BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Unsur Intrinsik Naskah Lakon AAIIUU karya Arifin C. Noer
1. Judul
Lakon karya Arifrin C. Noer berjudul AAIIUU. Kata AAIIUU bukan sekedar huruf vokal AIUEO, namun AAIIUU merupakan nama
anak-anak dari keluarga Rustam. Aamerupakan anak pertama berjenis kelaminlaki-laki, Ii anak kedua berjenis kelamin perempuan, dan Uu anak
ketiga berjenis kelamin perempuan. Jika ditilik dari pengertian dalam kbbi online anak berarti seorang lelaki atau perempuan yang belum dewasa
atau belum mengalami masa pubertas. Namun kenyataanya seorang anak harus menuruti semua keinginan dan kehendak orang tua, mulai dari
pendidikan, pekerjaan, sampai dengan jodoh. Kata AAIIUU yang tertera pada naskah lakon ini memang hendak
menyuarakan masalah dukungan orang tua terhadap anak, terhadap minat dan bakat anak, khususnya terhadap masa depan si anak. Tentunya dalam
perkembangannya, anak harus mendapat dukungan dan kasih sayang orang tua, agar lebih termotivasi untuk mencapai tujuan yang telah direncanakan
di masa depan. Secara kodrat, pada hakikatnya anak lelaki dan perempuan itu
berbeda, begitu pun dengan pola asuh yang didapat. Biasanya orang tua akan lebih mengarahkan dan mengatur anak perempuan dibandingkan
dengan anak laki-laki, yang lebih dibebaskan dalam membuat keputusan termasuk memilih masa depannya. Hal ini tercermin secara jelas dalam
lakon yang berjudul AAIIUU berikut: “ Ibu
: Terserah kamu mau ngomong apa. Tapi saya tetap berpihak kepada Uu.
Rustam : Artinya membiarkan Uu jatuh kepada pilihan yang keliru Semua orang mengejar uang dan kamu biarkan
Uu mengejar angin yang bernama lamunan sejarah. Sebagai Ibu seharusnya kamu menyadarkan Uu yang
baru tahu AIUEO itu bahwa sejarah tidak akan menyelesaikan hidup ini. Hanya uang yang punya
51
kemampuan tidak terbatas untuk menyelesaikan apa saja.”
1
Dalam percakapan tersebut terlihat bahwa orang tua tidak memberikan dorongan terhadap anak tentang bakat dan minat anak, juga
atas pilihan-pilihan yang sebenarnya anak cita-citakan sampai mengenai pekerjaan yang Uusendiri inginkan menjadi ahli sejarah. Jika dilihat dari
judul naskah lakon ini memang sangat unik. Arifin mengambil sebagian ejaan dari huruf vokal yakni AIU. Pilihannya menggunakan huruf vokal
pastilah memiliki maksud dan tujuan. Pertama, dengan menggunakan judul yang unik, orang yang membacanya akan penasaran dan tentunya mudah
diingat. Kedua, orang-orang sudah tidak asing lagi mendengar huruf vokal.
Huruf vokal memiliki arti yakni huruf hidup yang memberikan suara. Dari pengertian tersebut Arifin menyimbolkan dari setiap ejaan
yang dipakai AIU sebagai makhluk hidup yang hendak menyuarakan tentang kritik sosial yang terjadi pada tahun 1994 di Indonesia. Arifin
melihat pada zaman itu semua masyarakat harus nurut dan manut terhadap pemerintahan Orde Baru, di mana masyarakat tidak diperbolehkan
menyuarakan suaranya sedikitpun dan dari peristiwa tersebut membawa dampak terhadap pemikiran masyarakatnya sendiri. Arifin sangat jeli
melihat kondisi ini lewat lakonnya dan mengambil potret sebuah keluarga serta permasalahannya, sehingga secara tidak langsung menggambarkan
kondisi Indonesia pada masa itu. Jika diperhatikan huruf vokal ejaan dalam judul lakon Arifin C.
