Gambar 1 kelas Entrepreneurship Gambar 2 kelas charity
Gambar 3 dan 4 kelas Media Sumber: Instagram SMA HSKS Pusat
Gambar 4.11 Kegiatan project class: kelas Entrepreneurship, charity, dan
media. Gambar tersebut merupakan contoh kegiatan project class
gambar pertama
kelas entrepreneurship
tugas perkelompok
mengunjungi beberapa tenant di BX Change mall. Mereka memilih satu tenant yang mereka inginkan. Survey singkat ini dilakukan agar siswa
dapat mengidentifikasi detail usaha tenant yang mereka pilih.Setelah mendapatkan informasi, adik-adik kembali ke sekolah untuk
mempresentasikan hasil dari kunjungan mereka.Gambar kedua kelas charity siswa HSKS mengunjungi yayasan sayap ibu Bintaro yang
intinya mengajak anak-anak yayasan sayap ibu untuk berkomunikasi dan bermain bersama.Gambar ketiga dan keempat kelas media
mengunjungi Star Radio siswai HSKS diajarkan teknik penyiaran radio setelah selesai HSKS menyerahkan plakat sebagai ucapan terimakasih
kepada pihak Star Radio. Project class dilakukan di komunitas setiap satu bulan satu kali pada minggu ke-4, selama 3 jam.
d. Kegiatan Study Refresh
Kegiatan yang ditujukan untuk siswai komunitas sebagai penyegaran diri siswa baik sebelum atau sesudah pelaksanaan UAS.
Dilakukan 1 kali di akhir semester untuk masing-masing tingkatan.
59
Namun dari hasil wawancara penulis dengan kak Nina kegiatan study refresh tingkat SMA tidak nonton bareng melainkan melakukan
kegiatan lain bersifat edu-fun. Berikut hasil wawancara dengan kak Nina
“…Jadi biasanya tipe-tipe anak di setiap tingkatan kan beda- beda nih ada yang bisa dikondisikan dengan dia nonton itu sudah
merefresh pembelajaran buat dia dan dia bisa ambil pembelajaran darisitu misalkan nonton apa sih bahasa indonesia nanti resensi
filmnya kaya apa gitu kalau di SMA kayaknya kalau sekarang untuk nonton sudah tidak bisa nih karena anak-anak tipenya ya
dia nonton sudah bisa sendiri gitu kan biasanya kita kasih dalam bentuk kompetisi gitu atau dalam bentuk ada informasi-informasi
tapi dia juga bisa senang-
senang…”
60
Hasil wawancara lebih lengkap dengan kak Nina terdapat pada lampiran 4.
Dari hasil wawancara tersebut dapat penulis simpulkan kegiatan study refresh per tingkatan berbeda-beda, untuk tingkat SMA kegiatan
nonton bareng sudah tidak efektif, jadi diganti dengan kegiatan yang bersifat edu-fan seperti bermain paintball untuk melatih siswa
mengembangkan kemampuan kepemimpinan, komunikasi tim, membuat perencanaan, melatih membuat strategi, membangun
59
Profil HSKS Pusat, Tahun 2016
60
Hasil wawancara dengan kak Nina, Kepala akademik SMA HSKS Pusat pada tanggal 13 Desember 2016, di HSKS
kedisiplinan, keberanian dan teamwork.
61
data yang penulis peroleh kegiatan study refresh pada tahun 20162017 dilaksanakan sebelum
UAS.
62
7. Pelatihan tutor HSKS Pusat
Karena peran tutor dalam implementasi kurikulum sangat besar, oleh karena itu HSKS Pusat membekali tutor dengan pelatihan-pelatihan yang
sesuai dengan tagline HSKS Pusat yaitu cerdas, kreatif dan ceria. Sesuai kutipan wa
wancara penulis dengan kak Nina “kita kan punya tagline “cerdas-kreatif-ceria” tutor itu harus dituntut juga cerdas terus kreatif harus
ceria nah ini ada tuh pelatihannya masing- masing”.
63
Selanjutnya data hasil wawancara dengan kak Dhika mengenai pelatihan tutor
“…Kalau tutornya kita ada namanya pelatihan cerdas, pelatihan cerdas itu pembahasan materi pelajaran yang khusus materi aja untuk
tutor itu ada jadwalnya tapi di hari sabtu, kemudian kalau untuk yang kreatif, kreatif itu kita mengadakan pelatihan biasanya satu semester
sekali kaya gitu, kemudian kalau ceria itu dua bulan sekali tutor gathering itu masuknya ke ceria, jadi kalau tutor gathering itu kan
kegiatannya namanya tutor gathering kalau materinya itu tujuannya adalah untuk menciptakan ya itu tadi tagline ceria itu mewujudkan
tagline
ceria itu…”
64
Hasil wawancara lebih lengkap dengan kak Dhika terdapat pada lampiran 4.
