C. Peraturan Pemasyarakatan Terkait Bidang Tugas Pembinaan:
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1999 tentang Syarat Dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan menyatakan
sebagai berikut:
78
Lembaga Pemasyarakatan adalah tempat melakukan kegiatan pembinaan terhadap narapidana dengan system pemasyarakatan yang telah dicanangkan oleh
Sshardjo sejak tahun 1964. Dengan demikian diharapkan lembaga pemasyarakatan dapat berfungsi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-perundangan yang
telah dikeluarkan oleh pemerintah untuk mewujudkan system pemasyarakatan.
79
Setiap Narapidana dan Anak Didik Pemasyarakatan berhak menerima kunjungan dari keluarga, penasihat hukum atau orang tertentu lainnya. Kunjungan
sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dicatat dalam buku daftar kunjungan. Setiap LAPAS wajib menyediakan sekurang-kurangnya 1 satu ruangan khusus
untuk menerima kunjungan. Pasal 30 ayat 1 sd ayat 3.
80
Petugas Pemasyarakatan yang bertugas di tempat kunjungan, wajib : a.
Memeriksa dan meneliti keterangan identitas diri, pengunjung; dan b.
Menggeledah pengunjung dan memeriksa barang bawaannya.
78
Marlina, Hukum Penitensier, Penerbit Refika Aditama, Bandung, Cetakan Kesatu, Juni 2011, halaman 187
79
Marlina, Ibid, halaman 134
80
Marlina, Ibid, halaman 194-1996.
Universitas Sumatera Utara
Dalam hal ditemukan keterangan identitas palsu atau adanya barang bawaan yang dilarang berdasar peraturan perundang-undangan yang berlaku, maka pengunjung
sebagaimana dimaksud diatas, untuk waktu selanjutnya dilarang dan tidak dibolehkan mengunjungi Narapidana dan Anak Didik Pemasyarakatan yang bersangkutan
Pasal 31 ayat 1 dan ayat 2. Sedangkan Pasal 32 menyatakan bahwa kunjungan orang-orang tertentu dimungkinkan bagi terpidana mati yang permohonan grasinya
ditolak.
81
D. Peraturan Pemasyarakatan Terkait Bidang Tugas Keamanan dan Ketertiban:
1. Pola Pembinaan Keamanan dan Keteriban KAMTIB.
Surat Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia Nomor: M- 02.PR.08.10 Tahun 1983 tentang Pola Pembinaan Keamanan dan Ketertiban
KAMTIB menyatakan bahwa suasana yang aman dan tertib akan mempunyai pengaruh yang besar terhadap pelaksanaan tugas umum pemerintahan dan tugas
pembangunan di bidang hukum.
Keadaan keamanan dan ketertiban KAMTIB perlu tetap dipelihara dan ditingkatkan di lingkungan Departemen Kehakiman dan seluruh jajarannya. Dalam
rangka usaha mewujudkan, memantapkan dan meningkatkan keamanan dan ketertiban diperlukan adanya Pola Pembinaan tentang keamanan dan ketertiban.
81
Marlina, Ibid, halaman 1997-1998.
Universitas Sumatera Utara
Ketentuan umum di dam pola pembinaan keamanan dan ketertiban menyatakan bahwa yang dimaksud dengan gedung ialah bangunan yang berfungsi sebagai kantor,
tempat tinggal pegawai, tempat tahanan dan atau narapidana.
82
Peralatan dan barang-barang inventaris ialah segala alat-alat dan barang-barang yang telah terdaftar sebagai barang inventaris. Arsip dan dokumen ialah naskah-
naskah yang dibuat dan diterima oleh Departemen Kehakiman dn jajarannya, baik ditingkat pusat maupun tingkat daerah dalam bentuk corak apapun baik dalam
keadaan tunggal maupun berkelompok, dalam pelaksanaan tugas. Benda sitaan negara dan barang rampasan adalah barang yang disimpan dalam RUPBASAN.
Personil ialah pegawai Departemen Kehakiman yang diangkat sesuai Undang-undang Pokok Kepegawaian.
Pimpinan ialah pimpinan suatu unit baik pegawai negeri maupun sebagai pejabat Negara. Mereka yang berada dilingkungan gedung
Pengadilan NegeriPengadilan Tinggi dan KantorUnit-unit Pelaksana Teknis lainnya adalah para tamu, pengunjung sidang, terdakwa, tertuduh, pengacara, saksi dan
sebagainya. Penghuni Lembaga PemasyarakatanRUTAN adalah mereka yang berstatus
sebagai tahanan dan atau narapidana. Penghuni tahanan Imigrasi adalah mereka yang menunggu dideportasikan. Tamu ialah mereka yang menemui pejabat atau pegawai
82
Himpunan Peraturan tentang Pemasyarakatan, Direktorat Jenderal Pemasyarakatan, Jakarta, 2009, halaman 853.
Universitas Sumatera Utara
untuk suatu keperluan. Sasaran fisik lainnya antara lain ialah petugas pengadilan yang sedang melaksanakan tugas diluar gedung pengadilan.
83
Sasaran dalam rangka pembinaan KAMTIB, yaitu sasaran fisik, yang melipui gedung dan lingkungan yang merupakan satu kesatuan, peralatan dan barang-barang
inventaris, arsip dan dokumen, benda sitaan negara dan barang rampasan, personil, pimpinan beserta keluarganya, mereka yang berada dilingkungan gedung Pengadilan
NegeriPengadilan Tinggi dan KantorUnit-unit Pelaksana Teknis lainnya, penghuni Lembaga Pemasyarakatan, Rutan dan tahanan Imigrasi, tamu, serta sasaran fisik
lainnya.
84
Sasaran non fisik yaitu pemberitaan, kebersihan, kesopanan dan sasaran non fisik dan sasaran non fisik lainnya, yaitu penegakan keamanan dan ketertiban
KAMTIB. Penegakan keamanan dan ketertiban KAMTIB dimaksudkan agar supaya keamanan dan ketertiban KAMTIB dapat berfungsi secara efektif dan
effisien untuk: 1 melindungi sasaran yang tersebut dan hambatan, tantangan, ancaman dan gangguan yang ditimbulkan oleh manusia, alam dan lingkungan, 2
menciptakan terwujudnya ketertiban dan mencegah kegiatan yang bertentangan dengan hukum, dan sistem pembinaan keamanan dan ketertiban KAMTIB.
83
Himpunan Peraturan tentang Pemasyarakatan, Ibid.
84
Himpunan Peraturan tentang Pemasyarakatan, Ibid, halaman 854
Universitas Sumatera Utara
Sistem pembinaan keamanan dan ketertiban KAMTIB disusun dan diatur yaitu: tanggung jawab keamanan dan ketertiban KAMTIB yang tanggung jawabnya
berada ditangan kepala biro umum, para sekretaris DITJEN Pemasyarakatan, imigrasi dan BABINKUMNAS, KORMIN pada KANWIL DEPKEH, Panitera Kepala pada
Pengadilan TinggiPengadilan Nageri, Kepala KantorUPT dengan dibantu oleh DAN SATPAM. Walaupun sudah ada petugas-petugas khusus SATPAM, setiap pegawai
dilingkungan Departemen Kehakiman diwajibkan ikut serta bertanggung jawab atas terwujudnya keamanan dan ketertiban dalam lingkungan masing-masing.
85
Tata tertib yaitu mereka yang berada ditempat dan lingkungan kerja wajib mentaati dengan penuh kesadaran semua peraturan KAMTIB yang berlaku ditempat
tersebut, yang meliputi; turut memelihara, ketertiban, kebersihan, bila terjadi peristiwa yang dapat diperkirakan akan mengganggu keamanan dan ketertiban
ditempat kerja dan lingkungannya, maka mereka yang berada ditempat tersebut wajib melaporkan kepada petugas KAMTIB.
Tugas Penjagaan adalah menjaga gedung dan seisinya baik sewaktu maupun sesudah jam kantor, menjaga kebersihan lingkungan, menjaga supaya jangan terjadi
kericuhan, menjaga supaya jangan terjadi pelarian, dan menjaga tata tertib perikehidupan Lembaga Pemasyarakatan, RUTAN dan tahanan Imigrasi serta
membantu melaksanakan pembinaan personil terutama dalam hal disiplin pegawai,
85
Himpunan Peraturan tentang Pemasyarakatan, Ibid, halaman 855.
Universitas Sumatera Utara
misalnya; menepati ketentuan jam kerja, pemakaian tanda pengenal dan lain sebagainya. Untuk melaksanakan tugas penjagaan tersebut diatas, maka kelompok
penjagaan melakukan tugas secara bergilir, pergantian kelompok penjagaan diatur menurut keadaan dan kebutuhan, serta dalam melaksanakan pergantian jaga,
kelompok lama tidak boleh meninggalkan tempat sebelum dilakukan timbang terima dengan kelompok baru selesai dengan sempurna.
86
Semua pegawai penjagaan dalam menjalankan tugas harus berseragam lengkap menurut peraturan yang berlaku, dan anggota penjagaan yang sedang menjalankan
tugas dilarang meninggalkan tugasnya tanpa seijin komandan jaga. Pada tiap pergantian kelompok penjagaan dilakukan timbang terima. Yang ditimbang
terimakan ialah: senata api dan peluru yang disiapkan untuk penjagaan, kunci-kunci ruangan, kotak berisi obat-obatan yang disiapkan untuk penjagaan, inventaris, seperti:
lampu senter, borgol, ja dinding, alat-alat kebakaran, instruksi-instruksi atasan dan lain-lain, penghuni rumah tahanan, lembaga pemasyarakatan, dan lain-lainnya yang
perlu menjadi perhatian. Setelah ketentuan-kententuan sebagaimana tersebut diatas
dilaksanakan dengan seksama, maka komandan jaga lama dan baru dengan berbaris rapi lapor kepada piket bahwa timbang terima penjagaan telah dilaksanakan.
87
86
Himpunan Peraturan tentang Pemasyarakatan, Ibid, halaman 856.
87
Himpunan Peraturan tentang Pemasyarakatan, Ibid, halaman 857.
Universitas Sumatera Utara
2. Peraturan Penjagaan Lembaga Pemasyarakatan PPLP.
Direktorat Jenderal Bina Tuna Warga Departemen Kehakiman, Nomor: DP.3.3171, Tanggal 27 Januari 1975, tentang Peraturan Penjagaan Lembaga
Pemasyarakatan PPLP, pada Pasal 20 huruf c mengatur tentang kunjungan bagi penghuni lembaga pemasyarakatan, yaitu sebagai berikut :
88
a. Meneliti apakah penghuni lembaga pemasyarakatan yang dikunjungi benar-benar
orang yang dimaksud. Kepala Pengamanan Lembaga Pemasyarakatan Ka. KPLP Lembaga
Pemasyarakatan Klas I Medan dalam melaksanakan keamanan dan tata tertib dibantu oleh regu-regu penjagaan. Masing-masing regu dipimpin oleh seorang Komandan
Regu Penjagaan Komandan Jaga. Kekuatan regu disesuaikan dengan keadaan dan keperluan Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan. Walaupun sudah ada petugas-
petugas khusus keamanan dan tata tertib, setiap pegawai Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan diwajibkan ikut serta bertanggung jawab atas terwujudnya keamanan
dan tata tertib. Terkait dengan kunjungan keluarga bagi narapidana pada Lembaga
Pemasyarakatan Klas I Medan, setelah komandan jaga menerima formulir bertamu dari petugas penerima tamu, maka komandan jaga melakukan penelitian dan
88
H.L. Batubara, Sosialisasi tentang Peraturan Penjagaan Lembaga Pemasyarakatan PPLP, http:www.hlbatubara.co.cc, posted by education center201202.html, diakses tanggal 24 Juli 2012,
23:30:05.
Universitas Sumatera Utara
pengecekan dengan memanggil narapidana yang akan dikunjungi dengan tujuan untuk memastikan secara benar apakah narapidana yang dimaksud adalah benar-
benar keluarga dari pengunjung tersebut. Hal ini bertujuan untuk memberikan kenyamanan kepada pengunjung dan untuk mempermudah petugas dalam melakukan
pengawasan terhadap narapidana tersebut.
