Lembar Kerja Cara Penggunaan Modul

Bagian I Kompetensi Pedagogik

Seni Budaya Seni Teater SMP KK F 15 Kegiatan Pembelajaran 1 Pengembangan Potensi Peserta Didik

A. Tujuan

Melalui studi bacaan modul dan pencatatan kegiatan pembelajaran 1 ini, Anda diharapkan dapat mengembangkan potensi peserta didik di sekolah dengan memperhatikan kerjasama dan menghargai pendapat orang lain.

B. Indikator Pencapaian Kompetensi

1. Menjelaskan keterampilan belajar berpikir kritis dan keterampilan berinovasi untuk mencapai potensi optimal 2. Merancang pengembangan keterampilan belajar kritis dan keterampilan berinovasi untuk mencapai potensi optimal 3. Menerapkan keterampilan belajar berpikir kritis dan keterampilan berinovasi untuk mencapai potensi optimal 4. Menerapkan kerjasama dan menghargai pendapat orang lain.

C. Uraian Materi

Bab ini akan diawali dengan pemaparan beberapa permasalahan yang dapat menghambat potensi dan kemungkinan-kemungkinan yang melatarbelakanginya. Perkembangan teknologi, di samping membawa dampak positif juga membawa dampak negatif bagi banyak orang, termasuk bagi peserta diklat. Salah satu perwujudan dari dampak tersebut misalnya sikap kurang peduli terhadap sesama, karena waktu tersita dengan berbagai jenis alat-alat elektronik gadget yang dimiliki. Terlalu asyik dengan gadget membuat banyak hal terlupakan atau terabaikan, misalnya lupa makan, lupa belajar, tidak peduli pada orang lain, dan yang lebih parah lagi adalah tidak terpikirkan untuk mengembangkan potensi. Jika hal ini terjadi, berarti manusia dikuasai oleh teknologi. Padahal, teknologi sebenarnya dibuat untuk membantu kehidupan manusia. Tetapi ketika manusia Kegiatan Pembelajaran 1 16 tidak bisa mengendalikannya, maka yang terjadi justru sebaliknya, manusia dijajah oleh teknologi yang berdampak pada tumbuhnya sikap tidak peduli dengan diri sendiri, apalagi dengan orang lain. Ketidakpedulian ini antara lain tercermin pada sikap tidak terpikirkan untuk menggali kekayaan pada dirinya yang berupa bakat dan potensi. Untuk mengatasinya, diperlukan solusi yang mengenai akar permasalahan, yaitu ketidakpedulian itu sendiri. Untuk itu, pendidikan perlu memfokuskan kembali pada penanaman nilai-nilai baikgood values Tee, 2005. Dengan good values, diharapkan ada dorongan dari peserta didik untuk selalu menggali bakat dan mengembangkan potensinya. Sebagaimana disebutkan oleh Soemanto 1990, salah satu tujuan pendidikan adalah membantu peserta didik dalam mengembangkan potensi semaksimal mungkin. Dalam hal ini, tujuan pendidikan termasuk juga untuk membantu peserta didik mengatasi berbagai permasalahan seperti di atas, sebagai akibat dari kecenderungan dimanjakan oleh teknologi. Dengan pendidik selalu membantu dan mengarahkan, diharapkan peserta didik dapat menjadi manusia dengan potensi yang berkembang sehingga bermanfaat bagi sesama. Peserta didik tidak sekedar diberi pelajaran dan tugas yang mengantarkan mereka pada tahap selesai belajar pada jenjang pendidikan tertentu. Bermanfaat bukan berarti sibuk atau disibukkan dengan berbagai kegiatan mengerjakan pekerjaan sekolah. Menjadi bermanfaat di sini juga bukan sekedar suatu harapan klise atau normatif, tetapi benar-benar ada langkah-langkah konkrit untuk merealisasikan harapan tersebut. Realisasi ini terjadi sebagai akibat dari proses belajar yang dialaminya setiap hari di sekolah. Dengan pendidik selalu melakukan penanaman konsep tentang arti hidup yang sesungguhnya melalui potensi dan upaya pengembangannya dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari, diharapkan secara bertahap peserta didik dapat benar-benar merasakan manfaat potensi bagi hidupnya dan orang lain. Untuk mengembangkan potensi dimaksud, diperlukan berbagai keterampilan. Pembahasan kali ini hanya dibatasi pada keterampilan belajar berpikir kritis dan keterampilan berinovasi. Seni Budaya Seni Teater SMP KK F 17

1. Keterampilan Berpikir Kritis dan Berinovasi

Pemikiran kritis adalah kemampuan untuk berpikir secara logis, reflektif, dan produktif yang diaplikasikan dalam menilai situasi untuk membuat pertimbangan dan keputusan yang baik Desmita, 2012. Sedangkan inovasi berasal dari kata bahasa Inggris innovation, yang berarti sesuatu yang baru diperkenalkan; metode baru, kebiasaan baru, alat baru, dan sebagainya; perubahan dalam cara melakukan sesuatu Neufeldt, 1988. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keterampilan berinovasi adalah keterampilan untuk menghasilkan sesuatu yang baru dengan cara baru dan melalui kebiasaan baru. Karena inovasi mengandung unsur kebaruan, maka seorang peserta didik yang tidak pernah mengalami pembaharuan akan mengalami kesulitan untuk mengembangkan keterampilan berinovasi. Oleh karena itu, mengalami pembaharuan menjadi syarat mutlak untuk terjadinya inovasi. Berikut akan dibahas lebih mendetil tentang berpikir kritis dan berinovasi. Seorang peserta didik tidak mungkin dapat berpikir kritis jika potensi yang ada pada dirinya tidak pernah dipikirkan. Pada saat seorang peserta didik mencoba untuk berpikir kritis, yang dikritisi harus hal-hal yang tidak sesuai dengan standar yang sebenarnya. Tanpa mengacu pada standar tersebut, yang terjadi adalah bukan berpikir kritis tetapi berpikir subjektif. Jika dikaitkan dengan informasi sebelumnya tentang definisi berpikir kritis, maka seseorang tidak mungkin untuk berpikir logis jika kesehariannya, baik di rumah mau pun di sekolah, tidak pernah secara sadar melakukan latihan untuk berpikir logis, merenungkan apa yang sudah dilakukan untuk menghasilkan sesuatu yang lebih baru dan lebih bermanfaat. Untuk itu, Maxwell 2014a menekankan pentingnya aktivitas sehari-hari yang dilakukan oleh peserta diklat. Aktivitas yang dilakukan sehari-hari, baik yang dapat dilihat maupun yang tidak dapat dilihat, itulah yang dapat membawa seorang peserta didik mendekat atau menjauh dari tujuan yang ingin dicapai. Dalam hal ini, tujuan yang ingin dicapai terkait erat dengan potensi yang dimiliki. Pemikiran kritis memiliki beberapa karakteristik yang meliputi kemampuan untuk: a. menarik kesimpulan dari suatu pengamatan, b. mengindentifikasi asumsi, c.