Gambaran Asupan Zat Besi dan Hubungannya dengan Status Motorik

90 serius yaitu terdapat 50 orang 61 jika dibandingkan dengan kebijakan dan strategi pangan dan gizi nasional periode 2011-2015 diantaranya adalah tercapainya konsumsi zat gizi sebesar 74,47 dan dari hasil uji bivariat menujukkan bahwa asupan protein secara signifikan berhubungan dengan status motorik kasar p=0,00 p0,05 dan status motorik halus p=0,00 p0,05. Oleh karena itu pihak PAUD diharapkan dapat memberikan edukasi kepada orang tua atau pengasuh siswa berupa penyuluhan mengenai bahan pangan apa saja yang mengandung protein yang adekuat dan memberikan simulasi kepada orang tua tentang bagaimana cara memenuhi kebutuhan protein dalam sehari dengan tepat yang dibutuhkan oleh anak sesuai umur masing-masing anak.

6.5 Gambaran Asupan Zat Besi dan Hubungannya dengan Status Motorik

Kasar dan Halus Besi merupakan mineral mikro yang paling banyak terdapat di dalam tubuh manusia dan hewan, yaitu sebanyak 3-5 gram di dalam tubuh manusia dewasa. Meskipun luas, namun masih mengalami kekurangan zat besi yang sangat berpengaruh terhadap produktifitas kerja, penampilan kognitif dan sistem kekebalan tubuh Almatsier, 2001. Sumber besi dalam makanan hewani adalah daging, hati, unggas dan ikan sedangkan dalam makanan nabati adalah kacang-kacangan dan hasil olahannya, sayuran hijau dan rumput laut. Besi dalam makanan hewani terdapat dalam bentuk hem, sedangkan yang terdapat di dalam nabati dalam bentuk non-hem. Ketersediaan biologis besi dalam bentuk hem lebih tinggi daripada besi non-hem Soetardjo dkk, 2011. 91 Dari hasil penelitian pada anak usia 3-6 tahun menunjukkan bahwa diketahui paling banyak responden yang mengkonsumsi zat besi di atas kebutuhan minimal yaitu 52 orang 61.2 dibandingkan dengan responden yang mengkonsumsi besi di bawah kebutuhan minimal yaitu 33 orang 38.8. Hal ini sejalan dengan penelitian Dewi, dkk 2012 yang menyatakan bahwa terdapat 29,16 atau 14 siswa prasekolah yang mengalami defisiensi zat besi dengan menggunakan wawancara berpedoman Semi Qualitative Food Frequency Qustionaire SQ-FFQ. Kekurangan besi akan menyebabkan anemia gizi besi yang ditandai dengan kulit pucat, letih dan nafasnya pendek akibat kekurangan oksigen. Kekurangan zat besi juga sangat berpengaruh terhadap produktifitas kerja, penampilan kognitif dan sistem kekebalan tubuh Mustika, 2011 dalam Kemenkes RI, 2014. Mineral besi merupakan zat gizi esensial yang berperan dalam fungsi motorik. Fungsi yang pertama adalah besi Fe berperan dalam sintesis monoamine Georgieff, 2001. Monoamine merupakan enzim mitokondria yang terdapat di semua bagian berhubungan dengan metabolisme aerobik dari makanan yang menghasilkan energi, dengan kata lain sebagai pusat pembangkit energi Sadikin, 2002. Westermack et al 2000 menjelaskan bahwa energi dapat mempengaruhi zat kimia yang ada di otak yang sering disebut neurotransmitter yang bertugas dalam menghantarkan impuls dari satu saraf ke saraf yang lainnya sehingga menghasilkan gerak motorik. Kedua, besi berfungsi sebagai metabolisme energi di neuron Georgieff, 2001. Tambayong 2001 92 menjelaskan neuron adalah satuan fungsional susunan saraf atau biasa disebut sel saraf. Neuron berfungsi membawa pesan dari satu bagian tubuh ke bagian lain. Neuron terdiri dua jenis yaitu neuron sensoris dan neuron motoris. Neuron sensoris berfungsi membawa rangsangan dari organ sensoris, yaitu kulit, otot dan organ dalam ke medulla spinalis atau otak. Sedangkan neuron motoris adalah neuron yang membawa respons dari interneuron ke otot, kelenjar dan organ dalam tubuh. Ketiga, besi berfungsi sebagai mielinisasi Georgieff, 2001. Mielinisasi merupakan proses pembalutan neuron, yang berfungsi mempercepat rangsangan ke otot, kelenjar dan organ dalam tubuh Tambayong, 2001. Keempat, besi berfungsi sebagai sistem neurotransmitter, yang bertugas dalam menghantarkan impuls dari satu saraf ke saraf yang lainnya sehingga menghasilkan gerak motorik Westermack et al, 2000. Dari hasil uji Chi-square didapatkan bahwa status asupan besi secara signifikan berhubungan dengan status motorik halus dan kasar pada siswa PAUD wilayah binaan Puskesmas Kecamatan Kebayoran Lama tahun 2014 Pvalue 0,000. Hal tersebut dapat terjadi karena siswa dengan status motorik halus yang terganggu cenderung karena asupan besi yang kurang yang disebabkan oleh interaksi antara zat besi dengan zat gizi lainnya. Menurut Soetardjo dkk, 2011 sumber besi dalam makanan hewani adalah daging, hati, unggas dan ikan sedangkan dalam makanan nabati yaitu kacang-kacangan dan hasil olahannya, sayuran hijau dan rumput laut. Konsumsi makanan yang kaya dengan vitamin C, seperti sayur dan buah dapat membantu penyerapan besi sedangkan penyerapan besi menurun karena adanya antacid, teh dan serat kasar. Hal ini terbukti pada 93 konsumsi responden yang cenderung jarang menkonsumsi makan sumber zat besi yang disebutkan di atas dan cenderung mengkonsumsi daging dan diiringi dengan mengkonsumsi teh, hal ini yang meyebabkan kurangnya konsumsi zat besi kurang dan penyerapan besi terhambat. Hal ini terbukti dari hasil analisis statistik didapatkan bahwa 72,7 siswa yang memiliki status motorik halus terganggu juga mempunyai asupan besi yang kurang. Dan didapatkan bahwa 97 siswa yang memiliki status motorik kasar terganggu juga mempunyai asupan besi yang kurang. Hal tersebut diperkuat dengan penelitian Olney et al 2007 yang menunjukkan bahwa ada hubungan asupan zat besi dengan perkembangan motorik, dimana anak yang kekurangan zat besi memiliki skor kemampuan kasar lebih rendah. Hal yang sama juga dibuktikan pada penelitan Black et al 2004 bahwa terdapat dampak positif pada suplementasi zat besi yang diberikan terhadap perkembangan motorik anak. Disimpulkan bahwa kondisi asupan zat besi pada siswa PAUD wilayah binaan puskesmas kecamatan Kebayoran Lama merupakan masalah gizi yang serius yaitu terdapat 33 orang 38,8 jika dibandingkan dengan kebijakan dan strategi pangan dan gizi nasional periode 2011-2015 diantaranya adalah tercapainya konsumsi zat gizi sebesar 74,47 dan dari hasil uji bivariat menujukkan bahwa asupan besi secara signifikan berhubungan dengan status motorik kasar p=0,00 p0,05 dan status motorik halus p=0,00 p0,05. Oleh karena itu pihak PAUD diharapkan dapat memberikan edukasi kepada orang tua atau pengasuh siswa berupa penyuluhan mengenai bahan pangan apa saja yang mengandung zat besi yang adekuat dan memberikan simulasi kepada orang tua 94 tentang bagaimana cara memenuhi kebutuhan besi dalam sehari dengan tepat yang dibutuhkan oleh anak sesuai umur masing-masing anak.