89
Komandan Jaga Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan mempunyai tugas, yaitu; 1 mengatur tugas semua pegawai penjagaan yang menjadi tanggung jawabnya,
2 komandan jaga mengerjakan buku jaga, mencatat : pembagian tugas, inventaris, instruksi-instruksi, kejadian- kejadian di dalam Lembaga Pemasyarakatan Klas I
Medan dan lain sebagainya, 3 komandan jaga mengawasi dan meneliti penjagaan pos-pos, kamar-kamar hunian Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan, tempat
bekerja dan sebagainya, 4 komandan jaga mengawasi dan meneliti tata tertib pembagian makanan, kebersihan, lampu-lampu dan sebagainya, 5 Dalam hal ada
kericuhan di dalam Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan, maka komandan jaga mengambil langkah-langkah pengamanan pertama dan segera melapor ke atasan dan
lain-lain instansi yang diperlukan, 6 Segera melaporkan peristiwa- peristiwa khusus lainnya kepada atasan, 7 Wajib memeriksa dan meneliti sah tidaknya surat-surat
putusan, surat perintah penahanan atau surat ketetapan beschikking bagi orang- orang yang akan masuk Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan jika surat-surat itu
89
Direktorat Jenderal Bina Tuna Warga Departemen Kehakiman, Nomor: DP.3.3171, Tanggal 27 Januari 1975, tentang Peraturan Penjagaan Lembaga Pemasyarakatan PPLP.
Universitas Sumatera Utara
tidak sah, komandan jaga menolak atau meminta keputusan atasanpimpinan pada Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan, 8 Memeriksa dan meneliti semua izin
keluar bagi penghuni Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan, 9 Memeriksa dan meneliti semua izin kunjungan bagi penghuni Lembaga Pemasyarakatan Klas I
Medan, 10 Menjadi perantara bagi tamu Kepala Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan dan pegawai- pegawai lainnya, 11 Memeriksa dan meneliti semua izin
keluarmasuk barang-barang darike Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan dan 12 Menerima dan menyimpan barang-barang titipan yang belum sempat diserahkan
kepada bagian yang bersangkutan.
90
Petugas jaga mempunyai tugas yaitu 1 menjaga supaya jangan terjadi pelarian di dalam Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan. 2 Menjaga supaya tidak terjadi
kericuhan, di dalam blok hunian maupun di aula tamu pada Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan. 3 Menjaga tertibnya perikehidupan penghuni pada Lembaga
Pemasyarakatan Klas I Medan, dan 4 menjaga utuhnya gedung dan seisinya, terutama setelah tutup kantor.
Regu penjagaan melakukan tugas secara bergilir. Penggantian regu penjagaan diatur menurut keadaan dan keperluan Lembaga
Pemasyarakatan Klas I Medan. Dalam melaksanakan penggantian jaga, regu lama tidak boleh meninggalkan pada Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan sebelum
timbang terima dengan regu baru selesai dengan sempurna. Semua pegawai
90
Direktorat Jenderal Bina Tuna Warga Departemen Kehakiman, Nomor: DP.3.3171, Tanggal 27 Januari 1975, tentang Peraturan Penjagaan Lembaga Pemasyarakatan PPLP.
Universitas Sumatera Utara
penjagaan Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan dalam menjalankan tugas harus berseragam lengkap menurut peraturan yang berlaku.
91
Komandan jaga Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan di dalam melakukan timbang terima harus dinyatakan secara tertulis dalam buku jaga, yaitu pos-pos
penjagaan pos utama, yaitu tempat kedudukan Komandan Jaga Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan. Pos-pos pintu, yaitu tempat-tempat penjagaan dipintu
gerbang, pintu-pintu lain yang menghubungkan langsung dengan luar Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan dan pintu-pintu yang menghubungkan antar bagian
dalam Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan. Pos dalam, yaitu tempat-tempat penjagaan yang ada di dalam Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan. Beberapa pos
dalam yang sejenis dan berdekatan dapat dikoordinir menjadi satu lingkungan blok merupakan tanggung jawab langsung Komandan Jaga. Pos atas yaitu tempat-tempat
penjagaan yang ada diatas tembok keliling atau menara Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan.
Terkait dengan pengawasan terhadap lingkungan Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan termasuk pada saat kegiatan pelayanan kunjungan bagi keluarga
narapidana, maka Kepala Pengamanan Lembaga Pemasyarakatan Ka. KPLP Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan harus memperhatikan keadaan pos utama
harus dilengkapi dengan; buku jaga, pesawat telepon, daftar alamat dan nomor
91
Direktorat Jenderal Bina Tuna Warga Departemen Kehakiman, Nomor: DP.3.3171, Tanggal 27 Januari 1975, tentang Peraturan Penjagaan Lembaga Pemasyarakatan PPLP.
Universitas Sumatera Utara
telepon para penjabat struktural, staf maupun petugas pengamanan yang penting antara lain: Kepala Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan. Papan tulis untuk
catatan, antara lain lalu lintas isi Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan alat-alat pemadam kebakaran tabung pemadam kebakaran, karung, pasir, galah dan lain
sebagainya. Lonceng untuk isyarat jam, jam kontrol, denah Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan, senjata dan peluru cadangan, lampu cadangan, kunci
dan gembok cadangan, lampu senter, almari senjata. Pos dalampos lingkungan dilengkapi dengan buku jaga, buku catatan inventaris, lonceng untuk isyarat, lampu
baterai, alat pemadam kebakaran. Pos atas Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan dilengkapi dengan lonceng untuk isyarat, lampu senter zoeklight.
92
Penggunaan tiap-tiap bagian dan ruangan termasuk rungan pelayanan kunjungan bagi keluarga narapidana di dalam Lembaga Pemasyarakatan Klas I
Medan, harus jelas dengan papan nama dan dilarang untuk merubah tanpa izin Kepala Lembaga Pemasyarakatan. Petugas jaga Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan
yang sedang menjalankan tugas pengamanan dilarang meninggalkan tugasnya tanpa izin Komandan Jaga Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan. Pada tiap penggantian
regu penjagaan Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan dilakukan timbang terima. Yang ditimbang terimakan ialah:
1 Isi Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan, 2 senjata api dan peluru yang disiapkan untuk petugas penjagaan Lembaga
Pemasyarakatan Klas I Medan, 3 kunci-kunci, gembok- gembok, 4 inventaris lain-
92
Direktorat Jenderal Bina Tuna Warga Departemen Kehakiman, Nomor: DP.3.3171, Ibid.
Universitas Sumatera Utara
lainnya lampu, senter, belenggu, alat pemadam kebakaran, tangga dan tali, 5 instruksi- Instruksi khusus dari Kepala Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan, dan
6 dan lain-lain yang perlu menjadi perhatian petugas pengamanan Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan.
b. Memeriksa dan meneliti buah tangan kiriman dihadapan pengunjung dan yang
dikunjungi.
93
Petugas pengamanan yang bertugas sebagai penerima tamupengunjung pada Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan melakukan pemeriksaan buah tangan
kiriman yang dibawa oleh pengunjung dihadapan pengunjung dan narapidana yang dikunjungi. Hal ini bertujuan untuk transparansi dan sama-sama menyaksikan isi
buah tangan tersebut serta untuk menghindari saling kecurigaan baik dari pengunjung maupun dari narapidana yang dikunjungi manakala isi buah tangah kiriman tersebut
merupakan barang terlarang maupun benda-benda yang dilarang masuk ke dalam Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan.
Penggeledahan buah tangan kiriman dititik beratkan kepada pencegahan; penyelundupan barang-barang terlarang dan membahayakan keamanan atau orang,
masuknya barang-barangmakanan yang bisa menimbulkan penyakit, masuknya obat- obatan yang tidak didasarkan resep dokter bagi yang bersangkutan, dan obat-obatan
yang diperkenankan masuk diserahkan kepada yang berkepentingan lewat Bagian
93
Direktorat Jenderal Bina Tuna Warga Departemen Kehakiman, Nomor: DP.3.3171, Tanggal 27 Januari 1975, tentang Peraturan Penjagaan Lembaga Pemasyarakatan PPLP.
Universitas Sumatera Utara
Kesehatan Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan. Demi pengamanan, bila perlu
buah tangan kiriman boleh diperiksa lebih mendalam. buah-buah dibelah, roti dibelah, bungkusan- bungkusan dibuka, kaleng dibuka dan sebagainya. Setiap
kendaraan yang keluarmasuk selain diperiksa muatannya, diteliti juga bagian-bagian yang sekira dapat dijadikan tempat persembunyian barangorang.
c. Bila terdapat barang terlarang khususnya senjata, kikir, gergaji dan sebagainya,
menyita barangnya, menangguhkan sementara kunjungan dan melaporkan kepada Komandan Jaga.
Petugas pengamanan Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan yang bertugas sebagai penerima tamu tersebut diatas, apabila di dalam pemeriksaan barang bawaan
oleh pengunjung ditemukan benda-bendah terlarang, seperti senjata, kikir, gergaji, dan sebagainya, maka petugas penerima tamu melakukan penyitaan terhadap barang
tersebut, menangguhkan sementara kunjungan bagi narapidana yang bersangkutan di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan. Selanjutnya petugas pengamanan yang
bertugas sebagai penerima tamu segera melaporkan kejadian tersebut kepada komandan jaga yang bertugas pada saat kejadian tersebut dan Kepala Pengamanan
Lembaga Pemasyarakatan Ka. KPLP Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan.
94
Penggeledahan pada saat layanan kunjungan bagi pengunjung dan keluarga narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan dilaksanakan sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan. Penggeledahan badan bagi wanita harus dilaksanakan
94
H.L. Batubara, Op cit, diakses tanggal 24 Juli 2012, 23:30:05.
Universitas Sumatera Utara
oleh pegawai wanita. Jika tidak ada pegawai wanita diusahakan dari petugas hukum wanita dan bahkan bila perlu diusahakan dari istri pegawai Lembaga Pemasyarakatan
Klas I Medan. Cara penggeledahan badan dilakukan sebagai berikut; dipersilahkan mengeluarkanmenyerahkan barang-barangnya dan Bila belum memungkinkan, baru
diadakan penggeledahan badan dengan cara orangnya dipersilahkan membalikkan badan dan mengangkat tangannya. Selama penggeledahan kamarruang, penghuni
Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan tidak diperkenankan ada didalam. Penggeledahan kamarruangan dilakukan oleh lebih dari seorang pegawai dan secara
berkala dan hendaknya diperiksa juga jeruji-jeruji, kolong- kolong, dinding- dinding, suratkertas dan sebagainya.
d. Bila terdapat makanan terlarang masuk ke dalam Lembaga Pemasyarakatan Klas I
Medan, maka petugas jaga mengembalikan makanan tersebut kepada pembawapengunjung.
95
Petugas pengamanan yang melakukan pemeriksaan barang atau makanan yang dibawa oleh keluarga narapidana atau pengunjung, apabila menemukan makanan
yang dilarang masuk, seperti narkoba, roti kaleng, ikan dencis, dan lain sebagainya, maka petugas mengembalikan makanan tersebut kepada pembawa makanan atau
pengunjung tersebut. Hal ini dikarenakan makanan dalam kemasan kaleng dan sejenisnya apabila masuk ke dalam Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan dapat
95
Direktorat Jenderal Bina Tuna Warga Departemen Kehakiman, Nomor: DP.3.3171, Tanggal 27 Januari 1975, tentang Peraturan Penjagaan Lembaga Pemasyarakatan PPLP.
Universitas Sumatera Utara
membahayakan karena kaleng tersebut dapat digunakan menjadi senjataalat untuk melukai warga binaan pemasyarakatan yang ain atau dengan penghuni lainnya baik
di dalam blok hunian maupun di dalam kamar hunian Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan.
96
e. Meneliti dan menyaksikan penyerahan barang-barang milik penghuni Lembaga
Pemasyarakatan Klas I Medan, kepada yang mengunjungi atau pihak keluarga narapidana.
Petugas pengamanan atau petugas jaga Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan dalam memastikan apakah barang-barang milik narapidana yang dibawa oleh
pengunjung bukan barang-barang terlarang, maka petugas pengamanan Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan meneliti dan menyaksikan penyerahan barang-barang
tersebut dengan tujuan untuk mencegah masuknya barang-barang haram dan benda- benda tajam, seperti narkoba, gergaji, kikir, dan sebagainya masuk ke dalam
Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan. Pengawasan dan penelitian terhadap penyerahan barang-barang milik
narapidana yang dibawa oleh pengunjung bertujuan untuk mencegah masuknya barang-barang haram lainnya yang dapat membahayakan warga binaan
pemasyarakatan tersebut serta yang paling utama adalah untuk mencegah terjadinya gangguan keamanan dan ketertiban dengan harapan terwujudnya keamanan dan
96
H.L. Batubara, Ibid, diakses tanggal 24 Juli 2012, 23:30:05.
Universitas Sumatera Utara
ketertiban di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan yang aman, kondusif, tertib dan terkendali.
f. Mencegah adanya pembicaraan yang membahayakan keamanan dan tata tertib.
Keamanan dan tata tertib yang mantap di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan adalah syarat mutlak bagi berhasilnya usaha pembinaan bagi narapidana.
Untuk mencapai keamanan dan tata tertib di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan tersebut, perlu diadakan peraturan tata tertib dan penjagaan Lembaga
Pemasyarakatan. Tanggung jawab keamanan dan tata tertib Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan berada langsung ditangan Kepala Lembaga Pemasyarakatan Klas I
Medan. Untuk mewujudkan keamanan dan tata tertib, Kepala Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan dibantu oleh Kepala Pengamanan Lembaga
Pemasyarakatan Ka. KPLP.
