Latar Belakang Masalah PENDAHULUAN

6 meningkatkan kualitas akademik, kompetensi,dan pendidikan profesi untuk memperoleh sertifikasi pendidik; 2 pemenuhan hak dan kewajiban guru sebagai tenaga profesional sesuai dengan prinsif profesioanlitas; 3 penyelenggaraan kebijakan strategis dalam pengangkatan, penempatan, pemindahan, dan pemberhentian guru sesuai dengan kebutuhan, baik jumlah, kualifikasi akademik, kompetensi, maupun sertifikasi yang dilakukan secara merata, objektif, transparan, dan akuntabel untuk menjamin keberlangsungan pendidikan; 4 penyelenggaraan kebijakan strategis dalam pembinaan dan pengembangan profesi guru untuk meningkatkan profesionalitas dan pengabdian profesional; 5 peningkatan pemberian penghargaan dan jaminan perlindungan terhadap guru dalam melaksanakan tugas profesional; 6 pengakuan yang sama antara guru yang bertugas pada satuan pendidikan yang diselenggarakan masyarakat dengan guru yang bertugas pada satuan pendidikan yang diselenggarakan pemerintah pusat dan pemerintah daerah; 7 penguatan tanggungjawab dan kewajiban pemerintah dan pemerintah daerah dalam merealisasikan pencapaian anggaran pendidikan untuk memenuhi hak dan kewajiban guru sebagai pendidik profesional; dan 8 peningkatan peran serta masyarakat dalam memenuhi hak dan kewajiban guru. Penelitian yang dilakukan oleh Amiruddin 2012 terhadap 61 orang guru SMP Negeri Se-Kecamatan Percut Sei Tuan. Hasil Penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi berprestasi dengan kepuasan kerja guru, dengan t hitung = 9,357 t tabel = 1,671 dengan sumbangan efektif yang diberikan oleh variabel motivasi berprestasi dengan kepuasan kerja guru adalah sebesar 5,79 Motivasi berprestasi merupakan pendorong bagi guru untuk tetap bekerja dengan optimal agar mencapai hasil terbaik. Guru yang bekerja tanpa ada motivasi 7 berprestasi cenderung mudah mencapai titik jenuh dalam bekerja, kejenuhan ini akan mengakibatkan merosotnya produktivitas, hal ini tentu berdampak negatif bagi organisasi sekolah. Motivasi berprestasi merupakan elemen penting yang mesti dimiliki oleh setiap guru, adanya motivasi berprestasi membuat guru bekerja dengan semangat dan tidak mudah goyah. Motivasi berprestasi dapat berupa dorongan dari dalam maupun luar diri guru. Adanya motivasi membuat guru bekerja dengan fokus, konsisten untuk mencapai suatu tujuan. Motivasi berprestasi dapat tumbuh dalam diri guru jika guru mendapat penghargaan dan pengakuan atas prestasi yang diraihnya. Prestasi yang diraih guru membangkitkan rasa bangga atas pekerjaan yang dilakukan, karena sesunguhnya guru merupakan pekerjaan yang mulia dan membanggakan. Kebanggaan yang telah tumbuh menjadi motivasi bagi guru untuk berprestasi. Motivasi berprestasi merupakan modal bagi guru untuk meraih kesuksesan. Kesuksesan yang diraih memicu guru untuk selalu produktif dan tetap menjaga mutu atas pekerjaannya. Dalam bekerja tak dipungkiri guru juga akan menjumpai hambatan , namun dengan adaya motivasi berprestasi maka hambatan yang muncul dapat ditepis. Semakin besar hambatan yang dihadapi maka diperlukan motivasi berprestasi yang besar juga. Selain motivasi berprestasi juga terdapat faktor lain yang di duga memengaruhi kepuasan kerja guru yakni faktor iklim organisasi. Iklim organisasi dapat digambar kondisi lingkungan tempat guru bekerja. Rubent 2006:317 “ climate is another aspect og organization in which communication plays a direct role and one which is closely related to culture. An organization’s climate is the atmosphere or tone members of the organization experience as the they go about their daily routine climate”. Iklim organisasi dalam hal ini sekolah merupakan 8 kondisi lingkungan dimana guru bekerja. Iklim sekolah berkaitan langsung dengan guru sebagai komponen didalamnya. iklim yang sehat menjadi pendorong bagi guru untuk bekerja dengan baik dan memberi hasil optimal baik kepada dirinya juga kepada organisasi hal ini senada dengan pendapat Rohiat 2010:67 Menyatakan Iklim sekolah fisik dan non fisik yang kondusif akademik merupakan prasyarat bagi terselenggaranya proses belajar mengajar yang efektif. Guru yang berada pada iklim sekolah yang sehat dan memberi hasil yang optimal dan terbaik bagi dirinya akan mencapai kepuasan kerja. Sejalan dengan hal itu Steer dalam Hadiyanto 1995:184 mengemukakan terdapat keterkaitan antara iklim organisasi dengan kepuasan kerja. Hal ini didukung penelitian yang dilakukan oleh Hari Wahjono 2011 terhadap 319 guru sebagai populasi yang tersebar di 6 SMA Negeri Kabupaten Pasuruan, dengan jumlah sampel 167 guru. Hasil penelitian ini menemukan bahwa terdapat korelasi positif yang signifikan antara: 1 Iklim organisasi dengan kepuasan kerja guru, koefisien korelasinyasebesar r= 0.2121, 2 Pengalaman kerja dengan kepuasan kerja guru,3 Motivasi berprestasi dengan kepuasan kerja guru, koefisien korelasinya sebesar r=0.1604. Dari pengujian regresi berganda diketahui terdapat korelasi positif yang signifikan antara iklim organisasi sekolah, pengalaman kerja, dan motivasi berprestasi guru secara bersama-sama dengan kepuasan kerja guru, dengan koefisien korelasi sebesar r=0.5482 Berdasarkan paparan di atas ternyata kepuasan guru dalam bekerja mempunyai hubungan dengan variabel – variabel lain. Diantaranya adalah variabel motivasi berprestasi dan variabel iklim organisasi 9 Penelitian ini bertujuan untuk melihat seberapa besar hubungan antara motivasi berprestasi dan iklim organisasi dengan kepuasan kerja guru pada guru- guru yang mengajar di kecamatan Medan kota, maka penelitian ini mengambil judul Hubungan Motivasi Berprestasi dan Iklim Organisasi dengan Kepuasan Kerja Guru SMP Negeri di Kecamatan Medan Kota.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasi masalah yang akan diteliti yakni : Apakah terdapat hubungan antara motivasi berprestasi dengan kepuasan kerja guru ?, Apakah terdapat hubungan antara iklim organisasi dengan kepuasan kerja guru ?, Apakah terdapat hubungan antara gaya kepemimpinan kepala sekolah dengan kepuasan kerja guru ?, Apakah terdapat hubungan supervisi kepala sekolah dengan kepuasan kerja guru?, Apakah terdapat hubungan motivasi kerja dengan kepuasan kerja guru?, Apakah terdapat hubungan beban kerja guru dengan kepuasan kerja guru ? , Apakah terdapat hubungan antara struktur organisasi dengan kepuasan kerja guru ?, Apakah terdapat hubungan antara komitmen kerja dengan kepuasan kerja guru ?

