78
3. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan Siklus II
Penelitian tindakan siklus II dilakukan dalam 2 kali pertemuan 4 jam pelajaran. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 10
Mei 2016 dan pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 13
Mei 2016.
a. Perencanaan Planning
1 Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP
RPP untuk siklus II disusun dengan memperhatikan hasil refleksi pada penelitian siklus I. Kompetensi dasar yang dipilih yaitu
“Menjelaskan hubungan antara sumber daya alam dengan teknologi yang digunakan”. RPP ini digunakan untuk dua kali pertemuan. RPP
siklus II terlampir pada lampiran 9 halaman 140. 2
Menyusun instrumen penelitian berupa lembar observasi dan lembar tes
Lembar observasi yang digunakan pada siklus II berupa lembar observasi guru dan lembar observasi siswa. Berdasarkan hasil refleksi
pada penelitian siklus I, lembar observasi guru mengalami penambahan aspek yang diamati. Lembar observasi guru untuk siklus
II secara lengkap terlampir pada lampiran 10 halaman 155. Namun
untuk lembar observasi aktivitas belajar siswa siklus II masih sama seperti yang digunakan di siklus I. Lembar observasi guru dan siswa
digunakan selama pembelajaran di pertemuan pertama dan kedua siklus II.
79 Lembar tes disusun untuk mengetahui hasil belajar siswa
setelah melalui proses pembelajaran IPA menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching di siklus II. Lembar tes disesuaikan
dengan indikator-indikator yang telah ditentukan dalam RPP. Setelah butir-butir tes tersusun, kemudian menyusun rubrik penilaian agar
peneliti dapat memberikan penilaian kepada siswa. Lembar tes diberikan kepada siswa di akhir pertemuan kedua siklus II. Lembar tes
untuk siklus II terlampir pada lampiran 11 halaman 157, dan rubrik penilaian terlampir pada lampiran 12 halaman 158.
3 Menyiapkan alat dan media pembelajaran yang akan digunakan
Berdasarkan hasil refleksi pada penelitian siklus I, agar siswa lebih lancar dalam bernyanyi maka di penelitian siklus II peneliti
menyiapkan kertas manila yang telah berisi lirik lagu di dalamnya. Kertas tersebut ditempelkan di papan tulis saat awal dan akhir
pembelajaran. Selain itu peneliti juga menyiapkan pemutar musik serta pengeras suara agar siswa lebih tertarik untuk bernyanyi dan
menjadikan suasana di dalam kelas semakin meriah. Berdasarkan hasil refleksi pada penelitian siklus I, agar siswa
tertarik untuk presentasi dan mau untuk menyimpulkan pembelajaran maka pada penelitian siklus II peneliti menyiapkan bintang
penghargaan sebagai reward yang akan diberikan guru kepada siswa yang telah berani maju presentasi ataupun kepada siswa yang mau
80 menyimpulkan pembelajaran. Bintang penghargaan tersebut terbuat
dari kertas asturo berwarna agar dapat menarik siswa. Pada pertemuan pertama siklus II, alat yang dipersiapkan yaitu
spidol warna yang dapat digunakan oleh setiap kelompok untuk mengerjakan lembar LKS. LKS pertemuan pertama siklus II dapat
dilihat pada lampiran halaman 152. Untuk pertemuan kedua, media yang digunakan dalam pembelajaran yaitu gambar-gambar contoh
penggunaan teknologi terhadap sumber daya alam. Gambar-gambar tersebut juga digunakan sebagai setting kelas, sehingga gambar
tersebut hanya ditempelkan di dinding kelas. Meskipun demikian, gambar-gambar tersebut telah diusahakan untuk tetap terlihat jelas
oleh siswa yang duduk jauh dari gambar yang ditempelkan. Untuk LKS pertemuan kedua siklus II dapat dilihat pada lampiran halaman
154. 4
Setting kelas berupa penempelan gambar-gambar sesuai dengan materi Gambar ditempelkan di setiap sisi dinding kelas. Sebelum
ditempelkan, gambar tersebut dilapisi dengan styrofoam agar lebih menarik. Gambar-gambar tersebut antara lain: petani yang sedang
membajak sawah menggunakan traktor dan kerbau, perajin yang sedang memintal benang dan menenun, petani yang sedang menuai
padi, perajin genting yang sedang melakukan pencetakan, perajin mebel yang sedang menghaluskan kayu, serta gambar produsen tahu.
