Kegiatan Pembelajaran 4
186
Jika kerutan wajah dan kekencangan kulit wajah adalah tanda usia seseorang, maka merias usia pada dasarnya adalah membuat garis-garis
kerutan dan kekencangan kulit pada wajah. Unsur penting dalam menghadirkan tata rias usia adalah garis, shadow, dan highlight. Garis
berfungsi membuat kerutan. Shadow dan highlinght mempertajam kesan tiga dimensi pada wajah.
Langkah pertama dalam merias usia adalah mengkondisikan wajah agar siap menerima kosmetik dengan sempurna. Caranya adalah dengan
membersihkan wajah dari kotoran, lemak, dan sisa-sisa kosmetik. Berikutnya, langkah kedua dengan mengaplikasikan alas bedak atau foundation.
Gambar 129. Pemeran berusia 30 tahun akan dirias menjadi tua sumber: penyusun
Aplikasi foundation atau alas bedak merupakan tahap yang penting dalam pembentukan wajah. Pada tahap inilah pilihan warna alas bedak sangat
menentukan karakter wajah. Alas bedak yang dibutuhkan setidaknya tiga warna, yaitu natural, warna gelap satu tingkat di bawah warna kulit, dan warna
terang satu tingkat di atas warna kulit. Ketiga warna alas bedak ini untuk mengaplikasikan teknik shading dan highlight.
Seni Budaya Seni Teater SMP KK F
187
Gambar 130. Membuat garis-garis kerutan wajah sumber: penyusun
Mengaplikasikan alas bedak merupakan pembentukan awal. Bagian-bagian wajah yang dibuat cekung digelapkan. Bagian-bagian wajah yang menonjol
dibuat lebih terang. Teknik ini akan menciptakan dimensi wajah yang berbeda dari wajah asli pemeran. Pada usia 40 tahun teknik shading dan highlight
justru lebih berperan, karena garis-garis kerutan belum banyak muncul. Kulit wajah yang mulai tidak kencang lagi dapat digelapkan. Termasuk
pembentukan kantong mata dan garis samar dari hidung ke bawah. Penambahan usia dapat ditandai dengan penambahan garis-garis kerutan.
Tahap ketiga adalah dengan mengaplikasikan bedak tabur atau bedak padat untuk menyempurnakan dimensi wajah. Warna bedak disesuai dengan warna
alas bedak. Pada tahap ini penata rias memastikan bahwa dimensi wajah yang diciptakan telah mengubah usia pemeran
Tahap keempat adalah membuat garis-garis kerutan dengan pensil alis. Idealnya menggunakan pensil alis warna coklat agar lebih natural. Penciptaan
garis-garis kerutan pada wajah harus mengikuti garis-garis alamiah pada wajah. Membuat garis sendiri tanpa memperhatikan garis pada anatomi wajah
akan menghasilkan tata rias tua yang janggal.
Kegiatan Pembelajaran 4
188
Gambar 131. Garis-garis kerutan dipadukan dengan shadow dan highlight sumber:penyusun
Garis-garis kerutan dibuat berdasarkan garis-garis pada wajah. Beberapa orang jika diminta untuk mengerutkan dahi, maka akan muncul garis-garis
kerutan. Garis-garis tersebut adalah kerutan yang natural. Jika garis kerutan tidak tampak, maka seorang penata rias harus mencari acuan foto seseoarng
yang tingkat usianya sama dengan usia tokoh. Hal ini sebagai upaya untuk menciptakan garis keruatan yang alamiah.
Gambar 132
. Garis kerutan yang dibuat setelah memberi shadow dan highlight tampak natural
sumber: penyusun
Seni Budaya Seni Teater SMP KK F
189
Tahap kelima adalah menegaskan garis-garis kerutan dengan gelap terang, sehingga kerutan tampak alamiah. Bagian-bagian yang menonjol dibuat lebih
terang dan yang cekung digelapkan. Dalam proses ini bisa menggunakan eyeshadow dengan warna yang analog dengan warna coklat atau warna kulit.
Bagian-bagian wajah yang berpotensi terlihat oleh penonton harus dirias pula, seperti rahang, leher, dan tangan.
Gambar 133. Rahang dan leher perlu dirias jika tampak oleh penonton sumber: penyusun
Tahap terakhir adalah penyempurnaan dengan menambahkan warna putih pada rambut sesuai tingkatan usia. Penyempurnaan juga bisa dilakukan
dengan penambahan asesoris dan busana sesuai karakteristik tokoh.
Kegiatan Pembelajaran 4
190
Gambar 134. Tata rias yang telah disempurnakan dengan kostum dan asesoris sumber: penyusun
7. Menata Rias dalam Produksi Teater
Dalam sebuah produksi teater terdapat dua gugus kerja yang berbeda, yaitu tim produksi dan tim artistik. Tim produksi menangani aspek manajemen, sedangkan
tim artistik menangani aspek pertunjukan. Tim produksi mengurusi penyelenggaraan mulai surat menyurat, kerjasama steakholder, mengadaan
dana, perijinan, publikasi, dan lain-lain. Tim artistik mulai memilih naskah atau materi pertunjukan, menyiapkan pertunjukan, sampai pertunjukan digelar di
hadapan penonton. Tata rias menjadi bagian dari kerja tim artistik yang menangani segala aspek rias
wajah pemain. Tim tata rias bekerja mulai dari penyediaan alat dan bahan, membuat rancangan, proses merias pemain, sampai melakukan kontrol tata rias
pada saat pertunjukan berlangsung. Penata rias mengerjakan segala sesuatu dari perencanaan sampai hasil tata rias digelar di hadapan penonton.
