akan menyesuaikan dibagian UNPK Ujian Nasional Pendidikan Kesetaraan, Ijazah Paket C. UNPK itu kaya UN, jadi kita melihat jadwal UN nih, patokan jadwal UN kapan nah itu kita susun, untuk yang kelas 1 dan kelas 2 biasanya tidak masalah tapi untuk yang kelas 3 yang agak dipadatkan…” 50 Jadi, patokan untuk membuat kalender akademik itu dilihat dari jadwal UNPK yang ditetapkan oleh Diknas. Kemudian untuk yang kelas 3 kegiatannya agak dipadatkan karena materi pembelajarannya dipercepat selesai sebelum UNPK dan ada tambahan kelas pemantapan maupun try out. Berikut ini contoh kalender akademik semester ganjil. Sumber: Gambar di ambil oleh penulis pada saat pengumpulan data Gambar 4.8 Contoh kalender akademik HSKS Pusat tahun 2016-2017 Gambar di atas merupakan kalender akademik HSKS Pusat semester ganjil komponen-komponennya terdiri dari bulan, tanggal dan keterangan. Pada komponen keterangan terdapat macam-macam kegiatan dari tanggal masuk, outing, try out, pembahasan try out, tutor gathering, study refresh, peringatan hari besar, UTS dan UAS. 50 Hasil wawancara dengan kak Dhika, kepala bagian pengembangan kurikulum HSKS Pusat pada tanggal 16 Maret 2016, di HSKS

6. Aktivitas Pengembangan Diri Siswa

Selain kegiatan tatap muka di kelas ada juga kegiatan pengembangan diri di HSKS diantaranya adalah Outing, Friday class dan Project class. yang masing-masing akan diuraikan sebagai berikut: a. Outing Outing merupakan proses pembelajaran dimana siswa komunitas belajar di luar kelas. Baik kunjungan di indoor maupun outdoor. Untuk tingkatan SMA outing biasanya diadakan 2 bulan sekali mengunjungi tempat-tempat edukasi yang baik. “…Outing itu praktek pembelajaran jadi 1 semester 3 kali, kelas X dan XI outingnya masih programnya itu ya pembelajaran lebih ke proses belajar gitu kalau kelas XII itu outingnya sudah berhubungan sama dunia kampus, sama dunia kerja gitu ke kampus mana aja yang udah kita sudah ke UI sudah yang negeri kemudian ITB sudah, terus UGM sudah jadi kita ambil yang memang minat anak-anak banyak aja biasanya sih di kampus- kampus besar. Outing besok itu mau pergi ke Museum Bahari temanya besok itu jelajah sejarah ya mau ke Museum Bahari sama ke Museum Bank Indonesia kaya gitu terus kemarin ke BMKG kaya gitu outing nya …” 51 Dari hasil wawancara di atas dapat penulis simpulkan outing di HSKS merupakan bagian dari proses pembelajaran di luar kelas. Untuk Outing kelas XI temanya masih berhubungan dengan pembelajaran sementara outing kelas XII sudah berhubungan dengan dunia kampus dan kerja. Sumber: Instagram SMA HSKS Pusat Gambar 4.9 Kegiatan outing bulan Oktober 2016 51 Hasil wawancara dengan kak Nina, Kepala akademik SMA HSKS Pusat pada tanggal 16 Maret 2016, di HSKS