Gambar 4.9.
Kromatogram hasil analisis sediaan tablet yang mengandung campuran rifampisin, isoniazid dan pirazinamid serta data hasil
pendeteksian spektrometri massa dengan jenis pendeteksian pemindaian scanning dari setiap puncak yang terdeteksi.
4.4 Analisis Kuantitatif Sediaan Tablet Rimcure 3 FDC
®
P.T. Sandoz yang Mengandung Campuran Rifampisin, Isoniazid dan Pirazinamid
Hasil penetapan kadar campuran rifampisin, isoniazid dan pirazinamid dari sediaan tablet Rimcure 3 FDC
®
P.T. Sandoz yang ditentukan secara simultan
Universitas Sumatera Utara
dapat dilihat bahwa tablet Rimcure 3 FDC
®
P.T. Sandoz yang dianalisis memenuhi persyaratan Farmakope Amerika Serikat edisi ke-30 United States
Pharmacopoeia tahun 2007. Data hasil perhitungan kadar campuran rifampisin,
isoniazid dan pirazinamid dari sediaan tablet Rimcure 3 FDC
®
P.T. Sandoz setelah dilakukan uji statistik dapat dilihat pada Tabel 4.10. Data hasil rekapitulasi
dari kadar campuran rifampisin, isoniazid dan pirazinamid yang sebenarnya dalam tablet Rimcure 3 FDC
®
P.T. Sandoz dan analisis data secara statistik untuk mencari kadar campuran rifampisin, isoniazid dan pirazinamid yang sebenarnya
dalam tablet Rimcure 3 FDC
®
Tabel 4.10.
Data hasil perhitungan kadar campuran rifampisin, isoniazid dan pirazinamid dari sediaan tablet Rimcure 3 FDC
P.T. Sandoz dapat dilihat pada Lampiran 24, halaman 179 dan Lampiran 25, halaman 180.
®
P.T. Sandoz setelah dilakukan uji statistik.
Sediaan Rifampisin
Isoniazid Pirazinamid
Tablet Rimcure 3 FDC
®
107,9261 P.T. Sandoz
± 0,6121
96,5796 ±
0,9125 101,0941
± 3,0178
4.5 Validasi Metode Analisis Kuantitatif Campuran Rifampisin, Isoniazid dan Pirazinamid dalam Plasma Manusia dan Sediaan Tablet
4.5.1 Pengujian Akurasi Kecermatan Metode Analisis Kuantitatif Sampel Plasma Manusia yang Mengandung Campuran Rifampisin, Isoniazid
dan Pirazinamid Uji akurasi dilakukan dengan pengukuran persentase perolehan kembali
recovery percentage recovery pada 3 rentang spesifik, yakni: 50, 100 dan 200. Dimana pada masing-masing rentang spesifik dilakukan pengukuran
campuran baku rifampisin P.T. Indofarma, baku isoniazid P.T. Indofarma dan baku pirazinamid P.T. Indofarma dalam plasma manusia pada konsentrasi baku
Universitas Sumatera Utara
rifampisin P.T. Indofarma 8 μgmL, 16 μgmL, 32 μgmL, konsentrasi baku
isoniazid P.T. Indofarma 2 μgmL, 4 μgmL, 8 μgmL dan konsentrasi baku
pirazinamid P.T. Indofarma 20 μgmL, 40 μgmL, 80 μgmL. Kemudian dari
hasil analisis dihitung persentase perolehan kembali recovery percentage recovery
dari baku rifampisin P.T. Indofarma, baku isoniazid P.T. Indofarma dan baku pirazinamid P.T. Indofarma dalam plasma manusia dengan
mensubstitusikan luas area baku rifampisin P.T. Indofarma, baku isoniazid P.T. Indofarma dan baku pirazinamid P.T. Indofarma dalam plasma manusia
kedalam persamaan regresi pada kurva kalibrasi campuran baku rifampisin P.T. Indofarma, baku isoniazid P.T. Indofarma dan baku pirazinamid P.T.
