Pembelajaran Sastra Kajian Teori

e. Pendekatan analisis yakni memusatkan perhatian kepada analisis segi-segi intrinsik karya sastra. Dengan pendekatan ini guru cenderung untuk menunjukkan komponen-komponen yang terdapat dalam suatu karya sastra. Drama menjadi wahana pendidikan bangsa. Kajian drama dan pendidikan dapat diarahkan dengan pendekatan ekstrinsik drama. Pendidikan terbagi mejadi dua hal setidak-tidaknya, yaitu: a pendidikan akhlak dan b pendidikan kecerdasan. Keduanya ada dalam pentas drama 67 . Dapat disimpulkan bahwa pengajaran sastra memiliki 4 manfaat, diantaranya: membantu ketrampilan berbahasa, meningkatkan pengetahuan budaya, mengembangkan cipta dan rasa, dan menunjang pembentukan watak. 67 Suwardi Endraswara, op.cit, h. 289

BAB III PROFIL ARIFIN C. NOER

3.1 Biografi Arifin C. Noer

Bernama lengkap Arifin Chairin Noer, ia seorang dramawan, penulis sajak, penulis skenario, serta sutradara film dan sinetron. Orang tuanya hanya penjagal kambing dan ahli memasak daging tersebut menjadi sate dan gulai kambing. Meskipun demikian, hal itu tidak membuat Arifin menjadi terbelakang dan tertinggal pendidikannya dari teman-teman seangkatannya. Satu dari delapan bersaudara, Arifin lahir di Cirebon 10 Maret 1941. Anak kedua dari Mohammad Adnan, penjual sate, dari keturunan kiai. Pekerja seni yang tekun menangkap perjalanan hidup manusia di dalam melakoni hidup ini. Dia meninggal di Jakarta 28 Mei 1995. 1 Sekolah dasar dan sekolah lanjutan pertama diselesaikan di kota kelahirannya Cirebon 1957. Minatnya kepada kesenian telah tumbuh sejak masih duduk di bangku SMP. Ia mengarang cerpen dan puisi, lalu mengirimkannya ke majalah mingguan yang terbit di Cirebon dan Bandung. Honor yang diperoleh dari menulis ia pergunakan untuk membeli buku-buku sastra, terutama kisah petualangan yang sangat disukainya. Mat Ipin sapaan kecil Arifin, pernah menulis naskah dan menyutradarai dramanya yang pertama, Dunia jang retak, ketika masih sekolah di SMP Muhammadiyah, Cirebon pada tahun 1957. SMA Negeri di kotanya ditinggalkannya tanpa lulus. Dunia sastra menyeretnya ke Surakarta, ke SMA Jurnalistik. Lalu meneruskan kuliah ke Yogyakarta, pada 1960, di Fakultas Sosial Politik Universitas Cokroaminoto. Di kota inilah dia mengenal dunia teater dan bergabung dengan teater muslim pimpinan Mohammad Diponegoro dan kemudian bergabung dengan “bengkel teater” pimpinan WS. Rendra. Dia menulis sajaknya yang pertama Langgar Purwodiningratan, tentang masjid kecil tempatnya sering melakukan tafakur. 1 Ali Said, “Arifin C. Noer: dari Teater Muslim hingga Sinetron” Republika. Jakarta, Senin, 29 Mei 1995. Tahun III No. 138, h. 5 45 Pada 1967 dia mendapat dua gelar sekaligus. Gelar sarjana dari universitasnya, dan memenangkan sayembara penulisan naskha drama yang diselenggarakan oleh Teater Muslim pimpinan Mohammad Diponegoro, Judul karyanya: Nenek Tertjinta atau Lampu Neon. 2 Pada 1968 dia hijrah ke Jakarta dan mendirikan kelompok dramanya sendiri bernama teater kecil. Sempat mengikuti Program Penulisan Internasional di Universitas Iowa, Amerika Serikat, pada 1972. Sekembalinya dari Amerika ia terus melahirkan naskah naskah seperti Madekur dan Tarkeni 1974, Orkes Madun 1974, Umang-umang 1976, Sandek Pemuda Pekerja 1979, dan Dalam Bayangan Tuhan atawa Interogasi 1984. 3 Arifin menggubah dan mementaskan enam naskah drama selama dasawarsa 1970-an. Kapai-kapai 1970 adalah salah satu yang paling istimewa. Naskah ini pernah dimainkan orang dalam bahasa Inggris dan Belanda di Amerika Serikat, Belgia, dan Australia. Kritikus sastra dan drama menganggap Arifin merupakan salah satu pembaharu dunia drama Indonesia dan antara karya-karya dramanya dengan puisi-puisinya terdapat jalinan hubungan yang erat. Puisi-puisinya kuat dengan unsur-unsur dramatik sedangkan drama-dramanya puitis sekali.

