1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia berkembang sangat baik seiring dengan kehidupan masyarakat yang menuntut untuk mengembangkan
potensi diri. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi diperlukan adanya penguasaan bahasa asing sebagai bahasa komunikasi di seluruh dunia. Masyarakat
dituntut untuk memahami dan menguasai bahasa asing selain bahasa Inggris. Dalam rangka memotivasi generasi penerus untuk meningkatkan
kemampuan potensi diri maupun prestasi akademik, hendaknya perlu ditanamkan pembelajaran yang komunikatif. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa yang
menggunakan pendekatan komunikatif diarahkan untuk meningkatkan keterampilan peserta didik dalam berkomunikasi. Hal ini untuk meningkatkan
kemampuan peserta didik dalam berkomunikasi dengan bahasa baik secara lisan maupun tulisan.
Bahasa Jerman di Indonesia sudah dipelajari di beberapa Sekolah Menengah Atas, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Madrasah Aliyah. Berdasarkan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Anonim, 2006: 8, tujuan pembelajaran bahasa Jerman mencakup empat komponen keterampilan bahasa, yaitu:
keterampilan menyimak “Hörverstehen”,
keterampilan berbicara
“Sprechfertigkeit” , keterampilan membaca “Leseverstehen”, dan keterampilan
menulis “Schreibfertigkeit”. Bersamaan dengan keempat keterampilan tersebut, aspek kebahasaan seperti gramatik dan kosakata diajarkan secara terpadu dalam
penyampaian empat keterampilan yang diajarkan tersebut. Hal tersebut bertujuan
2
untuk mendukung kemampuan berbahasa Jerman secara komprehensif. Dalam pelaksanaannya keempat keterampilan tersebut dibagi menjadi dua kegiatan yaitu
ketrampilan reseptif dan ketrampilan produktif. Keterampilan reseptif merupakan kemampuan untuk menerima informasi yang terdiri dari kegiatan menyimak dan
membaca. Sedangkan keterampilan produktif merupakan kemampuan untuk menghasilkan sesuatu berdasarkan kemampuan yang dimiliki oleh seseorang yang
berupa ide, gagasan atau menghasilkan sebuah produk yang terdiri dari kegiatan berbicara dan menulis. Keempat keterampilan bahasa Jerman diajarkan secara
terintegrasi tanpa membedakan satu sama lain. Keterampilan menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang
digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara bertatap muka, dan merupakan kegiatan produktif ekspresif. Dalam Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan KTSP 2006 Pelajaran Bahasa Jerman, keterampilan menulis menuntut peserta didik untuk mampu menuliskan kata kunci dan
mengembangkannya menjadi paparan paragraf sederhana tentang kehidupan di sekolah. Menulis merupakan aktivitas seluruh otak yang menggunakan belahan
otak kanan dan belahan otak kiri DePorter Hernachi, 2003: 179. Selain itu menulis adalah kegiatan yang kompleks, karena menulis merupakan keseluruhan
rangkaian kegiatan seseorang dalam mengungkapkan perasaan dan menyampaikan gagasan melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk dipahami.
Pada kenyataannya, keterampilan menulis masih menjadi keterampilan yang kurang dikuasai oleh peserta didik di sekolah.