tercantum pada Pasal 14 yang berbunyi: Warga Binaan Pemasyarakatan narapidana mempunyai hak untuk menerima kunjungan keluarga.
Proses pelaksanaan dalam berkunjung, sejak pengunjung masuk ke dalam Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan sampai terjadinya pertemuan dengan yang
dikunjungi belum efisien artinya birokrasi pelayanan kunjungan belum dimengerti oleh pengunjung. Pada umumnya, di Lembaga Pemasyarakatan, pemberian pelayanan
kunjungan masih belum bias memenuhi harapan masyarakat, hal ini mungkin dikarenakan prosedur yang berbelit-belit, pemberian pelayanan yang lambat dan
sering dengan biaya yang mahal.
175
Ajub Suratman,
176
mengemukakan bahwa upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi
hambatan-hambatan di
dalam Peraturan
Penjagaan Lembaga
Pemasyarakatan PPLP terkait dengan hak menerima kunjungan keluarga bagi narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan adalah sebagai berikut:
A. Aspek hukumperaturan perundang-undangan
Pada prinsipnya hukum merupakan kenyataan dan pernyataan yang beraneka ragam untuk menjamin adanya penyesuaian kebebasan dan kehendak seorang dengan
orang lain. Berdasarkan asumsi ini pada dasarnya hukum mengatur hubungan hubungan antar manusia di dalam masyarakat berdasarkan prinsip-prinsip beraneka
175
Wawancara, Ajub Suratman, Ibid, tanggal 06 Juni 2012.
176
Wawancara, Ajub Suratman, Ibid, tanggal 07 Juni 2012
Universitas Sumatera Utara
ragam pula. Oleh sebab itu setiap orang di dalam masyarakat wajib taat dan mematuhinya.
177
Salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan hukum tentang hak menerima kunjungan keluarga bagi narapidana dengan perkembangan permasalahan yang
semakin kompleks dan maju di dalam Lembaga Pemasyarakatan LAPAS umumnya, dan secara khusus di Lembaga Pemasyarakatan Klas I Medan adalah dengan
menerbitkan sebuah Rancangan Peraturan Pemerintah RPP tentang pelaksanaan Hak Menerima Kunjungan Keluarga bagi Narapidana di Lembag Pemasyarakatan
LAPAS.
178
Di dalam Rancangan Peraturan Pemerintah RPP tersebut secara tegas mengatur mengenai prosedur pelayanan kunjungan, jam berkunjung, misalnya adanya
dispensasi jam bezuk bagi keluarga narapidanatahanan apabila narapidanatahanan tersebut dalam keadaan sakit, standar operasional prosedur SOP penerimaan
kunjungan keluarga narapidana, dan sebagainya.
179
Hukum sebagai perintah yang memaksa dalam keberlakuannya dapat saja adil atau sebaliknya. Adil atau tidak adil tidak penting dalam penerapan hukum, karena
hal tersebut merupakan kajian ilmu politik dan sosiologi. Hukum dari segi sifatnya dikonsepsikan sebagai suatu sistem yang bersifat logis, tetap dan tertutup closed
177
Sudarsono, Op cit, halaman 167.
178
Wawancara, Ayub Suratman, Op cit, tanggal 07 Juni 2012.
179
Wawancara, Ayub Suratman, Ibid, tanggal 07 Juni 2012.
Universitas Sumatera Utara
logical sistem. Konsep ini secara tegas memisahkan hukum dan moral yang berkaitan dengan keadilan.
180
Implementasi aturan hukum dalam masyarakat tidak harus mempertimbangkan dan menilai baik dan buruk, karena hal tersebut berada di luar kajian hukum. Hukum
yang baik dan sesungguhnya adalah hukum yang memuat kaidah perintah, larangan, sanksi, kewajiban dan kedaulatan. Tanpa kaidah tersebut sebuah aturan tidak dapat
disebut hukum tetapi hanya bisa dikatakan sebagai aturan moral.
181
UPT-UPT masing-masing sebagai suatu pemikiran dalam rangka penegakan hukum dan perlindungan hak asasi manusia, baik terhadap petugas, narapidana,
pengunjungmasyarakat, diantaranya diupayakan penyusunan Keputusan Menteri Hukum dan HAM tentang Keamanan dan Ketertiban, revisi kebijakan internal
tentang sistem pengamanan yang mendukung tugas pelayanan tahanan di Rutan, pengelolaan di Rupbasan, dan pembinaan di LAPAS, penyusunan kebijakan internal
mengenai penggunaan Tindakan Penghukuman Disiplin yang tepat bagi tahanan, narapidana dan anak yang melanggar disiplin serta pembatasan pemberian sanksi
tutupan sunyi.
182
Melakukan kajian mengenai kondisi gedung UPT yang dikaitkan dengan sistem pengamanan serta alat-alat penunjang keamanan yang ada pada saat sekarang dengan
180
Bismar Nasution dan Mahmul Siregar, Teori Hukum Teori-Teori Hukum Sociological Jurisprudence, Program Studi Magister Ilmu Hukum Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera
Utara, Medan, 2009, halaman 20.
181
Bismar Nasution dan Mahmul Siregar, Ibid, halaman 20.
182
Bismar Nasution dan Mahmul Siregar, Ibid.
Universitas Sumatera Utara
perbandingan di beberapa Negara. Membuat standarisasi pengamanan dengan membandingkan jumlah petugas dengan jumlah penghuni serta pengadaan alat-alat
yang memiliki standar kebutuhan misalnya, alat pengendalian massa, senjata, anjing pelacak dan rompi bagi petugas. Membentuk satuan-satuan khusus petugas
pengamanan di setiap wilayah untuk kebutuhan peningkatan profesionalisme pengamanan dalam melaksanakan tugas pengamanan, seperti penjagaan, pengelolaan
konflik, strategi mengatasi kerusuhan dan pelatihan yang berkesinambungan bagi petugas. Menyempurnakan prosedur tetap pengamanan dengan melengkapi subtansi
pengamanan dengan instrumen hak asasi manusia.
183
B. Aspek Sumber Daya Manusia Petugas PenjagaanPengamanan