menghadapi tantangan, perubahan dan kemajuan jaman yang terus berkembang. Perjalanan yang dilalui hingga pada akhirnya Lembaga Pemasyarakatan dapat
mencapai tingkat keberhasilannya melalui pembinaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan pelayanan kunjungan keluarga bagi narapidana dengan menyelaraskan
penegakan keamanan dan ketertiban KAMTIB dengan perlindungan hak asasi manusia.
153
Ajub Suratman,
154
mengemukakan bahwa hambatan-hambatan yang dihadapi di dalam pelaksanaan Surat Keputusan Direktorat Jenderal Bina Tuna Warga
Departemen Kehakiman, Nomor: DP.3.3171, Tanggal 27 Januari 1975, tentang Peraturan Penjagaan Lembaga Pemasyarakatan PPLP terkait dengan Hak Menerima
Kunjungan Keluarga bagi narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan, adalah sebagai berikut:
A. Aspek HukumPeraturan Perundang-undangan
Menurut C. Ultrecht, hukum adalah himpunan peraturan-peraturan yaitu berisi perintah-perintah dan larangan-larangan yang mengurus tata tertib suatu masyarakat
dan karena itu harus ditaati oleh masyarakat itu. Sedangkan menurut Capitant, hukum adalah keseluruhan hubungan yang mengikat mengatur hubungan yang berbelit-belit
antara manusia dalam masyarakat.
155
153
Wawancara, Ajub Suratman, Ibid.
154
Wawancara, Ajub Suratman, Ibid, tanggal 05 Juni 2012
155
Sudarsono, Op cit, halaman 167.
Universitas Sumatera Utara
Salah satu hambatan yang dihadapi Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan dalam pelaksanaan Peraturan Penjagaan Lembaga Pemasyarakatan PPLP terkait
dengan Hak Menerima Kunjungan Keluarga bagi Narapidana adalah belum adanya suatu dasar hukum atau peraturan perundang-undangan yang mengatur secara khusus
tentang Hak Menerima Kunjungan Keluarga bagi Narapidana sebagaimana yang diatur di dalam Pasal 14 Undang-undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang
Pemasyarakatan.
156
Salah satu contohnya adalah mengenai pengaturan jam bezukjam berkunjung yang berlaku saat ini di seluruh LAPASRutan di Indonesia belum ada keseragaman.
Hal ini dikarenakan bahwa dasar hukum pelaksanaan jam bezukberkunjung ini hanya diatur di dalam Surat Keputusan Kepala Unit Pelaksanaan Teknis UPT masing-
masing, sehingga ketika muncul permasalahan mengenai jam bezuk ini ke permukaan, maka yang menjadi korbannya adalah petugas LapasRutan itu sendiri.
Belajar dari kasus Mhd. Nazaruddin di Rutan Cipinang Jakarta, yang dikunjungi oleh kakaknya diluar jam berkunjung sebagaimana yang ditentukan oleh
Kepala Rutan, yaitu hanya sampai Jam 17.00 WIB, tapi bisa dikunjungi pada malam hari. Diluar konteks “kepentingan politik” atau “adanya permainan uang” atau yang
lainnya, saya melihat ada persoalan di bidang hukum dan perundang-undangan sebagai dasar hukum yang kuat bagi petugas LAPASRutan di seluruh Indonesia
untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsinya khususnya di bidang
156
Ayub Suratman, Op cit, tanggal 05 Juni 2012.
Universitas Sumatera Utara
penjagaapengamanan dalam memberikan pelayanan kunjungan kepada para pengunjung.
157
Mengacu pada Pasal 14 ayat 2 Undang-undang Nomor 12 Tahun 1995 tentang Pemasyarakatan, seharusnya mengenai Hak Menerima Kunjungan Keluarga bagi
Narapidana tersebut diatur dalam bentuk Peraturan Pemerintah PP. Artinya dibutuhkan suatu Rancangan Peraturan Pemerintah RPP yang mengatur tentang
Hak Menerima Kunjungan Keluarga Bagi NarapidanaTahanan di LAPAS. Dengan adanya Peraturan Pemerintah PP ini, seluruh petugas Lembaga Pemasyarakatan
LAPAS akan memiliki dasar hukum yang kuat di dalam melaksanakan tugas penjagaanpengamanan terhadap para pengunjung yang datang berkunjung ke
LAPAS.
158
Begitu juga di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan, para petugas penjagaanpengamanan di dalam menjalankan tugasnya dalam mengatur kunjungan
keluarga bagi narapidana akan semakin jelas, tegas, dan memiliki dasar hukum yang kuat baik dalam bertindak maupun dalam memberikan pelayanan kunjungan bagi
keluarga narapidana maupun terhadap narapidana itu sendiri.
159
B. Aspek Sumber Daya Manusia SDM Petugas PenjagaanPengamanan