Aspek Sumber Daya Manusia SDM Petugas PenjagaanPengamanan

penjagaapengamanan dalam memberikan pelayanan kunjungan kepada para pengunjung. 157 Mengacu pada Pasal 14 ayat 2 Undang-undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan, seharusnya mengenai Hak Menerima Kunjungan Keluarga bagi Narapidana tersebut diatur dalam bentuk Peraturan Pemerintah PP. Artinya dibutuhkan suatu Rancangan Peraturan Pemerintah RPP yang mengatur tentang Hak Menerima Kunjungan Keluarga Bagi NarapidanaTahanan di LAPAS. Dengan adanya Peraturan Pemerintah PP ini, seluruh petugas Lembaga Pemasyarakatan LAPAS akan memiliki dasar hukum yang kuat di dalam melaksanakan tugas penjagaanpengamanan terhadap para pengunjung yang datang berkunjung ke LAPAS. 158 Begitu juga di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan, para petugas penjagaanpengamanan di dalam menjalankan tugasnya dalam mengatur kunjungan keluarga bagi narapidana akan semakin jelas, tegas, dan memiliki dasar hukum yang kuat baik dalam bertindak maupun dalam memberikan pelayanan kunjungan bagi keluarga narapidana maupun terhadap narapidana itu sendiri. 159

B. Aspek Sumber Daya Manusia SDM Petugas PenjagaanPengamanan

Perkembangan tugas dan fungsi Pemasyarakatan yang sangat cepat dengan mendasarkan pada pemenuhan prinsip-prinsip Hak asasi manusia dengan sendirinya 157 Ayub Suratman, Ibid, tanggal 05 Juni 2012. 158 Ayub Suratman, Ibid, tanggal 06 Juni 2012 159 Ayub Suratman, Ibid, tanggal 06 Juni 2012. Universitas Sumatera Utara menuntut agar organisasi Pemasyarakatan menyiapkan SDM yang profesional dan berkualitas. Untuk menjawab tantangan dalam menjalankan tugas dan fungsi Pemasyarakatan kedepan pemenuhan perintah UU agar jabatan petugas pemasyarakatan dijadikan sebagai jabatan fungsional penegak hukum secepatnya diwujudkan. 160 Menurut JEF Gultom, 161 Petugas penjagaanpengamanan sebagai petugas penegak hukum sepanjang waktu harus memenuhi kewajiban yang dibebankan kepadanya oleh hukum, dengan melayani masyarakat dan dengan melindungi semua orang dari perbuatan-perbuatan yang tidak sah, konsisten dengan tingkat pertanggungjawaban yang tinggi yang dipersyaratkan oleh profesi mereka. Istilah petugas penegak hukum mencakup semua pegawai hukum, apakah yang ditunjuk atau dipilih, yang melaksanakan kekuasaan-kekuasaan polisi, terutama kekuasaan menangkap atau menahan. Para petugas penegak hukum harus menghormati dan melindungi martabat manusia, dan menjaga dan menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia semua orang. Hak-hak asasi manusia yang sedang dibicarakan diidentifikasikan dan dilindungi oleh hukum nasional dan hukum internasional. Petugas penegak hukum dapat menggunakan kekerasan hanya ketika benar-benar diperlukan dan sampai sejauh yang dipersyaratkan untuk pelaksanaan kewajiban mereka. 160 Peraturan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor : M.HH- OT.02.02 Tahun 2009, Op cit.. 161 Wawancara, JET Gultom, Op cit, tanggal 06 Juni 2012. Universitas Sumatera Utara Penggunaan kekerasan oleh para petugas penegak hukum harus merupakan pengecualian; walaupun secara tidak langsung menyatakan bahwa para petugas penegak hukum dapat dikuasakan untuk menggunakan kekerasan seperti yang sepantasnya diperlukan menurut keadaan-keadaan untuk pencegahan kejahatan, atau dalam memberlakukan atau membantu dalam pcnangkapan yang sah terhadap para pelanggar atau yang diduga sebagai pelanggar, tidak satu pun kekerasan boleh digunakan sampai diluar dari yang boleh digunakan. 162 Hukum nasional biasanya mcmbatasi penggunaan kekerasan oleh para petugas penegak hukum sesuai dengan suatu asas sebanding. Harus dimengerti bahwa asas- asas sebanding nasional tersebut harus dihormati dalam penafsiran ketentuan ini. Penggunaan senjata api dianggap sebagai tindakan yang ekstrem. Setiap usaha harus dilakukan untuk mengesampingkan penggunaan senjata api, terutama terhadap anak- anak. Secara umum, senjata api tidak boleh dipergunakan kecuali ketika seorang yang diduga sebagai pelanggar memberikan perlawanan senjata atau sebaliknya membahayakan kehidupan orang-orang lain dan tindakan-tindakan yang kurang ekstrem tidak cukup untuk menahan atau menawan orang yang diduga sebagai pelanggar. 163 Masalah-masalah yang mempunyai sifat rahasia dalam pemilikan para petugas penegak hukum harus dijaga tetap rahasia, kecuali jika pelaksanaan kewajiban atau 162 Wawancara, JET Gultom, Ibid, tanggal 07 Juni 2012. 163 Laporan Akuntabilitas Kinerja LAKIP, Op cit, halaman 30 Universitas Sumatera Utara kebutuhan-kebutuhan peradilan sepenuhnya memerlukan sebaliknya. Dengan sifat kewajiban-kewajiban mereka, maka para petugas penegak hukum memperoleh informasi yang mungkin berkenaan dengan kehidupan-kehidupan pribadi atau yang secara potensial merugikan kepentingan-kepentingan, dan terutama nama baik, orang lain. Pengawasan yang ketat harus dilaksanakan dalam menjaga dan menggunakan informasi tersebut, yang harus diungkapkan hanya dalam melaksanakan kewajiban atau melayani kebutuhan-kebutuhan peradilan. Pengungkapan apapun mengenai informasi tersebut untuk tujuan-tujuan yang lain secara keseluruhan adalah tidak tepat. 164 Petugas penegak hukum tidak dapat membebankan, menghasut atau membiarkan perbuatan penganiayaan apa pun atau perlakuan kejam yang lain, tidak manusiawi atau hukuman yang menghinakan, dan juga tidak dapat menggunakan sebagai sandaran perintah-perintah atasan atau keadaan-keadaan pengecualian seperti keadaan perang, ancaman perang, ancaman terhadap keamanan nasional, ketidakstabilan politik internal atau keadaan darurat umum yang lain apa pun sebagai pembenaran terhadap penganiayaan atau perlakuan kejam yang lain, tidak manusiawi atau hukuman yang menghinakan. 165 Pada umumnya kualitas sumber daya manusia para petugas penjagaan pengamanan di Lembaga Pemasyarakatan LAPAS masih rendah termasuk di 164 Laporan Akuntabilitas Kinerja LAKIP, Ibid, halaman 31. 165 Wawancara, JEF Gultom, Op cit, tanggal 07 Juni 2012. Universitas Sumatera Utara Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan. Kualitas sumber daya manusia yang dimaksud diantaranya adalah penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya dalam memberikan pelayanan kunjungan bagi keluarga narapidana dan pengetahuan tentang pelaksanaan tugas pengamananpenjagaan terkait dengan hak asasi manusia HAM masih kurangrendah. 166 Untuk melakukan penelitian terhadap penghuni narapidana adalah benar- benar orang yang akan kunjungi oleh keluarganya bukanlah pekerjaan yang mudah. Para petugas penjagaanpengamanan harus memiliki kemampuan dan insting yang baik sehingga petugas tidak salah sasaran atau salah orang untuk mengeluarkanmemanggil bahwa yang bersangkutan akan dikunjugi oleh sanak familinya atau keluarganya. Perlakuan terhadap narapidana ditafsirkan agar supaya memberikan perlindungan yang seluas mungkin terhadap penyalahgunaan, apakah fisik atau mental. Para petugas penegak hukum harus menjamin perlindungan penuh untuk kesehatan orang-orang dalam tahanan mereka, dan terutama, harus mengambil tindakan segera untuk menjamin perawatan kesehatan setiap waktu diperlukan.

