42
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas Classroom Action Research. Penelitian Tindakan Kelas adalah proses investigasi terkendali
untuk menemukan dan memecahkan masalah pembelajaran di kelas, proses pemecahan masalah tersebut dilakukan secara bersiklus, dengan tujuan untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil pembelajaran di kelas tertentu Sa’dun Akbar, 2010: 28. Suharsimi Arikunto 2010: 138 menjelaskan bahwa
penelitian tindakan yang baik adalah penelitian yang dilakukan dalam bentuk kolaborasi, yaitu guru sebagai pihak yang melakukan tindakan, sedangkan
peneliti sebagai pihak yang melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses tindakan. Maka dari itu, penelitian ini akan dilakukan secara kolaboratif
antara guru kelas dengan peneliti untuk mendapatkan hasil penelitian tindakan yang baik.
B. Subjek dan Objek Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas IV SD Negeri Malangan tahun pelajaran 20152016 dengan jumlah siswa sebanyak 24
siswa.
43
2. Objek Penelitian
Objek dalam penelitian ini adalah aktivitas belajar dan hasil belajar IPA pada siswa Kelas IV SD Negeri Malangan.
C. Setting Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Malangan yang beralamatkan di Malangan, Sumberagung, Moyudan, Sleman, Yogyakarta. Kelas yang diteliti
di SD Negeri Malangan yaitu Kelas IV. Penelitian ini dimulai dari penyusunan proposal penelitian yaitu Bulan Oktober 2015.
D. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan model penelitian tindakan yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart. Model penelitian tindakan
tersebut meliputi empat komponen yang juga menunjukkan langkah dalam siklus, yaitu perencanaan planning, tindakan acting, pengamatan
observing, dan refleksi reflecting. Keempat komponen tersebut saling berhubungan sehingga membentuk sebuah siklus atau kegiatan berulang.
Siklus inilah yang menjadi salah satu ciri utama dari penelitian tindakan
Suharsimi Arikunto, 2010: 131.
44 Gambar 1. Model Kemmis dan Mc. Taggart
John Dudovskiy, 2012 Berdasarkan gambar di atas, satu putaran menunjukkan satu siklus yang
terdiri dari langkah perencanaan planning, tindakan acting, pengamatan observing, dan refleksi reflecting. Kemmis dan Mc. Taggart Suharsimi
Arikunto, 2010: 131 memandang bahwa langkah tindakan dan pengamatan merupakan satu kesatuan, sehingga dalam pelaksanaannya tindakan dan
pengamatan dilakukan dalam waktu yang bersamaan. Setiap langkah terdapat kegiatan-kegiatan seperti berikut ini:
1. Perencanaan Planning
Langkah awal yang dilakukan adalah merencanakan tindakan yang akan dilakukan peneliti untuk meningkatkan aktivitas belajar dan hasil
belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Perencanaan dalam penelitian ini antara lain:
Keterangan: Siklus I:
Perencanaan Plan I Tindakan Act I
Observasi Observe I Refleksi Reflect I
Siklus II: Perencanaan Plan II
Tindakan Act II Observasi Observe II
Refleksi Reflect II
45 a.
Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP dengan materi yang telah disepakati oleh peneliti dan guru kelas sebagai kolaborator.
RPP disusun sesuai langkah-langkah dalam model pembelajaran Quantum Teaching. RPP ini digunakan sebagai pedoman guru dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas. Sebelum digunakan, RPP terlebih dahulu dikonsultasikan dengan dosen ahli.
b. Menyusun instrumen penelitian berupa lembar observasi dan lembar tes
yang kemudian divalidasi oleh dosen ahli. Lembar observasi digunakan sebagai
pedoman pengamatan
terhadap keterlaksanaan
model pembelajaran Quantum Teaching dan aktivitas belajar siswa selama
proses pembelajaran, sedangkan lembar tes digunakan untuk mengukur kemampuan kognitif siswa pada mata pelajaran IPA.
c. Mengatur atau setting kelas sesuai dengan materi pembelajaran. Sesuai
pada prinsip Quantum Teaching yaitu “segalanya berbicara”, maka
lingkungan kelas juga perlu dirancang agar mendukung proses pembelajaran. Dalam penelitian ini materi yang akan digunakan yaitu
Sumber Daya Alam, maka kelas dapat dirancang dengan cara menempelkan gambar terkait materi pada papan atau dinding kelas
dengan persetujuan guru terlebih dahulu.
