Pendekatan Psikologi Sastra Kajian Teori

Kegunaan sastra termasuk drama tidak perlu ditawar-tawar lagi, antara lain mendidik manusia agar memahami kehidupan lebih baik. 63 Secara umum tujuan pembelajaran mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia bidang sastra dalam kurikulum 2004 agar peserta didik mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk mengembangkan kepribadian, memeperluas wawasan kehidupan, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa, serta peserta didik menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan inteletual manusia Indonesia. 64 Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan pokok pengajaran sastra adalah untuk mencapai kemampuan apresiasi kreatif. Respon ini menyangkut aspek kejiwaan, terutama berupa perasaan, imajinasi, dan daya kritis. Dengan memiliki respon sastra siswa diharapkan mempunyai bekal untuk mampu merespon kehidupan ini secara artistik imajinatif, karena sastra itu sendiri dari pengolahan tentang kehidupan kehidupan secara artistik dan imajinatif dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Apresiasi kreatif yang menjadi tujuan pengajaran sastra itu dalam wujud kegiatan belajar sastra terdiri dari tiga tingkatan: a. Penerimaan : siswa memperlihatkan bahwa dia mau belajar, mau bekerja sama, dan menyelesaikan tugas membaca dan tugas-tugas lain yang berkaitan dengan itu. b. memberi respon: suka terlibat dalam kegiatan membaca dan menunjukkan minat pada kegiatan penelaahan sastra. c. Apresiasi: menyadari kemanfaatan pengajaran, sehingga dengan kemauan sendiri ingin menambah pengalamnnya, ingin membaca karya sastra baik dianjurkan atau tidak, ingin berpartisipasi dalam 63 Suwardi Endraswara, op.cit, h.288 64 Ibid., h. 170 kegiatan diskusi, memeberikan ulasan, dan bahkan berkeinginan untuk dapat menghasilkan karya sastra 65 . Sastra itu benda budaya yang bisa dijadikan tauladan, di dalamnya terungkap nilai-nilai, kaidah-kaidah, tindak-tanduk yang baik dan buruk. Dalam hal ini sastra dianggap sebagai alat pendiidkan. Sastra ditulis berdasarkan tata nilai tertentu. Nilai itu bergeser tiap zaman, dengan demikian mencermati drama akan dapat memetik nilai didik tertentu. Dan secara umum kajian sastra mempunyai peranan yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Studi sastra dalam hubungannya dengan pengajaran sastra telah melahirkan berbagai macam pendekatan, antara lain sebagai berikut: 66 a. Pendekatan kesejarahan yakni pendekatan pengajaran yang memusatkan perhatian kepada aspek sejarah kehadiran sastra, priodisasi sastra, dan ciri-ciri khas yang menandai perkembangan sastra dari zaman ke zaman. Diharapkan siswa memeperoleh pengetahuan mengenai proses kejadian suatu karya sastra, latar belakang yang mewarnai karya sastra tersebut, dan perkembangan sastra dari masa ke masa. b. Pendekatan sosiopsikologis yakni pendekatan yang memusatkan perhatian kepada masalah kejiwaan dan kemasyarakatan yang ada di dalam karya sastra. Diharapkan siswa memahami sastra dalam konteks kemasyarakatan tempat sastra tersebut dilahirkan. c. Pendekatan emotif yakni dalam pengajaran sastra berupa upaya guru manipulasi emosi tanpa memberi kesempatan kepada mereka untuk menentukan sendiri atau menikmati sendiri karya tersebut. Diharapkan siswa mampu menggunakan suatu sikap emosi. d. Pendekatan didaktif yakni memusatkan perhatian kepada aspek pendiidkan dan moral yang terdapat dalam suatu karya sastra. 65 Atar Semi, Anatomi Sastra, Padang: Angkasa Raya.1998, h. 195 66 Ibid., h. 196 e. Pendekatan analisis yakni memusatkan perhatian kepada analisis segi-segi intrinsik karya sastra. Dengan pendekatan ini guru cenderung untuk menunjukkan komponen-komponen yang terdapat dalam suatu karya sastra. Drama menjadi wahana pendidikan bangsa. Kajian drama dan pendidikan dapat diarahkan dengan pendekatan ekstrinsik drama. Pendidikan terbagi mejadi dua hal setidak-tidaknya, yaitu: a pendidikan akhlak dan b pendidikan kecerdasan. Keduanya ada dalam pentas drama 67 . Dapat disimpulkan bahwa pengajaran sastra memiliki 4 manfaat, diantaranya: membantu ketrampilan berbahasa, meningkatkan pengetahuan budaya, mengembangkan cipta dan rasa, dan menunjang pembentukan watak. 67 Suwardi Endraswara, op.cit, h. 289

Dokumen yang terkait

Kesantunan Berbahasa dalam Naskah Drama Umang-Umang Karya Arifin C. Noer dan Implikasinya terhadap Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia

6 75 106

Perilaku Mayarakat Urban dalam Drama Mega,Mega Karya Arifin C. Noer dan Implikasinya pada Pembelajaran Sastra di SMA

14 70 139

PENANDA KOHESI SUBSTITUSI DALAM NOVEL RONGGENG DUKUH PARUK KARYA AHMAD TOHARI DAN IMPLIKASINYA PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

0 32 311

DESKRIPSI LATAR DAN FUNGSINYA DALAM NOVEL CINTA DI DALAM GELAS KARYA ANDREA HIRATA DAN IMPLIKASINYA PADA PEMBELAJARAN SASTRA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA)

2 31 72

Kritik Sosial dalam Naskah Drama Cannibalogy Karya Benny Yohanes dan Implikasinya pada Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di SMA

52 294 162

Bahasa dan Sastra Indonesia Bahasa dan Sastra Indonesia Untuk Sekolah Menengah Atas dan Madrasah Kelas XII Program Studi IPA-IPS Aliyah

3 172 182

ANALISIS BUKU AJAR BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) KELAS XII KURIKULUM 2013.

0 2 24

CITRAAN DALAM NASKAH DRAMA MATAHARI DI SEBUAH JALAN Citraan Dalam Naskah Drama Matahari Di Sebuah Jalan Kecil Karya Arifin C Noer : Kajian Stilistika Dan Makna Yang Terkandung Di Dalamnya Serta Implementasinya Dalam Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Di SMA.

0 3 13

PENDAHULUAN Citraan Dalam Naskah Drama Matahari Di Sebuah Jalan Kecil Karya Arifin C Noer : Kajian Stilistika Dan Makna Yang Terkandung Di Dalamnya Serta Implementasinya Dalam Pembelajaran Bahasa Dan Sastra Di SMA.

5 41 30

Konflik Batin Tokoh Utama Dalam Novel 5cm Karya Donny Dirgantoro dan Relevansi Sebagai Bahan Ajar Bahasa Indonesia Kelas XII Sekolah Menengah Atas (Kajian Psikologi Sastra).

0 0 15