Seng Metode Food Recall 24 Jam

34 mempercepat rangsangan ke otot, kelenjar dan organ dalam tubuh Tambayong, 2001. Keempat, besi berfungsi sebagai sistem neurotransmitter, yang bertugas dalam menghantarkan impuls dari satu saraf ke saraf yang lainnya sehingga menghasilkan gerak motorik Westermack et al, 2000. Hal tersebut diperkuat dengan penelitian Olney et al 2007 yang menunjukkan bahwa ada hubungan asupan zat besi dengan perkembangan motorik, dimana anak yang kekurangan zat besi memiliki skor kemampuan kasar lebih rendah. Hal yang sama juga dibuktikan pada penelitan Black et al 2004 bahwa terdapat dampak positif pada suplementasi zat besi yang diberikan terhadap perkembangan motorik anak.

2.5.4 Seng

Asupan zat gizi merupakan kebutuhan anak yang berperan dalam proses tumbuh kembang terutama tumbuh kembang otak. Dimana zat seng Zn berperan dalam pelepasan neurotransmitter Georgieff, 2001. Seperti yang telah dijelaskan oleh Westermack et al 2000 bahwa neurotransmitter bertugas dalam menghantarkan impuls dari satu saraf ke saraf yang lainnya sehingga menghasilkan gerak motorik lihat gambar 2.1. Dan Black 1998 menyatakan bahwa kekurangan zat seng akan berakibat fatal terutama pada pembentukan struktur otak, fungsi otak dan mengganggu respon tingkah laku dan emosi, yang artinya akan berakibat fatalpada perkembangan motorik juga. Demikian pada penelitian Black 35 2003 yang menunjukkan bahwa ada hubungan asupan zat seng dengan perkembangan motorik. Hal yang sama juga dibuktikan pada penelitan Black et al 2005 bahwa terdapat dampak positif pada suplementasi zat seng yang diberikan terhadap perkembangan motorik anak.

2.5.5 Metode Food Recall 24 Jam

Salah satu cara untuk survei konsumsi adalah dengan recall 24 jam. Recall 24 jam dilakukan dengan mencatat jenis dan jumlah bahan makanan yang dikonsumsi pada periode 24 jam yang lalu, pencatatan di deskripsikan secara mendetail oleh pewawancara, meliputi semua makanan dan minuman yang dikonsumsi serta cara pengolahannya, tetapi terkadang responden lupa akan apa yang telah dikonsumsinya, maka dari itu perlu dibantu dengan penjelasan waktu kegiatannya dan sebaiknya dilakukan berulang pada hari yang berbeda tidak berturut-turut, tergantung dari variasi menu keluarga dari hari ke hari Gibson, 2005. Menurut Gibson 2005 metode untuk menilai asupan makanan atau zat gizi dapat dilakukan berdasarkan pada tujuan dari penelitian. Metode tersebut dibagi dalam empat tingkat, diantaranya adalah: 1. Tingkat 1 Tingkat satu adalah tingkat paling sederhana. Tujuannya adalah untuk menentukan rata-rata asupan suatu kelompok yang dilakukan pengambilan recall 24 jamsebanyak 1 kali.Dimana semua hari dalam seminggu harus terepresentasi secara keseluruhan dan besar sampel ditentukan oleh tingkat presisi yang dibutuhkan. 36 2. Tingkat 2 Tujuannya adalah untuk menentukan proporsi suatu populasi yang beresiko ketidakcukupan asupan gizinya sehingga membutuhkan pengukuran lebih dari satu hari yaitu dilakukan selama 2 hari secara tidak berurutan. 3. Tingkat 3 Tujuannya adalah untuk menentukan peringkat asupan gizi pada individu dalam suatu kelompok dan juga digunakan untuk menguhubungkan asupan makanan dengan resiko dari penyakit kronis sehingga membutuhkan pengukuran lebih dari dua hari secara tidak berurutan. 4. Tingkat 4 Tujuannya adalah untuk menentukan asupan makanan atau gizi pada individu untuk konseling atau analisis korelasi dan regresi dengan pengukuran biokimia tiap individu sehingga membutuhkan pengukuran lebih dari dua hari secara tidak berurutan. Metode recall 24 jam memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan sebagai berikut Supariasa, 2002: a. Kelebihan : 1. Mudah melaksanakannya serta tidak terlalu membebani responden. 2. Biaya relatif murah, karena tidak memerlukan peralatan khusus dan tempat yang luas untuk wawancara. 37 3. Cepat. Sehingga dapat mencakup banyak responden. 4. Dapat digunakan pada responden yang buta huruf. 5. Dapat memberikan gambaran nyata yang benar-benar dikonsumsi individu sehingga dapat dihitung intake zat gizi sehari. b. Kekurangan : 1. Tidak dapat menggambarkan asupan sehari-hari bila hanya dilakukan recall satu hari. 2. Ketepatannya sangat tergantung pada daya ingat responden. 3. The flat slope syndrome, yaitu kecenderungan bagi responden yang kurus untuk melaporkan lebih banyak dan bagi responden yang gemuk cenderung melaporkan lebih sedikit. 4. Membutuhkan tenaga atau petugas yang terampil dan terlatih dalam menggunakan alat bantu URT dan ketepatan alat bantu yang dipakai menurut kebiasaan masyarakat. 5. Untuk mendapatkan gambaran konsumsi sehari-hari jangan dilakukan pada saat panen, hari pasar, hari pekan, dll. 2.6 Pengaruh Stimulasi Psikososial dengan Status Motorik 2.6.1 Mekanisme Kerja Stimulasi terhadap Motorik Status motorik sangat berkaitan erat dengan stimulasi yang diberikan oleh pengasuh kepada anak. Kesempatan untuk menggerakkan semua anggota tubuh perlu mendapat stimulasi sehingga akan mempercepat tercapainya kemampuan motorik Departemen Kesehatan RI, 2009. Hal ini dapat disimpulkan bahwa stimulasi berperan terhadap perkembangan 38 motorik dimana Hurlock 2000 menjelaskan stimulasi sangat penting untuk mengoptimalkan fungsi-fungsi organ tubuh dan rangsangan perkembangan otak. Dimana perkembangan motorik merupakan perkembangan dari pengendalian gerakan jasmaniah melalui kegiatan pusat saraf, urat saraf dan otot yang terkoordinasi. Pada penelitian Gustiana et al 2011 dipaparkan bahwa anak pada umur 3-5 tahun mengalami status motorik kasar kurang baik lebih banyak pada anak yang jarang diberi stimulasi yaitu sebesar 56, sedangkan pada anak yang sering distimulasi yang mengalami gangguan motorik kasar hanya sebesar 24. Anak yang mengalami status motorik kasar mempunyai risiko 4,03 kali mendapatkan stimulasi yang jarang dibandingkan yang cukup, hasil ini menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara stimulasi dengan status motorik kasar, hasil ini menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara stimulasi dengan status motorik kasar. Dan pada penelitian Gardner et al 2007 dengan uji anova juga menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara stimulasi psikososial dengan perkembangan motorik pada p0.01 dan derajat kepercayaan 95. Mekanisme kerja stimulasi hingga terjadinya kontraksi atau sebuah motorik atau gerakan yaitu seperti yang dijelaskan oleh Tambayong 2001 yaitu bahwa stimulasi yang diterima dan diteruskan melalui saraf ke otak dan medulla spinalis, tempat pesan-pesan itu dianalisis, digabungkan, dibanding-bandingkan dan dikoordinasikan oleh proses yang disebut integrasi. Setelah dipilih, pesan-pesan itu diteruskan oleh saraf ke otot dan 39 kelenjar tubuh, menyebabkan otot berkontraksi atau relaksasi, dan kelenjar bersekresi atau tidak menyekresi produknya. Gambar 2.3 Gambaran Mekanisme Kerja Stimulasi