Indofarma dalam campuran air dan metanol 50:50. Hasil uji linearitas kurva kalibrasi baku rifampisin P.T. Indofarma, baku
isoniazid P.T. Indofarma dan baku pirazinamid P.T. Indofarma dalam campuran air dan metanol 50:50 untuk pengujian persentase perolehan
kembali recovery percentage recovery baku rifampisin P.T. Indofarma, baku isoniazid P.T. Indofarma dan baku pirazinamid P.T. Indofarma dalam
plasma manusia pada berbagai konsentrasi secara berturut-turut 0 μgmL hingga
256 μgmL, 0 μgmL hingga 64 μgmL dan 0 μgmL hingga 640 μgmL diperoleh
hubungan yang linier antara konsentrasi baku rifampisin P.T. Indofarma, baku isoniazid P.T. Indofarma dan baku pirazinamid P.T. Indofarma dalam
campuran air dan metanol 50:50 terhadap luas area, dengan koefisien korelasi baku rifampisin P.T. Indofarma, baku isoniazid P.T. Indofarma dan
baku pirazinamid P.T. Indofarma dalam campuran air dan metanol 50:50 untuk pengujian persentase perolehan kembali recovery percentage
Universitas Sumatera Utara
recovery baku rifampisin P.T. Indofarma, baku isoniazid P.T. Indofarma dan
baku pirazinamid P.T. Indofarma secara beturut-turut 0,9999, 1,0000 dan 0,9997. Persamaan regresi baku rifampisin P.T. Indofarma, baku isoniazid P.T.
Indofarma dan baku pirazinamid P.T. Indofarma dalam campuran air dan metanol 50:50 secara berturut-turut adalah y = 57131,5068 x –
22755,8868, y = 94347,1706 x + 7311,0006 dan y = 30299,6251 x + 201744,5140. Kromatogram hasil pendeteksian campuran baku rifampisin P.T.
Indofarma, baku isoniazid P.T. Indofarma dan baku pirazinamid P.T. Indofarma dalam campuran air dan metanol 50:50 pada berbagai
konsentrasi untuk pengujian persentase perolehan kembali recovery percentage recovery baku rifampisin P.T. Indofarma, baku isoniazid P.T. Indofarma
dan baku pirazinamid P.T. Indofarma dilihat pada Gambar 4.10. Data luas area baku rifampisin P.T. Indofarma, baku isoniazid P.T. Indofarma dan baku
pirazinamid P.T. Indofarma dalam campuran air dan metanol 50:50 pada berbagai konsentrasi untuk pengujian persentase perolehan kembali recovery
percentage recovery area baku rifampisin P.T. Indofarma, baku isoniazid
P.T. Indofarma dan baku pirazinamid P.T. Indofarma secara berturut-turut dapat dilihat pada Tabel 4.11, Tabel 4.12 dan Tabel 4.13. Kurva kalibrasi baku
rifampisin P.T. Indofarma, baku isoniazid P.T. Indofarma dan baku pirazinamid P.T. Indofarma dalam campuran air dan metanol 50:50 pada
berbagai konsentrasi untuk pengujian persentase perolehan kembali recovery percentage
recovery area baku rifampisin P.T. Indofarma, baku isoniazid P.T. Indofarma dan baku pirazinamid P.T. Indofarma secara berturut-turut
dapat dilihat pada Gambar 4.11, Gambar 4.12 dan Gambar 4.13. Perhitungan
Universitas Sumatera Utara
koefisien korelasi dan persamaan regresi untuk area baku rifampisin P.T. Indofarma, baku isoniazid P.T. Indofarma dan baku pirazinamid P.T.
Indofarma dalam campuran air dan metanol 50:50 untuk pengujian persentase perolehan kembali recovery percentage recovery area baku
rifampisin P.T. Indofarma, baku isoniazid P.T. Indofarma dan baku pirazinamid P.T. Indofarma dalam plasma manusia dapat dilihat pada Lampiran
16, halaman 154. Data hasil pengujian persentase perolehan kembali recovery percentage
recovery area baku rifampisin P.T. Indofarma, baku isoniazid P.T. Indofarma dan baku pirazinamid P.T. Indofarma dalam plasma manusia
dilihat pada Tabel 4.14.
Gambar 4.10.
Kromatogram hasil pendeteksian campuran baku rifampisin P.T. Indofarma, baku isoniazid P.T. Indofarma dan baku
pirazinamid P.T. Indofarma dalam campuran air dan metanol 50:50 pada berbagai konsentrasi untuk pengujian persentase
perolehan kembali recovery percentage recovery baku rifampisin P.T. Indofarma, baku isoniazid P.T. Indofarma dan
baku pirazinamid P.T. Indofarma dalam plasma manusia.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.11.
Luas area baku rifampisin P.T. Indofarma dalam campuran air dan metanol 50:50 pada berbagai konsentrasi untuk pengujian
persentase perolehan kembali recovery percentage recovery baku rifampisin P.T. Indofarma, baku isoniazid P.T. Indofarma
dan baku pirazinamid P.T. Indofarma dalam plasma manusia.
Data X Konsentrasi µgmL
Y Area A 1
2 1
103894 3
4 245038
4 8
467652 5
16 923653
6 32
17461600 7
64 3445160
8 256
14653500
Gambar 4.11.