6.6 Gambaran Asupan Seng dan Hubungannya dengan Status Motorik Kasar

Dokumen yang terkait

Hubungan Pemberian Stimulasi Dengan Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 1-5 Tahun di Gampong Rantau Panyang Barat Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat Tahun 2014

5 74 101

HUBUNGAN STATUS GIZI TERHADAP STATUS PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 0 – 3 TAHUN (BATITA) DI KECAMATAN KEJAYAN KABUPATEN PASURUAN

0 15 2

Hubungan asupan zat gizi (energi, protein, besi dan seng), stunting dan stimulasi psikososial dengan status motorik anak usia 3-6 Tahun di paud wilayah Binaan Puskesmas Kecamatan Kebayoran Lama Tahun 2014

7 37 152

Hubungan Asupan Gizi Terhadap Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Usia 6-18 Bulan Di Kelurahan Pamulang Barat Kecamatan Pamulang Tahun 2014

0 6 146

Gambaran asupan karbohidrat dan status gizi anak usia 13-15 tahun di Madrasah Pembangunan UIN Jakarta tahun 2015

1 18 58

HUBUNGAN ASUPAN MIKRONUTRIEN DAN STATUS GIZI ANAK USIA 2-5 TAHUN DI WILAYAH POSYANDU GONILAN Hubungan Asupan Mikronutrien dan Status Gizi Anak Usia 2-5 Tahun di Wilayah Posyandu Gonilan.

0 4 17

HUBUNGAN ASUHUBUNGAN ASUPAN MIKRONUTRIEN DAN STATUSGIZI ANAK USIA 2-5 TAHUN DI WILAYAH POSYANDU GONILAN Hubungan Asupan Mikronutrien dan Status Gizi Anak Usia 2-5 Tahun di Wilayah Posyandu Gonilan.

0 3 12

Hubungan antara stimulasi dan status gizi dengan Perkembangan anak usia 3-4 tahun di wilayah kerja Puskesmas Kuranji Posyandu Taruko.

0 1 8

ASUPAN ZAT GIZI MAKRO DAN SERAT MENURUT STATUS GIZI ANAK USIA 6-12 TAHUN DI PULAU SULAWESI

0 0 8

HUBUNGAN STIMULASI DINI SENSORIS DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 2-3 TAHUN DI PAUD A LESTARI SURABAYA SKRIPSI

0 0 19