Pertemuan kesembilan Deskripsi Data Hasil Intervensi Tindakan
Berdasarkan hasil pengamatan secara keseluruhan pada tabel di atas, diperoleh data bahwa aktivitas siswa telah mengalami peningkatan dari siklus I ke
siklus II. Hal ini menunjukan bahwa tindakan perbaikan yang dilakukan peneliti pada siklus II dapat memperbaiki dan meningkatkan aktivitas siswa dalam
pembelajaran SSCS. Pada siklus I, banyak siswa mengalami kesulitan dalam memahami
perintah dalam LKS sehingga bingung apa yang harus dilakukan. Setelah peneliti berkali-kali menjelaskan tugas apa yang harus dilakukan, siswa akhirnya mengerti
dan menyelesaikan tugas tersebut. Saat siswa diminta membuat gambar dan menyusun hasil kerja untuk dipresentasikan, banyak siswa yang malas
mengerjakannya. Banyak siswa yang hanya melihat dan menyalin pekerjaan temannya. selain kedua hal tersebut, pada siklus I siswa masih malu untuk
mengajukan pendapat sendiri dan malu mempresentasikan hasil kerja mereka sehingga peneliti harus terus meyakinkan siswa agar tidak takut salah dan berani
mencoba. Agar kekurangan pada siklus I dapat diperbaiki maka pada siklus II
peneliti melakukan: 1 membagi kelompok baru yang heterogen berasarkan tes hasil belajar dan skor angket disposisi matematis, 2 memberi pemahaman kepada
siswa untuk tidak takut salah di setiap pertemuan, 3 menegaskan kembali pada siswa bahwa mereka harus menyelesaikan tugas pada setiap tahap kegiatan SSCS
untuk penilaian, 3 meminta siswa untuk mencari soal yang berkaitan dengan materi yang akan dipelajari sebagai pekerjaan rumah kemudian ditukar dengan
teman yang lain untuk diselesaikan di tahap solve. Kegiatan ini bertujuan agar pengetahuan siswa mengenai matematika bertambah sehingga ketertarikan mereka
terhadap matematika meningkat. Selanjutnya, kegiatan ini juga bertujuan agar siswa dapat menyelesaikan soal yang bervariatif sehingga pemahaman, hasil
belajar, dan kepercayaan diri siswa bisa mengingkat. Soal yang bervariatif juga membuat proses pembelajaran SSCS pada tahap share memberikan kesempatan
kepada lebih banyak siswa karena kasus yang mereka berbeda. Melihat bahwa masih ada siswa yang belum memenuhi KKM maka peneliti memberikan tugas
untuk menyelesaikan soal sebagai pekerjaan rumah disamping tugas mencari soal.
Dengan tindakan perbaikan yang dilakukan pada siklus II tersebut, persentase keaktifan yang masih kurang pada siklus I telah mengalami
peningkatan. Siswa menyelesaikan tugas pada setiap tahap SSCS, mulai berani mengajukan pendapat kepada guru dan temannya sehingga kegiatan belajar secara
kelompok mulai kondusif. Siswa juga mulai berani mempresenatsikan hasil kerja dan menanggapi presentasi tersebut.