Kurva kalibrasi baku rifampisin P.T. Indofarma dalam campuran air dan metanol 50:50 pada berbagai konsentrasi
untuk pengujian persentase perolehan kembali recovery percentage
recovery baku rifampisin P.T. Indofarma, baku isoniazid P.T. Indofarma dan baku pirazinamid P.T. Indofarma
dalam plasma manusia.
y = 57131,5068 x - 22755,8868 R² = 0,9997; R = 0,9999
-2000000 2000000
4000000 6000000
8000000 10000000
12000000 14000000
16000000
50 100
150 200
250 300
L UAS ARE
A
KONSENTRASI
Kurva Kalibrasi Rifampisin
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.12.
Luas area baku isoniazid P.T. Indofarma dalam campuran air dan metanol 50:50 pada berbagai konsentrasi untuk pengujian
persentase perolehan kembali recovery percentage recovery baku rifampisin P.T. Indofarma, baku isoniazid P.T. Indofarma
dan baku pirazinamid P.T. Indofarma dalam plasma manusia.
Data X Konsentrasi µgmL
Y Area A 1
2 0,25
31789 3
1 102534
4 2
196814 5
4 392719
6 8
750990 7
16 1526160
8 64
6044050
Gambar 4.12.
Kurva kalibrasi baku isoniazid P.T. Indofarma dalam campuran air dan metanol 50:50 pada berbagai konsentrasi untuk
pengujian persentase perolehan kembali recovery percentage recovery
baku rifampisin P.T. Indofarma, baku isoniazid P.T. Indofarma dan baku pirazinamid P.T. Indofarma dalam plasma
manusia.
y = 94347,1706 x + 7311,0006 R² = 1,0000; R = 1,0000
1000000 2000000
3000000 4000000
5000000 6000000
7000000
10 20
30 40
50 60
70 L
UAS ARE A
KONSENTRASI
Kurva Kalibrasi Isoniazid
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.13.
Luas area baku pirazinamid P.T. indofarma dalam campuran air dan metanol 50:50 pada berbagai konsentrasi untuk pengujian
persentase perolehan kembali recovery percentage recovery baku rifampisin P.T. Indofarma, baku isoniazid P.T. Indofarma
dan baku pirazinamid P.T. Indofarma dalam plasma manusia.
Data X Konsentrasi µgmL
Y Area A 1
2 2,5
115230 3
10 438326
4 20
813366 5
40 1516750
6 80
2915390 7
160 5223980
8 640
21119300
Gambar 4.13.
Kurva kalibrasi baku pirazinamid P.T. Indofarma dalam campuran air dan metanol 50:50 pada berbagai konsentrasi
untuk pengujian persentase perolehan kembali recovery percentage
recovery baku rifampisin P.T. Indofarma, baku isoniazid P.T. Indofarma dan baku pirazinamid P.T. Indofarma
dalam plasma manusia.
y = 30299,6251 x + 201744,5140 R² = 0,9995; R = 0,9997
5000000 10000000
15000000 20000000
25000000
100 200
300 400
500 600
700 L
UAS ARE A
KONSENTRASI
Kurva Kalibrasi Pirazinamid
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.14.
Data hasil pengujian persentase perolehan kembali recovery percentage
recovery baku rifampisin P.T. Indofarma, baku isoniazid P.T. Indofarma dan baku pirazinamid P.T. Indofarma
dalam plasma manusia.
No. Rentang
Spesifik Luas Area
Perolehan Kembali
Rifampisin Isoniazid
Pirazinamid Rifampisin
Isoniazid Pirazinamid
1. 50
430367 202177
798268 99,1403
103,2707 98,4374
2. 430215
204117 802363
99,1071 104,2988
99,1132 3.
425296 201932
800723 98,0308
103,1409 98,8426
4. 100
866769 378400
1440010 97,3111
98,3307 102,1684
5. 879650
379845 1413610
98,7203 98,7136
99,9901 6.
880998 374440
1437170 98,8677
97,2814 101,9341
7. 200
1776640 757671
2619540 98,4240
99,4147 99,7453
8. 1787000
774389 2634820
98,9907 101,6297
100,3756 9.
