lebih besar dari kelas eksperimen 2 yaitu 76.00 dan bobot

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia berkembang sangat baik seiring dengan kehidupan masyarakat yang menuntut untuk mengembangkan potensi diri. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi diperlukan adanya penguasaan bahasa asing sebagai bahasa komunikasi di seluruh dunia. Masyarakat dituntut untuk memahami dan menguasai bahasa asing selain bahasa Inggris. Dalam rangka memotivasi generasi penerus untuk meningkatkan kemampuan potensi diri maupun prestasi akademik, hendaknya perlu ditanamkan pembelajaran yang komunikatif. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa yang menggunakan pendekatan komunikatif diarahkan untuk meningkatkan keterampilan peserta didik dalam berkomunikasi. Hal ini untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi dengan bahasa baik secara lisan maupun tulisan. Bahasa Jerman di Indonesia sudah dipelajari di beberapa Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Madrasah Aliyah. Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Anonim, 2006: 8, tujuan pembelajaran bahasa Jerman mencakup empat komponen keterampilan bahasa, yaitu: keterampilan menyimak “Hörverstehen”, keterampilan berbicara “Sprechfertigkeit” , keterampilan membaca “Leseverstehen”, dan keterampilan menulis “Schreibfertigkeit”. Bersamaan dengan keempat keterampilan tersebut, aspek kebahasaan seperti gramatik dan kosakata diajarkan secara terpadu dalam penyampaian empat keterampilan yang diajarkan tersebut. Hal tersebut bertujuan 2 untuk mendukung kemampuan berbahasa Jerman secara komprehensif. Dalam pelaksanaannya keempat keterampilan tersebut dibagi menjadi dua kegiatan yaitu ketrampilan reseptif dan ketrampilan produktif. Keterampilan reseptif merupakan kemampuan untuk menerima informasi yang terdiri dari kegiatan menyimak dan membaca. Sedangkan keterampilan produktif merupakan kemampuan untuk menghasilkan sesuatu berdasarkan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang yang berupa ide, gagasan atau menghasilkan sebuah produk yang terdiri dari kegiatan berbicara dan menulis. Keempat keterampilan bahasa Jerman diajarkan secara terintegrasi tanpa membedakan satu sama lain. Keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara bertatap muka, dan merupakan kegiatan produktif ekspresif. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP 2006 Pelajaran Bahasa Jerman, keterampilan menulis menuntut peserta didik untuk mampu menuliskan kata kunci dan mengembangkannya menjadi paparan paragraf sederhana tentang kehidupan di sekolah. Menulis merupakan aktivitas seluruh otak yang menggunakan belahan otak kanan dan belahan otak kiri DePorter Hernachi, 2003: 179. Selain itu menulis adalah kegiatan yang kompleks, karena menulis merupakan keseluruhan rangkaian kegiatan seseorang dalam mengungkapkan perasaan dan menyampaikan gagasan melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami. Pada kenyataannya, keterampilan menulis masih menjadi keterampilan yang kurang dikuasai oleh peserta didik di sekolah.