Menata Baju Kurung Menata Busana Suku

Kegiatan Pembelajaran 3 126 Tokoh Kakek dan Nenek digambarkan berusia 200 tahun. Mereka hidup berdampingan dan kini kematian akan menjemput mereka. Manusia berusia 200 tahun tentu memiliki fisik yang sudah rapuh. Sisi lain, masa lalu mereka adalah masa lalu yang penuh kejayaan. Mereka adalah tokoh yang pernah meraih kejayaan di masa lalu. Digambarkan mereka mengenang tokoh-tokoh penting dalam kehidupananya. Secara sosiologis, tokoh Kakek memiliki tingkat sosial yang tinggi. Dari aspek psikologis, tokoh Kakek dan Nenek adalah sosok yang kesepian. Mereka suka menghibur diri sendiri dengan kejayaan masa lalu yang pernah dialami. Busana untuk tokoh Kakek berupa pakaian panjang polos. Warna busana cenderung ke warna-warna tanah yang kelam. Garis-garis vertikal untuk mengurangi kesan tubuh yang besar. Pilihan pada warna-warna tanah yang cenderung gelap juga untuk mengurangi kesan tubuh yang besar. Asesoris berupa syal yang dikalungkan mengurangi kesan tubuh yang besar. Tokoh Nenek juga memakai pakaian yang senada dengan tokoh Kakek. Warna busana untuk Nenek dibuat lebih terang, karena dalam lakon Nenek adalah tokoh yang lebih optimis. Nenek suka menghibur Kakek. Bahan rajutan yang lembut memberi kesan feminism pada sosok Nenek. Busana Nenek juga cenderung bersih dan rapi. Hal ini mengindikasikan kelas sosial mereka adalah kelas menengah ke atas.

3. Menata Busana Fantasi

Busana fantasi memiliki beragam karakter. Menata busana fantasi dapat diawali dengan mengenal jenis karakter busana fantasi yang hendak diwujudkan. Berikutnya adalah menentukan model, warna, garis, motif, dan tekstur busana untuk membentuk karakteristik busana fantasi yang akan diwujudkan.

a. Menata Busana Horor

Busana fantasi dengan karakter horor diwujudkan untuk mendapatkan gambaran yang menyeramkan tentang tokoh. Tujuan utama penciptaan busana fantasi dengan karakter horor adalah menimbulkan rasa takut pada penonton. Pemilihan model, warna, garis, tekstur, dan asesoris busana sangat menentukan. Seni Budaya Seni Teater SMP KK F 127 Langkah awal menata busana fantasi dengan karakter horor adalah menentukan model. Misalnya, untuk menggambarkan sosok kuntilanak, dapat diplih model longdress, yaitu busana panjang tanpa lekukan pada pinggang. Longdress yang sesuai adalah yang berkesan ringan dengan pilihan bahan yang “jatuh”. Bahan yang ringan dan “jatuh” akan memberikan kesan melayang. Karakter ini akan dapat menggambarkan karakteristik tokoh. Berikutnya adalah menentukan warna. Warna putih adalah warna yang ideal, karena warna putih identik dengan sosok tokoh. Selain itu, warna putih akan menimbulkan kontras jika berada dalam kondisi gelap. Sebaliknya, warna putih akan menimbulkan efek samar ketika berada dalam cahaya terang. Efek samar mampu menggambarkan sosok yang tidak riil atau tokoh yang berada antara alam nyata dan alam roh. Busana untuk tokoh kuntilanak tidak membutuhkan motif yang mencolok. Motif berupa bordiran bunga-bunga dengan warna yang senada bisa diaplikasikan sebagai aksen pada kerung. Terutama jika tokoh kuntilanak ingin ditampilkan sedikit seksi seperti film-film horor yang beredar akhir-akhir ini. Jika tidak, maka tidak perlu mengaplikasikan motif. Garis yang tepat untuk tokoh ini adalah garis lurus. Garis vertikal lurus memberi kesan tinggi. Lipitan-lipitan pada bagian dada bisa dibuat dengan orientasi garis lurus. Terutama jika kerung dibuat melingkar atau persegi, maka membutuhkan garis vertikal lurus untuk membantu kesan melayang. Aksen busana berupa bercak darah atau aksen-aksen lain yang menguatkan efek seram bisa ditambahkan.

b. Busana Fantasi dengan Karakter Binatang

Ada beberapa teknik yang bisa dilakukan untuk menata busana fantasi dengan karakter binatang. Pertama adalah teknik imitasi, yaitu teknik meniru bentuk visual binatang. Kedua adalah teknik selektif, yaitu mengambil unsur- unsur tertentu yang dapat mewakili karakteristik binatang. Teknik pertama adalah upaya untuk menghadirkan sosok binatang secara utuh. Teknik ini berusaha melakukan imitasi atau tiruan sehingga karakter