1780080 767166
2588620 98,6122
100,6727 98,4697
∴ Perolehan Kembali Rata-Rata
98,5782 100,7504
99,8974
Pada pengujian persentase perolehan kembali recovery percentage recovery
area baku rifampisin P.T. Indofarma, baku isoniazid P.T. Indofarma dan baku pirazinamid P.T. Indofarma dalam plasma manusia secara berturut-
turut adalah 98,5782, 100,7504 dan 99,8974. Data hasil perhitungan pengujian persentase perolehan kembali recovery percentage recovery area
baku rifampisin P.T. Indofarma, baku isoniazid P.T. Indofarma dan baku pirazinamid P.T. Indofarma dalam plasma manusia dilihat pada Lampiran 28,
halaman 190. Nilai persentase perolehan kembali recovery percentage recovery
yang diperoleh memenuhi persyaratan yang telah diizinkan, yakni: diantara 98-102 Harmita, 2004.
4.5.2 Pengujian Presisi Keseksamaan Metode Analisis Kuantitatif Sampel Plasma Manusia yang Mengandung Campuran Rifampisin, Isoniazid
dan Pirazinamid Untuk uji presisi diperoleh nilai simpangan baku relatif relative standard
deviation RSD rata-rata untuk area baku rifampisin P.T. Indofarma, baku
isoniazid P.T. Indofarma dan baku pirazinamid P.T. Indofarma secara berturut-
Universitas Sumatera Utara
turut adalah 0,6001, 2,4629 dan 1,3917. Analisis data statistik persentase perolehan kembali recovery percentage recovery area baku rifampisin P.T.
Indofarma, baku isoniazid P.T. Indofarma dan baku pirazinamid P.T. Indofarma dalam plasma manusia dapat dilihat pada Lampiran 29, halaman 192.
Simpangan baku relatif relative standard deviation RSD yang diperoleh telah memenuhi syarat presisi untuk validasi prosedur analitik karena disyaratkan pada
kadar analit yang berada diantara 0 µgmL hingga 1000 µgmL, harus diperoleh nilai simpangan baku relatif relative standard deviation RSD lebih kecil dari
5 Ermer, 2005.
4.5.3 Pengujian Spesifitas Metode Analisis Kuantitatif Sampel Plasma Manusia yang Mengandung Campuran Rifampisin, Isoniazid dan
Pirazinamid Menurut Ermer tahun 2005, bahwa dalam prosedur analitik bila akurasi
metode telah dapat diterima acceptable dan valid, maka metode tersebut otomatis telah masuk kriteria sebagai metode yang spesifik Ermer, 2005. Oleh
karena metode kromatografi cair kinerja tinggi spektrometri massa ini telah memiliki akurasi yang dapat diterima, maka metode kromatografi cair kinerja
tinggi spektrometri massa juga dapat otomatis telah masuk kriteria sebagai metode yang spesifik.
4.5.4 Pengujian Linearitas Metode Analisis Kuantitatif Sampel Plasma Manusia yang Mengandung Campuran Rifampisin, Isoniazid dan
Pirazinamid Hasil uji linearitas kurva kalibrasi area baku rifampisin P.T. Indofarma,
baku isoniazid P.T. Indofarma dan baku pirazinamid P.T. Indofarma dalam
Universitas Sumatera Utara
plasma manusia pada berbagai konsentrasi secara berturut-turut 0 μgmL hingga
256 μgmL, 0 μgmL hingga 64 μgmL dan 0 μgmL hingga 640 μgmL diperoleh
hubungan yang linier antara konsentrasi area baku rifampisin P.T. Indofarma, baku isoniazid P.T. Indofarma dan baku pirazinamid P.T. Indofarma dalam
plasma manusia terhadap luas area, dengan koefisien korelasi area baku rifampisin P.T. Indofarma, baku isoniazid P.T. Indofarma dan baku pirazinamid P.T.
Indofarma dalam plasma manusia secara beturut-turut 0,9989, 0,9997 dan 0,9977. Persamaan regresi area baku rifampisin P.T. Indofarma, baku isoniazid
P.T. Indofarma dan baku pirazinamid P.T. Indofarma dalam plasma manusia secara berturut-turut adalah y = 46919,4241 x + 157236,8011, y = 85110,0769
x + 39279,3840 dan y = 26338,7158 x + 385969,1475. Kromatogram hasil
pendeteksian campuran area baku rifampisin P.T. Indofarma, baku isoniazid P.T. Indofarma dan baku pirazinamid P.T. Indofarma dalam plasma manusia
pada berbagai konsentrasi untuk pengujian linearitas dilihat pada Gambar 4.14. Data luas area area baku rifampisin P.T. Indofarma, baku isoniazid P.T.
Indofarma dan baku pirazinamid P.T. Indofarma dalam plasma manusia pada berbagai konsentrasi untuk pengujian linearitas secara berturut-turut dapat dilihat
pada Tabel 4.15, Tabel 4.16 dan Tabel 4.17. Kurva kalibrasi area baku rifampisin P.T. Indofarma, baku isoniazid P.T. Indofarma dan baku pirazinamid P.T.