97
Petugas pengamanan Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan dalam mewujudkan keamanan dan ketertiban yang aman dan terkendali, salah satu upaya
yang dapat dilakukan adalah mencegah adanya pembicaraan baik sesama narapidanawarga binaan pemasyarakatan maupun antara narapidana dengan
pengunjung. Petugas pengamanan harus melakukan pengawasan, pengamatan dan pengawalan yang ekstra pada saat jam kunjungan pengunjung datang mengunjungi
narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan.
97
Direktorat Jenderal Bina Tuna Warga Departemen Kehakiman, Nomor: DP.3.3171, Tanggal 27 Januari 1975, tentang Peraturan Penjagaan Lembaga Pemasyarakatan PPLP.
Universitas Sumatera Utara
Petugas jaga Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan harus datang selambat- lambatnya 15 menit sebelum jam dinasnya. Petugas pengamanan jika berhalangan,
harus memberitahukan kepada komanda jaga, terkecuali kalau sudah ada izin dari Kepala
Pengamanan Lembaga
Pemasyarakatan Ka.
KPLP Lembaga
Pemasyarakatan Klas I Medan. Petugas jaga dilarang meninggalkan pos tanpa izin Komandan Jaga. Petugas pengamanan dilarang menjadi penghubung dari dan untuk
penghuni Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan, untuk keperluan apapun secara tidak sah. Petugas pengamanan Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan dilarang
bertindak sewenang-wenang terhadap penghuni atau narapidana. Petugas pengamanan melakukan kewajiban lain menurut peraturan perundang-udangan yang
berlaku bagi Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan.
98
g. Membatasi kunjungan sesuai dengan waktu yang ditetapkan.
Direktorat Jenderal Bina Tuna Warga Departemen Kehakiman, Nomor: DP.3.3171, Tanggal 27 Januari 1975, tentang Peraturan Penjagaan Lembaga
Pemasyarakatan PPLP menyatakan bahwa Kepala Lembaga Pemasyarakatan mempunyai wewenang untuk menentukan jam kunjungan. Kepala Lembaga
Pemasyarakatan Klas I Medan berdasarkan Surat Direktorat Jenderal Bina Tuna Warga Departemen Kehakiman, Nomor: DP.3.3171, Tanggal 27 Januari 1975,
tentang Peraturan Penjagaan Lembaga Pemasyarakatan PPLP tersebut telah menetapkan batas waktu berkunjung yaitu selama 15 lima belas menit.
98
H.L. Batubara, Op cit, diakses tanggal 24 Juli 2012, 23:30:05.
Universitas Sumatera Utara
Pengunjung yang datang berkunjung untuk mengunjungi keluarganya atau narapidana di dalam Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan harus mematuhi dan
melaksanakan jam berkunjung atau lamanya berkunjung. Kebijakan ini dilakukan dengan tujuan untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan, seperti akan
terjadinya pelarian narapidana, pemerasan atau pungutan liar, penyeledupan narkoba, benda-bendah tajam yang akhirnya dapat mengganggu keamanan dan ketertiban di
dalam Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan.
E. Peraturan Lain Terkait Bidang Tugas Pemasyarakatan: 1.
Cetak Biru Pembaharuan Pelaksanaan Sistem Pemasyarakatan.
Peraturan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor: M.HH-OT.02.02 Tahun 2009 tentang Cetak Biru Pembaharuan Pelaksanaan Sistem
Pemasyarakatan menyatakan bahwa pada prinsipnya fungsi keamanan di tiap UPT dimaksudkan untuk memberikan rasa aman kepada tahanan, narapidana dan anak
didik pemasyarakatan. Keamanan juga ditujukan untuk mencegah terjadinya kekerasan antar tahanan, narapidana dan anak didik pemasyarakatan, kekerasan
kepada petugas dan pengunjung, dan mencegah terjadinya bunuh diri.
99
Keamanan juga menjadi pendukung utama pencegahan pengulangan tindak pidana, pelarian, pencegah terjadinya kerusuhan atau pembakangan pada tata tertib,
dan terhadap masuknya benda-benda yang tidak diperkenankan masuk kedalam
99
Pdffactory Pro www.pdffactory.com
. blue print, today, diakses July 29, 2012, 9:59:11 PM, halaman 146.
Universitas Sumatera Utara
hunian. Pengamanan juga diberikan pada tahanan, narapidana dan anak didik pemasyarakatan yang berpindah tempat atau keluar untuk menjalani proses
pemeriksaan tertentu, seperti pemeriksaan di pengadilan, kesehatan, dan keperluan lainnya.
Pelaksanaan pengamanan di Unit Pelasaksana Teknis UPT tidak dapat dipisahkan dari kepentingan RutanLapas untuk menjaga tahanan dengan
mengedepankan asas praduga tak bersalah, kepentingan Lapas untuk mengawal proses pembinaan, dan kepentingan Rupbasan untuk mengamankan barang sitaan dan
rampasan. Dalam melaksanakan fungsi pengamanan terdapat beberapa hal yang harus menjadi perhatian petugas keamanan, di mana pengamanan dengan tindakan yang
berlebihan dengan mengabaikan hak-hak dasar akan berdampak pada terganggunya keamanan dan ketertiban masyarakat di Unit Pelasaksana Teknis UPT.
100
Pengamanan yang tidak memperhatikan hak dasar tahanan, narapidana dan anak didik pemasyarakatan rentan akan pembangkangan, ketidakpatuhan dan
kerusuhan. Pada konteks tersebut diatas maka keseimbangan antara keamanan dengan proses integrasi masyarakat, utamanya kepentingan narapidana dan klien
pemasyarakatan menjadi perspektif yang harus dimiliki petugas. Diperlukan pula keseimbangan antara keamanan dengan hak dasar yang tidak boleh dihambat, serta
keseimbangan antara keamanan dengan kebutuhan dasar tahanan seperti makan,
100
Peraturan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor: M.HH- OT.02.02 Tahun 2009, Op cit.
Universitas Sumatera Utara
kesehatan, aktivitas, keagamaan dan lainnya harus berjalan seiring. Keseimbangan dimaksud tentu tidak mengenyampingkan tata tertib di Unit Pelasaksana Teknis
UPT dan senantiasa evaluasi dan ditegakkan.
101
Direktorat Jenderal Pemasyarakatan juga memiliki UPT dengan pengamanan maksimum Super Maximum Security. Namun, pada prinsipnya pengamanan
maksimun diberikan pula pada tahanan, atau narapidana dengan kejahatan tertentu. Pengamanan maksimum yang diberlakukan pada tahanan dan narapidana salah
satunya berupa penempatan pada ruang khusus, atau penempatan pada ruang isolasi. Namun demikian, sedapat mungkin pengamanan maksimum juga diimbangi dengan
pemenuhan hak-hak dasar manusia. Setiap pelanggaran akan dikenai sanksi disiplin, salah satunya penempatan di
ruang isolasi atau tutupan sunyi. Penjatuhan sanksi ini tidak lepas dari penegakan disiplin dan pengamanan. Namun demikian harus dikedepankan rasa keadilan dan
tindakan yang tidak sewenang-wenang dalam penerapannya. Harus dipahami bahwa setiap orang yang dirampas kebebasannya wajib diperlakukan secara manusiawi dan
dihormati harkat martabatnya. Aspek lainnya adalah persoalan bangunan sangat menunjang sistem
pengamanan, misalnya kekuatan dan tingginya tembok pembatas, menara, pintu, kekuatan jeruji besi jendela, pintu kamar, termasuk juga rutinitas petugas dalam
101
Peraturan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor: M.HH- OT.02.02 Tahun 2009, Ibid.
Universitas Sumatera Utara
mengunci kamar hunian. Kebutuhan lainnya adalah sarana seperti kamera, alarm, radio, dan senjata untuk pengendalian massa yang sangat menunjang pengamanan di
UPT. Perlu pula pengamanan dengan melibatkan anjing pelacak untuk pencegahan dan pengungkapan kasus narkotika dan kejahatan lainnya.
102
Permasalahan saat ini sangat terkait dengan tingkat kesiapan petugas dalam menjalankan tugas-tugas pengamanan. Dalam hal pengamanan awal misalnya,
petugas masih penggunaan pendekatan kekerasan dalam memperkenalkan lingkungan di UPT. Keadaan di dalam hunian akhirnya menjadi tempat yang paling tidak aman
dan menyeramkan bagi tahanan, narapidana dan anak pidana. Tahanan, narapidana, dan anak pidana belum dianggap sebagai manusia yang harus dilindungi hak
dasarnya. Dengan kondisi yang demikian, pembatasan ruang gerak sebagai satu- satunya penderitaan justru diperburuk dengan tindak kekerasan.
Persoalan utama munculnya kekerasan adalah, pertama disebabkan oleh pemahaman petugas yang kurang tentang sistem pemasyarakatan dan Standard
Minimum Rules for the Treatment of Prisoners. Misalnya pada masa pengenalan lingkungan Mapenaling yang semestinya lebih kepada orientasi tata tertib,
penyampaian hak dan kewajiban serta orientasi dengan dunia luar telah bergeser pada pemahaman yang sempit, di mana kekerasan dan tindakan merendahkan martabat
manusia sering terjadi dan terjadi terus-menerus. Program-program peningkatan
102
Pdffactory Pro www.pdffactory.com
. Op cit, diakses July 29, 2012, 9:59:11 PM, halaman 147.
Universitas Sumatera Utara
kemampuan pengamanan yang ada pada saat sekarang masih sebatas pelatihan kesamaptaan, yang mana lebih mengedepankan disiplin dan kekuatan fisik dalam
melakukan pengamanan. Untuk kedepan seharusnya perlu dipikirkan adanya suatu pelatihan pra tugas bagi petugas kemananan yang muatan pelatihannya berupa
ketrampilan teknis dan pemberian wawasan tugas pokok fungsi Pemasyarakatan.
103
Latihan-latihan lainnya seperti pengelolaan konflik, pengendalian massa, penembakan dan lainnya masih terbatas bahkan tidak ada. Penekanan lain yang perlu
diperhatikan adalah diperlukannya pre service training pelatihan pra tugas bagi petugas keamanan yang hendak berdinas disetiap UPT. Selain itu, kepemilikan alat
pengamanan dengan menggunakan teknologi masih terbatas, seperti kebutuhan kamera, senjata, alat detektor, serta kondisi alat pengamanan lainnya belum dimiliki
oleh seluruh UPT. Membuat standarisasi pengamanan dengan membandingkan jumlah petugas
dengan jumlah penghuni serta pengadaan alat-alat yang memiliki standar kebutuhan misalnya, alat pengendalian massa, senjata, anjing pelacak dan rompi bagi petugas,
membentuk satuan-satuan khusus petugas pengamanan di setiap wilayah untuk kebutuhan peningkatan profesionalisme pengamanan dalam melaksanakan tugas
pengamanan, seperti penjagaan, pengelolaan konflik, strategi mengatasi kerusuhan dan pelatihan yang berkesinambungan bagi petugas, menyempurnakan prosedur tetap
103
Pdffactory Pro www.pdffactory.com
. Op cit, diakses July 29, 2012, 9:59:11 PM, halaman 148.
Universitas Sumatera Utara
pengamanan dengan melengkapi subtansi pengamanan dengan instrumen hak asasi manusia.
104
2. Penetapan Wilayah Bebas Korupsi WBK.
105
WBK adalah wilayah pada setiap unit kerja di lingkungan kementerian yang telah melaksanaan tugas dan fungsi sesuai dengan kriteria penilaian penetapan area
WBK baik yang memberikan pelayanan langsung maupun tidak langsung kepada publik dengan dilandasi oleh nilai-nilai kepentingan masyarakat, integritas, responsif,
akuntabilitas, dan profesional KIRAP. Hukum sebagai sarana rekayasa social engineering by law atau bisa juga
sebagai alat oleh “agent of change.” Yang dimaksud dengan “agent of change”
disini adalah seseorang aau beberapa orang sebagai bagian dari anggota masyarakat yang diberi amanah untuk memimpin lembaga kemasyarakatan sehingga mempunyai
kesempatan untuk mengolah sistem sosial yang bersangkutan secara teratur dan terencana social engineering atau social planning dan perubahan tersebut selalu
dalam pengawasan agent of change.
106
Robert Klitgaard dalam buku karyanya: Controlling Corruption, 1991 mengatakan:
104
Peraturan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor: M.HH-OT.02.02 Tahun 2009, Op cit.
105
Peraturan Menteri Hukum dan HAM, Nomor M.HH-01.PW.02.03.Tahun 2011, Tanggal 5 Agustus 2011 tentang Pedoman Penetapan Wilayah Bebas Korupsi WBK.
