Peranan Sosial Keluarga Evaluasi

bahkan kemudian juga menjadi semacam pembeda dengan genre prosa dan puisi misalnya, maka niscaya akan diperoleh jatidiri dari drama itu, bahwa drama telah diniatkan dari awal oleh penulisnya sebagai karya sastra yang sesungguhnya dimaksudkan untuk dipertunjukkan. Drama tidak dapat diperlukan sebagai puisi ketika mencoba mendekatinya, karena puisi penekanannya sebagai suatu hasil cipta intuisi imajnasi penyair. 31 Kekhususan drama disebabkan tujuan drama ditulis pengarangnya tidak hanya berhenti sampai pada tahap pembeberan peristiwa untuk dinikmati secara artistik imajinatif oleh para pembacanya, namun mesti diteruskan untuk kemungkinan dapat dipertontonkan dalam suatu penampilan gerak dan perilaku konkret yang dapat disaksikan. Kekhususan drama inilah yang kemudian menyebabkan pengertian drama sebagai suatu genre sastra lebih terfokus sebagai suatu karya yang lebih berorientasi kepada seni pertunjukan, dibandingkan sebagai genre sastra. Sebagai sebuah genre sastra, drama memungkinkan ditulis dalam bahasa yang memikat dan mengesankan. Drama dapat ditulis oleh pengarangnya dengan mempergunakan bahasa seagaimana sebuah sajak. Penuh iramaa dan kaya akan bunyi yang indah, namun sekkaligus menggambarkan watak-watak manusia secara tajam, serta menampilkan peristiwa yang penuh kesuspenan. 32 Satu hal yang tetap menjadi ciri lakondrama adalah bahwa kemungkinan itu harus disampaikan dalam bentuk dialog-dialog dari para tokoh. Akibat dari hal inilah maka seandainya seorang pembaca yang membaca suatu teks drama tanpa menyaksikan pementasan drama tersebut mau tidak mau harus membayangkan jalur peristiwa di atas pentas. Pementasan sebagai satu dimensi lain dari drama, memberikan kekuatan sekaligus kelemahan bagipenikmat untuk menangkap makna yang terdapat pada teks. Kekuatannya terletak pada visualisasi langsung, kelemahannya 31 Hassanuddin, WS, Drama Karya Dalam Dua Dimensi, Bandung: Angkasa. 1996, h. 1 32 Ibid., h. 5 tidak ada pementasan yang sama untuk suatu teks drama meskipun oleh sutradara yang sama dan sutradara itu pengarang drama itu sendiri. Mengenai peristilahan, misalnya istilah sandiwara, drama atau juga teaterr dapat dijelaskan sebagai berikut. Istilah sandiwara merupakan istilah yang lebih dikenal pada awal perkembangan drama sampai dengan masa penjajahan Jepang. Sedangkan untuk masa-masa selanjutnya, istilah drama dan teater lebih sering dipergunakan oleh banyak pihak. Istilah drama untuk lebih memfokuskan drama sebagai genre sastra permasalahan naskah, teks, unsur cerita, dan istilah teater untuk menunjukkan persoalan pementasan tentang seni pertunjukkan, seni peran. Dari beberapa pengertian drama yang dimaksudkan dapatlah disebutkan bahwa drama merupakan suatu genre sastra yang ditulis dalam bentuk dialog-dialog dengan tujuan untuk dipentaskan sebagai suatu seni pertunjukkan. Naskah lakon AAIIUU karya Arifin C. Noer ditunjukkan untuk skenario film, maka ada beberapa istilah yang terdapat dalam penyutradaraan sebuah film. Pengertian skenario adalah media yang menyampaikan pesan berupa dialog-dialog, dari penulis skenario ke awak pembuat film dan disampaikan ke khalayak. Menurut Syd Field The Foundations of Screenwriting, 1994 dalam jurnal Nahdliyah Rahmawati mengungkapkan “A screenplay is a story told with picture, in dialogue and placed within the context of dramatic structure. A Screenplay is a noun – it is about a person, or persons, in a place or places, doing his or her or their thing. All screenplays execute this basic premise. The person is the character, and doing his or her thing is the action 1994, 8 ” 33 Sedangkan menurut lewis Herman 1952 dalam jurnal Nahdliyah Rahmawati, skenario film adalah komposisi tertulis yang dirancang sebagai panduan bagi seorang sutradara film. Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa skenario film adalah sebuah naskah cerita 33 Nahdliyah Rachmawati, Wacana Gay dalam Skenario Film Arisan. Commonline, Jurnal Online Departemen Komunikasi FISIP Unair, Vol.2 No.32013-06, h. 147

Dokumen yang terkait

Kesantunan Berbahasa dalam Naskah Drama Umang-Umang Karya Arifin C. Noer dan Implikasinya terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia

6 75 106

Perilaku Mayarakat Urban dalam Drama Mega,Mega Karya Arifin C. Noer dan Implikasinya pada Pembelajaran Sastra di SMA

14 70 139

PENANDA KOHESI SUBSTITUSI DALAM NOVEL RONGGENG DUKUH PARUK KARYA AHMAD TOHARI DAN IMPLIKASINYA PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

0 32 311

DESKRIPSI LATAR DAN FUNGSINYA DALAM NOVEL CINTA DI DALAM GELAS KARYA ANDREA HIRATA DAN IMPLIKASINYA PADA PEMBELAJARAN SASTRA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

2 31 72

Kritik Sosial dalam Naskah Drama Cannibalogy Karya Benny Yohanes dan Implikasinya pada Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA

52 294 162

Bahasa dan Sastra Indonesia Bahasa dan Sastra Indonesia Untuk Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Kelas XII Program Studi IPA-IPS Aliyah

3 172 182

ANALISIS BUKU AJAR BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) KELAS XII KURIKULUM 2013.

0 2 24

CITRAAN DALAM NASKAH DRAMA MATAHARI DI SEBUAH JALAN Citraan Dalam Naskah Drama Matahari Di Sebuah Jalan Kecil Karya Arifin C Noer : Kajian Stilistika Dan Makna Yang Terkandung Di Dalamnya Serta Implementasinya Dalam Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Di SMA.

0 3 13

PENDAHULUAN Citraan Dalam Naskah Drama Matahari Di Sebuah Jalan Kecil Karya Arifin C Noer : Kajian Stilistika Dan Makna Yang Terkandung Di Dalamnya Serta Implementasinya Dalam Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Di SMA.

5 41 30

Konflik Batin Tokoh Utama Dalam Novel 5cm Karya Donny Dirgantoro dan Relevansi Sebagai Bahan Ajar Bahasa Indonesia Kelas XII Sekolah Menengah Atas (Kajian Psikologi Sastra).

0 0 15