81 Gambar tersebut merupakan contoh penggunaan teknologi terhadap
sumber daya alam. Penempelan gambar-gambar tersebut ditujukan agar suasana
kelas menjadi lebih menarik dan mampu mengantarkan siswa ke dalam materi yang diajarkan. Setting kelas dilakukan sebelum
pertemuan pertama siklus II dimulai, yaitu pada tanggal 10 Mei 2016 pukul 08.45 WIB atau saat jam istirahat.
b. Tindakan dan Pengamatan Acting and Observing
1 Tindakan Acting
Pelaksanaan tindakan siklus II dilakukan sebanyak dua kali pertemuan. Evaluasi diberikan di akhir pertemuan kedua siklus II
untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa. Tindakan dilaksanakan oleh guru kelas IV SD Negeri Malangan, sedangkan
peneliti hanya bertindak sebagai pengamat. Untuk mengamati keterlaksanaan langkah-langkah Quantum Teaching dalam proses
pembelajaran pada siklus II, maka peneliti menggunakan lembar observasi aktivitas guru yang dapat dilihat pada lampiran 10 halaman
155. Berikut adalah deskripsi dari tindakan yang dilakukan pada
penelitian siklus II:
a Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama siklus II dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 10 Mei 2016. Penelitian dilakukan pada pukul 09.05-10.15
WIB atau selama dua jam pelajaran 2 x 35 menit. Pembelajaran
82 IPA pada pertemuan pertama ini membahas tentang jenis-jenis
sumber daya alam berdasarkan manfaatnya. 1
Kegiatan awal Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan
salam dan presensi. Dari 24 siswa tidak ada satupun siswa yang absen. Setelah melakukan presensi, guru membangkitkan
semangat dan minat belajar siswa dengan menyanyikan lagu berjudul “Pergi Belajar” sambil bertepuk tangan bersama-sama.
Sebelum menyanyikannya, guru mengajak siswa untuk mendengarkan lagunya terlebih dahulu. Setelah selesai
bernyanyi, guru sedikit memberikan nasihat kepada siswa terkait lagu yang telah dinyanyikan. Kemudian guru mengingatkan
siswa mengenai pembelajaran IPA pada pertemuan sebelumnya sambil memberikan apersepsi mengenai materi yang pernah
dipelajari sebelumnya yaitu sumber daya alam hayati dan nonhayati. Selanjutnya guru menjelaskan tujuan pembelajaran
dan menuliskannya di papan tulis. 2
Kegiatan inti Guru mengeksplorasi pengetahuan siswa melalui tanya
jawab. Guru bertanya, “Dari berbagai macam sumber daya alam di sekitar kita, adakah sumber daya alam yang dapat langsung
kita manfaatkan?”. Guru juga mengajak siswa untuk menyimak buku IPA. Setelah siswa menyimak buku sambil mendengarkan
83 penjelasan guru, siswa diminta untuk menyebutkan sumber daya
alam hayati maupun sumber daya alam nonhayati di lingkungan sekitar yang dapat langsung dimanfaatkan dan yang perlu diolah
terlebih dahulu. Guru juga sempat menegur siswa yang tidak duduk dengan rapi dan yang mengobrol dengan temannya.
Guru mengarahkan dan membimbing siswa untuk membentuk kelompok. Setiap kelompok beranggotakan 3-4
siswa. Terdapat 3 kelompok yang beranggotakan 4 siswa dan 4 kelompok yang beranggotakan 3 siswa. Kemudian setiap
kelompok mendapatkan lembar LKS beserta spidol warna untuk mengerjakannya. LKS dapat dilihat pada lampiran halaman 152.