106
Sabian Utsman, Dasar-Dasar Sosiologi Hukum, Makna Dialog Antara Hukum dan Masyarakat, Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2009, halaman 188.
Universitas Sumatera Utara
“Corruption is one if the foremost problems in the developing world and it is receiving much greater attention as we reach the last decade of the
century” Korupsi merupakah salah satu masalah paling besar di Negara berkembang dan masalah itu semakin menarik perhatian begitu kita memasuki
dekade terakhir abad ke 20.
107
Gratifikasi adalah setiap orang yang memberi hadiah, janji atau suap kepada Pegawai Negeri Sipil atau Penyelenggara Negara dengan mengingat kekuasaan atau
wewenang yang melekat pada jabatan atau kedudukannya, atau oleh pemberi hadiah, janji atau suap dianggap melekat pada jabatan atau kedudukannya tersebut. Setiap
Gratifikasi kepada pegawai negeri atau penyelenggara Negara dianggap pemberian suap, apabila berhubungan dengan jabatannya dan yang berlawanan dengan
kewajiban atau tugasnya.
108
3. Prosedur
Tetap Protap
Kunjungan NarapidanaAnak
Didik Pemasyarakatan
Setiap narapidanaanak didik pemasyarakatan Lembaga Pemasyarakatan berhak mendapatkan kunjungan dari keluarga, penasehat hukum, rohaniawan, dokter pribadi
atau badan sosial. Setiap orang yang akan berkunjung ke Lembaga Pemasyarakatan harus ada ijin dari Kepala Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan atau pejabat yang
ditunjuk yaitu Kepala Pengamanan Lembaga Pemasyarakatan Ka. KPLP Lembaga
107
Achmad Ali, Keterpurukan Hukum Di Indonesia Penyebab dan Solusinya, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta, 2002, halaman 6.
108
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Universitas Sumatera Utara
Pemasyarakatan Klas I Medan. Pengaturan mengenai hari, waktu kunjungan dan persyaratan lain ditetapkan oleh Kepala Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan.
109
Pelaksanaan kunjungan dilakukan oleh unit Pembinaan dan Pengamanannya oleh KPLP Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan. Dalam setiap pelaksanaan
petugas pencatatan dan pendaftaran wajib meneliti identitas pengunjung beserta barang-barang bawaannya yang akan diserahkan kepada narapidanaanak didik
pemasyarakatan dan dicatat dalam Buku Kunjungan. Petugas pencatatan dan pendaftaran wajib menanyakan kepada pengunjung, apakah membawa barang-barang
terlarang yan dibawa masuk ke Lapas. Sebelum dipertemukan KarupamPetugas Pengamanan wajib menanyakan terlebih dahulu keadaan narapidanaanak didik
pemasyarakatan yang akan dikunjungi, apakah mengenal pengunjung tersebut. Pengunjung dan narapidanaanak didik pemasyarakatan yang mendapat kunjungan
wajib digeledah baik sebelum maupun sesudah kunjungan. Diusahakan agar sebelum dipertemukan pengunjung dan yang dikunjungi dalam keadaan aman. Khusus untuk
kunjungan dokter pribadi wajib ada rekomendasi dari dokter Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan.
110
Tugas Pembinaan Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan, yaitu meneliti keabsahan surat ijin kunjungan, meneliti kartu identitas pengunjung dan menukarnya
109
Keputusan Direkur Jenderal Pemasyarakatan, Nomor: E.22.PR.08.03 Tahun 2001 tentang Prosedur Tetap PROTAP Pelaksanaan Tugas Pemasyarakatan.
110
Keputusan Direkur Jenderal Pemasyarakatan, Nomor: E.22.PR.08.03 Tahun 2001 tentang Prosedur Tetap PROTAP Pelaksanaan Tugas Pemasyarakatan.
Universitas Sumatera Utara
dengan kartu tanda kunjungan serta memeriksa barang bawaan pengunjung, mencatat dalam buku daftar kunjungan daftar E, melalui KarupamPetugas Pengamanan
Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan menanyakan kepada narapidanaanak didik pemasyarakatan yang akan dikunjungi apakah bersedia atau tidak untuk dikunjungi
dan menanyakan kepada pengunjung apakah membawa barang-barangsurat terlarang keluar Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan dan menyerahkan kembali Kartu
Tanda Kunjungan untuk ditukar dengan kartu identitas pengunjung. Tugas
PortirP2U, yaitu meneliti dan mengamati setiap pengunjung yang akantelah selesai berkunjung, dan mengarahkan pengunjung ke ruang kunjungan.
Tugas Kepala Keamanan Lembaga Pemasyarakatan Ka.KPLP Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan, yaitu bertanggung jawab terhadap keamanan
pelaksanaan kunjungan di dalam Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan, mengatur pemanggilan kunjungan agar pelaksanan kegiatan kunjungan di Lembaga
Pemasyarakatan Klas I Medan berjalan dengan tertib, meneliti apakah narapidanaanak didik pemasyarakatan yang akan dikunjungi benar-benar orang yang
dimaksud, menggeledah pengunjung dan narapidana yang akantelah selesai kunjungan, membatasi kunjungan sesuai dengan waktu yang ditetapkan, dan
mengawasi pelaksanaan kunjungan di dalam Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan agar berjalan dengan tertib dan aman.
111
111
Keputusan Direkur Jenderal Pemasyarakatan, Nomor: E.22.PR.08.03 Tahun 2001, Ibid.
Universitas Sumatera Utara
4. Kode Etik Pegawai Pemasyarakatan.
Kode etik biasanya dikaitkan dengan suatu profesi khusus. Kode etik dirumuskan dengan asumsi bahwa tanpa sanksi-sanksi atau hukuman dari pihak luar,
setiap orang tetap menaatinya. Jadi dorongan untuk mematuhi perintah dan kendali untuk menjauhi larangan kode etik bukan dari sanksi fisik melainkan dari rasa
kemanusiaan. Kode etik adalah persetujuan bersama yang timbul dari diri para anggota itu sendiri untuk lebih mengarahkan perkembangan mereka.
112
Peraturan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor M.HH-16.Kp.05.02 Tahun 2011 tentang Kode Etik Pegawai Pemasyarakatan
menyatakan bahwa Kode Etik Pegawai Pemasyarakatan yang selanjutnya disebut Kode Etik adalah pedoman sikap, tingkah laku atau perbuatan pegawai
pemasyarakatan dalam pergaulan hidup sehari-hari guna melaksanakan tugas dan fungsi pelayanan, pembinaan, dan pembimbingan terhadap Warga Binaan
Pemasyarakatan.
113
Etika Pegawai Pemasyarakatan dalam pelayanan terhadap masyarakat, baikdalam pelayanan kunjungan bagi keluarga narapidana di Lembaga
Pemasyarakatan, dalam hal ini Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan, adalah sebagai berikut :
1. Mengutamakan kepentingan masyarakat di atas kepentingan pribadi atau
golongan, meliputi;
112
Wahyudi Kumorotomo, Etika Administrasi Negara, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1992, halaman 398-399.
113
Pdffactory Pro www.pdffactory.com
, Kode Etik Pemasyarakatan Today, July 29, 2012, 11:17:47 PM, halaman 3-8.
Universitas Sumatera Utara
a. Memberikan pelayanan yang responsif dengan menggunakan standar yang
terbaik; b.
Tidak mencari keuntungan pribadi dengan mengorbankan kepentingan masyarakat;
c. Memberikan pelayanan secara tepat waktu dan taat aturan;
d. Memberikan informasi yang dibutuhkan masyarakat secara benar.
2. Terbuka terhadap setiap bentuk partisipasi, dukungan, dan pengawasan
masyarakat, meliputi; a.
Terbuka untuk menerima setiap saran, kritik, dan masukan tanpa mempunyai prasangka negatif;
b. Membangun jejaring kerja sama dengan segenap unsur masyarakat untuk
kepentingan pelaksanaan tugas dan menghargai setiap bentuk partisipasi masyarakat.
3. Tegas, adil, dan sopan dalam berinteraksi dengan masyarakat, meliputi;
a. Mengambil tindakan secara cepat dan tepat untuk kepentingan masyarakat;
b. Memberikan pelayanan dengan senyum dan ramah serta menghindarkan diri
dari kesombongan; c.
Memberikan perlakuan yang tidak diskriminatif; d.
Menolak segala hadiah dalam bentuk apapun yang dapat mempengaruhi pelaksanaan tugas.
114
F. Pelaksanaan Peraturan Penjagaan Lembaga Pemasyarakatan PPLP terkait dengan Hak Menerima Kunjungan Keluarga Bagi Narapidana di
Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan.
Pandangan Albrecht dan Zemke 1990:41, kualitas pelayanan publik merupakan hasil interaksi dari berbagai aspek, yaitu sistem pelayanan, sumber daya
manusia pemberi pelayanan, strategi dan pelanggan. Suatu sistem yang baik akan memberikan prosedur pelayanan yang terstandar dan memberikan mekanisme kontrol
114
Peraturan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor M.HH- 16.Kp.05.02 Tahun 2011 tentang Kode Etik Pegawai Pemasyarakatan.
Universitas Sumatera Utara
di dalam dirinya built in control sehingga segala bentuk penyimpangan yang terjadi akan mudah diketahui.
Selai itu, sistem pelayanan juga harus sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Ini berarti organisasi harus mampu merespons kebutuhan dan
keinginan pelanggan dengan menyediakan sistem pelayanan dan strategi yang tepat.
115
Tanggapan pengunjung dan narapidana terhadap pelaksanaan Peraturan Penjagaan Lembaga Pemasyarakatan PPLP terkait dengan Hak Menerima
Kunjungan Keluarga bagi narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan adalah sebagai berikut :
1. Prosedur pelayanan kunjungan a. Tanggapan pengunjung
Tanggapan pengunjung terhadap prosedur pelayanan kunjungan yang dilaksanakan di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
Tabel 2 Tanggapan Pengunjung Terhadap Prosedur Pelayanan Kunjungan
Di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan No
Tanggapan Pengunjung Jumlah
Persentase
1 Sangat baik
10 10,00
2 Cukup Baik
15 15,00
3 Baik
45 45,00
4 Kurang baik
25 25,00
5 Sangat kurang baik
5 05,00
Jumlah Keseluruhan 100
100,00
Sumber: Hasil Penelitian, data diolah dan dianalisis 2012
115
Agus Dwiyanto, Mewujudkan Good Governance Melalui Pelayanan Publik, Penerbit Gajah Mada University Press, Yogyakarta, 2005, halaman 145.
Universitas Sumatera Utara
Pada tabel 2 tersebut diatas menunjukkan sebagian besar pengunjung yaitu 45 orang 45 mengatakan prosedur kunjungan pada Lembaga Pemasyarakatan
Klas I Medan adalah baik. Pengunjung yang mengatakan prosedur kunjungan sangat baik adalah berjumlah 10 orang 10,00 dan pengunjung yang mengatakan kurang
baik yaitu berjumlah 25 orang 25,00. Sedangkan sebagian kecil yaitu 5 orang 05 mengatakan bahwa prosedur pelayanan kunjungan sangat kurang baik.
116
Berdasarkan hasil penelitian, kategori baik menurut sebagian besar pengunjung 45 yang memberikan tanggapan terhadap prosedur pelayanan kunjungan di
Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan adalah pada saat memberikan identitas dan diselipkannya sedikit uang atau sebungkus rokok, pengunjung dengan cepat
dipersilakan masuk. Namun pengunjung juga mengatakan cukup penting untuk dilakukan perbaikan
agar prosedur tersebut tidak memakan waktu yang lama. Sedangkan alasan sebagian kecil pengunjung 05,00 mengatakan prosedur pelayanan kunjungan kurang baik
atau sangat kurang baik adalah setelah pengunjung memberikan kartu identitas masih harus menungu untuk ditanyakan kepada narapidana akan kesediannya
untuk dikunjungi oleh pengunjung tersebut. Kemudian dipersilahkan masuk, lalu dilakukan penggeledahan baik badan maupun barang bawaan. Pengunjung belum lagi
mengalami berbagai pertanyaan yang datang dari petugas P2U. Petugas P2U dalam
116
Hasil penelitian terhadap pengunjung dan narapidana, data diolah dan di analisis, pada Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan, tanggal 01 sd 07 Juni 2012.
Universitas Sumatera Utara
menjalankan tugas harus selektif khususnya terhadap kasus-kasus yang akan mengakibatkan terjadinya gangguan keamanan dan ketertiban.
