Judul Tema HAKIKAT LAKONDRAMA

c. Penunjuk status sosial, dekor setting dapat menentukan status sosial para pelaku ceritanya. 47 Setting untuk kalangan atas bangsawan pasti sangat kontras dengan setting kalangan bawah. Setting kalangan atas lazimnnya memiliki wujud megah, luas, terang, mewah, properti perabot yang lengkap, serta ornamen-ornamen yang sangat detil untuk setting masa lalu. Sedangkan setting untuk kalangan bawah umumnya kecil, sempit, gelap dengan properti yang minim dan sederhana.

4. AlurPlot

Alur adalah rangkaian peristiwa yang memiliki hubungan sebab-akibat. Dari definisi ini dapat disimpulkan bahwa peristiwa adalah unsur utama alur. 48 Sebagai rangkaian peristiwa-peristiwa yang saling berhubungan akan menunjukkan kaitan sebab-akibat. Jika hubungan peristiwa terputus dengan peristiwa yang lain maka dapat dikatakan bahwa alur tersebut kurang baik. Alur yang baik adalah alur yang memiliki hubungan sebab-akibat sesama peristiwa yang ada di dalam sebuah teks drama. Berdasarkan urutan waktu menunjuk pada pola berjalannya waktu cerita. Urutan waktu yang dimaksud adalah waktu terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan dalam karya fiksi yang bersangkutan. Atau lebih tepatnya, urutan penceritaan peristiwa- peristiwa yang ditampilkan. Urutan waku, dalam hal ini berkaitan dengan logika cerita. Dengan demikian urutan waktu kejadian ini ada kaitannya dengan tahap-tahap pemplotan di atas. Oleh karena pengarang memiliki kebebasan kreativitas, dapat memanipulasi urutan waktu kejadian sekreatif mungkin, tidak harus bersifat linear kronologis. Dari sinilah secara teoretis kita dapat membedakan plot ke dalam dua kategori: kronologis dan tak kronologis. Yang pertama 47 Ibid., h. 68 48 Endah Tri Priyatni, op.cit, h. 112 disebut sebagai plot lurus, maju atau juga dinamakanprogresif, sedang yang kedua adalah sorot-balik, mundur, flash-back, atau dapat juga disebut sebagai regresif. 49 Plot lurus, progresif. Plot sebuah dikatakan progresif jika peristiwa-peristiwa yang dikisahkan bersifat kronologis. Plot sorot-balik, flash-back. Urutan kejadian yang dikisahkan dalam karya fiksi yang berplot regresif tidak bersifat kronologis. Pola struktur naratif dalam naskah lakon secara umum dibagi menjadi tiga tahapan yakni permulaan, pertengahan, serta penutupan. 1. Tahap Permulaan Tahap permulaan atau pendahuluan adalah titik paling kritis dalam sebuah cerita film karena dari sinilah segalanya bermula. Pada titik inilah ditentukan aturan permainan cerita film. Pada tahap ini biasanya telah ditetapkan pelaku utama dan pendukung, pihak protagonis dan antagonis, masalah dan tujuan, serta aspek ruang dan waktu cerita eksposisi. 50 Jika seorang pelaku cerita baik protagonis maupun antagonis membutuhkan apapun, pada tahap inilah tuntutan tersebut biasanya dipenuhi. Kadang pada tahap ini terdapat sekuen pendahuluan atau prolog yang merupakan latar belakang cerita film. Prolog bukan merupakan bagian dari alur cerita utama namun adalah peristiwa yang terjadi sebelum cerita sebenarnya terjadi. Prolog sering ali digunakan untuk memperkuat figur sosok protagonis atau bisa pula antagonis. 2. Tahap Pertengahan Tahap pertengahan sebagian besar berisi usaha dari tokoh utama atau protagonis untuk menyelesaikan solusi dari masalah yang telah ditentukan pada tahap permulaan. Pada tahap inilah alur cerita mulai berubah arah dan biasanya disebabkan oleh aksi 49 Burhan Nurgiyantoro, op.cit, h. 153 50 Himawan, op.cit, h. 45

Dokumen yang terkait

Kesantunan Berbahasa dalam Naskah Drama Umang-Umang Karya Arifin C. Noer dan Implikasinya terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia

6 75 106

Perilaku Mayarakat Urban dalam Drama Mega,Mega Karya Arifin C. Noer dan Implikasinya pada Pembelajaran Sastra di SMA

14 70 139

PENANDA KOHESI SUBSTITUSI DALAM NOVEL RONGGENG DUKUH PARUK KARYA AHMAD TOHARI DAN IMPLIKASINYA PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

0 32 311

DESKRIPSI LATAR DAN FUNGSINYA DALAM NOVEL CINTA DI DALAM GELAS KARYA ANDREA HIRATA DAN IMPLIKASINYA PADA PEMBELAJARAN SASTRA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

2 31 72

Kritik Sosial dalam Naskah Drama Cannibalogy Karya Benny Yohanes dan Implikasinya pada Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA

52 294 162

Bahasa dan Sastra Indonesia Bahasa dan Sastra Indonesia Untuk Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Kelas XII Program Studi IPA-IPS Aliyah

3 172 182

ANALISIS BUKU AJAR BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) KELAS XII KURIKULUM 2013.

0 2 24

CITRAAN DALAM NASKAH DRAMA MATAHARI DI SEBUAH JALAN Citraan Dalam Naskah Drama Matahari Di Sebuah Jalan Kecil Karya Arifin C Noer : Kajian Stilistika Dan Makna Yang Terkandung Di Dalamnya Serta Implementasinya Dalam Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Di SMA.

0 3 13

PENDAHULUAN Citraan Dalam Naskah Drama Matahari Di Sebuah Jalan Kecil Karya Arifin C Noer : Kajian Stilistika Dan Makna Yang Terkandung Di Dalamnya Serta Implementasinya Dalam Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Di SMA.

5 41 30

Konflik Batin Tokoh Utama Dalam Novel 5cm Karya Donny Dirgantoro dan Relevansi Sebagai Bahan Ajar Bahasa Indonesia Kelas XII Sekolah Menengah Atas (Kajian Psikologi Sastra).

0 0 15