penilaian terhadap tingkah laku yang ditampilkan, serta memberikan penguat bagi diri sendiri. Jadi, meskipun tujuan dan perencanaan
orientasi masa depan belum diwujudkan, tetapi pada tahap ini individu telah harus melakukan evaluasi terhadap kemungkinan-kemungkinan
terwujudnya tujuan dan rencana tersebut. Evaluasi dipengaruhi oleh faktor emosi yang diikuti perasaan
spesifik. Hal ini biasanya didasari oleh penghayatan individu terhadap pengalaman akan kesuksesan dan kegagalan yang pernah dialami,
sehingga mempengaruhi keyakinan optimisme individu terhadap kemungkinan tercapai tujuan tersebut.
15
Hasil dari evaluasi ini akan menjadi umpan balik terhadap tujuan yang telah ditetapkan, sehingga
dapat memperkuat atau melemahkan tujuan. Pada dasarnya digunakan mengevaluasi hasil dari kejadian
dimasa lalu. namun pada kenyataannya model ini juga dapat dimanfaatkan untuk mengevaluasi tujuan dan rencana yang dibuat
individu akan masa depannya.
2.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi Orientasi Masa Depan
Secara garis besar, ada dua faktor yang mempengaruhi perkembangan orientasi masa depan, kedua faktor itu adalah faktor
internal individu person related factor dan faktor konteks sosial social contex-related factor.
1. Faktor intenal individu
Beberapa faktor ini adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu internal. Faktor-faktor tersebut adalah:
- Konsep diri
Konsep diri adalah persepsi keseluruhan yang dimiliki seseorang mengenai dirinya sendiri.
16
Konsep ini merupakan suatu kepercayaan mengenai keadaan diri sendiri yang relatif sulit
diubah. Konsep diri tumbuh dari interakksi seseorang dengan
15
Ibid., h. 135
16
Slameto, Belajar Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta, 2010, h. 182
orang-orang lain yang berpengaruh dalam kehidupannya, biasanya orang tua, guru, dan teman-teman.
G.H. Mead 1934 dalam bukunya Slameto menyebut konsep diri sebagai suatu produk sosial yang dibentuk melalui
proses internalisasi dan organisasi pengalaman-pengalaman psikologis. Pengalaman-pengalaman psikologis ini merupakan
hasil eksplorasi individu terhadap lingkuungan fisiknya dan refleksi dari”dirinya sendiri” yang diterima dari orang-orang yang
berpengaruh pada dirinya.
17
Konsep diri tumbuh dari interkasi seseorang dengan orang-orang lain yang berpengaruh dalam
kehidupannya. William H. Fitts 1971 dalam buku Hendriati Agustiani
mengemukakan bahwa konsep diri merupakan aspek penting dalam diri seseorang, karena konsep diri seseorang merupakan kerangka
acuan frame of reference dalam berinteraksi dengan lingkungan.
18
Ketika individu bereaksi terhadap dirinya, memebrikan arti dan penilaian tentang dirinya, berarti ia menunjukkan suatu kesadaran
diri dan kemampuan untuk keluar dari dirinya sendiri untuk melihat dirinya. Konsep diri berpengaruh kuat terhadap tingkah
laku seseorang. Dengan mengetahui konsep diri seseorang, kita akan lebih mudah meramalkan dan memahami tingkah laku orang
tersebut. Pada umumnya tingkah laku individu berkaitan dengan gagasan-gagasan tentang dirinya sendiri.
Fitts juga menerangkan bahwa konsep diri seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut:
- Pengalaman, terutama pengalaman interpersonal yang
memunculkan perasaan positif dan perasaan berharga. -
Kompetensi dalam area yang dihargai oleh individu dan orang lain,
17
Ibid., h. 182
18
Hendriati Agustiani, Psikologi Perkembangan, Bandung: Refika Aditama. 2009, h. 138