117
b. Tanggapan narapidana
Tanggapan narapidana terhadap prosedur pelayanan kunjungan di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan dapat dlihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3 Tanggapan Narapidana Terhadap Prosedur Pelayanan Kunjungan
Di Lembaga Pemasyarakatan I Medan No
Tanggapan Narapidana Jumlah
Persentase
1 Sangat baik
05 05,00
2 Cukup Baik
20 20,00
3 Baik
40 40,00
4 Kurang baik
25 25,00
5 Sangat kurang baik
10 10,00
Jumlah Keseluruhan 100
100,00
Sumber: Hasil Penelitian, data diolah, 2012
Tabel 3 tersebut diatas menunjukkan bahwa sebagian besar narapidana yaitu berjumlah 40 orang 40,00 mengatakan bahwa prosedur pelayanan kunjungan di
Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan adalah baik. Sedangkan sebagian kecil yaitu berjumlah 10 orang 10,00 mengatakan bahwa prosedur pelayanan kunjungan di
Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan adalah sangat kurang baik.
Beradasarkan hasil penelitian, baiknya prosedur pelayanan kunjungan bagi keluarga narapidana menurut narapidana 40,00 dikarenakan adanya perubahan-
117
Hasil Penelitian terhadap pengunjung dan narapidana, Ibid, tanggal 01 sd 07 Juni 2012.
Universitas Sumatera Utara
perubahan yang dirasakan oleh narapidana diantaranya kurangnya tekanan-tekanan secara mental yang diterima dari petugas pengamanan dan apabila diberikan sedikit
uang pelicin, semua urusan bertamu akan berjalan lancar. Sedangkan narapidana yang mengatakan bahwa prosedur pelayanan kunjungan sangat kurang baik 10,00
dikarenakan adanya perbedaan perlakuan dari oknum petugas antara narapidana yang mampu memberi sesuatu dengan yang kurang mampu memberi sesuatu kepada
petugas pengamanan.
118
Menurut JEF Gultom, pengawasan petugas pengamanan Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan terhadap indikasi-indikasi perilaku yang
dilakukan baik oleh narapidana maupun oknum petugas tersebut masih lemah, namun tetap selalu dilakukan berbagai upaya diantaranya adalah melaksanakan Wilayah
Bebas Korupsi WBK melalui penandatanganan pakta integritas oleh seluruh petugas Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan.
119
2. Kemudahan prosedur kunjungan a. Tanggapan pengunjung
Tanggapan pengunjung terhadap kemudahan prosedur kunjungan di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan adalah sebagai berikut:
118
Hasil Penelitian terhadap pengunjung dan narapidana, Ibid, tanggal 01 sd 07 Juni 2012.
119
Wawancara, JEF Gultom, Op cit, tanggal 05 Juni 2012.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4 Tanggapan Pengunjung Terhadap Kemudahan Prosedur Kunjungan
Di Lembaga Pemasyarakatan I Medan No
Tanggapan Pengunjung Jumlah
Persentase
1 Sangat mudah
15 15,00
2 Cukup mudah
20 20,00
3 Mudah
35 35,00
4 Sulit
25 25,00
5 Sangat sulit
05 05,00
Jumlah Keseluruhan 100
100,00
Sumber: Hasil Penelitian, data diolah 2012
Tabel 4 tersebut diatas menunjukkan bahwa sebagian besar pengunjung yaitu berjumlah 35 orang 35,00 mengatakan prosedur pelayanan kunjungan di Lembaga
Pemasyarakatan Klas I Medan dipermudah. Hal ini dikarenakan adanya kebijakan dari Kepala Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan untuk tidak mempersulit
pengunjung yang datang berkunjung bagi narapidana. Sedangkan sebagian kecil pengunjung 05,00 mengatakan prosedur pelayanan kunjungan di Lembaga
Pemasyarakatan Klas I Medan sangat sulit karena para pengunjung kurang mampu untuk memberikan sesuatu baik berupa uang atau barang kepada oknum petugas
Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan yang memberikan pelayanan kunjungan ketika hendak memasuki ruang bezuk Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan untuk
menemui narapidana.
120
120
Hasil Penelitian terhadap pengunjung dan narapidana, Op cit, tanggal 01 sd 07 Juni 2012.
Universitas Sumatera Utara
b. Tanggapan narapidana
Tanggapan pengunjung terhadap kemudahan prosedur kunjungan di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan adalah sebagai berikut:
Tabel 5 Tanggapan Narapidana Terhadap Kemudahan Prosedur Kunjungan
Di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan No
Tanggapan Narapidana Jumlah
Persentase
1 Sangat mudah
10 10,00
2 Cukup mudah
25 25,00
3 Mudah
40 40,00
4 Sulit
15 15,00
5 Sangat sulit
10 10,00
Jumlah Keseluruhan 100
100,00
Sumber: Hasil Penelitian, data diolah, 2012
Tabel 5 tersebut diatas menunjukkan bahwa sebagian besar narapidana yaitu berjumlah 40 orang 40,00 mengatakan bahwa prosedur pelayanan kunjungan di
Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan adalah mudah. Hal ini dikarenakan telah terjadinya perubahan-perubahan dalam hal perlakukan terhadap narapidana yang
lebih kondusif dari petugas pengamanan yaitu menghargai hak-hak narapidana serta mampu membangun hubungan secara personal kepada petugas pengamanan Lembaga
Pemasyarakatan Klas I Medan. Sedangkan sebagian kecil narapidana yaitu berjumlah 10 orang 10,00
bdikunjungi oleh keluarga mereka. Hal ini dikarenakan narapidana kurang mampu untuk memberikan uang tip kepada para narapidana yang dipekerjakan petugas
Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan sebagai tamping baik yang diberada di depan
Universitas Sumatera Utara
porter P2U, di wilayah pagar pengaman dan terutama di dalam Blok Hunian tamping.
121
Kesederhanaan yaitu prosedur atau cara pelayanan umum harus didesain sedemikian rupa sehingga mudah, lancer, cepat, tidak berbelit-belit, mudah
dipahami dan mudah dilaksanakan di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan.
122
3. Tata tertib kunjungan a. Tanggapan pengunjung
Tanggapan pengunjung terhadap tata tertib kunjungan di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan adalah sebagai berikut:
Tabel 6 Tanggapan Pengunjung Terhadap Tata Tertib Kunjungan
Di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan No
Tanggapan Pengunjung Jumlah
Persentase
1 Sangat baik
10 10,00
2 Cukup Baik
20 20,00
3 Baik
40 40,00
4 Kurang baik
25 25,00
5 Sangat kurang baik
05 05,00
Jumlah Keseluruhan 100
100,00
Sumber: Hasil Penelitian, data diolah 2012
Tabel 6 tersebut diatas menunjukkan bahwa sebagian besar pengunjung yaitu berjumlah 40 orang 40,00 mengatakan bahwa tata tertib kunjungan bagi
pengunjung di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan adalah baik. Hal ini dikarenakan para petugas pengamanan dan petugas lainnya yang memberikan
121
Hasil Penelitian terhadap pengunjung dan narapidana, Ibid, tanggal 01 sd 07 Juni 2012.
122
Agus Dwiyanto, Op cit, halaman 149.
Universitas Sumatera Utara
pelayanan kunjungan telah melakukan penataan dengan memberikan blanko isian bertamu dan para pengunjung harus antri sebelum masuk ke dalam Lembaga
Pemasyarakatan Klas I Medan
123
Berdasarkan hasil penelitian, sebagian kecil pengunjung yaitu berjumlah 5 orang atau 05,00 mengatakan bahwa tata tertib kunjungan bagi pengunjung di
Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan sangat kurang baik. Hal ini disebabkan para pengunjung terlalu lama menunggu untuk masuk ke dalam LAPAS karena loket
pengambilan formulir bertamu hanya satu pintu.
b. Tanggapan narapidana
Tanggapan narapidana terhadap tata tertib kunjungan di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan adalah sebagai berikut:
Tabel 7 Tanggapan Narapidana Terhadap Tata Tertib Kunjungan
Di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan No
Tanggapan Narapidana Jumlah
Persentase
1 Sangat baik
10 10,00
2 Cukup Baik
15 15,00
3 Baik
45 45,00
4 Kurang baik
25 25,00
5 Sangat kurang baik
05 05,00
Jumlah Keseluruhan 100
100,00
Sumber: Hasil Penelitian, data diolah, Tahun 2012
123
Hasil Penelitian terhadap pengunjung dan narapidana, Op cit, tanggal 01 sd 07 Juni 2012.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 7 tersebut diatas menunjukkan bahwa sebagian besar narapidana yaitu berjumlah 45 orang 45,00 mengatakan bahwa tata tertib kunjungan yang
diterapkan di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan adalah baik. Hal ini dikarenakan adanya perubahan-perubahan yang diterapkan oleh Kepala Kesatuan
Pengamanan Lembaga Pemasyarakatan Ka.KPLP Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan untuk tidak membedakan antara narapidana yang mampu secara materi
dengan narapidana yang kurang mampu.
124
Berdasarkan hasil penelitian, sebagian kecil narapidana yaitu berjumlah 5 orang 05,00 mengatakan bahwa tata tertib
kunjungan sangat kurang baik di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan. Narapidana berpendapat, sangat kurang baiknya tata tertib kunjungan bagi keluarga
mereka yang datang mengunjungi mereka di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan karena adanya perbedaan perlakuan dari oknum petugas dan narapidana yang
bekerja sebagai tamping pembantu pegawai sehingga kesannya tata tertib kunjungan tersebut sangat kurang baik bagi pengunjung maupun narapidana di Lembaga
Pemasyarakatan Klas I Medan.
4. Kemudahan menemui narapidana a. Tanggapan pengunjung
Tanggapan pengunjung terhadap kemudahan menemui narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan, dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
125
124
Hasil Penelitian terhadap pengunjung dan narapidana, Ibid, tanggal 01 sd 07 Juni 2012.
125
Hasil Penelitian terhadap pengunjung dan narapidana, Ibid, tanggal 01 sd 07 Juni 2012.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 8 Tanggapan Pengunjung Terhadap Kemudahan Menemui Narapidana
Di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan No
Tanggapan Pengunjung Jumlah
Persentase
1 Sangat mudah
10 10,00
2 Cukup mudah
15 15,00
3 Mudah
35 35,00
4 Sulit
25 25,00
5 Sangat sulit
15 15,00
Jumlah Keseluruhan 100
100,00
Sumber: Hasil Penelitian, data diolah, Tahun 2012
Tabel 8 tersebut diatas menunjukkan bahwa sebagian besar pengunjung di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan yaitu berjumlah 35 orang 35,00
mengatakan kemudahan menemui narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan adalah mudah. Hal ini disebabkan para pengunjung selain memiliki hubungan
yang baik secara personal kepada petugas Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan, juga karena memberikan sedikit uang pelican kepada oknuk petugas maupun kepada
narapidana yang bekerja sebagai tamping pembantu pegawai di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan.
Berdasarkan hasil penelitian di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan sebagian kecil pengunjung Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan yaitu berjumlah
15 orang atau 15,00 mengatakan bahwa untuk menemui narapidana di dalam Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan adalah sangat sulit. Hal ini dikarenakan para
pengunjung tidak mampu untuk memberikan uang tips kepada oknum petugas
Universitas Sumatera Utara
Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan atau kepada narapidana yang bekerja sebagai tamping petugas Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan sehingga mereka sangat
sulit untuk menemui narapidana di dalam Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan.
b. Tanggapan narapidana
Tanggapan narapidanawarga binaan pemasyarakatan terhadap kemudahan menemui narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan, dapat dilihat pada
tabel dibawah ini :
126
Tabel 9 Tanggapan Narapidana Terhadap Kemudahan Menemui Narapidana
Di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan No
Tanggapan Narapidana Jumlah
Persentase
1 Sangat mudah
10 10,00
2 Cukup mudah
15 15,00
3 Mudah
30 30,00
4 Sulit
25 25,00
5 Sangat sulit
20 20,00
Jumlah Keseluruhan 100
100,00
Sumber: Hasil Penelitian, data diolah 2012
Tabel 9 tersebut diatas menunjukkan bahwa sebagian besar narapidana Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan yaitu berjumlah 30 orang 30,00
mengatakan bahwa keluarga narapidana yang datang untuk menemui mereka di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan adalah mudah. Hal ini dikarenakan adanya
hubungan yang baik antara narapidana dengan petugas maupun kepada para narapidana yang bekerja sebagai tamping pembantu pegawai.
126
Hasil Penelitian terhadap pengunjung dan narapidana, Ibid, tanggal 01 sd 07 Juni 2012.
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil penelitian, 20 orang 20,00 narapidana pada Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan mengatakan bahwa sangat sulit bagi keluarga mereka
untuk menemui mereka di dalam Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan karena terlalu banyak interogasi atau pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh
keluarga mereka narapidana kepada petugas Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan ketika keluarga warga binaan pemasyarakatan narapidana hendak menemui
warga binaan pemasyarakatan narapidana di dalam Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan.