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang dipaparkan di atas, maka penelitian dibatasi untuk meneliti masalah utama yakni kepuasan kerja sebagai variabel terikat, dan hubungannya dengan motivasi berprestasi dan iklim organisasi sebagai variabel bebas. Penelitian ini dilakukan pada guru SMP Negeri di Kecamatan Medan Kota. Pembatasan masalah ini dilakukan bukan berarti 10 mengabaikan hubungan dengan variabel lain, akan tetapi lebih karena pertimbangan waktu dan kemampuan yang tidak memungkinkan untuk meneliti keseluruhan variabel penelitian tersebut.

D. Rumusan Masalah

Sejalan dengan paparan permasalahan di atas maka rumusan masalah adalah sebagai berikut 1. Apakah terdapat hubungan antara motivasi berprestasi dengan kepuasan kerja guru ? 2. Apakah terdapat hubungan antara iklim organisasi dengan kepuasan kerja guru ? 3. Apakah terdapat hubungan antara motivasi berprestasi dan iklim organisasi secara bersama-sama dengan kepuasan kerja guru ?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut 1. Untuk mengetahui hubungan antara motivasi berprestasi dengan kepuasan kerja guru SMP Negeri di Kecamatan Medan Kota ? 2. Untuk mengetahui hubungan antara iklim organisasi dengan kepuasan kerja guru SMP Negeri di Kecamatan Medan Kota ? 3. Untuk mengetahui hubungan antara motivasi berprestasi dan iklim organisasi secara bersama-sama dengan kepuasan kerja guru SMP Negeri di Kecamatan Medan Kota ?