Indofarma dalam plasma manusia pada berbagai konsentrasi untuk pengujian linearitas secara berturut-turut dapat dilihat pada Gambar 4.15, Gambar 4.16 dan
Gambar 4.17. Perhitungan koefisien korelasi dan persamaan regresi untuk area baku rifampisin P.T. Indofarma, baku isoniazid P.T. Indofarma dan baku
Universitas Sumatera Utara
pirazinamid P.T. Indofarma dalam plasma manusia untuk pengujian linearitas dapat dilihat pada Lampiran 17, halaman 159.
Gambar 4.14.
Kromatogram hasil pendeteksian campuran baku rifampisin P.T. Indofarma, baku isoniazid P.T. Indofarma dan baku
pirazinamid P.T. Indofarma dalam plasma manusia pada berbagai konsentrasi untuk pengujian linearitas.
Tabel 4.15.
Luas area baku rifampisin P.T. Indofarma dalam plasma manusia pada berbagai konsentrasi untuk pengujian linearitas.
Data X Konsentrasi µgmL
Y Area A 1
2 1
126410 3
4 257850
4 8
436059 5
16 895966
6 32
1779690 7
64 3585720
8 256
12052500
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.15.
Kurva kalibrasi baku rifampisin P.T. Indofarma dalam plasma manusia pada berbagai konsentrasi untuk pengujian linearitas.
Tabel 4.16.
Luas area baku isoniazid P.T. Indofarma dalam plasma manusia pada berbagai konsentrasi untuk pengujian linearitas.
Data X Konsentrasi µgmL
Y Area A 1
2 0,25
33457,1 3
1 98005,8
4 2
193113 5
4 377034
6 8
762500 7
16 1499160
8 64
5457700
y = 46919,4241 x + 157236,8011 R² = 0,9978; R = 0,9989
2000000 4000000
6000000 8000000
10000000 12000000
14000000
50 100
150 200
250 300
L UAS ARE
A
KONSENTRASI
Kurva Kalibrasi Rifampisin
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.16.
Kurva kalibrasi baku isoniazid P.T. Indofarma dalam plasma manusia pada berbagai konsentrasi untuk pengujian linearitas.
Tabel 4.17.
Luas area baku pirazinamid P.T. Indofarma dalam plasma manusia pada berbagai konsentrasi untuk pengujian linearitas.
Data X Konsentrasi µgmL
Y Area A 1
2 2,5
123096 3
10 423798
4 20
824976 5
40 1547980
6 80
2990710 7
160 5244620
8 640
17020200
y = 85110,0769 x + 39279,3840 R² = 0,9994; R = 0,9997
1000000 2000000
3000000 4000000
5000000 6000000
10 20
30 40
50 60
70 L
UAS ARE A
KONSENTRASI
Kurva Kalibrasi Isoniazid
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.17.
Kurva kalibrasi baku pirazinamid P.T. Indofarma dalam plasma manusia pada berbagai konsentrasi untuk pengujian linearitas.
4.5.5 Pengujian Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi Metode Analisis Kuantitatif Sampel Plasma Manusia yang Mengandung Campuran
Rifampisin, Isoniazid dan Pirazinamid Batas deteksi dan batas kuantitasi dapat dihitung dari persamaan regresi
yang diperoleh dalam kurva kalibrasi Ermer dan Burgess, 2005. Batas deteksi untuk area baku rifampisin P.T. Indofarma, baku isoniazid P.T. Indofarma dan
baku pirazinamid P.T. Indofarma dalam plasma manusia adalah 5,1475 μgmL,
0,6965 μgmL dan 18,4412 μgmL, sedangkan batas kuantitasi untuk area baku
rifampisin P.T. Indofarma, baku isoniazid P.T. Indofarma dan baku pirazinamid P.T. Indofarma dalam plasma manusia secara berturut-turut adalah
15,5986 μgmL, 2,1106 μgmL dan 55,8824 μgmL. Perhitungan batas deteksi dan
batas kuantitasi untuk area baku rifampisin P.T. Indofarma, baku isoniazid P.T.
y = 26338,7158 x + 385969,1475 R² = 0,9955; R = 0,9977
2000000 4000000
6000000 8000000
10000000 12000000
14000000 16000000
18000000 20000000
100 200
300 400
500 600
700 L
ua s Area
KONSENTRASI
Kurva Kalibrasi Pirazinamid
Universitas Sumatera Utara
Indofarma dan baku pirazinamid P.T. Indofarma dalam plasma manusia dapat dilihat pada Lampiran 18, halaman 163.