Dari data hasil wawancara di atas tutor di HSKS pun selain mengajar siswa mengikuti pelatihan yang di fasilitasi oleh HSKS untuk
mengupgrade ilmu mereka mulai dari penguasaan materi pelajaran, manajemen kelas hingga sikap tutor dalam mengajar, pelatihan ini berguna
bagi tutor mengingat karakteristik siswa yang bermacam-macam. pelatihan cerdas, kreatif dan ceria dilaksanakan 2 bulan sekali sesuai dengan tema
61
Hasil studi dokumentasi, laporan pengembangan diri siswa kelas X tahun 2015
62
Hasil studi dokumentasi, daftar kegiatan SMA HSKS semester ganjil tahun 20162017
63
Hasil wawancara dengan kak Nina, Kepala akademik SMA HSKS Pusat pada tanggal 16 Maret 2016, di HSKS
64
Hasil wawancara dengan kak Dhika, kepala bagian pengembangan kurikulum HSKS Pusat pada tanggal 25 Agustus 2016, di HSKS
yang akan di bahas. Hal ini sesuai dengan kutipan wawancara dengan kak Lilis tutor bahasa Indonesia.
“…Dilaksanakan 2 atau 3 bulan sekali gitu dengan pembicara dari luar sih biasanya seputar apa seputar kurikulum, seputar biasanya
sih kita bertema kak kalau seminar atau pelatihan. Kalau ada panggilan dari luar juga biasanya kita jalan tidak semua sih tapi
diutus sama kepala sekolah bergilir siapa yang belum pernah ikutan pelatihan siapa gitu 2 orang 3 orang jalan. Kalau dari pemerintah ada
yang melaksanakan Diknas Tangsel pernah, aku pernah ikut yang
waktu di daerah serpong pernah…”
65
Hasil wawancara lebih lengkap dengan kak Lilis terdapat pada lampiran 4.
Dari hasil wawancara di atas dapat penulis simpulkan bahwa selain pelatihan yang diselenggarakan oleh HSKS, ada juga pelatihan dari luar
HSKS biasanya jika ada undangan pelatihan atau seminar HSKS mengirim 2 atau 3 orang untuk mengikuti pelatihan tersebut.
8. Penggunaan Sumber Belajar Siswa Modul di HSKS Pusat
Di HSKS tidak perlu membeli buku paket untuk proses pembelajaran siswa diwajibkan membeli modul yang telah dibuat oleh tim HSKS. Berikut hasil
wawancara dengan kak Dhika mengenai modul “…Kalau yang sekarang itu kan udah revisi kalau revisi itu
tahapannya tutornya itu akan memberikan masukan kak bagian ini yang salah itu ada form nya form revisinya kemudian dari tutor itu
hasil revisian itu dikumpulkan ke bagian kurikulum, dari bagian kurikulum oleh tim ahlinya akan di revisi, di revisi dengan tetap
berkoordinasi apakah memang apa namanya perlu atau tidak terus valid apa engga hasil revisiannya itu akan di koordinasikan
kemudian darisitu oleh tim ahlinya setelah di revisi akan di cetak kemudian di cek lagi oleh tutornya nah nanti kalau dua-duanya
udah setuju nih baru modul tersebut bisa di cetak...
” Hasil wawancara lebih lengkap dengan kak Dhika terdapat pada
lampiran 4
Dari penjelasan di atas dapat penulis pahami bahwa modul yang sekarang digunakan oleh tutor setiap tahun ajaran tahapannya sudah tidak
membuat modul lagi namun merevisi modul jika ada penambahan materi,
65
Hasil wawancara dengan kak Lilis, Tutor bahasa Indonesia di HSKS Pusat pada tanggal 09 Juni 2016, di HSKS
pengurangan materi atau urutan materi yang seharusnya dipelajari lebih awal tetapi di pelajari di bab terakhir. Untuk itu HSKS menyediakan form
revisi modul yang diisi oleh tutor sesuai hasil wawancara dengan kak Ambi yaitu “setiap tahun ajaran mau dimulai kita dikasih kertas gitu sama
modulnya yang mau dipakai tahun depan kita lihat isinya udah oke belum”.
66
Yang artinya tutor merevisi modul setiap akhir tahun ajaran baru yang bertujuan agar isi modul mudah dipahami homeschooler dan tutor
sehingga jika isi modul jelas dan menarik homeschooler tidak akan jenuh membaca modulnya.Untuk lebih jelasnya form revisi modul ada pada
gambar berikut ini:
Sumber: gambar di ambil oleh penulis pada saat Pengumpulan data
Gambar 4.12 contoh lembar hasil revisi modul Genap 20162017
Gambar di atas merupakan form revisi modul HSKS yang komponen-komponennya adalah tingkatan, kelas, mata pelajaran, bab
halaman, materi revisi dan nama tutor perevisi. Contoh revisi misalnya pada modul tingkat SMAIPS kelas XII mata pelajaran matematika yang
perlu di revisi ada pada bab 1 halaman 108, materi yang di revisi tambahkan contoh teknik pengintegralan seperti pada latihan soal hal 108
nomor 7. Form yang lebih jelasnya terdapat pada lampiran
66
Hasil wawancara dengan kak Ambi, Tutor Ekonomi di HSKS Pusat pada tanggal 09 Juni 2016, di HSKS
Hasil studi dokumentasi penulis pada modul matematika kelas XII IPS komponen-komponen modul HSKS terdiri dari standar
kompetensi dan kompetensi dasar SKKD, penjelasan materi, contoh soal, latihan soal dan lembar kerja siswa LK.