Noer AAIIUU, bila dilafalkan terkesan seperti terbata-bata. Terbata-bata atau gugup diartikan gangguan bicara dari proses keluarnya suara. Orang
yang mengalaminya biasanya akan memperpanjang atau mengulang suku kata dalam berbicara, misalnya “aa..aa..apa”. Terdapat beberapa faktor
penyebab seseorang berbicara terbata-bata di antaranya kelainan medis, faktor genetik, faktor psikis salah satunya stress, takut, memiliki terlalu
1
Arifin C. Noer, AA II UU, Jakarta: Pustaka Utama Grafiti. 2006, h.11
banyak ide dan kelainan neurologi. Bicara gagap menjadi sebuah masalah yang begitu berat bagi seseorang yang mengalaminya, karena menjadi
ketakutan untuk berkomunikasi dengan orang lain. Melalui judul lakon AA,II,UU yang jika dilafalkan seperti terbata-
bata, Arifin memberikan pesan tersirat bahwa hal yang terjadi pada tokoh- tokoh dalam naskah mengalami gangguan dalam proses mengeluarkan
suara. Maksud dari proses mengeluarkan suara di sini adalah si tokoh tidak memiliki daya untuk menyuarakan pendapatnya. Terutama digambarkan
jelas oleh Arifin bahwa tokoh UU tidak mendapatkan tempat di lingkungan keluarganya untuk menyuarakan apa yang ingin menjadi
minat dan cita-citanya. Selain itu juga tokoh Ibu yang selalu disela oleh ayah jika ia memberikan pendapatnya. Selain itu hal ini juga
menggambarkan kondisi pada masa pemerintahan Orde Baru, di mana masyarakat merasa takut untuk menyuarakan pendapatnya, dikarenakan
tidak diberikan ruang untuk bersuara. 2. Tema
Setiap karya sastra memiliki tema yang merupakan hasil konklusi dari berbagai peristiwa yang terkait dengan penokohan dan latar. Tema
adalah inti permasalahan yang hendak dikemukakan pengarang dalam karyanya. Dapat disimpulkan bahwa tema adalah inti dari berbagai
peristiwa dalam suatu karya sastra. Seperti sudah dijelaskan dalam judul skenario filmAAIIUU karya
Arifin C. Noer, tema yang diangkat secaratersurat jelas bahwa pengarang hendak menyuarakan perlunya dukungan orang tua terhadap anak akan
mengembangkan rasa percaya dan sikap yang positif terhadap masa depan, percaya akan keberhasilan yang akan dicapainya serta termotivasi untuk
mencapai tujuan yang telah direncanakan di masa depan. Kurangnya dukungan orang tua terhadap orientasi masa depan remaja tersurat jelas
dari dialog dalam skenario filmAAIIUU. Anak diharuskan lebih memilih pilihan orang tua, dan tidak dapat menentukan pendidikan sampai nantinya
akan bekerja di mana dan akan menjadi apa. Hal itu dapat dilihat pada dialog berikut,
“Rustam : Mau jadi ahli sejarah? Ibu
: Yaa.. kan nanti sama-sama jadi dokteranda kalau selesai kelak.
Rustam :Kamu betul-betul kurang memahami jaman sekarang. Dokteranda apapun memang sama, tapi nilai
komersilnya berbeda-beda. Insinyur juga macam- macam dan boleh dikatakannya satu sama lain, tapi
tetap saja masing-masing memiliki nilai komersil yang berbeda-
beda”
2
Gambaran secara jelas bahwa orang tua, terutama ayah tidak mendukung Uu untuk mencapai cita-citanya melanjutkan kuliah di jurusan
sejarah dan bekerja sebagai ahli sejarah. Sang ayah berpikir bahwa kuliah di jurusan sejarah akan membuang-buang waktu karena dinilai masa
depannya tidak akan jelas misalnya ketika lulus nanti tidak akan ada perusahaan yang mau memperkerjakan lulusan sejarah. Di samping itu,
dilihat dari nilai komersialnya lulusan sejarah akan susah untuk mendapatkan pekerjaan dibandingkan dengan lulusan kedokteran ataupun
lulusan teknik, yang secara otomatis akan mempengaruhi tingkat strata sosial di lingkungan masyarakat. Bahkan tidak hanya ayahnya yang tidak
mendukung Uu, melainkan teman-teman Uupun malah mentertawakan atas sikap Uu yang ingin melanjutkan jurusan sejarah. Menurut mereka,
itu akan menambah jumlah pengangguran dan orang miskin di Indonesia. Hal ini tercantum dalam dialog berikut,
“ Uu : Semua sudah menjadi pedagang. melihat pada AA dan II Masa mereka ngetawain UU.
Ibu :Kenapa memangnya? Uu :UU ditanya sama si Chandra, UU mau daftar kemana, lalu
UU bilang ke jurusan sejarah. Eh, semua kawan-kawan ketawa. UU sama sekali tidak mengerti. Apa
yang lucu?”
3
Uu merasa kesal dan kecewa atas sikap teman-temannya yang mentertawakan keputusannya untuk melanjutkan ke jurusan sejarah.
2
Ibid., h.5-6
3
Ibid., h. 14