2.6.2 Pengertian Stimulasi Psikososial

Dokumen yang terkait

Hubungan Pemberian Stimulasi Dengan Perkembangan Motorik Halus Anak Usia 1-5 Tahun di Gampong Rantau Panyang Barat Kecamatan Meureubo Kabupaten Aceh Barat Tahun 2014

5 74 101

HUBUNGAN STATUS GIZI TERHADAP STATUS PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 0 – 3 TAHUN (BATITA) DI KECAMATAN KEJAYAN KABUPATEN PASURUAN

0 15 2

Hubungan asupan zat gizi (energi, protein, besi dan seng), stunting dan stimulasi psikososial dengan status motorik anak usia 3-6 Tahun di paud wilayah Binaan Puskesmas Kecamatan Kebayoran Lama Tahun 2014

7 37 152

Hubungan Asupan Gizi Terhadap Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Usia 6-18 Bulan Di Kelurahan Pamulang Barat Kecamatan Pamulang Tahun 2014

0 6 146

Gambaran asupan karbohidrat dan status gizi anak usia 13-15 tahun di Madrasah Pembangunan UIN Jakarta tahun 2015

1 18 58

HUBUNGAN ASUPAN MIKRONUTRIEN DAN STATUS GIZI ANAK USIA 2-5 TAHUN DI WILAYAH POSYANDU GONILAN Hubungan Asupan Mikronutrien dan Status Gizi Anak Usia 2-5 Tahun di Wilayah Posyandu Gonilan.

0 4 17

HUBUNGAN ASUHUBUNGAN ASUPAN MIKRONUTRIEN DAN STATUSGIZI ANAK USIA 2-5 TAHUN DI WILAYAH POSYANDU GONILAN Hubungan Asupan Mikronutrien dan Status Gizi Anak Usia 2-5 Tahun di Wilayah Posyandu Gonilan.

0 3 12

Hubungan antara stimulasi dan status gizi dengan Perkembangan anak usia 3-4 tahun di wilayah kerja Puskesmas Kuranji Posyandu Taruko.

0 1 8

ASUPAN ZAT GIZI MAKRO DAN SERAT MENURUT STATUS GIZI ANAK USIA 6-12 TAHUN DI PULAU SULAWESI

0 0 8

HUBUNGAN STIMULASI DINI SENSORIS DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA 2-3 TAHUN DI PAUD A LESTARI SURABAYA SKRIPSI

0 0 19