4.5.6 Pengujian Akurasi Kecermatan Metode Analisis Kuantitatif Sediaan Tablet yang Mengandung Campuran Rifampisin, Isoniazid dan
Pirazinamid Uji akurasi dilakukan dengan pengukuran persentase perolehan kembali
recovery percentage recovery pada 3 rentang spesifik, yakni: 80, 100 dan 120. Dimana pada masing - masing rentang spesifik digunakan 70 sampel
analit yang dianalisis dan 30 baku yang akan ditambahkan. Kemudian campuran sampel analit dan baku dianalisis dengan prosedur yang sama seperti
pada sampel, dengan 3 kali replikasi. Data hasil pengujian persentase perolehan
kembali recovery percentage recovery area baku rifampisin P.T. Indofarma, baku isoniazid P.T. Indofarma dan baku pirazinamid P.T.
Indofarma dari tablet Rimcure 3 FDC
®
Tabel 4.18.
Data hasil pengujian persentase perolehan kembali recovery percentage
recovery baku rifampisin P.T. Indofarma, baku isoniazid P.T. Indofarma dan baku pirazinamid P.T. Indofarma
dari tablet Rimcure 3 FDC P.T. Sandoz dengan metode
penambahan bahan baku standard addition method dapat dilihat pada Tabel 4.18.
®
P.T. Sandoz dengan metode penambahan bahan baku standard addition method.
No. Rentang
Spesifik Luas Area
Perolehan Kembali Rifampisin
Isoniazid Pirazinamid
Rifampisin Isoniazid
Pirazinamid
1. 80
704804 561099
1165450 99,0861
100,3355 98,9266
2. 703984
557936 1171180
98,6521 98,4022
100,7453 3.
705467 562566
1164640 99,4370
101,2322 98,6695
4. 100
872764 696768
1436660 99,6135
101,1290 100,8103
5. 873940
696431 1436990
100,1114 100,9642
100,8941 6.
869115 697634
1427280 98,0685
101,5525 98,4286
7. 120
1041420 825651
1691270 100,2106
98,8928 98,5536
8. 1041680
827941 1689120
100,3024 99,8259
98,0986 9.
1043170 825837
1693850 100,8281
98,9686 99,0995
∴ Perolehan Kembali Rata-Rata
99,5900 100,1448
99,3585
Universitas Sumatera Utara
Pada pengujian persentase perolehan kembali recovery percentage recovery
area baku rifampisin P.T. Indofarma, baku isoniazid P.T. Indofarma dan baku pirazinamid P.T. Indofarma dalam dari tablet Rimcure 3 FDC
®
P.T. Sandoz dengan metode penambahan bahan baku standard addition method
secara berturut-turut yang diuji pada berbagai rentang spesifik yakni: 80, 100 dan 120 adalah 99,5900, 100,1448 dan 99,3585. Data hasil perhitungan
persentase perolehan kembali campuran rifampisin, isoniazid dan pirazinamid pada berbagai rentang spesifik dari tablet Rimcure 3 FDC
®
P.T. Sandoz dengan
metode penambahan baku dilihat pada Lampiran 34, halaman 210. Nilai persentase perolehan kembali recovery percentage recovery yang diperoleh
memenuhi persyaratan yang telah diizinkan, yakni: diantara 98-102 Harmita, 2004.
4.5.7 Pengujian Presisi Keseksamaan Metode Analisis Kuantitatif Sediaan Tablet yang Mengandung Campuran Rifampisin, Isoniazid dan
Pirazinamid Untuk uji presisi diperoleh nilai simpangan baku relatif relative standard
deviation RSD rata-rata untuk baku rifampisin P.T. Indofarma, baku isoniazid
P.T. Indofarma dan baku pirazinamid P.T. Indofarma secara berturut-turut adalah 0,8818, 1,1672 dan 1,1374. Analisis data statistik persentase
perolehan kembali campuran rifampisin, isoniazid dan pirazinamid pada berbagai rentang spesifik persentase perolehan kembali dari tablet Rimcure 3 FDC
®
P.T. Sandoz
dengan metode penambahan baku dapat dilihat pada Lampiran 35, halaman 212. Simpangan baku relatif relative standard deviation RSD yang
diperoleh telah memenuhi syarat presisi untuk validasi prosedur analitik karena
Universitas Sumatera Utara
disyaratkan pada kadar analit yang berada diantara 0 µgmL hingga 1000 µgmL, harus diperoleh nilai simpangan baku relatif relative standard deviation RSD
lebih kecil dari 5 Ermer, 2005.