3.2 Karya Arifin C. Noer

Sejak masih sekolah SMP ia sudah menggeluti bidang ini, tak kurang dari 21 lakon sandiwara telah ia tulis. Beberapa naskahnya belum disiarkkan tapi hampir seluruhnya pernah dipentaskan. Aminah 1961, Sepasang pengantin 1962, Nenek Tercinta 1963, Mega-Mega 1964-1966, Karir Kita One man play 1964, Sumur Tanpa Dasar 1963-1971, Kapai-kapai 1968-1970, dll 4 . Beberapa di antaranya memenangkan hadiah misalnya dari : Panitia Sayembara Penulisan Drama Nasional Teater Muslim 1964, Badan Pembina Teater Nasional Indonesia BPTNI 1967. Pada tahun 1971 ia juga 2 Ibid., h.5 3 Majalah Femina, Jakarta: 2-8 November 1995, h. 78-83 4 Sinar Harapan, Jakarta: Sabtu 24 Maret 1984, Tahun ke :XXII No. 7455, h. 8 mendapatkan Anugerah Seni dari Pemerintah kita untuk naskah Kapai-Kapai. Selain itu telah diterjemahkan dalam bahasa Inggris oleh Harry Aveling dosen Monash University Australia maupun diterbitkan oleh Oxford University Press. 5 Selain menulis sajak dan naskah lakon, Arifin berhasil menulis banyak skenario film dan dan sinetron serta kritik dan esai drama dan seni pentas yang lain. Adapun buku kumpulan sajak karyanya adalah: Nurul Aini 1963, Siti Aisyah 1964, Puisi-puisi yang Kehilangan Puisi 1967, Selamat Pagi, Jajang 1979, dan Nyanyian Sepi 1995. Buku dramanya adalah Lampu Neon 1960, Matahari di Sebuah Djalan Ketjil 1963, Nenek Tertjinta 1963, Prita Istri Kita 1967, Mega, Mega 1967, Sepasang Pengantin 1968, Kapai-Kapai 1970, Sumur Tanpa Dasar 1971, Kasir Kita 1972, Tengul 1973, Orkes Madun 1atawa Madekur dan Tarkeni 1974, Umang- Umang 1976, Sondek, Pemuda Pekerja 1979, Dalam Bayangan Tuhan atawa Interogasi 11984, Ari-Ari atawa Interogasi II 1986, dan Ozon atawa Orkes Madun IV 1989 Sukses di teater, sepanjang dasawarsa 1970-an Arifin juga mulai melirik dunia film. Mengaku otodidak di bidang sinematografi, dia menulis sembilan skenario film antara 1971-1977. Pemberang 1972, Rio Anakku 1973, Melawan Badai 1974, Petualang-Petualang 1974, Suci Sang Primadona 1978, Harmoniku 1979, Lingkaran-Lingkaran 1980, Serangan Fajar 1981, Pengkhianatan G.30 SPKI 1983, Matahari- Matahari 1985, Sumur Tanpa Dasar 1989, Taksi 1990, dan Keris 1995. 6 Lewat film Pemberang, Arifin dinyatakan sebagai penulis skenario terbaik di Festival Film Asia 1972, dan mendapatkan piala The Golden Harvest. Dia memperoleh Piala Citra Festival Film Indonesia untuk penulisan skenario terbaik dalam Rio Anakku 1973 dan Melawan Badai 1974. 5 Ibid., h. 8 6 Puji Sentosa.,Biografi Arifin C. Noer, diakses melalui http:pujies- pujies.blogspot.com2010com201001arifin-c-noer.html, diunduh Desember 2015 Pukul.15.00 Wib. Arifin akhirnya mencebur lebih dalam ke dunia film menjadi sutradara. Film perdananya Suci Sang Primadona 1977, melahirkan pendatang baru: Joice Erna, yang memenangkan Piala Citra sebagai Aktris Terbaik FFI 1978. Sekitar 10 film disutradarai setelah itu. Tiga di antaranya merupakan doku-drama yang diangkat dari kisah nyata: Serangan Fajar tentang Serangan Umum 1 Maret di Yogyakarta, Pengkhianatan G-30- SPKI Kudeta PKI yang gagal dan Jakarta 66 demonstrasi mahasiswa 1966. Serangan Fajar memperoleh gelar film terbaik pada 1982. Pengkhianatan yang hampir setiap tahun diputar di televisi, memperoleh Citra untuk penulisan skenario terbaik pada 1985. 7 Seperti karya-karya teaternya hampir semua film Arifin kental bernuansakan ke-Indonesiaan. Dalam arti selalu menggali nilai-nilai tradisional milik bangsa untuk dipentaskan dalam sebuah film, selalu menggali idiom-idiom yang berbau tradisi.

