Kerangka Berpikir KAJIAN PUSTAKA

37 Ngalim Purwanto 1996: 106-107 menjelaskan lebih rinci mengenai faktor internal dan eksternal. Faktor internal disebut sebagai masukan mentah atau raw input, sedangkan faktor eksternal dapat berupa environmental input dan instrumental input. Yang dimaksud dengan raw input yaitu faktor fisiologi dan psikologi siswa. Faktor fisiologi ini misalnya bentuk fisik ataupun panca inderanya, sedangkan faktor psikologi misalnya bakat, minat, kecerdasan, motivasi, ataupun kemampuan kognitifnya. Sebagai faktor eksternal, environmental input dan instrumental input juga turut berpengaruh terhadap hasil belajar. Yang dimaksud dengan environmental input adalah faktor berupa lingkungan, sedangkan instrumental input merupakan faktor yang sengaja dirancang dan dimanipulasikan seperti kurikulumbahan pelajaran, guru, sarana dan fasilitas, serta manajemen yang berlaku di sekolah. Ngalim Purwanto 1996: 107 juga menyatakan bahwa di dalam keseluruhan sistem, instrumental input merupakan faktor yang sangat penting dan paling menentukan dalam pencapaian hasil yang dikehendaki. Jika dihubungkan dengan penelitian ini, model pembelajaran Quantum Teaching merupakan instrumental input yang diharapkan dapat mempengaruhi hasil belajar siswa ke arah yang lebih baik.

F. Kerangka Berpikir

Pembelajaran IPA di sekolah dasar merupakan pembelajaran yang mengutamakan cara untuk mengembangkan rasa ingin tahu dan daya berpikir 38 kritis siswa terhadap suatu masalah. Pembelajaran IPA bukanlah pengetahuan yang harus dihafal, melainkan suatu bentuk pengetahuan yang diperoleh dengan cara aktif, berbuat, dan menyelidiki. Maka dari itu partisipasi aktif dari siswa sangat dibutuhkan dalam pembelajaran IPA. Pada kenyataannya, pembelajaran IPA di kelas IV SD Negeri Malangan masih terlihat pasif. Beberapa siswa sulit untuk diajak berdiskusi dengan teman satu kelompok. Siswa hanya menyerahkan tugas diskusi kelompok kepada salah satu temannya. Selain itu hanya ada beberapa siswa yang mau menjawab pertanyaan dari guru dan sedikit pula yang mampu menjawab pertanyaan guru dengan benar. Selama guru menjelaskan materi pembelajaran, adapula siswa yang kurang konsentrasi dalam belajar. Terlihat ketika guru masih menjelaskan materi ada beberapa siswa yang asyik berbicara dengan teman satu meja, ada yang sibuk memainkan alat tulisnya, dan ada pula siswa yang memukul-mukul meja maupun melempar buku. Saat guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, jarang ada siswa yang mengajukan pertanyaan apabila menemukan kesulitan. Akibatnya siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal tes, sehingga hasil belajar yang diperoleh siswa kurang bagus. Oleh karena itu, diperlukan adanya suatu model pembelajaran inovatif yang dapat meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa sehingga dapat menjadi sebuah solusi bagi hambatan yang dialami siswa. Model pembelajaran Quantum Teaching dengan asas utama “Bawalah Dunia Mereka ke Dunia Kita, dan Antarkan Dunia Kita ke Dunia Mereka” ini dapat 39 mendorong keberhasilan pembelajaran IPA, karena pembelajaran IPA yang baik adalah pembelajaran yang dapat mengaitkan IPA dengan kehidupan atau lingkungan siswa. Selain itu dengan langkah- langkah “TANDUR” yang di dalamnya terdapat prinsip-prinsip Quantum Teaching dapat mengintegrasikan totalitas tubuh dan pikiran dalam proses pembelajaran, sehingga menjadikan pembelajaran berlangsung lebih aktif dan mendapatkan hasil yang lebih optimal. Adapun keunggulan dan ciri khas digunakannya model pembelajaran Quantum Teaching yang jarang dimiliki oleh model pembelajaran lain menurut Miftahul A’la 2011: 41 antara lain: Adanya unsur demokrasi dalam pembelajaran, adanya kepuasan pada diri siswa, adanya unsur pemantapan dalam menguasai materi atau suatu keterampilan yang diajarkan, serta adanya unsur kemampuan pada seorang guru dalam merumuskan temuan yang dihasilkan siswa. Unsur-unsur tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan model Quantum Teaching memberikan kesempatan yang luas kepada seluruh siswa untuk terlibat aktif dan partisipatif dalam proses pembelajaran. Tidak terdapat diskriminasi atau membedakan satu siswa dengan siswa lainnya. Seluruh siswa mempunyai peluang yang sama untuk mengekspresikan potensi dan bakatnya. Selain itu, dengan adanya pengakuan yang diberikan kepada siswa serta tidak adanya unsur paksaan membuat siswa lebih puas dan dapat menambah semangat siswa untuk mengikuti pembelajaran IPA. 40

G. Hipotesis Tindakan

Dokumen yang terkait

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING DAN SEQIP UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA KELAS V SD NEGERI 8 METRO SELATAN

2 16 47

MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING PADA PELAJARAN IPA DI KELAS IV SD NEGERI 064976 MEDAN TAHUN AJARAN 2011-2012.

0 1 21

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL QUANTUM Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Model Quantum Teaching Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 2 Simo Boyolali Tahun 2011/2012.

0 0 16

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA PELAJARAN IPA Penggunaan Model Pembelajaran Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Pelajaran IPA Kelas IV Sekolah Dasar Negeri Karangbangun Tahun 2011/

0 3 13

PENERAPAN MODEL QUANTUM TEACHING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI TUKANGAN YOGYAKARTA.

0 0 212

UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING PADASISWA KELAS IV SD NEGERI 1 PEDES SEDAYU KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA.

1 2 230

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MODEL QUANTUM LEARNING PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 KARANGANYAR BOYOLALI.

0 0 203

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 KALIPUTU KUDUS

0 0 19

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL QUANTUM LEARNING PADA MATA PELAJARAN IPS

0 0 18

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI DAN AKTIVITAS BELAJAR IPS MATERI KEGIATAN EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING DI KELAS IV SD NEGERI 1 BOTOMULYO

0 5 14