Pertemuan ketujuh Deskripsi Data Hasil Intervensi Tindakan

memberikan tugas untuk mencari soal-soal yang berkaitan dengan luas persegi dan menyarankan siswa agar membuat soal tidak sama persis dengan soal yang ada di buku teks dan teman sekelompoknya

4. Pertemuan kesembilan

Peneliti mengkondisikan siswa untuk duduk secara berkelompk dan siap untuk belajar. Peneliti kemudian menjelaskan materi yang akan dipelajari dan tujuannya. Materi pada pertemuan kedelapam ini adalah luas persegi, sedangkan tujuan pembelajarannya adalah siswa mampu memahami konsep persegi dan menggunakannya dalam menyelesaikan masalah. Sebelum peneliti memberikan LKS, peneliti meminta siswa mengumpulkan pekerjaan rumah berupa soal yang berkaitan dengan luas persegi dan lebih aktif dalam proses pembelajaran. Pada tahap search, siswa diminta untuk mencari dan menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan dalam kasus yang diberikan mengenai luas persegi dalam LKS. Pada tahap ini, seluruh siswa langsung mencari dan menuliskan informai dalam kasus. Peneliti hanya mengingatkan siswa untuk menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan dalam kasus. Dengan berdiskusi bersama teman sekelompoknya, banyak siswa yang menyelesaikan tahap ini dengan cepat. Pada tahap solve siswa menyelesaikan masalah yang ditanyakan berupa luas persegi. Pertanyaan yang diberikan pada tahap solve ini bertujuan untuk membangun sendiri pemahaman siswa mengenai konsep luas persegi panjang. Siswa langsung menyelesaian soal dengan menggunakan karena kasus yang diberikan tidak jauh berbeda degan di pertemuan sebelumnya. Setelah menyelesaikan kasus yang diberikan peneliti, siswa diminta kedepan untuk mengambil soal dan diselesaikan secara individu. Pada tahap ini ada sluruh siswa mendapatkan soal yang berbeda. Tahap selanjutnya adalah create. Setelah siswa menyelesaikan masalah yang diberikan pada tahap sebelumnya, siswa diminta untuk membuat gambar persegi panjang yang memiliki luas yang sama dengan kasus yang diberikan peneliti tetapi sisi-sisinya berbeda dan menyimpulkan rumus mencari luas persegi panjang. Setelah siswa menggambar persegi yang diminta serta membuat kesimpulan mengenai rumus keliling, pada tahap share siswa maju ke depan mempresentasikan apa yang mereka temukan di tahap search dan menjelaskan jawaban mereka pada tahap solve. Siswa menuliskan hasil kerja mereka di papan tulis dan menjelaskannya kepada siswa yang lain. Pada pertemuan kedelapan ini siswa langsung maju dan mempresentasikan hasil pekerjaan mereka di depan siswa yag lain saat guru memberikan kesempatan bagi yang ingin memprentasikan hasil kerja. Siswa juga memberikan pendapat tentang hasil kerja mereka kepada guru dan teman yang lain tanpa dipancing terlebih dahulu oleh peneliti. Setelah beberapa kelompok mempresentasikan hasil kerja dari LKS, peneliti kemudian meminta salah seorang perwakilan kelompok maju ke depan untuk membahas soal yang didapat dari teman yang lain. Memang tidak seantusias mempresentasikan hasil kerja LKS tetapi sudah ada beberapa orang yang dengan malu-malu maju tanpa dibujuk oleh peneliti. Setelah tahapan pembelajaran dengan SSCS selesai, peneliti memberikan kesimpulan mengenai materi yang dipelajari dan mengkonfirmasi pemahaman siswa dengan beberapa pertanyaan. Setelah itu peneliti memberikan angke terbuka kepada siswa untuk menanyakan respon mereka terhadap kegiatan dalam proses pembelajaran SSCS selama ini. Peneliti menutup pembelajaran dengan menginformasikan siswa bahwa pertemuan selanjutnya akan dilakukan tes hasil belajar mengenai persegi dan persegi panjang.

5. Pertemuan kesepuluh

Pada pertemuan kesepuluh, dilakuakan tes hasil belajar siswa mengenai materi persegi dan persegi panjang serta pengisian sngket disposisi matematis skhir siklus II. peneliti meminta siswa mengisi angket disposisi matematis dahulu sebelum mengerjakan tes. Hal ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar dan disposisi matematik siswa SMPN I Jatisari setelah mengikuti proses pembelajaran SSCS. Terdapat 2 orang siswa yang tidak masuk sekolah dan mengikuti tes karena izin dan sakit. Peneliti menjelaskan cara pengisian angket disposisi matematis sama seperti pengsian angket di siklus I dan meminta mereka untuk mengisi angket dengan sejujur-jujurnya dan tidak perlu melihat kepada teman yang lain. c. Hasil Data Siklus II