5. Pelayanan petugas dalam menerima kunjungan keluarga
Keamanan yaitu usaha untuk memberikan rasa aman dan bebas pada pelanggan dari adanya bahaya, resiko dan keragu-raguan. Proses serta hasil pelayanan umum
dapat memberikan keamanman dan kenyamanan serta dapat memberikan kepastian hukum. Keterbukaan yaitu bahwa pelanggan dapat mengetahui seluruh informasi
yang mereka butuhkan secara mudah dan jelas, yang meliputi informasi tata cara, persyaratan, waktu penyelesaian, biaya dan lain-lain.
127
a. Tanggapan pengunjung
Tanggapan pengunjung terhadap pelayanan petugas dalam menerima kunjungan keluarga di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan adalah sebagai
berikut :
128
127
Agus Dwiyanto, Op cit, halaman 149.
128
Hasil Penelitian terhadap pengunjung dan narapidana, Op cit, tanggal 01 sd 07 Juni 2012.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 10 Tanggapan Pengunjung Terhadap Pelayanan Petugas Dalam Menerima
Kunjungan Keluarga Narapidana Di Lapas Klas I Medan No
Tanggapan Pengunjung Jumlah
Persentase
1 Sangat baik
10 10,00
2 Cukup Baik
15 15,00
3 Baik
40 40,00
4 Kurang baik
25 25,00
5 Sangat kurang baik
10 10,00
Jumlah Keseluruhan 100
100,00
Sumber: Hasil Penelitian, data diolah, 2012
Tabel 10 tersebut diatas menunjukkan bahwa sebagian besar pengunjung yaitu berjumlah 40 orang 40,00 mengatakan pelayanan petugas dalam menerima
kunjungan keluarga narapidana adalah baik. Petugas pelayanan kunjungan selalu bersikap ramah dan koorperatif kepada para pengunjung sehingga para pengunjung
terkesan dan tidak merasa takut untuk berkunjung di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan. Berdasarkan hasil penelitian, sebagian kecil pengunjung yaitu berjumlah 10
orang 10,00 mengatakan bahwa pelayanan petugas dalam menerima kunjungan keluarga narapidana adalah sangat kurang baik. Hal ini disebabkan para pengunjung
merasa diperlukan kurang baik oleh petugas karena sikap petugas yang kadang- kadang agak kasar dalam memberikan informasi kepada para pengunjung yang
datang ke Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan.
129
129
Hasil Penelitian terhadap pengunjung dan narapidana, Ibid, tanggal 01 sd 07 Juni 2012.
Universitas Sumatera Utara
b. Tanggapan narapidana
Tanggapan narapidana terhadap pelayanan petugas dalam menerima kunjungan keluarga di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 11 Tanggapan Narapidana Terhadap Pelayanan Petugas Dalam Menerima
Kunjungan Keluarga Di Lapas Klas I Medan No
Tanggapan Narapidana Jumlah
Persentase
1 Sangat baik
05 05,00
2 Cukup Baik
15 15,00
3 Baik
35 35,00
4 Kurang baik
25 25,00
5 Sangat kurang baik
20 20,00
Jumlah Keseluruhan 100
100,00
Sumber: Hasil Penelitian, data diolah 2012
Tabel 11 tersebut diatas menunjukkan bahwa sebagian besar narapidana yaitu berjumlah 35 orang 35,00 mengatakan pelayanan petugas dalam menerima
kunjungan keluarga bagi narapidana adalah baik. Hal ini disebabkan adanya perubahan sikap dari para petugas yang menghargai hak asasi mereka narapidana
dan para petugas sudah lebih ramah dalam memberikan pelayanan kepada keluarga narapidana yang datang berkunjung di dalam Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan.
130
Berdasarkan hasil penelitian, 20 dua puluh orang narapidana 20,00 mengatakan bahwa pelayanan petugas dalam menerima kunjungan keluarga
narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan sangat kurang baik. Alasan mereka narapidana adalah masih adanya oknum petugas yang kurang ramah
130
Hasil Penelitian terhadap pengunjung dan narapidana, Ibid, tanggal 01 sd 07 Juni 2012.
Universitas Sumatera Utara
dan bersikap kasar kepada narapidana pada saat keluarga mereka datang berkunjung untuk menemui narapidana di dalam Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan.
6. Penampilan petugas dalam menerima kunjungan keluarga
Pelayanan kepada masyarakat adalah diatas pelayanan kepada diri sendiri. Pelayanan kepada masyarakat menuntut kepekaan khusus dengan cirri-ciri sifat
keadilan, keberanian, kejujuran, persamaan, kompetensi, dan kasih sayang.
131
Pelayanan petugas pengamanan dalam pelaksanaan kegiatan kunjungan bagi keluarga narapidana atau warga binaan pemasyarakatan dilaksanakan berdasarkan peraturan
perundang-udangan yang berlau di dalam Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan.
a. Tanggapan pengunjung
Tanggapan pengunjung terhadap penampilan petugas dalam menerima kunjungan keluarga di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan dapat dilihat pada
tabel dibawah ini:
132
Tabel 12 Tanggapan Pengunjung Terhadap Penampilan Petugas Dalam Menerima
Kunjungan Keluarga Narapidana Di Lapas Klas I Medan No
Tanggapan Pengunjung Jumlah
Persentase
1 Sangat baik
10 10,00
2 Cukup Baik
25 25,00
3 Baik
35 35,00
4 Kurang baik
25 25,00
5 Sangat kurang baik
05 05,00
Jumlah Keseluruhan 100
100,00
Sumber: Hasil Penelitian, data diolah, Tahun 2012
131
Wahyudi Komorotomo, Op cit, halaman 413-414.
132
Hasil Penelitian terhadap pengunjung dan narapidana, Op cit, tanggal 01 sd 07 Juni 2012.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 12 tersebut diatas menunjukkan bahwa sebagian besar pengunjung yaitu berjumlah 35 orang 35,00 mengatakan penampilan petugas Lembaga
Pemasyarakatan Klas I Medan yang melayani kunjungan adalah baik. Jumlah pengunjung yang mengatakan penampilan petugas Lembaga Pemasyarakatan Klas I
Medan dalam menerima para pengunjung di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan kurang baik sama dengan jumlah pengunjung yang mengatakan penampilan petugas
Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan penerima kunjungan cukup baik, yaitu masing-masing 25 orang atau 25,00.
Berdasarkan hasil penelitian, pengunjung yang mengatakan bahwa penampilan para petugas penerima kunjungan di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan sangat
kurang baik adalah berjumlah 5 orang atau 05,00. Hal ini dikatakan oleh pengunjung yang baru pertama kali melakukan kunjungan di Lembaga
Pemasyarakatan Klas I Medan khususnya penampilan petugas jaga P2U Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan yang menggunakan pakaian dinas lapangan yang
memang harus secara detail memeriksa siapa saja yang akan masuk ke dalam Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan untuk kewaspadaan karena menyangkut
pengamanan.
Sedangkan pengunjung yaitu berjumlah 10 orang 10,00 mengatakan bahwa petugas Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan yang melayani kunjungan
berpenampilan sangat baik khususnya petugas registrasi seksi pembinaan Lembaga
Universitas Sumatera Utara
Pemasyarakatan Klas I Medan yang melakukan pencatatan kunjungan dengan menggunakan pakaian dinas harian Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan. Disisi
lain, sebagian dari pengunjung menginginkan penampilan petugas penting untuk diperbaiki. Artinya penampilan petugas yang melayani kunjungan dengan
menggunakan pakaian dinas harian atau pakaian yang tidak mempunyai kesan menyeramkan tidak seperti petugas pengamanan yang menggunakan pakaian dinas
lapangan.
133
b. Tanggapan narapidana
Tanggapan narapidana terhadap penampilan petugas Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan dalam menerima kunjungan keluarga narapidana di Lembaga
Pemasyarakatan Klas I Medan adalah sebagai berikut:
Tabel 13 Tanggapan Narapidana Terhadap Penampilan Petugas Dalam Menerima
Kunjungan Keluarga Narapidana Di Lapas Klas I Medan No
Tanggapan Narapidana Jumlah
Persentase
1 Sangat baik
10 10,00
2 Cukup Baik
15 15,00
3 Baik
45 45,00
4 Kurang baik
20 20,00
5 Sangat kurang baik
10 10,00
Jumlah Keseluruhan 100
100,00
Sumber: Hasil Penelitian, data diolah, Tahun 2012
133
Hasil Penelitian terhadap pengunjung dan narapidana, Op cit, tanggal 01 sd 07 Juni 2012.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 13 tersebut diatas menunjukkan bahwa sebagian besar narapidana yaitu berjumlah 45 orang 45,00 mengatakan penampilan petugas yang melayani
kunjungan keluarga narapidana adalah baik. Narapidana yang mengatakan penampilan petugas dalam menerima para pengunjung keluarga di Lembaga
Pemasyarakatan Klas I Medan sangat kurang baik, jumlahnya sama dengan jumlah pengunjung yang mengatakan penampilan petugas penerima kunjungan sangat baik,
yaitu masing-masing 10 orang atau 10,00.
134
Berdasarkan hasil penelitian, narapidana yang mengatakan bahwa penampilan para petugas penerima kunjungan di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan sangat
cukup baik adalah berjumlah 15 orang atau 15,00. Hal ini dikatakan oleh narapidana yang baru pertama kali dikunjungi oleh keluarganya khususnya
penampilan petugas jaga P2U yang menggunakan pakaian dinas lapangan dengan tujuan yang baik, yaitu untuk menjaga keamanan dan ketertiban di dalam Lembaga
Pemasyarakatan Klas I Medan.
7. Praktik Pungutan Liar Pungli a. Tanggapan pengunjung
Tanggapan pengunjung terhadap praktik pungutan liar Pungli Di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
135
134
Hasil Penelitian terhadap pengunjung dan narapidana, Ibid, tanggal 01 sd 07 Juni 2012.
135
Hasil Penelitian terhadap pengunjung dan narapidana, Ibid, tanggal 01 sd 07 Juni 2012.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 14 Tanggapan Pengunjung Terhadap Praktik Pungutan Liar Pungli
Di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan No
Tanggapan Pengunjung Jumlah
Persentase
1 Tidak ada
15 15,00
2 Ada
60 60,00
3 Kadang-kadang
25 25,00
Jumlah Keseluruhan 100
100,00
Sumber: Hasil Penelitian, data diolah 2012
Tabel 14 tersebut diatas menunjukkan bahwa sebagian besar pengunjung yaitu berjumlah 60 orang 60,00 mengatakan bahwa praktik pungutan liar Pungli di
dalam Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan adalah ada. Praktik pungutan liar ini dilakukan oleh oknum petugas dan oknum para narapidana yang bekerja sebagai
tamping pembantu petugas. Praktik pungutan liar terjadi mulai dari pintu masuk Petugas P2U, Ruang Pemeriksaan badan dan barang bawaan, pencatatan, ruangan
komandan jaga, aula bertamu sampai di dalam blok hunian.
Berdasarkan hasil penelitian, sebagian lagi pengunjung yaitu berjumlah 15 orang 15,00 mengatakan di dalam Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan tidak
ada pungutan liar, karena mereka tidak pernah dimintai uang oleh para petugas maupun oleh para narapidana yang bekerja sebagai tamping. Namun sebagian lagi
pengunjung yaitu berjumlah 25 oran 25,00 mengatakan bahwa mereka kadang- kadang dipungut biaya apabila pengunjung mempunyai uang atau barang yang akan
diberikan kepada oknum petugas maupun para narapidana yang bekerja sebagai tamping.
Universitas Sumatera Utara
b. Tanggapan narapidana
Tanggapan narapidana terhadap praktik pungutan liar pungli Di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
136
Tabel 15 Tanggapan Narapidana Terhadap Praktik Pungutan Liar Pungli
Di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan No
Tanggapan Narapidana Jumlah
Persentase
1 Tidak ada
05 05,00
2 Ada
70 70,00
3 Kadang
25 25,00
Jumlah Keseluruhan 100
100,00
Sumber: Hasil Penelitian, data diolah, Tahun 2012
Tabel 15 tersebut diatas menunjukkan bahwa sebagian besar narapidana yaitu berjumlah 70 orang 70,00 mengatakan bahwa ada pungutan liar pungli di dalam
Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan. Praktik pungutan liar dilakukan oleh oknum petugas maupun narapidana yang bekerja sebagai tamping. Narapidana tidak dapat
berbuat apa-apa karena narapidana ketakutan apabila mereka tidak memberikan uang atau rokok kepada oknum petugas dan narapidana yang bekerja sebagai tamping,
mereka tidak akan aman dan nyaman di dalam kamar Blok Hunian mereka. Berdasarkan hasil penelitian, narapidana yang berjumlah 25 orang 25,00
mengatakan bahwa mereka kadang-kadang terkena pungutan liar, ini dikarenakan
136
Hasil Penelitian terhadap pengunjung dan narapidana, Ibid, tanggal 01 sd 07 Juni 2012.
Universitas Sumatera Utara
narapidana memiliki uang sedikit serta sudah mulai kenal dan agak dekat dengan para petugas maupun dengan narapidana yang bekerja sebagai tamping tersebut.