3.3 Pemikiran Arifin C. Noer

Kesenian yang diusung Arifin C. Noer lebih membeberkan persoalan- persoalan, membuka persoalan dan jarang sekali secara global menunjukkan jalan keluar, membeberkan kebenaran-kebenaran, pengalaman-pengalaman, memeberikan kebaktiannya kepada hidup dan kepada masyarakat. Lakon-lakon yang ditawarkan penuh dengan isyarat pemecahannya. Semua naskah drama Arifin selalu berbicara tentang kaum marjinal. Contohnya Ozone, kritiknya terhadap abad ke-20 memang tidak bicara langsung. Dia perlakukan Ozone sebagai isu, dia menjelaskan bahwa akibat dari peperangan, lingkungan hidup, bumi jadi melepuh. Pada abad ke-20 “Ozone” itu baru isyarat-isyarat tentu saja isyarat-isyarat yang ia berikan ini harapan akan direspon berupa penelitian-penelitian akan berupa lanjutan dari pikiran-pikirannnya, mungkin jauh lebih lengkap apa yang ia sajikan. Sesuatu yang ingin ia sampaikan bagaimana dengan teater, ia ingin membagi pengalaman-pengalaman manusiawi untuk orang lain dalam bahasa keindahan lewat bahasa teater. Merupakan sebagian pegalaman kemanusiaan 7 Republika, Op.Cit, h. 6

Dokumen yang terkait

Kesantunan Berbahasa dalam Naskah Drama Umang-Umang Karya Arifin C. Noer dan Implikasinya terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia

6 75 106

Perilaku Mayarakat Urban dalam Drama Mega,Mega Karya Arifin C. Noer dan Implikasinya pada Pembelajaran Sastra di SMA

14 70 139

PENANDA KOHESI SUBSTITUSI DALAM NOVEL RONGGENG DUKUH PARUK KARYA AHMAD TOHARI DAN IMPLIKASINYA PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

0 32 311

DESKRIPSI LATAR DAN FUNGSINYA DALAM NOVEL CINTA DI DALAM GELAS KARYA ANDREA HIRATA DAN IMPLIKASINYA PADA PEMBELAJARAN SASTRA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

2 31 72

Kritik Sosial dalam Naskah Drama Cannibalogy Karya Benny Yohanes dan Implikasinya pada Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA

52 294 162

Bahasa dan Sastra Indonesia Bahasa dan Sastra Indonesia Untuk Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Kelas XII Program Studi IPA-IPS Aliyah

3 172 182

ANALISIS BUKU AJAR BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) KELAS XII KURIKULUM 2013.

0 2 24

CITRAAN DALAM NASKAH DRAMA MATAHARI DI SEBUAH JALAN Citraan Dalam Naskah Drama Matahari Di Sebuah Jalan Kecil Karya Arifin C Noer : Kajian Stilistika Dan Makna Yang Terkandung Di Dalamnya Serta Implementasinya Dalam Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Di SMA.

0 3 13

PENDAHULUAN Citraan Dalam Naskah Drama Matahari Di Sebuah Jalan Kecil Karya Arifin C Noer : Kajian Stilistika Dan Makna Yang Terkandung Di Dalamnya Serta Implementasinya Dalam Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Di SMA.

5 41 30

Konflik Batin Tokoh Utama Dalam Novel 5cm Karya Donny Dirgantoro dan Relevansi Sebagai Bahan Ajar Bahasa Indonesia Kelas XII Sekolah Menengah Atas (Kajian Psikologi Sastra).

0 0 15