Guru memberikan instruksi kepada siswa untuk mencermati perintah pada LKS. Guru membimbing siswa dalam
mengerjakan LKS. Guru juga mengalokasikan waktu agar semua kelompok dapat menyelesaikan LKS.
Guru memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas
. Guru mengajak siswa untuk memperhatikan kelompok yang
sedang presentasi dan siswa diminta untuk ikut mengoreksi hasil presentasi temannya. Guru memberikan pertanyaan terkait
materi pembelajaran sebagai punishment kepada siswa yang tidak memperhatikan temannya saat presentasi. Guru juga
memberikan bintang penghargaan sebagai reward kepada siswa
84 yang mau presentasi di depan kelas serta mengajak siswa untuk
memberikan apresiasi kepada kelompok yang telah presentasi dengan tepuk tangan bersama-sama.
Guru membuka kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila masih ada materi yang kurang dipahami. Untuk
memantapkan pemahaman siswa, guru mengulang materi yang telah dipelajari melalui pertanyaan secara lisan yaitu pertanyaan
mengenai jenis-jenis beserta contoh sumber daya alam yang dapat langsung dimanfaatkan maupun sumber daya alam yang
butuh pengolahan terlebih dahulu. Guru memberikan jawaban atau konsep yang benar kepada siswa ketika ada siswa yang
kurang tepat dalam menjawabnya. Guru juga memberikan apresiasi berupa ucapan “Bagus” maupun acungan jempol
kepada siswa yang mampu menjawab pertanyaan dari guru. Kemudian guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
menyimpulkan pembelajaran. Siswa yang dapat menyimpulkan pembelajaran diberi reward berupa bintang penghargaan dari
guru. 3
Kegiatan akhir Di akhir pembelajaran, guru bertanya kepada siswa
tentang perasaannya mengikuti pembelajaran ini. Guru bersama siswa merayakan pembelajaran dengan menyanyikan lagu
“Kasih Ibu” sambil bertepuk tangan bersama-sama. Guru
85 memberikan nasihat kepada siswa untuk tetap belajar dan
berdoa. Guru menutup pembelajaran IPA dan siswa diminta untuk mempersiapkan diri untuk mata pelajaran berikutnya.
b Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua siklus II dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 13 Mei 2016. Penelitian dilakukan pada pukul 09.40-10.50
WIB atau selama dua jam pelajaran 2 x 35 menit. Pembelajaran IPA pada pertemuan kedua membahas tentang manfaat teknologi
terhadap sumber daya alam beserta contoh-contoh hubungan teknologi dengan sumber daya alam.
1 Kegiatan awal
Guru mengawali pembelajaran dengan mengucapkan salam dan presensi. Dari 24 siswa terdapat satu siswa yang tidak
hadir tanpa keterangan, yaitu siswa dengan nomor induk 2078. Setelah melakukan presensi, guru membangkitkan semangat dan
minat belajar siswa dengan menyanyikan lagu berjudul “1234 Satu Dua Tiga Empat” sebanyak dua kali sambil bertepuk
tangan bersama-sama.
Sebelum menyanyikannya,
guru mengajak siswa untuk mendengarkan lagunya terlebih dahulu.
Setelah selesai bernyanyi, guru memberikan nasihat kepada siswa terkait lagu yang telah dinyanyikan.
Guru mengingatkan siswa mengenai pembelajaran IPA di pertemuan sebelumnya mengenai jenis-jenis sumber daya alam
86 berdasarkan manfaatnya sumber daya alam yang dapat
langsung dimanfaatkan dan sumber daya alam yang perlu diolah terlebih dahulu. Guru mengaitkan pembelajaran di pertemuan
pertama dengan pembelajaran di pertemuan kedua, bahwa sumber daya alam yang butuh pengolahan berarti perlu
teknologi untuk mengolahnya. Kemudian guru memberikan apersepsi dengan bertanya, “Tadi sewaktu istirahat anak-anak
minum es kan?”, “Bagaimana cara mengubah air menjadi es?”, “Berarti untuk mengolah air menjadi es dibutuhkan teknologi
kan?” Selanjutnya guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan menuliskannya di papan tulis.
