Besi Fe Pengaruh Asupan Zat Gizi Energi, Protein, Besi dan Seng dengan Status Motorik

33

2.5.3 Besi Fe

Mineral besi merupakan zat gizi esensial yang berperan dalam fungsi motorik. Fungsi yang pertama adalah besi Fe berperan dalam sintesis monoamine Georgieff, 2001. Monoamine merupakan enzim mitokondria yang terdapat di semua bagian berhubungan dengan metabolisme aerobik dari makanan yang menghasilkan energi, dengan kata lain sebagai pusat pembangkit energi Sadikin, 2002. Westermack et al 2000 menjelaskan bahwa energi dapat mempengaruhi zat kimia yang ada di otak yang sering disebut neurotransmitter yang bertugas dalam menghantarkan impuls dari satu saraf ke saraf yang lainnya sehingga menghasilkan gerak motorik lihat gambar 2.1. Kedua, besi berfungsi sebagai metabolisme energi di neuron Georgieff, 2001. Tambayong 2001 menjelaskan neuron adalah satuan fungsional susunan saraf atau biasa disebut sel saraf. Neuron berfungsi membawa pesan dari satu bagian tubuh ke bagian lain. Neuron terdiri dua jenis yaitu neuron sensoris dan neuron motoris. Neuron sensoris berfungsi membawa rangsangan dari organ sensoris, yaitu kulit, otot dan organ dalam ke medulla spinalis atau otak. Sedangkan neuron motoris adalah neuron yang membawa respons dari interneuron ke otot, kelenjar dan organ dalam tubuh. Ketiga, besi berfungsi sebagai mielinisasi Georgieff, 2001. Mielinisasi merupakan proses pembalutan neuron, yang berfungsi 34 mempercepat rangsangan ke otot, kelenjar dan organ dalam tubuh Tambayong, 2001. Keempat, besi berfungsi sebagai sistem neurotransmitter, yang bertugas dalam menghantarkan impuls dari satu saraf ke saraf yang lainnya sehingga menghasilkan gerak motorik Westermack et al, 2000. Hal tersebut diperkuat dengan penelitian Olney et al 2007 yang menunjukkan bahwa ada hubungan asupan zat besi dengan perkembangan motorik, dimana anak yang kekurangan zat besi memiliki skor kemampuan kasar lebih rendah. Hal yang sama juga dibuktikan pada penelitan Black et al 2004 bahwa terdapat dampak positif pada suplementasi zat besi yang diberikan terhadap perkembangan motorik anak.

2.5.4 Seng

Dokumen yang terkait

Hubungan Pemberian Stimulasi Dengan Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 1-5 Tahun di Gampong Rantau Panyang Barat Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat Tahun 2014

5 74 101

HUBUNGAN STATUS GIZI TERHADAP STATUS PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 0 – 3 TAHUN (BATITA) DI KECAMATAN KEJAYAN KABUPATEN PASURUAN

0 15 2

Hubungan asupan zat gizi (energi, protein, besi dan seng), stunting dan stimulasi psikososial dengan status motorik anak usia 3-6 Tahun di paud wilayah Binaan Puskesmas Kecamatan Kebayoran Lama Tahun 2014

7 37 152

Hubungan Asupan Gizi Terhadap Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Usia 6-18 Bulan Di Kelurahan Pamulang Barat Kecamatan Pamulang Tahun 2014

0 6 146

Gambaran asupan karbohidrat dan status gizi anak usia 13-15 tahun di Madrasah Pembangunan UIN Jakarta tahun 2015

1 18 58

HUBUNGAN ASUPAN MIKRONUTRIEN DAN STATUS GIZI ANAK USIA 2-5 TAHUN DI WILAYAH POSYANDU GONILAN Hubungan Asupan Mikronutrien dan Status Gizi Anak Usia 2-5 Tahun di Wilayah Posyandu Gonilan.

0 4 17

HUBUNGAN ASUHUBUNGAN ASUPAN MIKRONUTRIEN DAN STATUSGIZI ANAK USIA 2-5 TAHUN DI WILAYAH POSYANDU GONILAN Hubungan Asupan Mikronutrien dan Status Gizi Anak Usia 2-5 Tahun di Wilayah Posyandu Gonilan.

0 3 12

Hubungan antara stimulasi dan status gizi dengan Perkembangan anak usia 3-4 tahun di wilayah kerja Puskesmas Kuranji Posyandu Taruko.

0 1 8

ASUPAN ZAT GIZI MAKRO DAN SERAT MENURUT STATUS GIZI ANAK USIA 6-12 TAHUN DI PULAU SULAWESI

0 0 8

HUBUNGAN STIMULASI DINI SENSORIS DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 2-3 TAHUN DI PAUD A LESTARI SURABAYA SKRIPSI

0 0 19