1. Skor disposisi matematis siswa

Data hasil angket disposisi matematis siswa pada siklus II disajikan dalam tabel distribusi frekuensi sebangai berikut : Tabel 4.6. Distribusi frekuensi disposisi matematik siswa siklus II Nilai Frekuensi ≥ ≥ 51– 60 5 5 11,11 61 – 70 16 21 46,67 71 – 80 18 39 86,67 81 – 90 6 45 100 Dari analisis data disposisi matematis siswa pada akhir siklus II diperoleh bahwa skor rata-rata kelas disposisi matematis adalah 72, standar deviasi 8,17 dan modus 70. Selanjutnya peneliti menemukan bahwa terdapat 33 orang siswa atau 73,3 dari jumlah seluruh siswa di kelas VII H yang memperoleh skor lebih dari sama dengan 70. Sedangkan masing-masing nilai rata-rata disposisi matematik yang diperoleh siswa setiap aspeknya disajikan pada tabel berikut: Tabel 4.7. Data Disposisi Matematis Siswa Siklus II No Aspek Disposisi Matematis Rata-rata SD Nilai min Nilai maks 1 Katertarikan 73 10,52 38 92 2 Kepercayaan Diri 63 9,99 29 83 3 Kegigihan 75 10,59 50 88 4 Fleksibilitas 74 9,89 50 88 5 Metakognisi 70 8,89 44 84 Disposisi Matematis Siswa 72 8,17 53 85 Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa nilai rata-rata kepercayaan diri siswa masih yang paling rendah. Dilanjutkan dengan aspek metakognisi, ketertarikan, fleksibilitas, dan kegigihan masih dengan nilai tertinggi.

2. Nilai tes hasil belajar

Tes hasil belajar siswa pada akhir siklus II mengenai segiempat menunjukan bahwa nilai rata-rata kelas siswa 68, modus 70, dan standar deviasi 11,40. Hal berarti nilai rata-rata kelas telah memenuhi KKM dan siswa yang memenuhi KKM berjumlah 33 orang atau sama dengan 77 dari jumlah seluruh siswa di kelas yang juga berarti ketuntasakan kelas telah tercapai. Berikut tabel frekuensi hasil belajar siswa siklus II. Tabel 4.8. Hasil Belajar Siswa Siklus I Nilai Frekuensi ≥ ≥ 41 – 50 2 2 4,44 51– 60 13 15 33,33 61 – 70 21 36 80 71 – 80 8 44 97,78 81 – 90 1 45 100

3. Observasi tindakan

Dari pengamatan yang dilakukan peneliti dan guru sebagi observer, diperoleh data keterlaksanaan proses pembelajaran SSCS yang disajikan dalam tabel berikut: Tabel 4.5. Data keterlaksanaan proses pembelajaran SSCS siklus II No Aspek yang diamati Pertemuan ke Juml ah Dalam persen 6 7 8 9 1 Siswa aktif mencari informasi 3,5 3,5 3,5 3,5 12 88 2 siswa aktif menyelesaikan masalah 3 3,5 3,5 3,5 11,5 84 3 siswa aktif menyusun bahan presentasi 3 3,5 3 3 10 78 4 siswa berani mengajukan pendapat 3 3,5 3 3 11,5 75 5 Siswa menghargai presentasi temannya 3 3 3 3 11,5 78 6 siswa mempresentasikan hasil kerja 2,5 3 3 3 10,5 72 7 siswa berani menanggapi hasil kerja temannya 3 3 3 3 11 75 Jumlah 17 19 21 20,5 77,5 79 Dalam persen 75 80 80 79 79

Dokumen yang terkait

Pengaruh model pmbelajaran Search, Solve, Create and Share (SSCS) terhadap kemampuan berpikir kreatif matematis siswa

3 13 162

Pengaruh model search, solve, create and share terhadap hasil belajar siswa pada konsep fluida statis

1 18 214

PENGEMBANGAN MEDIA SCAFFOLDING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH DAN DISPOSISI MATEMATIS SISWA PADA MODEL PEMBELAJARAN SEARCH, SOLVE, CREATE AND SHARE

5 23 101

KEEFEKTIFAN MODEL PEMBELAJARAN SEARCH, SOLVE, CREATE, AND SHARE (SSCS) BERBANTUAN KARTU MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK SISWA KELAS VIII

0 40 387

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SEARCH, SOLVE, CREATE, AND SHARE (SSCS) BERBANTUAN PhET UNTUK MENINGKATKAN STRATEGI METAKOGNITIF DAN PEMAHAMAN KONSEP

34 161 158

Pengaruh Model Pembelajaran Search Solve Create And Share (SSCS) dan Problem Based Instruction (PBI) Terhadap Prestasi Belajar dan Kreativitas Siswa

0 5 15

Penerapan Model Pemecahan Masalah Matematis Tipe Search, Solve, Create and Share (SSCS) untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Matematis Siswa Sekolah Dasar.

1 2 16

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SEARCH, SOLVE, CREATE AND SHARE (SSCS) BERBANTU MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF SISWA.

0 0 44

Model Pembelajaran Search, Solve, Create, and Share (SSCS) untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep dan Keterampilan Berpikir Kritis Siswa SMP Pada Topik Cahaya.

4 12 41

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SEARCH, SOLVE, CREAT, DAN SHARE (SSCS) UNTUK MENINGKATKAN BERPIKIR KREATIF DAN KOMUNIKASI MATEMATIKA BERDASARKAN DISPOSISI MATEMATIKA PADA SISWA SMP - repo unpas

0 0 9