2. Tindakan dan Pengamatan Acting and Observing
Tahap tindakan merupakan tahap untuk merealisasikan perencanaan yang telah disusun sebelumnya. Guru melakukan proses pembelajaran
sesuai dengan RPP yang telah disusun bersama peneliti, sedangkan peneliti
46 melakukan
pengamatan terhadap
pelaksanaan tindakan
dengan menggunakan lembar observasi yang telah disusun sebelumnya. Berikut
uraian dari inti tindakan yang akan dilakukan berdasarkan RPP yaitu sebagai berikut:
a. Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan salam, doa, dan
presensi. b.
Guru menumbuhkan minat dan semangat siswa dengan bernyanyibertepuk tangan bersama-sama.
c. Guru memberikan apersepsi yang berhubungan dengan kehidupan di
lingkungan sekitar siswa. d.
Guru menjelaskan manfaat atau tujuan pembelajaran yang akan dipelajari siswa.
e. Siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran, dapat dengan
melakukan pengamatan atau percobaan. f.
Siswa berdiskusi dan bekerjasama untuk menyelesaikan LKS yang diberikan oleh guru.
g. Siswa melakukan demonstrasi atau mempresentasikan hasil
pekerjaannya. h.
Guru bersama siswa melakukan tanya jawab. i.
Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan pembelajaran. j.
Guru beserta siswa merayakan keterlaksanaan pembelajaran dengan bertepuk tanganbernyanyi bersama-sama.
k. Guru menutup pembelajaran dengan doa dan salam.
47 Selama proses pembelajaran peneliti mengamati aktivitas guru dan
siswa. Selain itu, di akhir setiap siklus akan diberikan tes kepada siswa untuk mengukur hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Hasil belajar
yang diukur adalah hasil belajar dalam ranah kognitif.
3. Refleksi Reflecting
Tahap refleksi merupakan tahap untuk mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan. Setelah melakukan observasi dan memberikan tes kepada
siswa, maka peneliti mempunyai data yang dapat dianalisis sebagai bahan refleksi. Data yang telah dianalisis oleh peneliti kemudian didiskusikan
bersama guru kelas kolaborator. Apabila hasil dari siklus pertama belum memenuhi kriteria keberhasilan, maka peneliti bersama guru kelas harus
memperbaiki kekurangan siklus pertama sehingga diharapkan pada siklus berikutnya mendapatkan hasil yang memenuhi kriteria keberhasilan.
E. Metode Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan tiga metode pengumpulan data, yaitu observasi, tes, dan dokumentasi.
1. Observasi
Observasi merupakan suatu metode pengumpulan data dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya
dengan alat observasi yang sesuai dengan hal-hal yang diamati atau diteliti Wina Sanjaya, 2011: 86. Observasi dilakukan secara sistematis, yaitu
observasi yang dilakukan dengan menggunakan pedoman sebagai instrumen
48 pengamatan Suharsimi Arikunto, 2010: 200. Observasi ini ditujukan untuk
memperoleh data mengenai aktivitas siswa dan guru dalam proses
pembelajaran. 2.
Tes
Tes merupakan suatu metode pengumpulan data yang berupa informasi mengenai pengetahuan, sikap, bakat, yang dapat digunakan untuk
mengukur bekal awal maupun hasil belajar siswa melalui berbagai prosedur penilaian Kunandar, 2012: 186. Tes digunakan sebagai metode
pengumpulan data dalam penelitian ini karena untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA.