2 Kegiatan inti
Guru mengeksplorasi pengetahuan siswa melalui tanya jawab. Guru bertanya, “Di lingkungan sekitar kita ada teknologi
apa saja yang digunakan dalam pengolahan sumber daya alam anak-
anak?” Guru juga mengajak siswa untuk mengamati gambar. Gambar-gambar tersebut antara lain: petani yang
sedang membajak sawah menggunakan traktor dan kerbau, perajin yang sedang memintal benang dan menenun, petani yang
sedang menuai padi, perajin genting yang sedang melakukan pencetakan, perajin mebel yang sedang menghaluskan kayu,
serta gambar produsen tahu. Guru bertanya terkait gambar, “Gambar apa yang anak-anak amati?”, “Teknologi apa yang
87 dipakai? Termasuk teknologi sederhana atau modern?” Di
tengah pengamatan gambar, guru juga bercerita mengenai pengolahan tebu menjadi gula di pabrik Madukismo dan juga
bercerita mengenai pengolahan batu akik. Guru sempat menegur siswa untuk memperhatikan penjelasan guru.
Berdasarkan eksplorasi dan pengamatan gambar, guru menjelaskan manfaat teknologi terhadap sumber daya alam
kepada siswa. Setelah itu guru mengarahkan dan membimbing siswa
untuk membentuk
kelompok. Setiap
kelompok beranggotakan 3-4 siswa. Terdapat 5 kelompok yang
beranggotakan 4 siswa dan 1 kelompok yang beranggotakan 3 siswa. Kemudian setiap kelompok mendapatkan lembar LKS.
LKS dapat dilihat pada lampiran halaman 154. Guru memberikan instruksi kepada siswa untuk mencermati perintah
pada LKS. Guru membimbing siswa dalam mengerjakan LKS. Guru sempat menegur siswa untuk merapikan bajunya. Guru
juga mengalokasikan waktu agar semua kelompok dapat menyelesaikan LKS.
Guru memberikan kesempatan kepada setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas
. Guru mengajak siswa untuk memperhatikan kelompok yang
sedang presentasi dan siswa diminta untuk ikut mengoreksi hasil presentasi temannya. Guru memberikan pertanyaan terkait
88 materi pembelajaran sebagai punishment kepada siswa yang
tidak memperhatikan temannya saat presentasi. Adapula siswa yang diminta untuk menyanyikan lagu “1234” sebagai
hukumannya. Guru juga memberikan bintang penghargaan sebagai reward kepada siswa yang mau presentasi di depan
kelas serta mengajak siswa untuk memberikan apresiasi kepada kelompok yang telah presentasi dengan tepuk tangan bersama-
sama. Guru membuka kesempatan kepada siswa untuk bertanya
apabila masih ada materi yang kurang dipahami. Untuk memantapkan pemahaman siswa, guru mengulang materi yang
telah dipelajari melalui pertanyaan secara lisan yaitu pertanyaan mengenai manfaat teknologi terhadap sumber daya alam serta
contoh-contoh hubungan teknologi dengan sumber daya alam. Guru memberikan jawaban atau konsep yang benar kepada
siswa ketika ada siswa yang kurang tepat dalam menjawabnya. Guru juga memberikan apresiasi berupa ucapan “Bagus”,
“Pintar”, maupun acungan jempol kepada siswa yang mampu menjawab pertanyaan dari guru. Kemudian guru memberi
kesempatan kepada siswa untuk menyimpulkan pembelajaran. Siswa yang dapat menyimpulkan pembelajaran diberi reward
berupa bintang penghargaan dari guru.