4.5.8 Pengujian Spesifitas Metode Analisis Kuantitatif Sediaan Tablet yang Mengandung Campuran Rifampisin, Isoniazid dan Pirazinamid
Menurut Ermer tahun 2005, bahwa dalam prosedur analitik bila akurasi metode telah dapat diterima acceptable dan valid, maka metode tersebut
otomatis telah masuk kriteria sebagai metode yang spesifik Ermer, 2005. Oleh karena metode kromatografi cair kinerja tinggi spektrometri massa ini telah
memiliki akurasi yang dapat diterima, maka metode kromatografi cair kinerja tinggi spektrometri massa juga dapat otomatis telah masuk kriteria sebagai metode
yang spesifik.
4.5.9 Pengujian Linearitas Metode Analisis Kuantitatif Sediaan Tablet yang Mengandung Campuran Rifampisin, Isoniazid dan Pirazinamid
Hasil uji linearitas kurva kalibrasi baku rifampisin P.T. Indofarma, baku isoniazid P.T. Indofarma dan baku pirazinamid P.T. Indofarma dalam
campuran air dan metanol 50:50 pada berbagai konsentrasi secara berturut- turut
0 μgmL hingga 240 μgmL, 0 μgmL hingga 120 μgmL dan 0 μgmL hingga 640
μgmL diperoleh hubungan yang linier antara konsentrasi baku rifampisin P.T. Indofarma, baku isoniazid P.T. Indofarma dan baku
pirazinamid P.T. Indofarma dalam campuran air dan metanol 50:50 terhadap luas area, dengan koefisien korelasi baku rifampisin P.T. Indofarma,
baku isoniazid P.T. Indofarma dan baku pirazinamid P.T. Indofarma dalam
Universitas Sumatera Utara
campuran air dan metanol 50:50 secara beturut-turut 1,0000, 1,0000 dan 0,9999. Persamaan regresi baku rifampisin P.T. Indofarma, baku isoniazid P.T.
Indofarma dan baku pirazinamid P.T. Indofarma dalam campuran air dan metanol 50:50 secara berturut-turut adalah y = 52483,6987 x +
37945,9823, y = 90890,8408 x + 24913,7740 dan y = 32818,9728 x + 110283,8065. Kromatogram hasil pendeteksian campuran baku rifampisin P.T.
Indofarma, baku isoniazid P.T. Indofarma dan baku pirazinamid P.T. Indofarma dalam campuran air dan metanol 50:50 pada berbagai
konsentrasi untuk pengujian linearitas dilihat pada Gambar 4.18. Data luas area baku rifampisin P.T. Indofarma, baku isoniazid P.T. Indofarma dan baku
pirazinamid P.T. Indofarma dalam campuran air dan metanol 50:50 pada berbagai konsentrasi untuk pengujian linearitas secara berturut-turut dapat dilihat
pada Tabel 4.19, Tabel 4.20 dan Tabel 4.21. Kurva kalibrasi baku rifampisin P.T. Indofarma, baku isoniazid P.T. Indofarma dan baku pirazinamid P.T.
Indofarma dalam campuran air dan metanol 50:50 pada berbagai konsentrasi untuk pengujian linearitas secara berturut-turut dapat dilihat pada
Gambar 4.19, Gambar 4.20 dan Gambar 4.21. Perhitungan koefisien korelasi dan persamaan regresi untuk baku rifampisin P.T. Indofarma, baku isoniazid P.T.
Indofarma dan baku pirazinamid P.T. Indofarma dalam campuran air dan metanol 50:50 dapat dilihat pada Lampiran 19, halaman 166.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.18.
Kromatogram hasil pendeteksian campuran baku rifampisin P.T. Indofarma, baku isoniazid P.T. Indofarma dan baku
pirazinamid P.T. Indofarma dalam campuran air dan metanol 50:50 pada berbagai konsentrasi untuk pengujian linearitas.
Tabel 4.19.
Luas area baku rifampisin P.T. Indofarma dalam campuran air dan metanol 50:50 pada berbagai konsentrasi untuk pengujian
linearitas.
Data X Konsentrasi µgmL
Y Area A 1
2 0,9375
108836 3
3,75 228043
4 7.5
415787 5
15 839203
6 30
1637070 7
60 3191750
8 240
12629400
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.19.
Kurva kalibrasi baku rifampisin P.T. Indofarma dalam campuran air dan metanol 50:50 pada berbagai konsentrasi
untuk pengujian linearitas.
Tabel 4.20.
Luas area baku isoniazid P.T. Indofarma dalam campuran air dan metanol 50:50 pada berbagai konsentrasi untuk pengujian
linearitas.