Tes yang digunakan adalah tes secara tertulis. Jenis tes tertulis yang digunakan yaitu tes uraian. Dalam penelitian ini, tes akan diberikan di setiap
akhir siklus untuk mengetahui keberhasilan model pembelajaran Quantum Teaching sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar IPA.
3. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu metode pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis,
gambar maupun elektronik Nana Syaodih Sukmadinata, 2010: 221. Dalam penelitian ini data yang diperoleh melalui dokumentasi berupa profil
sekolah, perangkat pembelajaran seperti silabus maupun bahan ajar, daftar nilai hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA sebagai nilai pra tindakan,
dan foto-foto ketika proses pembelajaran berlangsung. Data tersebut juga dapat menjadi data pendukung untuk data hasil observasi maupun tes.
49
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian Wina Sanjaya, 2011: 84. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu lembar observasi dan soal tes.
1. Lembar Observasi
Lembar observasi merupakan pedoman pengamatan yang dibuat peneliti untuk memperoleh data aktivitas siswa dan guru selama proses
pembelajaran. Lembar observasi dalam penelitian ini terdapat dua jenis, yaitu lembar observasi terhadap guru dan lembar observasi terhadap siswa.
Lembar observasi
terhadap guru
digunakan untuk
mengetahui keterlaksanaan model pembelajaran Quantum Teaching, sedangkan lembar
observasi terhadap siswa untuk mengetahui tingkat aktivitas siswa selama pembelajaran. Lembar observasi ini divalidasi oleh dosen ahli.
Lembar observasi yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk check list
berupa jawaban “Ya” atau “Tidak”. Menurut Wina Sanjaya 2011: 93 check list atau daftar cek adalah pedoman observasi yang berisikan
daftar dari semua aspek yang akan diobservasi, sehingga observer hanya memberi tanda centang
sesuai dengan pengamatannya. Pada lembar observasi juga disediakan kolom deskripsi atau keterangan untuk mencatat
kejadian-kejadian penting pada saat pengamatan berlangsung. Untuk memudahkan dalam penyusunan instrumen, maka perlu
digunakan kisi-kisi instrumen. Adapun kisi-kisi pada lembar observasi guru dan siswa adalah sebagai berikut:
50 Tabel 2. Kisi-Kisi Lembar Observasi Aktivitas Guru
No. Langkah-langkah
Quantum Teaching Indikator
Nomor Butir
1. Tumbuhkan
- Menumbuhkan minat siswa.
1, 2, 3 2.
Alami -
Memberikan kesempatan siswa untuk ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran.
4 3.
Namai -
Memberikan kesempatan siswa untuk menuliskan
pengetahuan yang
telah diperolehnya.
5, 6, 7
4. Demonstrasikan
- Memberikan kesempatan siswa untuk
mendemonstrasikan atau mempresentasi- kan hasil pekerjaannya.
8, 9
5. Ulangi
- Memberikan penguatan kepada siswa
terkait materi yang telah dipelajari. 10, 11,
12, 13 6.
Rayakan -
Memberikan perayaan dengan cara bernyanyi
sambil bertepuk
tangan bersama-sama,
maupun memberikan
apresiasi berupa pujian. 14, 15
Jumlah Butir 15
Tabel 3. Kisi-Kisi Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa No.
Langkah-langkah Quantum Teaching
Indikator Nomor
Butir 1.
Tumbuhkan -
Minat siswa tumbuh. 1, 2
2. Alami
- Siswa berperan aktif dalam proses
pembelajaran. 3
3. Namai
- Siswa menuliskan pengeta-huan yang
telah diperolehnya pada LKS. 4, 5
4. Demonstrasikan
- Siswa
mendemonstrasikan atau
mempresentasikan hasil pekerjaannya. 6, 7
5. Ulangi
- Siswa mengulangi materi yang telah
dipelajari. 8, 9
6. Rayakan
- Siswa merayakan pembela-jaran dengan
bernyanyi atau bertepuk tangan bersama- sama.