Tim tata rias perlu mengetahui wilayah kerja, proses, dan hubungan tata rias dalam sebuah produksi teater. Wilayah kerja perlu diketahui agar seluruh
tanggung jawab dapat dipenuhi. Tahapan proses kerja yang efektif juga perlu
Seni Budaya Seni Teater SMP KK F
191
dipahami dengan mempertimbangkan jadwal yang telah disusun bersama tim produksi. Dengan demikian kerja kolektif dalam produksi teater akan tercipta
dengan baik.
a. Perencanaan dalam Produksi
Ketika sebuah produksi digelar, maka tahap awal yang dirancang secara matang adalah perencanaan. Perencanaan merupakan terjemahan awal dari
visi dan misi sebuah produksi teater. Satu tim produksi memiliki satu perencanaan yang matang dengan mempertimbangkan capaian dan resiko
yang akan terjadi. Penata rias membuat perencanaan khusus untuk program kerja tata rias
mengacu pada perencanaan tim produksi. Perencanaan tata rias terkait produksi meliputi penyusunan anggaran, menyusun invetaris bahan dan alat
tata rias yang dibutuhkan, dan penyusunan jadwal. Perencanaan tata rias terkait dengan artistik meliputi analisis tokoh, pembuatan rancangan, dan
proses merias. Perencanaan yang dibuat tim tata rias juga didiskusikan dengan tim tata busana.
b. Analisis Tokoh
Analisis tokoh dilakukan untuk mendapatkan gambaran karakter tokoh secara utuh. Gambaran tentang karakter tokoh dijadikan dasar dalam membuat
rancangan. Alanisis tokoh meliputi analisis tiga dimensi tokoh, yaitu dimensi fisiologis, psikologis, dan sosiologis. Dimensi sisiologis meliputi jenis kelamin,
usia, dan ciri-ciri wajah. Dimensi psikologis meliputi emosi, temperamen, sikap, perilaku, dan kecerdasan. Sedangkan dimensi sosiologis meliputi
status sosial, pekerjaan, tingkat pendidikan, aktivitas sosial, agama, suku, dan sebagainya.
Kegiatan Pembelajaran 4
192
c. Rancangan
Rancangan atau desain adalah rencana yang dituangkan dalam bentuk gambar atau sketsa. Rancangan yang baik dapat menggambarkan gagasan
secara utuh dan memuat rincian-rincian yang terkait dengan proses merias. Rancangan dapat dituangkan dalam bentuk kartu yang berisi keterangan-
keterangan yang dapat dijadikan pedoman bagi tim penata rias.
d. Iventarisasi dan Penyusunan Anggaran
Kebutuhan alat dan bahan dapat diketahui setelah pembuatan rancangan atau desain. Rancangan memberikan pentunjuk tentang alat-alat dan bahan-
bahan yang dibutuhkan. Alat-alat dan bahan yang dibutuhkan menjadi dasar dalam penyusunan anggaran. Anggaran disampaikan kepada tim produksi
yang menangani pengadaan dana.
e. Penyusunan Jadwal
Jadwal perlu disusun agar rancangan dapat diwujudkan dengan baik. Penyusunan jadwal juga menjadi pedoman dalam proses mewujudkan
gagasan. Setiap produksi memiliki jadwal tersendiri sesuai dengan kapasitas dan tingkat kesulitan dalam merias. Tata rias tiga dimensi bisa membutuhkan
pengerjaan yang lama, karena harus melalui proses cetak-mencetak. Jumlah pemain juga mempengaruhi penentuan jumlah tim dan waktu yang
dibutuhkan dalam merias. Penata rias harus menyusun jadwal tersebut secara akurat sehingga hasilnya sesuai yang diharapkan.
Seni Budaya Seni Teater SMP KK F
193 D. Aktifitas Pembelajaran
Di bawah ini adalah serangkaian kegiatan belajar yang dapat Anda lakukan untuk memantapkan pengetahuan, keterampilan, serta aspek pendidikan karakter yang
terkait dengan uraian materi pada kegiatan pembelajaran ini. 1. Pada tahap pertama, Anda dapat membaca uraian materi dengan teknik
skimming atau membaca teks secara cepat dan menyeluruh untuk memperoleh gambaran umum materi.
2. Berikutnya Anda dianjurkan untuk membaca kembali materi secara berurutan. Hal ini perlu dilakukan untuk menghindari keterlewatan materi
dalam bahasan kegiatan pembelajaran ini. 3. Fokuslah pada materi ataupun sub materi yang ingin dipelajari. Baca baik-
baik informasinya dan cobalah untuk dipahami secara mandiri sesuai dengan bahasan materinya.
4. Latihkan secara personal mempelajari materi praktik dan sesuaikanlah dengan prosedur yang ada di modul. Ulangi latihan tersebut sampai Anda
terampil sesuai tingkat pencapaian yang ditentukan dalam modul. 5. Setelah semua materi Anda pahami, lakukan aktivitas pembelajaran dengan
mengerjakan lembar kerja berikut.
Lembar Kerja 4.1. Rancangan Tata Rias Lembar Kerja 4.2 Tahap Menata Rias
6. Tujuan kegiatan: Melalui praktik kerja, Anda diharapkan mampu menguasai materi menata
rias yang ada dalam kegiatan pembelajaran ini dengan memperhatikan kemandirian, kerjasama, kedisiplinan, dan terbuka terhadap kritik dan saran.