89 3
Kegiatan akhir Guru membagikan soal tes kepada setiap siswa. Soal tes
siklus II dapat dilihat pada lampiran 11 halaman 157. Tes
tersebut digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa selama siklus II. Guru memberikan instruksi kepada siswa untuk
mengerjakan tes dengan sungguh-sungguh dan percaya diri. Setelah semua siswa mengumpulkan hasil jawabannya, guru
bertanya kepada siswa tentang perasaannya mengikuti pembelajaran. Guru bersama siswa merayakan pembelajaran
dengan menyanyi kan lagu “Desaku” sambil bertepuk tangan
bersama-sama. Pembelajaran ditutup dengan salam dan berdoa bersama-sama.
2 Pengamatan Observing
Tahap pengamatan observing dilakukan oleh peneliti dengan mengamati aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran
menggunakan model Quantum Teaching pada siklus II. Pelaksanaan observasi dilakukan berdasarkan lembar observasi yang telah disusun
peneliti sesuai hasil refleksi siklus I. Lembar observasi aktivitas guru siklus II dapat dilihat pada lampiran 10 halaman 155,
sedangkan lembar observasi aktivitas belajar siswa siklus II masih sama seperti
lembar observasi yang digunakan pada siklus I, dapat dilihat pada lampiran 3 halaman 126.
Berikut adalah hasil observasi yang dilakukan selama pembelajaran siklus II:
90 a
Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II Aktivitas guru yang diobservasi pada penelitian ini yaitu
mulai dari kegiatan awal hingga kegiatan akhir pembelajaran. Aktivitas guru yang diamati meliputi langkah-langkah dalam model
pembelajaran Quantum Teaching yaitu TANDUR Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan. Dari hasil
observasi aktivitas guru selama siklus II ini dapat diketahui keterlaksanaan model pembelajaran Quantum Teaching yang
diterapkan pada mata pelajaran IPA di kelas IV SD Negeri Malangan.
Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru pada pertemuan pertama siklus II lampiran 13 halaman 159, guru telah mengajar
sesuai dengan langkah-langkah yang ditentukan. Persentase ketercapaian pembelajaran IPA menggunakan model Quantum
Teaching pada pertemuan pertama siklus II adalah 100. Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru pada pertemuan kedua
siklus II lampiran 13 halaman 161, guru juga telah melaksanakan semua langkah-langkah yang ditentukan, sehingga persentase
ketercapaian pembelajaran IPA menggunakan model Quantum Teaching pada pertemuan kedua siklus II juga 100.
Persentase ketercapaian langkah-langkah pembelajaran dengan
menggunakan model
Quantum Teaching
dapat digambarkan dalam diagram batang berikut ini:
91 b
Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II Observasi aktivitas belajar siswa dilakukan oleh peneliti
dari mulai kegiatan awal sampai kegiatan akhir pembelajaran. Setiap siswa diamati dengan menggunakan lembar observasi
aktivitas belajar siswa siklus II lampiran 3 halaman 126. Hasil
observasi aktivitas belajar siswa untuk siklus II pertemuan pertama dapat dilihat pada lampiran 14 halaman 165, sedangkan untuk
pertemuan kedua dapat dilihat pada lampiran 14 halaman 166. Berdasarkan hasil observasi, pada pertemuan pertama dan
kedua hampir semua siswa mau untuk diajak bernyanyi sambil bertepuk tangan bersama-sama. Siswa terlihat senang dan antusias.
Hal tersebut dikarenakan peneliti telah menyiapkan lirik lagu yang ditempelkan di papan tulis serta menyiapkan pemutar musik dan
pengeras suara untuk mengiringi siswa menyanyikan lagu.