10
Jumlah Butir 10
2. Soal Tes
Soal tes merupakan instrumen yang digunakan untuk memperoleh data tentang hasil belajar siswa pada pembelajaran IPA. Soal tes ini hanya
51 untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam ranah kognitif yang memenuhi
dua tingkatan C1 dan C2, yaitu pengetahuan dan pemahaman. Soal tes yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk soal uraian yang terlebih dahulu
sudah divalidasi oleh dosen ahli. Soal tes ini nantinya akan diberikan kepada siswa pada akhir setiap siklus.
Untuk memudahkan dalam penyusunan soal tes, maka perlu digunakan kisi-kisi. Adapun kisi-kisi yang digunakan untuk soal tes adalah
sebagai berikut: Tabel 4. Kisi-Kisi Soal Tes
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator Ranah
No. Soal
C1 C2
11. Memahami
hubungan antara
sumber daya alam dengan
lingkungan, teknologi,
dan masyarakat.
11.1. Menjelaskan
hubungan antara
sumber daya alam dengan
lingkungan. 11.1.1.
Menjelaskan pengertian
sumber daya alam.
1
11.1.2. Menyebutkan
manfaat sumber daya alam.
2 11.1.3.
Mengidentifikasi contoh-contoh
sumber daya alam sesuai
dengan manfaatnya.
11.1.4. Menyebutkan
jenis-jenis sumber daya
alam hayati dan nonhayati.
3 11.1.5.
Mengidentifikasi contoh-contoh
sumber daya alam yang
termasuk sumber daya alam hayati
dan nonhayati.
52
G. Teknik Analisis Data
Agar data yang telah diperoleh menjadi bermakna, maka data tersebut perlu untuk dianalisis. Menganalisis data adalah suatu proses mengolah dan
menginterpretasi data dengan tujuan untuk mendudukkan berbagai informasi sesuai dengan fungsinya hingga memiliki makna dan arti yang jelas sesuai
tujuan penelitian Wina Sanjaya, 2011: 106. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis deskriptif
kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Analisis deskriptif kualitatif digunakan untuk memaknai data hasil observasi, dalam hal ini dikhususkan pada aktivitas
guru selama proses pembelajaran. Data yang dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif adalah data yang dihasilkan dari lembar observasi terhadap
guru. Sementara itu, analisis deskriptif kuantitatif digunakan untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran
Quantum Teaching. Data yang dianalisis menggunakan analisis deskriptif kuantitatif adalah data yang dihasilkan dari lembar observasi siswa dan soal tes
hasil belajar. Menurut Wina Sanjaya 2011: 106-107 analisis data dapat dilakukan
melalui tiga tahap, yaitu reduksi data, deskripsi data, dan menyimpulkan data. Pada tahap reduksi data, data yang telah diperoleh kemudian dikelompokkan
berdasarkan fokus masalah atau hipotesis. Data yang telah dikelompokkan selanjutnya dideskripsikan dalam bentuk naratif, grafik, maupun tabel,
sehingga data tersebut menjadi bermakna. Kemudian tahap yang terakhir yaitu membuat kesimpulan berdasarkan deskripsi data.
53
1. Analisis Hasil Observasi
a. Lembar Observasi Guru
Lembar observasi guru digunakan untuk memperoleh data tentang aktivitas guru. Aktivitas tersebut dapat mencerminkan keterlaksanaan
model pembelajaran Quantum Teaching. Data tersebut dianalisis menggunakan analisis deskriptif kualitatif, yaitu hasil dari pengamatan
diolah menjadi kalimat yang bermakna. b.