C. Masih adanya Praktik Pungutan Liar Pungli.

Dokumen yang terkait

Gambaran Perawatan Diri Narapidana Wanita di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Wanita Tanjung Gusta Medan

12 128 128

Hak Warga Binaan Lembaga Pemasyarakatan Dan Hubungannya Dengan Hak Asasi Manusia (Studi Di Lembaga Pemasyarakatan Klas II Anak Medan)

0 69 100

Pengaruh Pembebasan Bersyarat Dan Cuti Mengunjungi Keluarga Terhadap Perilaku Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan

0 68 125

Pola Pembinaan Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Wanita Tanjung Gusta Medan

5 92 134

Peranan Lembaga Pemasyarakatan Dalam Penegakan Hukum Dan Perlindungan Hak Asasi Tahanan Dan Narapidana (Studi Pada Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Anak Medan)

1 86 148

RESILIENSI NARAPIDANA DEWASA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLAS IIA SRAGEN Resiliensi Narapidana Dewasa Di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Sragen.

0 1 16

RESILIENSI NARAPIDANA DEWASA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLAS IIA SRAGEN Resiliensi Narapidana Dewasa Di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Sragen.

0 2 17

BAB II PENGATURAN TENTANG PERATURA N PENJAGAAN LEMBAGA PEMASYARAKATAN (PPLP) TERKAIT DENGAN HAK MENERIMA KUNJUNGAN KELUARGA BAGI NARAPIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLAS I MEDAN A. Undang-Undang Terkait Dengan Pemasyarakatan: 1. Undang-undang Nomor 12 Ta

0 1 69

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah - Peraturan Penjagaan Lembaga Pemasyarakatan (PPLP) Terkait dengan Hak Menerima Kunjungan Keluarga Bagi Narapidana Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan

0 0 37

PERATURAN PENJAGAAN LEMBAGA PEMASYARAKATAN (PPLP) TERKAIT DENGAN HAK MENERIMA KUNJUNGAN KELUARGA BAGI NARAPIDANA DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KLAS I MEDAN TESIS

1 0 16