27 5.
Kemampuan Sosial Pada saat anak bermain anak berinteraksi dengan anak yang lain. Interaksi
tersebut mengajarkan anak cara merespon, memberikan dan menerima, menolak atau setuju dengan ide dan perilaku anak yang lain. Hal itu sedikit demi sedikit
akan mengurangi rasa egosentris anak dan mengembangkan kemampuan sosialnya.
c. Manfaat Bermain bagi Anak Usia Dini
Manfaat bermain menurut Mayke Sugiono 1995: 29-35 di dalam buku bermain, mainan, permainan yaitu antara lain
1. Manfaat bermain untuk perkembangan Aspek Fisik
Bila anak mendapatkan kesempatan untuk melakukan kegiatan yang banyak melibatkan gerakan gerakan tubuh, akan membuat tubuh anak menjadi
sehat. Otot otot tubuh akan tumbuh dan menajdi kuat. Selain itu anggota tubuh mendapat kesempatan untuk digerakkan. Anak juga dapat menyalurkan tenaga
energi yang berlebihan sehingga ia tidak merasa gelisah. Namun sebaliknya jika anak dian berjam jam lamanya, ia akan merasa bosan, tidak nyaman dan tetekan.
Hal ini bisa diamati pada anak usia prasekolah memang pada umunnya aktif, banyak bergerak dan rentang perhatian masih terbatas. Sehingga guru perlu kreatif
merancang variasi kegiatan di dalam maupun di luar kelas yang tidak membosankan umtuk anak.
28 2.
Manfaat Bermain untuk perkembangan aspek motorik kasar dan motorik halus Saat dilahirkan, seorang bayi tidak berdaya karena ia belum mamou
menggunakan anggota tubuhnya untuk dimanfaatkan kepentingan dirinya. Bayi yang baru lahir hanya dapat menangis sambil menggerak gerakan tangan kakinya.
Pada usiua 3 bulan, ia mulai belajar meraih mainan yang ada ditempat tidurnya, ia b3elajar untuk mengkoordinasikan gerakan mata dengan tangan. Usia sekitar 1
tahun misalnya anak sedang memainkan pensil untuk membuat coretan coretan. Secara tidak langsung ia belajar melakukan gerakan gerakan motrorik halus yang
yang diperlukan untuk menulis. Usia sekitar 2 tahun ia sudah mampu mebuat coretan coretan benang kusut, setelah usia 3 tahun berhasil membuat garis
lengkung. Usia 4 dan 5 tahun mulai belajar gabungan dari bentuk bentuk geometri misalnya menggambar orang, rumah dan lain lain. Aspek motorik kasar yang
dapat dikembangkan melalui kegiatan bermain, misalnya kejar kejaran menangkap temannya.
3. Manfaat bermian untuk perkembangan aspek sosial
Teman sepermainanya yang seusia dengannya, anak akan belajar berbagi hak milik, menggunakan mainan secara bergilir, melakukan kegiatan bersama,
mempertahankan hubungan yang sudah dibina, mencari cara pemecahan masalah yang dihadapi dengan reman. Ia juga berkomunikasi dengan sesama teman baik
dalam hal mengemukakan isi pikiran dan perasaan maupun memahami apa yang diucap oleh teman tersebut, sehingga hubungan dapat terbina dan saling bertukar
informasi. Bermain peran sebagai media bagi anak untuk mempelajari budaya setempat, peran peran sosial dan peran jensi kelamin yang berlangsung di dalam
29 masyarakat. Melalui bermain peran anak juga belajar berlaku sebagai orang tua,
guru dokter, dan lain lain. Sehingga anak anak dapat mengetahui tugas masing masih peran.
4. Manfaat bermain untuk perkembangan emosi atau kepribadian
Bagi anak bermain adalah sesuatu kebutuhan yang sudah ada dengan sendirinya inherent dan sudah terberi secara alamiah. Melalui bermain, seorang
anak dapat melepaskan ketegangan yang dialaminya karena banyaknya larangan yang ia alami dalah hidup sehari hari. Sekaligus dapat memenuhi kebutuhan
kebutuhan dan dorongan dorongan dari dalam diri yang tidak terpuaskan dalam kehidupan nyata. Dari kegiatan bermain yang dilakukan bersama sekelompok
teman, anak akan mempunyai penilaian terhadap dirinya tentang kelebihan kelebihan yang ia miliki sehingga dapat membantu membentuk konsep yang
positif, mempunyai rasa percaya diri dan harga diri karena ia merasa mempunyai kompetenis tertentu. Anak akan belajar bagaimana harus bersikap dan bertingkah
laku agar dapat berkerja sama dengan teman teman, bersikap jujur, murah hati dan sebagainya.
5. Manfaat Bermain untuk perkembangan aspek kognisi
Aspek Kognisi adalah sebagai pengetahuan yang luas dan daya nalar anak, kreativitas daya cipta, kemampuan berbahasa, serta daya ingat. Banyak konsep
dasar yang bisa dipelajari atau diperoleh anak prasekolah melalui bermain. Pada usia prasekolah perlu menguasai berbagai konsep konsep seperti warna, bentuk,
arah, besaran, dan lain lain. Pengenalan konsep konsep tersebut dilakukan sambil bermain, maka anak akan merasa senang, tanpa ia sadari ia sudah banyak belajar.