29
Dari teori-teori tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa menulis adalah suatu kegiatan penyampaian pesan atau informasi dimana penulis sebagai pemberi
informasi dan pembaca adalah penerima informasi. Menulis merupakan keterampilan yang menuntut kerja otak kanan dan otak kiri. Menulis dalam pembelajaran bahasa
menuntut ketepatan penggunaan struktur kalimat dan penguasaan kosakata, serta membutuhkan kreativitas penulis untuk mengungkapkan maksud dan tujuannya.
6. Penilaian Keterampilan Menulis
Keterampilan menulis peserta didik dapat diketahui dari hasil test prestasi belajar atau dari penilaian. Oller 1979: 1-12 mengungkapkan bahwa tes bahasa
adalah alat yang digunakan untuk menilai seberapa banyak pelajaran yang dipelajari atau beberapa bagian dari pelajaran. Dalam hal ini peserta didik dan guru sangat
berperan penting dalam membangun sebuah tes yang baik. Peserta didik mengalami proses belajar yang sangat signifikan dan berkesinambungan. Proses belajar yang
baik akan menimbulkan suatu akhir yang baik pula. Hal ini mampu menilai seberapa banyak pelajaran yang dipelajari dan diterima oleh peserta didik untuk mencapai
tujuan dalam berbahasa. Menurut Sugihartono, dkk 2007: 130 penilaian adalah suatu tindakan untuk
memberi interpretasi terhadap hasil pengukuran dengan menggunakan norma tertentu untuk mengetahui tinggi-rendahnya atau baik-buruknya aspek tertentu. Subyakto
Nababan 1993: 159 menyatakan bahwa apabila pelajar menggunakan bahasa keduaasing secara tulisan, maka penutur asli yang membacanya akan lebih keras
dalam menilai tulisan yang banyak kesalahan ejaan atau tata bahasanya. Dengan
30
demikian untuk mengetahui keberhasilan pencapaian suatu tujuan pembelajaran dalam pembelajaran bahasa asing, termasuk Bahasa Jerman diperlukan pula suatu
penilaian. Sementara Harris dalam Nurgiyantoro, 2010: 306 menyatakan sebuah
penilaian tentu berdasarkan komponen-komponen tertentu yang bisa dijadikan acuan tinggi rendahnya kemampuan peserta didik. Begitu pula dalam penilaian sebuah
karangan, terdapat komponen-komponen penting yang bisa dinilai, yang nantinya akan menentukan tingkat kemampuan peserta didik dalam menulis. Kaitannya dengan
menulis, Nurgiyantoro 2010: 439 menyatakan bahwa hasil karangan peserta didik sebaiknya dinilai menggunakan rubrik penilaian yang mencakup komponen-
komponen isi dan bahasa. Rubrik penilaian itu sendiri memberikan bobot secara proporsional terhadap tiap komponen berdasarkan pentingnya komponen-komponen
itu dalam mendukung eksistensi sebuah karya tulis. Pembobotan penilaian tiap komponen yang dimaksud adalah dengan skala 1-100. Berikut adalah rincian
penskoran dari masing-masing komponen penilaian: Tabel 2.
Penilaian Keterampilan Menulis menurut Harris dalam Nurgiantoro. No.
Unsur yang dinilai Skor Maksimum
1. Isi gagasan yang dikemukakan 35
2. Organisasi isi 25
3. Tata bahasa 20
4. Gaya: pilihan struktur kosakata 15
5. Ejaan dan tata tulis 5
Jumlah 100
31
Cara lain yang dapat digunakan adalah penilaian berdasarkan Zertifikat für indonesische Deutsch-Studenten
menurut Dinsel Reinmann dkk 1998: 64, di mana aspek-aspek yang dinilai yaitu Berücksichtigung der Leitpunkte, merupakan
penilaian kesesuaian butir-butir tema yang ditulis. Penilaian kommunikative Gestaltung
, yaitu penilaian keterampilan peserta didik dalam membuat tulisan yang komunikatif serta adanya kohesi antar paragraf. Penilaian formale Richtigkeit, yaitu
tata bahasa yang digunakan oleh peserta didik dan penerapan struktur dan grammatik bahasa Jerman.
Tabel 3. Penilaian Keterampilan Menulis Bahasa Jerman