Data X Konsentrasi µgmL
Y Area A 1
2 0,4688
50085,3 3
1,875 190658
4 3,75
369797 5
7,5 723396
6 15
1405030 7
30 2768380
8 120
10924500
y = 52483,6987 × x + 37945,9823 R² = 1,0000; R = 1,0000
2000000 4000000
6000000 8000000
10000000 12000000
14000000
50 100
150 200
250 300
L UAS ARE
A
KONSENTRASI
Kurva Kalibrasi Rifampisin
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.20.
Kurva kalibrasi baku isoniazid P.T. Indofarma dalam campuran air dan metanol 50:50 pada berbagai konsentrasi untuk
pengujian linearitas.
Tabel 4.21.
Luas area baku pirazinamid P.T. Indofarma dalam campuran air dan metanol 50:50 pada berbagai konsentrasi untuk pengujian
linearitas.
Data X Konsentrasi µgmL
Y Area A 1
2 2,5
115230 3
10 438326
4 20
813366 5
40 1516750
6 80
2915390 7
160 5223980
8 640
21119300
y = 90890,8408 × x + 24913,7740 R² = 1,0000; R = 1,0000
2000000 4000000
6000000 8000000
10000000 12000000
20 40
60 80
100 120
140 L
UAS ARE A
KONSENTRASI
Kurva Kalibrasi Isoniazid
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.21.
Kurva kalibrasi baku pirazinamid P.T. Indofarma dalam campuran air dan metanol 50:50 pada berbagai konsentrasi
untuk pengujian linearitas.
4.5.10 Pengujian Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi Metode Analisis Kuantitatif Sediaan Tablet yang Mengandung Campuran Rifampisin,
Isoniazid dan Pirazinamid Batas deteksi dan batas kuantitasi dapat dihitung dari persamaan regresi
yang diperoleh dalam kurva kalibrasi Ermer dan Burgess, 2005. Batas deteksi untuk baku rifampisin P.T. Indofarma, baku isoniazid P.T. Indofarma dan baku
pirazinamid P.T. Indofarma dalam campuran air dan metanol 50:50 secara berturut-turut adalah 0,5013
μgmL, 0,2260 μgmL dan 4,1103 μgmL, sedangkan batas kuantitasi untuk baku rifampisin P.T. Indofarma, baku isoniazid P.T.
Indofarma dan baku pirazinamid P.T. Indofarma dalam campuran air dan metanol 50:50 secara berturut-turut adalah 1,5190
μgmL, 0,6848 μgmL
y = 32818,9728 × x + 110283,8065 R² = 0,9998; R = 0,9999
5000000 10000000
15000000 20000000
25000000
100 200
300 400
500 600
700 L
UAS ARE A
KONSENTRASI
Kurva Kalibrasi Pirazinamid
Universitas Sumatera Utara
dan 12,4555 μgmL. Perhitungan batas deteksi dan batas kuantitasi untuk baku
rifampisin P.T. Indofarma, baku isoniazid P.T. Indofarma dan baku pirazinamid P.T. Indofarma dalam campuran air dan metanol 50:50 dapat
dilihat pada Lampiran 20, halaman 170.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Metode kromatografi cair kinerja tinggi spektrometri massa telah dikembangkan, sehingga dapat digunakan untuk penetapan kadar campuran
rifampisin, isoniazid dan pirazinamid dari plasma manusia dan sediaan tablet. Yang mana terlebih dahulu dilakukan optimasi fase gerak jenis campuran fase
gerak, perbandingan fase gerak, laju alir fase gerak dan suhu oven kolom sehingga diperoleh kondisi yang optimum dari metode kromatografi cair kinerja
tinggi spektrometri massa yang digunakan untuk penetapan kadar campuran rifampisin, isoniazid dan pirazinamid dari plasma manusia dan sediaan tablet.
Kondisi optimum yang diperoleh adalah jenis campuran fase gerak larutan asam format 0,1 dalam air destilasi ganda yang telah dimurnikan setelah
dicampur kemudian disaring melalui membran penyaring nitrat selulosa 0,2 µm dan diawaudarakandisonikasi selama 30 menit dan larutan asam format 0,1
dalam metanol setelah dicampur kemudian disaring melalui membran penyaring politetraflouroetilen PTFE 0,5 µm dan diawaudarakandisonikasi selama 30
menit dengan laju alir fase gerak 0,5 mLmenit, pada perbandingan fase gerak 90:10 hingga menit 3, dimana isoniazid dan pirazinamid telah terelusi dan
memisah, kemudian diubah menjadi perbandingan fase gerak menjadi 30:70 pada menit 3,1 dan dipertahankan hingga rifampisin terelusi hingga menit 10
serta suhu oven kolom 35
o
C.
Universitas Sumatera Utara