8. Kecukupan waktu berkunjung
Efisiensi, yaitu persyaratan pelayanan umum Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan hanya dibatasi pada hal-hal yang berkaitan langsung dengan pencapaian
sasaran pelayanan Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan dengan tetap memperhatikan keterpaduan antara persyaratan dan produk pelayanan publik yang
diberikan oleh Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan. Disamping itu, juga harus dicegah adanya pengulangan di dalam pemenuhan kelengkapan persyaratan dari
satuan kerja atau instansi pemerintah lain yang terkait. Ketepatan waktu di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan, yaitu agar pelaksanaan pelayanan umum Lembaga
Pemasyarakatan Klas I Medan dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditentukan.
137
Hal ini bertujuan untuk mencegah terjadinya hal-hal yang dapat membahayakan keamanan dan ketetiban di dalam Lembaga Pemasyarakatan Klas I
Medan.
a. Tanggapan pengunjung
Tanggapan pengunjung terhadap kecukupan waktu berkunjung di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
138
137
Agus Dwiyanto, Op cit, halaman 149-150.
138
Hasil Penelitian terhadap pengunjung dan narapidana, Op cit, tanggal 01 sd 07 Juni 2012.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 16 Tanggapan Pengunjung Terhadap Kecukupan Waktu Berkunjung
Di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan No
Tanggapan Pengunjung Jumlah
Persentase
1 Sangat cukup sekali
05 05,00
2 Cukup sekali
10 10,00
3 Cukup
15 15,00
4 Kurang cukup
50 50,00
5 Tidak cukup sama sekali
20 20,00
Jumlah Keseluruhan 100
100,00
Sumber: Hasil Penelitian, data diolah, Tahun 2012
Tabel 16 tersebut diatas menunjukkan bahwa sebagian besar pengunjung yaitu berjumlah 50 orang 50,00 mengatakan bahwa waktu berkunjung diterapkan di
Lembaga Pemasyarakan Klas I Medan adalah kurang cukup. Hal ini dikarenakan para pengunjung hanya diberikan waktu paling lama 15 menit untuk bertemu dengan
narapidana.
139
Berdasarkan hasil penelitian, pengunjung kadang-kadang merasa kecewa terutama bagi pengunjung yang tempat tinggalnya di luar Kota Medan dimana
pengunjung belum puas untuk bercerita-cerita dengan narapidana yang mereka temui di dalam Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan. Sebagian kecil pengunjung yaitu
berjumlah 05 orang 05,00 mengatakan waktu berkunjung bagi mereka sangat cukup sekali. Hal ini dikarenakan waktu mereka sangat terbatas karena harus
melakukan aktifivitas sehari-sehari atau kembali berangkat bekerja setelah mereka selesai berkunjung untuk menemui narapidana di dalam Lembaga Pemasyarakatan
Klas I Medan.
139
Hasil Penelitian terhadap pengunjung dan narapidana, Ibid, tanggal 01 sd 07 Juni 2012.
Universitas Sumatera Utara
b. Tanggapan narapidana
Tanggapan pengunjung terhadap kecukupan waktu berkunjung di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 17 Tanggapan Narapidana Terhadap Kecukupan Waktu Berkunjung
Di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan No
Tanggapan Narapidana Jumlah
Persentase
1 Sangat cukup sekali
05 05,00
2 Cukup sekali
10 10,00
3 Cukup
20 20,00
4 Kurang cukup
40 40,00
5 Tidak cukup sama sekali
25 25,00
Jumlah Keseluruhan 100
100,00
Sumber: Hasil Penelitian, data diolah 2012
Tabel 17 tersebut diatas menunjukkan bahwa sebagian besar narapidana yaitu berjumlah 40 orang 40,00 mengatakan kecukupan waktu berkunjung di dalam
Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan adalah kurang cukup. Hal ini dikarenakan waktu yang diberikan Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan kepada narapidana
dan berkunjung untuk bertemu kurang cukup hanya sekitar 15 menit. Dengan waktu tersebut, narapidana belum puas untuk melepaskan rindu mereka kepada keluarganya
dan orang-orang yang disayanginya yang datang berkunjung ke dalam Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan. Berdasarkan hasil penelitian, sebagian kecil
narapidana 05,00 mengatakan waktu berkunjung yang diberikan sangat cukup sekali.
140
140
Hasil Penelitian terhadap pengunjung dan narapidana, Ibid, tanggal 01 sd 07 Juni 2012.
Universitas Sumatera Utara
9. Penampilan kantor dan ruang kunjungan a. Tanggapan pengunjung
Tanggapan pengunjung terhadap terhadap penampilan kantor dan ruang kunjungan di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan dapat dilihat pada tabel
dibawah ini :
141
Tabel 18 Tanggapan Pengunjung Terhadap Penampilan Kantor Dan Ruang Kunjungan
Di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan No
Tanggapan Pengunjung Jumlah
Persentase
1 Sangat baik
10 10,00
2 Cukup Baik
20 20,00
3 Baik
50 50,00
4 Kurang baik
15 15,00
5 Sangat kurang baik
05 05,00
Jumlah Keseluruhan 100
100,00
Sumber: Hasil Penelitian, data diolah 2012
Tabel 18 tersebut diatas menunjukkan bahwa sebagian besar pengunjung yaitu berjumlah 50 orang 50,00 mengatakan penampilan kantor dan aula kunjungan
Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan adalah baik. Hal ini dikarenakan ruangaula bertamu yang telah disediakan cukup baik dengan mempertimbangkan aspek
pengawasan pengamanan oleh petugas terhadap para pengunjung. Berdasarkan hasil penelitian, sebagian kecil pengunjung yaitu berjumlah
5 orang 05,00 mengatakan bahwa ruanganaulatempat bertamu yang telah disediakan Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan adalah sangat kurang baik.
141
Hasil Penelitian terhadap pengunjung dan narapidana, Ibid, tanggal 01 sd 07 Juni 2012.
Universitas Sumatera Utara
Hal ini dikarenakan belum memberikan kenyamanan bagi mereka ketika berada di aularuangantempat berkunjung karena sarana yang ada belum memadai, seperti
kurangnya jumlah kipas angin, dan masih kurangnya pengawasan terhadap pengunjung dari petugas pengamanan dimana narapidana yang tidak bertamu banyak
berdatangan ke aularuangantempat berkunjung.
b. Tanggapan narapidana
Tanggapan narapidana terhadap penampilan kantor dan ruang kunjungan di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan, dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
142
Tabel 19 Tanggapan Narapidana Terhadap Penampilan Kantor Dan Ruang Kunjungan
Di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan No
Tanggapan Narapidana Jumlah
Persentase
1 Sangat baik
40 40,00
2 Cukup Baik
25 25,00
3 Baik
20 20,00
4 Kurang baik
05 05,00
5 Sangat kurang baik
10 10,00
Jumlah Keseluruhan 100
100,00
Sumber: Hasil Penelitian, data diolah, Tahun 2012
Tabel 19 tersebut diatas menunjukkan bahwa sebagian besar narapidana yaitu berjumlah 40 orang 40,00 mengatakan penampilan kantor dan ruang kunjungan di
Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan adalah sangat baik, dikarenakan sarana sudah memadai, diantaranya adalah kamar mandi, kipas angin serta yang paling
142
Hasil Penelitian terhadap pengunjung dan narapidana, Ibid, tanggal 01 sd 07 Juni 2012.
Universitas Sumatera Utara
penting narapidana dan para pengunjung merasa aman beradaberkunjung. Berdasarkan hasil penelitian, sebagian kecil narapidana yaitu berjumlah 10 orang
10,00 mengatakan bahwa penampilan kantor dan ruang kunjungan pada Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan adalah sangat kurang baik, dikarenakan terbatasnya
jumlah kamar mandi dan kipas angin.
143
10. Penggeledahan a. Tanggapan pengunjung
Tanggapan pengunjung terhadap pengeledahan oleh petugas pengamanan di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan adalah sebagai berikut :
Tabel 20 Tanggapan Pengunjung Terhadap Penggeledahan Oleh Petugas Pengamanan
Di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan No
Tanggapan Pengunjung Jumlah
Persentase
1 Sangat baik
40 40,00
2 Baik sekali
20 20,00
3 Baik
25 25,00
4 Kurang baik
10 10,00
5 Sangat kurang baik
05 05,00
Jumlah Keseluruhan 100
100,00
Sumber: Hasil Penelitian, data diolah, Tahun 2012
Tabel 20 tersebut diatas menunjukkan bahwa sebagian besar pengunjung yaitu berjumlah 40 orang 40,00 mengatakan bahwa penggeledahan terhadap badan dan
barang bawaaan pengunjung oleh petugas pengamanan di Lembaga Pemasyarakatan Kla I Medan adalah sangat baik. Berdasarkan hasil penelitian, sebagian pengunjung
143
Hasil Penelitian terhadap pengunjung dan narapidana, Ibid, tanggal 01 sd 07 Juni 2012.
Universitas Sumatera Utara
yaitu berjumlah 5 orang 05,00 mengatakan bahwa penggeledahan terhadap badan dan barang bawaaan pengunjung oleh petugas pengamanan adalah sangat kurang baik.
b. Tanggapan narapidana
Tanggapan narapidana pengeledahan oleh petugas pengamanan di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan adalah sebagai berikut :
144
Tabel 21 Tanggapan Narapidana Terhadap Penggeledahan Oleh Petugas Pengamanan
Di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan No
Tanggapan Narapidana Jumlah
Persentase
1 Sangat baik
10 10,00
2 Baik sekali
20 20,00
3 Baik
40 40,00
4 Kurang baik
20 20,00
5 Sangat kurang baik
10 10,00
Jumlah Keseluruhan 100
100,00
Sumber: Hasil Penelitian, data diolah, Tahun 2012
Tabel 21 tersebut diatas menunjukkan bahwa sebagian besar narapidana yaitu berjumlah 40 orang 40,00 mengatakan bahwa penggeledahan terhadap badan dan
barang bawaaan pengunjung oleh petugas pengamanan di Lembaga Pemasyarakatan Kla I Medan adalah baik. Berdasarkan hasil penelitian, sebagian kecil narapidana
mengatakan bahwa penggeledahan terhadap badan dan barang bawaaan terhadap pengunjung oleh petugas pengamanan adalah sangat kurang baik dan sangat baik
yaitu masing-masing berjumlah 10 orang 10,00. Dari hasi penelitian, bahwa hal tersebut dikarenakan petugas masih menggunakan peralatan yang sederhana dan
sudah ketinggalan jaman serta ruang penggeledahan yang disediakan kurang nyaman.
144
Hasil Penelitian terhadap pengunjung dan narapidana, Ibid, tanggal 01 sd 07 Juni 2012.
Universitas Sumatera Utara
11. Kebijakan terhadap 15 lima belas menit untuk waktulama berkunjung a. Tanggapan pengunjung.
Tanggapan pengunjung terhadap kebijakan terhadap 15 lima belas menit untuk waktulama berkunjung dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
145
Tabel 22 Tanggapan Pengunjung Terhadap Kebijakan 15 Lima Belas Menit Untuk
WaktuLama Berkunjung Di Lapas Klas I Medan No
Tanggapan Pengunjung Jumlah
Persentase
1 Sangat cukup
05 05,00
2 Cukup sekali
25 25,00
3 Cukup
20 20,00
4 Kurang cukup
40 40,00
5 Sangat kurang cukup
10 10,00
Jumlah Keseluruhan 100
100,00
Sumber: Hasil Penelitian, data diolah, Tahun 2012
Tabel 22 menunjukkan berdasarkan hasil penelitian, bahwa 40 orang 40,00 pengunjung mengatakan bahwa kebijakan batas waktulama berkunjung untuk setiap
pengunjung hanya 15 lima belas menit kurang cukup, sedangkan sebagian kecil yaitu 05 orang 05,00 mengatakan sangat cukup waktulama berkunjung selama
15 Lima belas menit. Dari hasil penelitian diperoleh data bahwa menurut pengunjung, kebijakan batas waktulama berkunjung untuk setiap pengunjung
merupakan suatu kebijakan yang membatasi hak-hak asasi karena untuk melepas kerinduan terhadap narapidana menjadi terbatas sehingga kurang memuaskan bagi
pengunjung.
145
Hasil Penelitian terhadap pengunjung dan narapidana, Ibid, tanggal 01 sd 07 Juni 2012.
