Kode Etik Pegawai Pemasyarakatan.

4. Kode Etik Pegawai Pemasyarakatan.

Kode etik biasanya dikaitkan dengan suatu profesi khusus. Kode etik dirumuskan dengan asumsi bahwa tanpa sanksi-sanksi atau hukuman dari pihak luar, setiap orang tetap menaatinya. Jadi dorongan untuk mematuhi perintah dan kendali untuk menjauhi larangan kode etik bukan dari sanksi fisik melainkan dari rasa kemanusiaan. Kode etik adalah persetujuan bersama yang timbul dari diri para anggota itu sendiri untuk lebih mengarahkan perkembangan mereka. 112 Peraturan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor M.HH-16.Kp.05.02 Tahun 2011 tentang Kode Etik Pegawai Pemasyarakatan menyatakan bahwa Kode Etik Pegawai Pemasyarakatan yang selanjutnya disebut Kode Etik adalah pedoman sikap, tingkah laku atau perbuatan pegawai pemasyarakatan dalam pergaulan hidup sehari-hari guna melaksanakan tugas dan fungsi pelayanan, pembinaan, dan pembimbingan terhadap Warga Binaan Pemasyarakatan. 113 Etika Pegawai Pemasyarakatan dalam pelayanan terhadap masyarakat, baikdalam pelayanan kunjungan bagi keluarga narapidana di Lembaga Pemasyarakatan, dalam hal ini Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan, adalah sebagai berikut : 1. Mengutamakan kepentingan masyarakat di atas kepentingan pribadi atau golongan, meliputi; 112 Wahyudi Kumorotomo, Etika Administrasi Negara, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1992, halaman 398-399. 113 Pdffactory Pro www.pdffactory.com , Kode Etik Pemasyarakatan Today, July 29, 2012, 11:17:47 PM, halaman 3-8. Universitas Sumatera Utara a. Memberikan pelayanan yang responsif dengan menggunakan standar yang terbaik; b. Tidak mencari keuntungan pribadi dengan mengorbankan kepentingan masyarakat; c. Memberikan pelayanan secara tepat waktu dan taat aturan; d. Memberikan informasi yang dibutuhkan masyarakat secara benar. 2. Terbuka terhadap setiap bentuk partisipasi, dukungan, dan pengawasan masyarakat, meliputi; a. Terbuka untuk menerima setiap saran, kritik, dan masukan tanpa mempunyai prasangka negatif; b. Membangun jejaring kerja sama dengan segenap unsur masyarakat untuk kepentingan pelaksanaan tugas dan menghargai setiap bentuk partisipasi masyarakat. 3. Tegas, adil, dan sopan dalam berinteraksi dengan masyarakat, meliputi; a. Mengambil tindakan secara cepat dan tepat untuk kepentingan masyarakat; b. Memberikan pelayanan dengan senyum dan ramah serta menghindarkan diri dari kesombongan; c. Memberikan perlakuan yang tidak diskriminatif; d. Menolak segala hadiah dalam bentuk apapun yang dapat mempengaruhi pelaksanaan tugas. 114 F. Pelaksanaan Peraturan Penjagaan Lembaga Pemasyarakatan PPLP terkait dengan Hak Menerima Kunjungan Keluarga Bagi Narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan. Pandangan Albrecht dan Zemke 1990:41, kualitas pelayanan publik merupakan hasil interaksi dari berbagai aspek, yaitu sistem pelayanan, sumber daya manusia pemberi pelayanan, strategi dan pelanggan. Suatu sistem yang baik akan memberikan prosedur pelayanan yang terstandar dan memberikan mekanisme kontrol 114 Peraturan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor M.HH- 16.Kp.05.02 Tahun 2011 tentang Kode Etik Pegawai Pemasyarakatan. Universitas Sumatera Utara di dalam dirinya built in control sehingga segala bentuk penyimpangan yang terjadi akan mudah diketahui. Selai itu, sistem pelayanan juga harus sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Ini berarti organisasi harus mampu merespons kebutuhan dan keinginan pelanggan dengan menyediakan sistem pelayanan dan strategi yang tepat. 115 Tanggapan pengunjung dan narapidana terhadap pelaksanaan Peraturan Penjagaan Lembaga Pemasyarakatan PPLP terkait dengan Hak Menerima Kunjungan Keluarga bagi narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan adalah sebagai berikut :

1. Prosedur pelayanan kunjungan a. Tanggapan pengunjung

Dokumen yang terkait

Gambaran Perawatan Diri Narapidana Wanita di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Wanita Tanjung Gusta Medan

12 128 128

Hak Warga Binaan Lembaga Pemasyarakatan Dan Hubungannya Dengan Hak Asasi Manusia (Studi Di Lembaga Pemasyarakatan Klas II Anak Medan)

0 69 100

Pengaruh Pembebasan Bersyarat Dan Cuti Mengunjungi Keluarga Terhadap Perilaku Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan

0 68 125

Pola Pembinaan Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Wanita Tanjung Gusta Medan

5 92 134

Peranan Lembaga Pemasyarakatan Dalam Penegakan Hukum Dan Perlindungan Hak Asasi Tahanan Dan Narapidana (Studi Pada Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Anak Medan)

1 86 148

RESILIENSI NARAPIDANA DEWASA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLAS IIA SRAGEN Resiliensi Narapidana Dewasa Di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Sragen.

0 1 16

RESILIENSI NARAPIDANA DEWASA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLAS IIA SRAGEN Resiliensi Narapidana Dewasa Di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Sragen.

0 2 17

BAB II PENGATURAN TENTANG PERATURA N PENJAGAAN LEMBAGA PEMASYARAKATAN (PPLP) TERKAIT DENGAN HAK MENERIMA KUNJUNGAN KELUARGA BAGI NARAPIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLAS I MEDAN A. Undang-Undang Terkait Dengan Pemasyarakatan: 1. Undang-undang Nomor 12 Ta

0 1 69

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Peraturan Penjagaan Lembaga Pemasyarakatan (PPLP) Terkait dengan Hak Menerima Kunjungan Keluarga Bagi Narapidana Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan

0 0 37

PERATURAN PENJAGAAN LEMBAGA PEMASYARAKATAN (PPLP) TERKAIT DENGAN HAK MENERIMA KUNJUNGAN KELUARGA BAGI NARAPIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLAS I MEDAN TESIS

1 0 16