84
Gambar 4.4 Pengetahuan Guru terhadap Media Pembelajaran Berbasis TIK 4.2.2.2
Indikator Upaya Guru Meningkatkan Kemampuan Memanfaatkan Media Pembelajaran Berbasis TIK
Indikator upaya meningkatkan kemampuan memanfaatkan media pembelajaran berbasis TIK terdiri dari 4 item pernyataan. Nilai tengah setiap item
adalah 2,5 yang merupakan setengah dari jumlah nilai skala tertinggi dan nilai skala terendah angket
{ }. Skor terendah yang didapatkan responden
yaitu jumlah item dikali skor minimal 4x1, sehingga diperoleh 4. Skor tertinggi yang didapatkan responden yaitu jumlah item dikali skor maksimal 4x4,
sehingga diperoleh 16. Luas jarak sebaran skor adalah selisih skor tertinggi dan skor terendah 16-4, yaitu 12. Deviasi standar
σ diperoleh dari luas jarak sebaran dibagi enam satuan deviasi standar 12:6, sehingga diperoleh angka 2.
Mean teoritis µ diperoleh dari nilai tengah dikali jumlah item 2,5x4, sehingga diperoleh angka 10.
Data tersebut kemudian disubstitusikan ke kriteria yang telah ditetapkan berdasarkan kategori interval Azwar 2015: 149. Berdasarkan perhitungan
tersebut, nilai µ - 1,0σ dan µ + 1,0σ pada indikator upaya guru meningkatkan
59.26
25.93 14.81
Rendah Sedang
Tinggi
Pengetahuan Guru terhadap Media Pembelajaran Berbasis TIK
85 kemampuan memanfaatkan media pembelajaran berbasis TIK dapat dibaca pada
Tabel 4.13.
Tabel 4.13 Kategori Interval pada Indikator Upaya Guru Meningkatkan Kemampuan Memanfaatkan Media Pembelajaran Berbasis TIK
Interval Kategori
X Rendah
≤ X Sedang
≤ X Tinggi
Berdasarkan substitusi angka tersebut, maka didapat interval upaya meningkatkan kemampuan memanfaatkan media pembelajaran berbasis TIK.
Kategori interval upaya meningkatkan kemampuan memanfaatkan media pembelajaran berbasis TIK dapat dibaca pada Tabel 4.14.
Tabel 4.14 Kategori Interval pada Indikator Upaya Guru Meningkatkan Kemampuan Memanfaatkan Media Pembelajaran Berbasis TIK
Interval Kategori
X 8 Rendah
8 ≤ X 12
Sedang 12
≤ X Tinggi
Berdasarkan Tabel 4.14, diketahui responden yang memiliki skor angket kurang dari 8, upaya dalam meningkatkan kemampuan memanfaatkan media
pembelajaran berbasis TIK berkategori rendah. Responden yang memiliki skor angket dari 8 sampai kurang dari 12, upaya dalam meningkatkan kemampuan
memanfaatkan media pembelajaran berbasis TIK tergolong sedang. Responden dengan skor angket lebih dari atau sama dengan 12, maka upaya dalam
meningkatkan kemampuan memanfaatkan media pembelajaran berbasis TIK ber-
86 kategori tinggi. Distribusi frekuensi upaya guru meningkatkan kemampuan me-
manfaatkan media pembelajaran berbasis TIK dapat dibaca pada Tabel 4.15. Tabel 4.15 Distribusi Frekuensi Upaya Guru Meningkatkan Kemampuan
Memanfaatkan Media Pembelajaran Berbasis TIK Interval
Kategori Frekuensi
Persentase X 8
Rendah 15
55,56 8
≤ X 12 Sedang
12 44,44
12 ≤ X
Tinggi -
- Jumlah
100
Berdasarkan Tabel 4.15, dapat diketahui sebanyak 15 responden atau 55,56 dari total responden memiliki upaya dalam meningkatkan kemampuan
memanfaatkan media pembelajaran berbasis TIK dengan kategori rendah. Sisanya sebanyak 12 responden atau 44,44 dari total responden memiliki upaya dalam
meningkatkan kemampuan memanfaatkan media pembelajaran berbasis TIK dengan kategori sedang. Selengkapnya dapat dibaca pada Gambar 4.5.
Gambar 4.5 Upaya Guru Meningkatkan Kemampuan Memanfaatkan Media Pem- belajaran Berbasis TIK
55.56 44.44
Rendah Sedang
Upaya Guru Meningkatkan Kemampuan Memanfaatkan Media Pembelajaran Berbasis TIK
87
4.2.2.3 Indikator Pembuatan Media Pembelajaran Berbasis TIK
Indikator pembuatan media pembelajaran berbasis TIK terdiri dari 5 item pernyataan. Nilai tengah setiap item adalah 2,5 yang merupakan setengah dari
jumlah nilai skala tertinggi dan nilai skala terendah angket {
}. Skor terendah yang didapatkan responden yaitu jumlah item dikali skor minimal 5x1,
sehingga diperoleh 5. Skor tertinggi yang didapatkan responden yaitu jumlah item dikali skor maksimal 5x4, sehingga diperoleh 20. Luas jarak sebaran skor adalah
selisih skor tertinggi dan skor terendah 20-5, yaitu 15. Deviasi standar σ
diperoleh dari luas jarak sebaran dibagi enam satuan deviasi standar 15:6, sehingga diperoleh angka 2,5. Mean teoritis µ diperoleh dari nilai tengah dikali
jumlah item 2,5x5, sehingga diperoleh angka 12,5. Data tersebut kemudian disubstitusikan ke kriteria yang telah ditetapkan
berdasarkan kategori interval Azwar 2015: 149. Berdasarkan perhitungan tersebut, nilai µ -
1,0σ dan µ + 1,0σ pada indikator pembuatan media pem- belajaran berbasis TIK yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.16 Kategori Interval pada Indikator Pembuatan Media Pembelajaran Berbasis TIK
Interval Kategori
X Rendah
≤ X Sedang
≤ X Tinggi
Berdasarkan substitusi angka tersebut, maka didapat interval pembuatan media pembelajaran berbasis TIK. Kategori interval pembuatan media
pembelajaran berbasis TIK dapat dibaca pada Tabel 4.17.