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
Pertemuan Pertama
Pertemuan Kedua
Rata-Rata
Gambar 6. Diagram Batang Ketercapaian Langkah-Langkah Quantum Teaching Siklus II
92 Saat guru menyampaikan apersepsi, menjelaskan materi,
maupun meminta siswa untuk menyimak buku dan mengamati gambar, sebagian besar siswa dapat mengamati penjelasan guru
dengan antusias. Namun, ada juga siswa yang asyik mengobrol dengan temannya, menyenderkan kepala ke meja, berpindah-
pindah tempat duduk, bahkan ada yang melamun. Hampir semua siswa mampu untuk aktif dalam
pembelajaran ketika guru memberikan tanya jawab. Siswa berebut mengacungkan jari untuk menjawab pertanyaan dari guru. Namun
ada juga siswa yang memberikan jawaban setelah ditunjuk guru. Guru memberikan kesempatan kepada setiap siswa untuk
memberikan jawabannya. Pada pertemuan pertama semua siswa mampu untuk
berdiskusi dan mau ikut serta untuk menyelesaikan tugas yang ada pada LKS bersama teman sekelompoknya. Namun untuk
pertemuan kedua masih ada seorang siswa yang tidak mau bergabung untuk berdiskusi bersama teman kelompoknya serta ada
beberapa siswa yang tidak ikut serta menyelesaikan tugas di LKS meskipun telah ikut berdiskusi. Ketika diskusi kelompok, para
siswa juga tidak ragu untuk menanyakan hal-hal yang belum jelas kepada guru.
Setelah menyelesaikan LKS, siswa mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan kelas. Guru mempersilakan siswa yang
93 ingin presentasi, ada siswa yang maju karena kemauannya sendiri
dan ada pula yang maju setelah ditunjuk guru. Saat presentasi, ada siswa yang membacakan hasil presentasi, namun ada pula yang
tidak membacakan hasil presentasi. Ketika siswa presentasi di depan kelas, ada siswa lain yang memperhatikan sambil
mengoreksi hasil pekerjaannya, tetapi ada juga yang tidak memperhatikan temannya, sehingga mendapat punishment dari
guru berupa pertanyaan terkait materi yang telah dipelajari maupun siswa diminta untuk bernyanyi. Siswa juga memberikan apresiasi
berupa tepuk tangan kepada siswa yang telah presentasi. Selain itu juga mendapatkan reward berupa bintang penghargaan dari guru.
Saat guru mengulangi pembelajaran, hampir semua siswa mampu menjawab pertanyaan lisan dari guru terkait materi yang
telah dipelajari. Siswa antusias untuk mengacungkan jari dan menjawab pertanyaan tersebut. Guru memberikan apresiasi berupa
pujian maupun tepuk tangan kepada siswa yang sanggup memberikan jawabannya. Kemudian secara bersama-sama siswa
dan guru menyimpulkan pembelajaran. Siswa menjadi semakin tertarik
untuk menyimpulkan
pembelajaran karena
dapat memperoleh bintang penghargaan dari guru.
Di akhir pembelajaran, siswa menyampaikan perasaannya terkait pembelajaran yang telah dialaminya. Kemudian siswa
bersama guru merayakan pembelajaran dengan menyanyikan lagu
94 sambil bertepuk tangan. Namun di pertemuan kedua sebelum
pembelajaran dirayakan, siswa terlebih dahulu mengerjakan tes untuk mengetahui hasil belajar selama siklus II. Siswa mampu
mengerjakan tes secara kondusif dan percaya diri. Dari hasil observasi aktivitas belajar siswa siklus II
didapatkan hasil rekapitulasi lampiran halaman 167 sebagai
berikut: Tabel 12. Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa
Siklus II No.
Kategori Jumlah
Persentase 1.
Sangat tinggi 19
79,16 2.
Tinggi 4
16,67 3.
Sedang 1
4,17 4.
Rendah
Berdasarkan tabel 12, dapat diketahui bahwa aktivitas belajar siswa pada siklus II yang masuk dalam kategori sangat
tinggi terdapat 19 siswa 79,16, pada kategori tinggi terdapat 4 siswa 16,67, pada kategori sedang terdapat 1 siswa 4,17,
dan tidak ada siswa yang masuk dalam kategori rendah. Siswa yang masuk dalam kategori sedang adalah siswa yang hanya masuk satu
kali pertemuan, sehingga aktivitas belajar yang diobservasi tidak maksimal.