Universitas Sumatera Utara
b. Tanggapan narapidana
Tanggapan narapidana terhadap kebijakan terhadap 15 lima belas menit untuk waktulama berkunjung dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 23 Tanggapan Narapidana Terhadap Kebijakan 15 Lima Belas Menit Untuk
WaktuLama Berkunjung Di Lapas Klas I Medan No
Tanggapan Narapidana Jumlah
Persentase
1 Sangat cukup
10 10,00
2 Cukup sekali
15 15,00
3 Cukup
20 20,00
4 Kurang cukup
45 45,00
5 Sangat kurang cukup
10 10,00
Jumlah Keseluruhan 100
100,00
Sumber: Hasil Penelitian, data diolah, Tahun 2012
Tabel 23 menjelaskan berdasarkan hasil penelitian, diperoleh data bahwa sebagian besar narapidana yaitu 45 orang 45,00 memberikan tanggapan terhadap
adanya kebijakan Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan tentang batas waktu bertemu dengan keluargnya yaitu hanya 15 menit yang mengatakan bahwa kebijakan
tersebut sangat kurang. Dari data yang diperoleh bahwa alasannya adalah ada kesan “membatasi” kebebasan narapidana untuk bertemu dan berbicara dengan keluarganya
yang datang berkunjung ke Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan.
146
Responsivitas atau daya tanggap adalah kemampuan organisasi untuk mengidentifikasi kebutuhan masyarakat, menyusun prioritas kebutuhan dan
mengembangkannya ke dalam berbagai program pelayanan. Responsivitas bertujuan
146
Hasil Penelitian terhadap pengunjung dan narapidana, Ibid, tanggal 01 sd 07 Juni 2012.
Universitas Sumatera Utara
untuk mengukur data tanggap organisasi terhadap harapan, keinginan, aspirasi, serta tuntutan warga pengguna layanan. Tujuan utama pelayanan publik adalah memenuhi
kebutuhan warga pengguna agar dapat memperoleh pelayanan yang diinginkan dan memuaskan.
147
Berdasarkan hasil penelitian juga diperoleh data dan informasi dimana sebagian kecil narapidana yang mengatakan kebijakan tersebut sangat cukup
sama dengan jumlah narapidana yang mengatakan bahwa kebijakan pembatasan waktu tersebut sangat tidak cukup yaitu masing-masing berjumlah 10 orang
10,00. Hal tersebut dikarenakan bahwa sebagian kecil narapidana yang mengatakan waktu 15 lima belas menit sangat cukup adalah narapidana tidak suka
berlama-lama berada di ruang bertamubezuk. Sedangkan sebagian kecil narapidana yang mengatakan sangat kurang cukup adalah dikarenakan narapidana belum puas
untuk melepas rindu kepada keluarganya yang termasuk jarang datang berkunjung untuk mengunjunginya di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan.
148
12. Manfaat Rasional Kunjungan Keluarga
Manfaat rasional kunjungan keuarga bagi narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan berdasarkan hasil penelitian tentang tanggapan-
tanggapan dari pihak keluarga dan narapidana tersebut diatas, maka dari data yang diperoleh, disamping manfaat dari aspek psikologi dan sosial, maka secara rasional,
dapat ditarik kesimpulan, yaitu bahwa sebagian besar atau 80 delapan puluh persen pengunjung maupun narapidana mengatakan bahwa hak menerima kunjungan
147
Agus Dwiyanto, Op cit, halaman 152.
148
Hasil Penelitian terhadap pengunjung dan narapidana, Op cit, tanggal 01 sd 07 Juni 2012.
Universitas Sumatera Utara
keluarga bagi narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan memberikan manfaat baik bagi keluarga maupun narapidana terbebut.
Manfaat kunjungan keluarga di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan, secara rasional dapat juga dibuktikan dari jumlah pengunjung yang datang berkunjung ke
dalam Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan setiap bulannya. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh data dari bulan Januari sampai dengan bulan Mei 2012 tentang
kunjungan keluarga bagi narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan, yaitu bulan Januari 2012, jumlah pengunjung di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan
adalah 2.460 orang. Bulan Pebruari 2012, jumlah pengunjung adalah 2.447 orang. Bulan Maret 2012, jumlah pengunjung adalah 2.457 orang. Bulan April 2012, jumlah
pengunjung adalah 2.460, dan bulan Mei 2012, jumlah pengunjung yang datang berkunjung di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan adalah 2.456 orang.
149
Besarnya manfaat rasional kunjungan keluarga bagi narapidana Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan berdasarkan data tersebut diatas, menunjukan bahwa
hak menerima kunjungan keluarga sebagaimana diatur di dalam Pasal 14 Undang- undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan telah dapat dilaksanakan
dengan baik oleh Kepala Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan beserta seluruh jajaran pengamanan Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan maupun bidang tugas
lainnya yang terkait dengan pelaksanaan pelayanan kunjungan keluarga bagi narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan.
149
Buku Layanan Kunjungan, Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan, Januari sd Mei Tahun 2012.
Universitas Sumatera Utara
BAB III HAMBATAN -HAMBATAN YANG DIHADAPI DI DALAM
PERATURAN PENJAGAAN LEMBAGA PEMASYARAKATAN PPLP TERKAIT DENGAN HAK M ENERIMA KUNJUNGAN
KELUARGA BAGI NARAPIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLAS I MEDAN
Pada hakikatnya warga binaan pemasyarakatan sebagai insan dan sumber daya manusia harus diperlakukan dengan baik dan manusiawi dalam satu sistem
pembinaan yang terpadu. Perlakuan terhadap warga binaan pemasyarakatan berdasarkan sistem kepenjaraan tidak sesuai dengan sistem pemasyarakatan
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang merupakan bagian akhir dari sistem pemidanaan. Sistem pemasyarakatan merupakan rangkaian penegakan
hukum yang bertujuan agar Warga Binaan Pemasyarakatan menyadari kesalahannya, memperbaiki diri, dan tidak mengulangi tindak pidana sehingga dapat diterima
kembali oleh lingkungan masyarakat, dapat aktif berperan dalam pembangunan, dan dapat hidup secara wajar sebagai warga yang baik dan bertanggung jawab.
150
Lembaga Pemasyarakatan LAPAS adalah salah satu Unit Pelaksana teknis UPT yang melaksanakan fungsi pengamanan dan pembinaan terhadap narapidana
selama menjalani masa pidanananya. Salah satu tolak ukur keberhasilan Lembaga Pemasyarakatan adalah sejauh mana keamanan dan ketertiban dapat terpelihara.
Lembaga Pemasyarakatan merupakan miniatur dari kehidupan masyarakat yang
150
Sentosa Sembiring, Himpunan Lengkap Peraturan Perundang-Undangan tentang Badan Peradilan Pidana dan Penegak Huikum, Penerbit Nuansa Aulia, Bandung, 2006, halaman 883.
Universitas Sumatera Utara
sesungguhnya yang memiliki norma atau aturan, kebiasaan dan peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh setiap anggota masyarakatnya. Di dalam Lembaga
Pemasyarakatan akan tercipta komunikasi antar anggota masyarakat yang bersifat positip maupun yang negatif yang tidak bisa dihindari. Komukasi yang positif
berdampak kepada terciptanya keamanan dan ketertiban yang kodusif bagi warga binaan pemasyarakatan WBP dan Petugas. Sebaliknya, komunikasi yang negatif
dimana anggota masyarakat di Lapas tidak mengindahkan norma-norma, aturan- aturan dan budaya yang telah disepakati dapat memicu benturan antar WBP atau
kelompok-kelompok di dalam blok hunian.
151
Menurut Ajub Suratman,
152
setiap organisasi apapun bentuknya baik itu privat maupun publik selalu mempunyai aktivitas untuk mencapai tujuan yang ingin
dicapai. Untuk mencapai tujuan tersebut selalu dihadapkan oleh berbagai hambatan, kendala bahkan tantangan yang mungkin sewaktu-waktu akan muncul. Setiap
organisasi tersebut berupaya untuk mempertahankan eksistensinya. Oleh karena itu, organisasi secara terus menerus meningkatkan pelayanannya demi mencapai sasaran
dan tujuan yang diinginkan. Begitu juga yang dihadapi oleh organisasi birokrasi seperti Lembaga
Pemasyarakatan terus melakukan perbaikan dan peningkatan pelayanan untuk
151
Yohades, Abstrak , http:lontar.ui.ac.idopacthemeslibri2detail.jsp,
iakses tanggal 16 Agustus 2012, 20:28:48.
152
Wawancara, Ajub Suratman, Kepala Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan, tanggal 04 Juni 2012
Universitas Sumatera Utara
menghadapi tantangan, perubahan dan kemajuan jaman yang terus berkembang. Perjalanan yang dilalui hingga pada akhirnya Lembaga Pemasyarakatan dapat
mencapai tingkat keberhasilannya melalui pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan pelayanan kunjungan keluarga bagi narapidana dengan menyelaraskan
penegakan keamanan dan ketertiban KAMTIB dengan perlindungan hak asasi manusia.
153
Ajub Suratman,
154
mengemukakan bahwa hambatan-hambatan yang dihadapi di dalam pelaksanaan Surat Keputusan Direktorat Jenderal Bina Tuna Warga
Departemen Kehakiman, Nomor: DP.3.3171, Tanggal 27 Januari 1975, tentang Peraturan Penjagaan Lembaga Pemasyarakatan PPLP terkait dengan Hak Menerima
Kunjungan Keluarga bagi narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan, adalah sebagai berikut:
A. Aspek HukumPeraturan Perundang-undangan
Menurut C. Ultrecht, hukum adalah himpunan peraturan-peraturan yaitu berisi perintah-perintah dan larangan-larangan yang mengurus tata tertib suatu masyarakat
dan karena itu harus ditaati oleh masyarakat itu. Sedangkan menurut Capitant, hukum adalah keseluruhan hubungan yang mengikat mengatur hubungan yang berbelit-belit
antara manusia dalam masyarakat.
155
153
Wawancara, Ajub Suratman, Ibid.
154
Wawancara, Ajub Suratman, Ibid, tanggal 05 Juni 2012
155
Sudarsono, Op cit, halaman 167.
Universitas Sumatera Utara
Salah satu hambatan yang dihadapi Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan dalam pelaksanaan Peraturan Penjagaan Lembaga Pemasyarakatan PPLP terkait
dengan Hak Menerima Kunjungan Keluarga bagi Narapidana adalah belum adanya suatu dasar hukum atau peraturan perundang-undangan yang mengatur secara khusus
tentang Hak Menerima Kunjungan Keluarga bagi Narapidana sebagaimana yang diatur di dalam Pasal 14 Undang-undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang
Pemasyarakatan.
156
Salah satu contohnya adalah mengenai pengaturan jam bezukjam berkunjung yang berlaku saat ini di seluruh LAPASRutan di Indonesia belum ada keseragaman.
Hal ini dikarenakan bahwa dasar hukum pelaksanaan jam bezukberkunjung ini hanya diatur di dalam Surat Keputusan Kepala Unit Pelaksanaan Teknis UPT masing-
masing, sehingga ketika muncul permasalahan mengenai jam bezuk ini ke permukaan, maka yang menjadi korbannya adalah petugas LapasRutan itu sendiri.
Belajar dari kasus Mhd. Nazaruddin di Rutan Cipinang Jakarta, yang dikunjungi oleh kakaknya diluar jam berkunjung sebagaimana yang ditentukan oleh
Kepala Rutan, yaitu hanya sampai Jam 17.00 WIB, tapi bisa dikunjungi pada malam hari. Diluar konteks “kepentingan politik” atau “adanya permainan uang” atau yang
lainnya, saya melihat ada persoalan di bidang hukum dan perundang-undangan sebagai dasar hukum yang kuat bagi petugas LAPASRutan di seluruh Indonesia
untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya khususnya di bidang
156
Ayub Suratman, Op cit, tanggal 05 Juni 2012.
Universitas Sumatera Utara
penjagaapengamanan dalam memberikan pelayanan kunjungan kepada para pengunjung.
157
Mengacu pada Pasal 14 ayat 2 Undang-undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan, seharusnya mengenai Hak Menerima Kunjungan Keluarga bagi
Narapidana tersebut diatur dalam bentuk Peraturan Pemerintah PP. Artinya dibutuhkan suatu Rancangan Peraturan Pemerintah RPP yang mengatur tentang
Hak Menerima Kunjungan Keluarga Bagi NarapidanaTahanan di LAPAS. Dengan adanya Peraturan Pemerintah PP ini, seluruh petugas Lembaga Pemasyarakatan
LAPAS akan memiliki dasar hukum yang kuat di dalam melaksanakan tugas penjagaanpengamanan terhadap para pengunjung yang datang berkunjung ke
LAPAS.
158
Begitu juga di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan, para petugas penjagaanpengamanan di dalam menjalankan tugasnya dalam mengatur kunjungan
keluarga bagi narapidana akan semakin jelas, tegas, dan memiliki dasar hukum yang kuat baik dalam bertindak maupun dalam memberikan pelayanan kunjungan bagi
keluarga narapidana maupun terhadap narapidana itu sendiri.
159
B. Aspek Sumber Daya Manusia SDM Petugas PenjagaanPengamanan