Lembar Observasi Siswa Lembar observasi siswa digunakan untuk memperoleh data
tentang aktivitas yang dilakukan siswa selama pembelajaran dengan model Quantum Teaching. Data tersebut dianalisis menggunakan analisis
deskriptif kuantitatif, yaitu hasil dari pengamatan yang berupa angka diolah ke dalam bentuk persentase dan kemudian dikonversi menjadi
huruf untuk selanjutnya dideskripsikan. Skor aktivitas yang diperoleh dari lembar observasi siswa tiap
pertemuan kemudian dipersentase. Adapun rumus untuk mencari persentase perolehan skor aktivitas siswa adalah sebagai berikut:
Persentase skor =
S e
e a wa S
a a e
e a
× Persentase skor tiap pertemuan yang telah diketahui kemudian
dirata-rata. Rata-rata persentase skor itulah yang selanjutnya disesuaikan dengan kriteria yang telah ditentukan. Terdapat empat kategori untuk
aktivitas belajar siswa menurut Acep Yonny, dkk. 2010: 175-176 adalah sebagai berikut:
54 Tabel 5. Kriteria Persentase Aktivitas Belajar
Persentase Kategori
75 - 100 Sangat tinggi
50 - 74,99 Tinggi
25 - 49,99 Sedang
0 - 24,99 Rendah
2. Analisis Hasil Tes
Soal tes merupakan instrumen untuk memperoleh data tentang hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching. Tes
akan diberikan kepada siswa di setiap akhir siklus. Soal tes berbentuk uraian yang mencakup dua tingkatan kognitif C1 dan C2 yaitu pengetahuan dan
pemahaman. Penskoran terhadap tes dilakukan sesuai dengan rubrik penilaian yang dibuat peneliti.
Data yang telah diperoleh kemudian dianalisis menggunakan analisis deskriptif kuantitatif. Perolehan nilai tes pada siklus pertama akan
dibandingkan dengan siklus kedua, apabila peningkatan telah memenuhi kriteria keberhasilan maka dapat diasumsikan bahwa melalui model
pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa Kelas IV SD Negeri Malangan.
Peningkatan hasil belajar siswa dapat diketahui melalui capaian ketuntasan belajar. Berdasarkan KKM yang telah ditetapkan SD Negeri
Malangan, siswa dikatakan tuntas apabila hasil belajarnya ≥72. Adapun
kriteria untuk hasil belajar siswa adalah sebagai berikut:
55 Tabel 6. Kriteria Persentase Hasil Belajar
Persentase Kategori
81 - 100 Baik sekali
61 - 80 Baik
41 - 60 Cukup
21 - 40 Kurang
Kurang sekali Sumber: Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar
2014: 35
H. Kriteria Keberhasilan Tindakan
Penelitian dapat dikatakan berhasil apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Peningkatan aktivitas belajar siswa melalui model pembelajaran Quantum
Teaching dapat dikatakan berhasil apabila minimal 70 dari jumlah siswa masuk kategori aktivitas belajar sangat tinggi 75-100.
2. Peningkatan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran Quantum
Teaching dapat dikatakan berhasil apabila minimal 70 dari jumlah siswa mampu mencapai ketuntasan belajar.
56
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Pra Tindakan
Kegiatan pra tindakan dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 27 April 2016. Pra tindakan dilakukan pada hasil belajar, sedangkan aktivitas belajar
siswa hanya diketahui dari observasi awal. Pra tindakan ini berupa dokumentasi nilai hasil belajar terakhir siswa kelas IV SD Negeri Malangan
pada mata pelajaran IPA. Dari dokumentasi tersebut diketahui nilai hasil belajar pra tindakan sebagai berikut:
Tabel 7. Hasil Belajar Siswa Pra Tindakan Jumlah Nilai
1669 Rata-rata
69,54 Nilai Tertinggi
90 Nilai Terendah
50 Jumlah Siswa Tuntas
9 Jumlah Siswa Tidak Tuntas
15 Capaian Siswa Tuntas
37,5 Capaian Siswa Tidak Tuntas
62,5
Dari tabel 7 dapat diketahui bahwa rata-rata nilai hasil belajar pra tindakan siswa kelas IV SD Negeri Malangan pada mata pelajaran IPA
adalah 69,54. Nilai tersebut masih di bawah KKM yang telah ditentukan yaitu 72. Dari 24 siswa terdapat 9 siswa 37,5 yang telah tuntas dan 15
siswa 62,5 yang tidak tuntas. Data hasil belajar pra tindakan dapat dilihat secara lengkap pada lampiran 8 halaman 138.