Hasil rekapitulasi ini juga dapat digambarkan dalam bentuk diagram lingkaran berikut ini:
95 Berdasarkan
hasil observasi
juga dapat
diketahui peningkatan aktivitas belajar siswa di siklus II dengan melihat data
capaian aktivitas belajar siklus I dan siklus II pada lampiran 15 halaman 168.
Berikut ini tabel perbandingan jumlah capaian aktivitas belajar siswa pada siklus I dan siklus II:
Tabel 13. Perbandingan Jumlah Capaian Aktivitas Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II
Kategori Jumlah
Siklus I Persentase
Siklus II Persentase
Sangat tinggi 14
58,34 19
79,16 Tinggi
8 33,33
4 16,67
Sedang 2
8,33 1
4,17 Rendah
Dari tabel 13 dapat diketahui bahwa capaian aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan, yaitu dari 14 siswa 58,34
yang masuk kategori sangat tinggi di siklus I meningkat menjadi 19 siswa 79,16 di siklus II, sehingga mengurangi capaian aktivitas
Sangat Tinggi
79,16 Tinggi
16,67 Sedang
4,17 Rendah
Gambar 7. Diagram Lingkaran Persentase Aktivitas Belajar Siswa Siklus II
96 belajar siswa pada kategori tinggi yaitu dari 8 siswa 33,33 di
siklus I menjadi 4 siswa 16,67 di siklus II. Selain itu juga mengurangi capaian aktivitas belajar siswa pada kategori sedang
yaitu dari 2 siswa 8,33 di siklus I menjadi 1 orang 4,17 di siklus II.
Data perbandingan tersebut juga dapat digambarkan dalam bentuk diagram batang berikut ini:
Peningkatan capaian aktivitas belajar siswa pada kategori sangat tinggi dari 14 siswa 58,34 di siklus I menjadi 19 siswa
atau 79,16 di siklus II dapat dikatakan telah mencapai kriteria keberhasilan yang ditentukan, karena jumlah siswa yang mencapai
kategori aktivitas belajar sangat tinggi pada siklus II telah lebih dari 70 dari jumlah siswa keseluruhan.
8,33 33,33
58,34
4,17 16,67
79,16
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
Rendah Sedang
Tinggi Sangat Tinggi
Persent ase
Kategori
Siklus I Siklus II
Gambar 8. Diagram Batang Perbandingan Capaian Aktivitas Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II
97 3
Hasil Belajar IPA Hasil belajar siswa siklus II diketahui setelah siswa melakukan
tes hasil belajar di akhir pertemuan kedua siklus II. Hasil belajar siklus II dapat disajikan dalam tabel berikut ini:
Tabel 14. Hasil Belajar Siswa Siklus II Jumlah Nilai
1822 Rata-rata
75,92 Nilai Tertinggi
100 Nilai Terendah
62 Jumlah Siswa Tuntas
18 Jumlah Siswa Tidak Tuntas
6 Capaian Siswa Tuntas
75 Capaian Siswa Tidak Tuntas
25
Dari tabel 14 dapat diketahui nilai rata-rata untuk tes hasil belajar siklus II yaitu sebesar 75,92 dengan 18 siswa dinyatakan sudah
mencapai nilai ketuntasan minimal dengan capaian 75, serta siswa yang belum tuntas ada 6 siswa dengan capaian sebesar 25. Dari 24
siswa ada 9 siswa atau sebesar 37,5 siswa masuk dalam kategori baik sekali, 14 siswa atau sebesar 58,33 siswa pada kategori baik,
dan 1 siswa atau sebesar 4,17 siswa masuk dalam kategori kurang sekali. Siswa yang masuk dalam kategori kurang sekali adalah siswa
yang tidak mengikuti tes hasil belajar siklus II dikarenakan tidak hadir tanpa keterangan pada pertemuan kedua, yaitu siswa dengan NIS