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapakan dapat bermanfaat bagi: 11 1. Secara Teoritsis Memperkaya khazanah pengetahuan mengenai motivasi berprestasi, iklim organisasi dan kepuasan kerja guru. 2. Secara Praktis a. Bagi dinas pendidikan kota Medan, hasil penelitian ini dapat memperluas wawasan keilmuan bagi para pejabat pengambil kebijakan dalam menyusun program pendidikan pada masa mendatang b. Bagi kepala sekolah menengah pertama negeri se kecamatan Medan Kota secara praktis dapat digunakan sebagai evaluasi program yang ada serta dapat merancang dan mengambil kebijakan. c. Bagi guru, sebagai bahan masukan dan evaluasi diri dalam melaksanakan tugasnya, agar terdorong untuk meningkatkan profesionalitasnya dalam rangka mencerdaskan bangsa. d. Bagi peneliti lain, hasil penelitian ini sebagai bahan referensi untuk melakukan penelitian lanjutan untuk penelitian yang relevan dikemudian hari. 82

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil perhitungan statistic, analisis data dan pengujian hipotesis seperti yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi berprestasi dengan kepuasan kerja guru SMP Negeri di Kecamatan Medan Kota, diperoleh r hitung sebesar 0,587 dengan r tabel pada α= 0,05 adalah 0,148 maka r hitung r tabel yaitu 0,587 0,148. Perhitungan uji t diperoleh t hitung = 9,454 sedangan t tabel = 1,97 pada dk = 170 dan α = 0,05. Hasil ini menunjukkan t hitung t tabel atau 9,454 1,97. Dengan demikian Motivasi berprestasi yang dimiliki guru mampu meningkatkan Kepuasan kerja guru, sehingga semakin baik Motivasi berprestasi maka semakin tinggi Kepuasan kerja guru. 2. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara iklim organisasi dengan kepuasan kerja guru SMP Negeri di Kecamatan Medan Kota, diperoleh r hitung sebesar 0,586 dengan r tabel pada α= 0,05 adalah 0,148 maka r hitung r tabel yaitu 0,586 0,148. Perhitungan uji t diperoleh t hitung = 9,429 sedangan, t tabel = 1,97 pada dk = 170 dan pada α = 0,05. Hasil ini menunjukkan t hitung t tabel atau 9,429 1,97. Dengan demikian Iklim Organisasi kondusif yang 83 dirasakan dan dimiliki guru mampu meningkatkan Kepuasan kerja guru, sehingga semakin kondusif Iklim organisasi maka semakin tinggi kepuasan kerja guru. 3. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan secara bersama-sama Motivasi berprestasi dan Iklim Organisasi dengan Kepuasan Kerja Guru SMP Negeri di Kecamatan Medan Kota, nilai koefisien korelasi ganda sebesar 0,737, dari tabel diperoleh r kritis dengan dengan n=172 pada α= 0,05 adalah 0,148 dengan demikian r hitung lebih besar dari r tabel yaitu 0,7370,148 adalah signifikan. Kuadrat dari koefisien korelasi adalah koefisien determinasi, oleh karena 2 , 1 y R = 0,737, maka 2 , 1 2 y R =0,5431, sehingga koefisien determinasi= 54,31. Hal ini diartikan bahwa 54,31 variabel Kepuasan Kerja Guru ditentukan secara bersama-sama oleh variabel Motivasi Berprestasi dan Iklim Organisasi . Dengan demikian Motivasi Berprestasi dan Iklim Organisasi mampu meningkatkan kepuasan kerja gur, sehingga semakin besar motivasi berpretasi guru dan semakin kondusif iklim organisasi maka semakin tinggi kepuasn kerja guru SMP Negeri di Kecamatan Medan Kota .

B. Implikasi

Implikasi penelitian menekankan pada upaya untuk meningkatkan motivasi berprestasi guru dan menciptakan iklim organisasi yang kondusif 84 sehingga kepuasan kerja guru dapat meningkat. Dengan terujinya ketiga hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi berprestasi yang semakin besar, akan dapat meningkatkan kepuasn kerja guru, dan semakin kondusif iklim organisasi, maka kepuasan kerja guru semakin tinggi. Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan penelitian, maka dapat dirumuskan beberapa implikasi hasil penelitian ini sebagai berikut.

1. Upaya Peningkatan Motivasi Berprestasi Untuk Meningkatkan

Kepuasan Kerja Guru. Guru merupakan motor pendidikan, sudah sepantasnya guru selalu memperbaharui kemampuan kompetensinya. Untuk dapat melakukan itu diperlukan dorongan bagi guru itu sendiri yakni adanya motivasi berprestasi. Motivasi berprestasi dapat berasal dari dalam diri juga dari luar diri guru berpern memacu untuk mencapai kesuksesan, inovatif, kreatif dan siap berkompetisi, hal ini akan memberi dampak positif terhadap dunia pendidikan secara khusus di lingkungan kerja guru. Upaya yang dapat dilakukan agar motivasi berprestasi guru dapat tumbuh dan berkembang berupa pemberlakuan aturan yang jelas dan tegas dengan sistem reward dan punishmen. Pemberlakuan ini membuat guru merasa dilindungi, sehingga ketegasan ini mampu membangkitkan motivasi berprestasi guru. Diadakannya perlombaan atau kompetisi untuk melakukan penilaian atas prestasi yang diperoleh guru baik secara individu maupun kelompok.Perlombaan ini akan memberikan pengakuan atas prestasi yang