88 Tabel 4.17 Kategori Interval pada Indikator Pembuatan
Media Pembelajaran Berbasis TIK Interval
Kategori X 10
Rendah 10
≤ X 15 Sedang
15 ≤ X
Tinggi Berdasarkan Tabel 4.17, diketahui responden yang memiliki skor angket
kurang dari 10, pembuatan media pembelajaran berbasis TIK termasuk dalam kategori rendah. Responden yang memiliki skor angket dari 10 sampai kurang
dari 15, pembuatan media pembelajaran berbasis TIK tergolong sedang. Responden dengan skor angket lebih dari atau sama dengan 15, maka pembuatan
media pembelajaran berbasis TIK dalam kategori tinggi. Distribusi frekuensi pembuatan media pembelajaran berbasis TIK dapat dibaca pada Tabel 4.18.
Tabel 4.18 Distribusi Frekuensi pada Pembuatan Media Pembelajaran Berbasis TIK
Interval Kategori
Frekuensi Persentase
X 10 Rendah
19 70,37
10 ≤ X 15
Sedang 8
29,63 15
≤ X Tinggi
- -
Jumlah 100
Berdasarkan Tabel 4.18, dapat diketahui sebanyak 19 responden atau 70,37 dari total responden memiliki kemampuan dalam membuat media pem-
belajaran berbasis TIK dengan kategori rendah. Sisanya sebanyak 8 responden atau 29,63 dari total responden memiliki kemampuan dalam membuat media
89 pembelajaran berbasis TIK kategori sedang. Selengkapnya dapat dibaca pada
Gambar 4.6.
Gambar 4.6 Pembuatan Media Pembelajaran Berbasis TIK 4.2.2.4
Indikator Relevansi dengan Tujuan Pembelajaran
Indikator relevansi media pembelajaran berbasis TIK dengan tujuan pembelajaran terdiri dari 3 item pernyataan. Nilai tengah setiap item adalah 2,5
yang merupakan setengah dari jumlah nilai skala tertinggi dan nilai skala terendah angket
{ }. Skor terendah yang didapatkan responden yaitu jumlah item
dikali skor minimal 3x1, sehingga diperoleh 3. Skor tertinggi yang didapatkan responden yaitu jumlah item dikali skor maksimal 3x4, sehingga diperoleh 12.
Luas jarak sebaran skor adalah selisih skor tertinggi dan skor terendah 12-3, yaitu 9. Deviasi standar
σ diperoleh dari luas jarak sebaran dibagi enam satuan deviasi standar 9:6, sehingga diperoleh angka 1,5. Mean teoritis µ diperoleh
dari nilai tengah dikali jumlah item 2,5x3, sehingga diperoleh angka 7,5. Data tersebut kemudian disubstitusikan ke kriteria yang telah ditetapkan
berdasarkan kategori interval Azwar 2015: 149. Berdasarkan perhitungan
70.37
29.63
Rendah Sedang
Pembuatan Media Pembelajaran Berbasis TIK
90 tersebut, nilai µ -
1,0σ dan µ + 1,0σ pada indikator relevansi dengan tujuan pembelajaran dapat dibaca pada Tabel 4.19.
Tabel 4.19 Kategori Interval pada Indikator Relevansi dengan Tujuan Pembelajaran
Interval Kategori
X Rendah
≤ X Sedang
≤ X Tinggi
Berdasarkan substitusi angka tersebut, maka didapat interval relevansi media pembelajaran berbasis TIK dengan tujuan pembelajaran. Kategori interval
relevansi media pembelajaran berbasis TIK dengan tujuan pembelajaran dapat dibaca pada Tabel 4.20.
Tabel 4.20 Kategori Interval pada Indikator Relevansi dengan Tujuan Pembelajaran
Interval Kategori
X 6 Rendah
6 ≤ X 9
Sedang 9
≤ X Tinggi
Berdasarkan Tabel 4.20, diketahui responden yang memiliki skor angket kurang dari 6, relevansi media pembelajaran berbasis TIK dengan tujuan
pembelajaran termasuk dalam kategori rendah. Responden yang memiliki skor angket dari 6 sampai kurang dari 9, relevansi media pembelajaran berbasis TIK
dengan tujuan pembelajaran tergolong sedang. Responden dengan skor angket lebih dari atau sama dengan 9, maka relevansi media pembelajaran berbasis TIK