Hakikat IPA Tinjauan tentang IPA

8

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan tentang IPA

1. Hakikat IPA

Ilmu Pengetahuan Alam atau sering disebut sebagai sains diambil dari kata Bahasa Inggris “Science”. Science atau sains secara umum dapat diartikan sebagai Ilmu Pengetahuan, karena menurut Maslichah Asy’ari 2006: 7 sains merupakan kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis. Oleh sebab itu, secara umum sains mencakup Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial. Akan tetapi, dalam penelitian ini sains secara khusus akan dimaknai sebagai Ilmu Pengetahuan Alam. Hendro Darmodjo dan Jenny R. E. Kaligis 1992: 3 juga menjelaskan bahwa IPA adalah pengetahuan yang rasional dan objektif tentang alam semesta dengan segala isinya. Untuk memperoleh pengetahuan yang rasional dan objektif tentu diperlukan sikap yang rasional dan objektif pula, sehingga selain untuk memperoleh pengetahuan baru, proses yang dilakukan juga dapat mengembangkan sikap. Secara garis besar menurut Patta Bundu 2006: 11-13, sains memiliki tiga komponen yaitu sains sebagai produk, proses, dan sikap ilmiah. a. Sains sebagai Produk Disebut sebagai produk karena sains berisi kumpulan hasil dari kegiatan empirik dan analitik yang dilakukan para ilmuwan dalam bentuk 9 fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori sains yang dapat dikembangkan sebagai pemenuhan rasa ingin tahu manusia serta untuk keperluan praktis manusia. 1 Fakta Sains Fakta merupakan produk sains yang paling dasar yaitu mengenai pertanyaan maupun pernyataan tentang benda yang benar- benar ada atau peristiwa yang sungguh-sungguh terjadi dan telah dibuktikan secara objektif. Fakta ini diperoleh melalui pengamatan yang intensif dan dilakukan secara kontinu. 2 Konsep Sains Konsep adalah suatu ide yang mempersatukan fakta-fakta sains yang saling berhubungan. Konsep dapat pula diartikan sebagai suatu definisi atau penjelasan tentang benda atau peristiwa alam. 3 Prinsip Sains Prinsip sains menjelaskan atau menggeneralisasikan hubungan di antara konsep-konsep sains yang berkaitan. 4 Hukum Sains Hukum sains adalah prinsip-prinsip yang sudah diterima kebenarannya dan dapat bertahan dalam waktu yang relatif lama karena telah berkali-kali mengalami pengujian. 5 Teori Sains Teori sains atau sering disebut sebagai teori ilmiah merupakan kerangka hubungan yang lebih luas antara fakta, konsep, prinsip, dan 10 hukum yang dijadikan sebagai model atau gambaran para ilmuwan untuk menjelaskan gejala alam. Untuk mendapatkan produk sains seperti yang disebutkan di atas tentu para ilmuwan harus melalui suatu proses sains. Maka dari itu, sains sebagai suatu produk tidak dapat dipisahkan dari sains sebagai suatu proses. b. Sains sebagai Proses Sebagai suatu proses, sains merupakan cara kerja, cara berpikir, dan cara untuk memecahkan suatu masalah. Cara dalam sains dikenal dengan istilah metode ilmiah. Metode tersebut juga digunakan dalam mengaji fenomena alam untuk memperoleh ilmu dan pengembangannya. Dalam proses sains, guru tidak lagi berpikir bahwa sains merupakan pengetahuan atau fakta yang harus dihafal, melainkan suatu bentuk pengetahuan yang diperoleh dengan cara aktif, berbuat, dan menyelidiki. Pada tingkatan ini, cara siswa mendapatkan informasi sains jauh lebih baik daripada berapa banyak materi sains yang diketahui. Melalui proses sains, hasil belajar yang dihasilkan juga akan berkesan, tidak mudah dilupakan, dan akan dapat digunakan sebagai dasar untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. c. Sains sebagai Sikap Ilmiah Sikap sains atau sikap ilmiah adalah sikap yang dimiliki oleh ilmuwan dalam mencari dan mengembangkan pengetahuan baru, 11 misalnya objektif terhadap fakta, hati-hati, bertanggung jawab, berhati terbuka, selalu ingin meneliti, dan sebagainya. Dengan demikian hakikat Ilmu Pengetahuan Alam adalah suatu pengetahuan mengenai alam semesta beserta isinya yang tersusun secara sistematis dan bersifat rasional, meliputi tiga komponen sains yang saling berhubungan yaitu sains sebagai produk, proses, dan sikap ilmiah. Hakikat IPA sebagai produk, proses, dan sikap ilmiah saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan, karena untuk memperoleh pengetahuan yang berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, maupun teori ilmiah diperlukan suatu proses ilmiah yang dilakukan berdasarkan sikap ilmiah.

2. Hakikat Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING DAN SEQIP UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD NEGERI 8 METRO SELATAN

2 16 47

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING PADA PELAJARAN IPA DI KELAS IV SD NEGERI 064976 MEDAN TAHUN AJARAN 2011-2012.

0 1 21

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL QUANTUM Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Quantum Teaching Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Simo Boyolali Tahun 2011/2012.

0 0 16

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA PELAJARAN IPA Penggunaan Model Pembelajaran Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Pelajaran IPA Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Karangbangun Tahun 2011/

0 3 13

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI TUKANGAN YOGYAKARTA.

0 0 212

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING PADASISWA KELAS IV SD NEGERI 1 PEDES SEDAYU KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA.

1 2 230

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MODEL QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 KARANGANYAR BOYOLALI.

0 0 203

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 KALIPUTU KUDUS

0 0 19

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING PADA MATA PELAJARAN IPS

0 0 18

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI DAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MATERI KEGIATAN EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING DI KELAS IV SD NEGERI 1 BOTOMULYO

0 5 14