67
Lembar kerja siswa ini nantinya akan dikumpulkan dan di nilai hal ini sesuai penjelasan kak Linda yaitu:
setiap semester itu kita mengumpulkan LK nih anak-anak gitu buat kita nilai gitu”.
68
LK di kumpulkan setiap semester nantinya nilai LK akan masuk ke rapor siswai.
Pembuatan modul yang menarik dengan bahasa yang mudah di mengerti serta materi pelajaran yang di pelajari inti-inti nya saja merupakan
salah satu pengembangan kurikulum yang ramah anak, pendidikan ramah anak ini yang di canangkan di HSKS Pusat.
9. Pengaturan Beban Belajar SiswaI SMA Komunitas HSKS
Sesuai dengan penjelasan sebelumnya di HSKS untuk tingkat SMA belajarnya hanya 3 kali dalam seminggu, 1 hari 1 mata pelajaran 3 jam jam
13.00-16.00 berarti jika pertemuan dalam seminggu 3 kali 3 jam dalam 1 minggu ada 9 jam tatap muka. untuk pengaturan beban belajar HSKS masih
di tengah-tengah antara pendidikan formal dan nonformal. Berikut hasil wawancara dengan kak Dimas mengenai beban belajar
“Beban belajar kita masih mengacu ke jadwal kita sih, kalau acuan hukumnya kita ke standar proses pendidikan non formal tapi
Nonformal satuannya SKK satuan kredit kompetensi kan tapi kita belum mengikuti kesitu sih jadi kita masih tengah-tengah
antara formal sama nonformal gitu beban belajarnya”.
69
Hasil wawancara lebih lengkap dengan kak Dimas terdapat pada
lampiran 4.
Dari hasil wawancara tersebut dapat penulis simpulkan beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh
peserta didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap
67
Hasil studi dokumentasi modul matematika IPS kelas XII semester ganjil tahun 2016
68
Hasil wawancara dengan kak Linda, Tutor biologi SMA HSKS Pusat pada tanggal 09 Juni 2016, di HSKS
69
Hasil wawancara dengan kak Dimas, direktur HSKS Pusat pada tanggal 20 Oktober 2016, di HSKS
muka di kelas dan kegiatan mandiri. Tugas mandiri di kumpulkan 1 bulan sekali jadi 1 bulan ada 5 tugas mata pelajaran yang dikumpulkan mata
pelajaran tersebut yang tidak dipelajari pada kegiatan belajar di kelas yaitu seni budaya, TIK, Penjaskes, sejarah dan agama.
Penyelesaian program pendidikan di HSKS sama seperti di sekolah formal yakni 3 tahun pembelajaran. Tetapi jika ada Siswai yang ingin
selesai kurang dari 3 tahun syarat nya cukup berat siswai harus menyelsaikan tugas yang diberikan sekolah setara dengan 3 tahun. Sesuai
hasil wawancara dengan kak Nina “…Syaratnya itu adalah yang pasti nilai rapor, kemudian apa hasil
IQ nya, nilai rapor di atas KKM yang pasti terus sama hasil psikotesnya dia harus ada minimalnya kalau dia memang mau
akselerasi, minimalnya itu IQ nya 130 kalau dia bisa mencapai itu ya dia bisa akselerasi. Kalau untuk tahun ini kayanya belum ada
yang akselerasi tahun kemarin ada satu jarang sih kita tidak bisa buka yang mau mengambil akselerasi itu berarti dia memang yang
punya waktu banyak untuk menyelesaikan tugas-tugasnya menyelesaikan yang harusnya 3 tahun jadi 2 tahun jadi di nilainya
harus ada 3 tahun…”
70
Hasil wawancara lebih lengkap dengan kak Nina terdapat pada lampiran 4.
Dari hasil wawancara dengan kak Nina dapat penulis simpulkan di HSKS ada akselerasi tetapi siswa tersebut harus memenuhi syarat yang
telah ditentukan oleh HSKS, syarat yang telah ditentukan ini cukup sulit salah satu nya IQ siswai tersebut minimal 130 dengan kategori sangat
cerdas jadi, jarang ada homeschooler yang ikut kelas akselerasi ini. Program yang sering diselenggarakan oleh HSKS yaitu jalur double
semester atau jalur khusus hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan kak Nina yaitu:
“…Jalur double semester jalur khusus yang memang dia telat satu tingkatan misalkan dari sekolah luar kita tetep menerima dia untuk
naik kelas tapi dia harus ada PR nih menyelesaikan semester dia
70
Hasil wawancara dengan kak Nina, Kepala akademik SMA HSKS Pusat pada tanggal 16 Maret 2016, di HSKS