2078. Data hasil belajar siswa siklus II secara lengkap dapat dilihat pada lampiran 16 halaman 169.
98 Persentase capaian hasil belajar siklus II dapat digambarkan
dalam diagram lingkaran berikut ini:
Perbandingan rata-rata hasil belajar siswa pra tindakan, siklus I, dan siklus II dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 15. Perbandingan Rata-Rata Hasil Belajar Siswa Pra Tindakan, Siklus I, dan Siklus II
Jumlah Siswa
Rata-Rata Hasil Belajar Siswa Pra
Tindakan Siklus I
Siklus I Siklus II
24 69,54
71,58 71,58
75,92 Peningkatan
2,93 6,06
Berdasarkan data pada tabel 15 dapat dijelaskan bahwa model pembelajaran Quantum Teaching yang digunakan pada pembelajaran
IPA juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Malangan di siklus II. Peningkatan tersebut sebesar 6,06, yaitu dari
rata-rata hasil belajar siklus I sebesar 71,58 meningkat pada siklus II
Baik Sekali 37,5
Baik 58,33
Cukup Kurang
Kurang Sekali 4,17
Gambar 9. Diagram Lingkaran Persentase Hasil Belajar Siswa Siklus II
99 menjadi sebesar 75,92. Peningkatan nilai rata-rata dari pra tindakan,
siklus I, hingga siklus II juga dapat diketahui melalui diagram batang berikut ini:
Gambar 10 telah menunjukkan besarnya peningkatan hasil belajar di siklus II. Peningkatan tersebut juga telah memenuhi kriteria
keberhasilan yang ditentukan karena jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar pada siklus II sebanyak 18 siswa atau sebesar 75,
telah melebihi kriteria minimal yaitu 70 dari jumlah keseluruhan siswa.
c. Refleksi Reflecting
Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru di siklus II, guru dapat melaksanakan semua langkah-langkah pada model pembelajaran
Quantum Teaching. Keterlaksanaan model pembelajaran Quantum Teaching pada pembelajaran IPA di siklus II dapat dilihat pada lampiran
13 halaman 159.
69,54 71,58
75,92
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
Pra Tindakan Siklus I
Siklus II
Gambar 10. Diagram Batang Rata-Rata Hasil Belajar Siswa Pra Tindakan, Siklus I, dan Siklus II
100 Dari keterlaksanaan langkah-langkah model pembelajaran
Quantum Teaching pada pembelajaran IPA tersebut terbukti dapat meningkatkan
aktivitas belajar
siswa. Ini
dibuktikan dengan
meningkatnya jumlah siswa yang masuk dalam kategori aktivitas belajar sangat tinggi yaitu 19 siswa atau sebesar 79,16. Jumlah tersebut
meningkat 20,82 dari siklus I. Peningkatan aktivitas belajar pada siklus II ini juga dapat dikatakan memenuhi kriteria keberhasilan karena jumlah
siswa yang masuk kategori aktivitas belajar sangat tinggi sudah melebihi 70 dari jumlah siswa keseluruhan.
Berdasarkan tes hasil belajar siklus II juga dapat diketahui bahwa penggunaan model pembelajaran Quantum Teaching pada pembelajaran
IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri Malangan. Ini dibuktikan dengan meningkatnya rata-rata kelas sebesar
6,06, yaitu dari rata-rata 71,58 Siklus I meningkat menjadi 75,92 Siklus II. Selain itu jumlah siswa yang tuntas juga meningkat sebesar
16,67, yaitu dari 58,33 siswa yang tuntas di siklus I meningkat menjadi 75 di siklus II. Peningkatan hasil belajar siswa pada siklus II
ini juga dapat dikatakan memenuhi kriteria keberhasilan karena jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar telah lebih dari 70 dari jumlah
siswa keseluruhan. Dari hasil penelitian tersebut, peneliti dan guru kelas sepakat untuk menghentikan penelitian pada akhir siklus II ini.
101
B. Pembahasan